Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KONSUMERISME

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK IV


KELAS : XII IPS 3

SUCITRA NOVALIA PUTRI


M RAGIL
FEBRIAN EKA PUTRA
JESSICA ARDILIA
RIFKY ARYA DUTA
NABIEL DAIFULLAH IHSAN
ADITYA GANDA KUSUMA
EKO DARMAWAN

SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Konsumerisme merupakan ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok


menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan,
tanpa sadar dan berkelanjutan. Pembelian barang-barang hanya didasari oleh keinginan dan
tidak mempertimbangkan kebutuhan. Pada mulanya, konsumerisme adalah sebuah gerakan
perlindungan terhadap konsumen. Seiring dengan berkembangnya filsafat materialisme dan
positivisme, pandangan konsumerisme berkembang menjadi suatu konsumsi dengan
teknologi modern yang bersifat boros. Konsumerisme terbentuk melalui pembangunan
pusat-pusat hiburan dan pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota besar.
Konsumerisme juga merupakan suatu paham dimana seseorang atau sekelompok
orang melakukan dan menjalankan proses pemakaian barang hasil produksi secara
berlebihan, tidak sadar, dan berkelanjutan. Apabila seorang konsumtif menjadikan
kekonsumtifannya sebagai gaya hidup, maka orang tersebut menganut paham
konsumerisme. Perilaku konsumtif adalah prilaku yang mencerminkan “serba instan”
atau tidak mau menempuh proses. Prilaku konsumtif juga sering dilawankan dengan
perilaku produktif. Bahkan, konsumtif cenderung mengarah pada gaya hidup glamor,
boros, dan lain sebagainya
Sudah menjadi hal lumrah, bahwa manusia dalam hidupnya menuntut berbagai
macam kebutuhan untuk survive(tetap hidup). Tingkat keinginan seseorang
menempati tingkat yang paling tinggi dalam pembelian. Perilaku konsumtif dapat
terjadi karena tindakan pembelian dilakukan ingin tampak berbeda dari yang lain.
Kemudian karena ikut-ikutan, seseorang melakukan tindakan pembelian hanya untuk
meniru orang lain atau kelompoknya dan mengikuti mode yang sedang trend.
Pada banyak kasus, perilaku konsumtif ini tidak berdasarkan pada kebutuhan,
tetapi didorong oleh hasrat dan keinginan. Pergeseran perilaku konsumen tidak lagi
untuk memenuhi kebutuhan tetapi berdasarkan motivasi untuk mendapatkan suatu
sensasi, tantangan, kegembiraan, sosialisasi danmenghilangkan stres. Selain itu
memberikan pengetahuan baru tentang perkembangan trend dan model baru serta
untuk menemukan barang yang baik dan bernilai bagi dirinya.
B.Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas berbagai masalah mengenai konsumen, dimana
dalam suatu bisnis terdapat berbagai kegiatan salah satunya adalah konsumerisme,
yang terdiri dari masyarakat, gaya hidup maupun budaya konsumen yang
mempengaruhi tingkah laku konsumen dalam membeli suatu barang/ jasa. Seorang
konsumen juga memerlukan suatu perlindungan atas hak-haknya, serta perubahan
perilakunya atas globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSUMERISME
Konsumerisme ialah gerakan sosial oleh berbagai pihak untuk meningkatkan
posisi konsumen dalam berinteraksi dengan penjual, baik sebelum, saat dan setelah
konsumsi dilakukan. Konsumen perlu mengetahui hak secara jelas sehingga jika tidak
sesuai dapat mengidentifikasi letak ketidaksesuaian karena kecerobohan
konsumen. Perkembangan teknologi informasi dan era perdagangan bebas
menimbulkan masalah konsumerisme baru yang harus diwaspadai oleh berbagai
pihak sehingga dapat mencegah dampak yang merusak bagi konsumen (Peter Salim,
1996).
Konsumtivisme dan konsumerisme berbeda, konsumerisme justru harus
digalakkan sedang konsumtivisme harus dijauhi karena hidup secara konsumtif,
sehingga tidak mempertimbangkan fungsi tetapi prestise barang. Konsumtif ialah
mengonsumsi barang/ jasa secara berlebihan, mendahulukan keinginan daripada
kebutuhan, tanpa skala prioritas dan gaya hidup bermewah – mewahan. Sedang
konsumerisme gerakan konsumen yang menanyakan kembali dampak aktivitas pasar
bagi konsumen (akhir). Konsumerisme juga sebagai gerakan yang memperjuangkan
kedudukan seimbang antara konsumen, pelaku usaha dan negara, tidak hanya
mencakup isu kehidupan sehari-hari, tapi mengenai produk harga naik atau kualitas
buruk, termasuk HAM berikut dampaknya bagi konsumer.

1. Masyarakat Konsumer
Masyarakat konsumer disebut masyarakat kapitalis mutakhir (Jean Braudillard,
2005) dan Adorno katakan empat aksioma penting “masyarakat komoditas/
konsumer”, diantaranya : masyarakat di dalamnya berlangsung produksi barang,
bukan terutama bagi pemuas keinginan dan kebutuhan manusia, namun demi profit
dan keuntungan. Kedua, muncul kecenderungan umum pada konsentrasi kapital yang
massif dan memungkinkan operasi pasar bebas terselubung demi keuntungan
produksi monopoli barang standarisasi, cenderung pada industri komunikasi. Ketiga,
tuntutan terus meningkat akibat kelompok yang lebih kuat cenderung untuk
memelihara, melalui sarana yang tersedia, kondisi relasi kekuasaan dan kekayaan
yang ada dalam hadapi ancaman sebenarnya mereka sebarkan sendiri. Keempat,
kekuatan produksi sangat maju, dan saat itu hubungan produksi terus membelenggu
kekuatan produksi yang ada.
2. Proses Gaya Hidup
Dalam masyarakat konsumer terdapat proses konsumsi dan pengembangan gaya
hidup (Feathersone, 2005). Pembelajaran melalui majalah, koran, televisi, dan radio
yang menekan peningkatan diri, transformasi personal, cara mengelola kepemilikan,
hubungan dan ambisi, serta cara membangun gaya hidup. Maka, mereka yang bekerja
di media, desain, mode, dan periklanan serta para intelektual informasi yang memberi
pelayanan serta memproduksi, memasarkan dan menyebarkan barang simbolik
sebagai perantara budaya baru (Bordieu, 1984). Dalam wacana kapitalisme, semua
yang diproduksi pada akhirnya akan didekonstruksi oleh produksi baru berikutnya,
berdasar hukum “kemajuan” dan “kebaruan”. Dan karena dukungan media,
realitas-realitas diproduksi mengikuti model-model yang ditawarkan oleh media
(Piliang dalam Ibrahim, 1997, hal. 200).
Budaya konsumerisme muncul setelah masa industrialisasi ketika barang mulai
diproduksi massal sehingga butuh konsumen banyak. Media menempati posisi
strategis sekaligus menentukan calon konsumen. Jadi motivasi membeli tidak lagi dari
diri sendiri berdasar kebutuhan riil, namun karena otoritas lain memaksa membeli.
Semakin cantik acara disajikan akan semakin mengundang banyak penonton.
Selanjutnya, rating tinggi merangsang produsen untuk memasang iklan yang
merupakan proses persuasi efektif dalam pengaruhi keputusan masyarakat dalam
mengonsumsi.
3. Budaya Konsumer
Pilliang kemukakan Kebudayaan konsumer dikendalikan sepenuhnya oleh hukum
komoditi dimana konsumen sebagai raja, hormati nilai individu, pemenuhi kebutuhan,
aspirasi, keinginan dan nafsu, memberi peluang setiap orang untuk asyik sendiri
(Piliang, 1999). Ada tiga perspektif utama budaya konsumer menurut Featherstone
(1991), diantaranya : budaya konsumer didasari premis ekspansi produksi komoditas
kapitalis yang menyebabkan peningkatan akumulasi budaya material luas dalam
bentuk barang konsumsi dan tempat pembelanjaan yang menyebabkan tumbuh
aktivitas konsumsi serta menonjolnya pemanfaatan waktu luang masyarakat
kontemporer Barat. Kedua, budaya konsumer berdasar perspektif sosiologis yang
lebih ketat, yaitu kepuasan diperoleh dari barang yang dikonsumsi terkait akses
terstruktur secara sosial. Fokus perspektif pada pemanfaatan barang guna
menciptakan ikatan/ perbedaan sosial. Ketiga, kesenangan emosional aktivita s
konsumsi, impian dan hasrat yang menonjol dalam khayalan budaya konsumer,
tempat konsumsi beragam timbulkan gairah dan kenikmatan estetis langsung.
Budaya konsumerisme adalah jantung kapitalisme, yaitu budaya berbagai bentuk
dusta, halusinasi, mimpi, semu, artifisialitas, pendangkalan, kemasan wujud komoditi,
melalui strategi hipersemiotika dan imagologi, yang dikonstruksi secara sosial melalui
komunikasi ekonomi (iklan, show, media). Hiperealitas menciptakan kondisi
kepalsuan berbaur keaslian; masa lalu berbaur masa kini; fakta simpang siur dengan
rekayasa; tanda melebur dengan realitas; dusta senyawa dengan kebenaran. kekuatan
hipersemiotika dan hyper-sign merupakan kekuatan utama dari apa yang disebut
sebagai wacana postmodernisme, seperti dalam arsitektur, desain, sastra, media, iklan,
fashion, musik, film dan berbagai produk kebudayaan lain yang sangat luas
4. Model dan Penelitian terhadap Perilaku Konsumen
Dalam memahami perilaku konsumen, seorang pemasar perlu penelitian terkait
konsumen& produk yang dipasarkan. Penelitian guna memperoleh informasi
karakteristik konsumen hingga pemasar lebih mengenal siapa dan bagaimana
perilaku konsumen dalam mencari, menggunakan, dan membuang produk.

B. PERLINDUNGAN KONSUMEN
1) Definisi perlindungan konsumen
-UU No.8 Tahun 1999, pasal 1 (1), “segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen”.
-GBHN 1993 melalui Tap MPR Nomor II/MPR/1993, Bab IV, huruf F butir 4a :
“pembangunan perdagangan ditujukan untuk memperlancar arus barang dan jasa
dalam rangka menunjang peningkatan produksi dan daya saing, meningkatkan
pendapatan produsen, melindungi kepentingan konsumen.”
Perlindungan konsumen ialah perangkat hukum guna lindungi dan terpenuhi
hak konsumen. Contoh, penjual wajib menunjukkan harga sebagai informasi pada
konsumen. Ketidak pahaman konsumen akan hak dan kewajiban dalam memakai
barang dan/atau jasa yang disediakan oleh pelaku bisnis sering menimbulkan kerugian
pada konsumen, baik kerugian fisik (kesehatan dan keselamatan) maupun nonfisik
(uang). Maka perlu lembaga perlindungan konsumen salah satunya Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI), agar konsumen Indonesia tidak dirugikan dalam
mengonsumsi barang dan/ atau jasa. Perlindungan konsumen tertuang dalam
Undang-undang No.8 Tahun 1999 atau Undang-undang Perlindungan Konsumen
(UUPK) yang dijelaskan hak dan kewajiban konsumen dan pelaku bisnis serta
pihak-pihak terkait dalam program Perlindungan Konsumen. Berikut UU No. 8 Tahun
1999 Tentang Perlindungan Konsumen Republik Indonesia Bab III Pasal 4 : Hak
konsumen adalah :
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang/ jasa;
b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, jujur mengenai kondisi dan jaminan barang/
jasa;
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhan atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan dan pendidikan konsumen secara patut;
f. Hak untuk mendapat pembinaaan dan pendidikan konsumen;
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
h. Hak untuk mendapat barang kompensasi, ganti rugi/ penggantian, jika barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya
j. Serta kewajiban konsumen (Pasal 55 UU No. 8 Tahun 1999),
diantaranya membaca atau mengikuti petunjuk, beritikad baik, membayar sesuai
nilai tukar yang disepakati, mengikuti upaya penyelesaian sengketa perlindungan
konsumen secara patut.
a) Dasar hukum perlindungan konsumen selain UU diatas, diantaranya :
b) UUD 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 33.
c) Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
(Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 42 Tambahan lembaran
Negara RI Nomor 3821
d) Undang Undang Nomor 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Usaha Tidak Sehat.
e) UU Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif Penyelesian
Sengketa
f) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan dan
Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen
g) Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 235/DJPDN/VII/2001
Tentang Penangan pengaduan konsumen kepada Seluruh dinas Indag
Prop/Kab/Kota
Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 795
/DJPDN/SE/12/2005 tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan Konsumen
Adapun Azas perlindungan konsumen antara lain :
a. Asas Manfaat; segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan harus
memberikan manfaat sebesar mungkin bagi kepentingan konsumen dan pelaku
usaha keseluruhan,
b. Asas Keadilan; partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan
memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh
haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil,
c. Asas Keseimbangan; memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen,
pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil ataupun spiritual,
d. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen; memberikan jaminan atas
keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalarn penggunaan, pemakaian dan
pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan;
e. Asas Kepastian Hukum; pelaku usaha/ konsumen menaati
hukum&memdapat keadilan penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta
negara menjamin kepastian hukum.

2) Tujuan Perlindungan Konsumen


Sesuai dengan pasal 3 Undang-undang no. 8 tahun 1999 Perlindungan Konsumen,
tujuan dari Perlindungan ini adalah :
a) Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen guna lindungi
diri,
b) Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari
ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa,
c) Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen,
d) Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian
hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi,
e) Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan ini
sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha,
f) Meningkatkan kualitas barang atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan
keselamatan konsumen.

C. GLOBALISASI DAN PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN


Globalisasi menghilangkan batas negara guna mengonsumsi suatu produk atau
jasa. Teknologi informasi memudahkan konsumen mendapat informasi perilaku
konsumsi, produk, dan gaya hidup di negara lain dan pengaruhi perilaku
konsumsi itu sendiri. Teknologi informasi juga mempengaruhi pelaku bisnis dalam
penyebaran informasi dan berkomunikasi dengan konsumen.Saat
memutuskan membeli, konsumen pertimbangkan negara asal merek sebagai bahan
evaluasi. Konsumen miliki sikap, preferensi & persepsi tertentu pada produk/ jasa
yang dihasilkan suatu negara. Efek negara asal mempengaruhi cara konsumen menilai
kualitas dan pilihan terhadap produk yang akan dikonsumsi.
Kedekatan konsumen dengan dunia online menjadi salah satu ciri perilaku
konsumen yang terlihat berbeda-beda akhir-akhir ini. Pertumbuhan internet di
Indonesia yang semakin dahsyat memang menciptakan konsumen yang mulai
memilih belanja online sebagai salah satu cara berbelanja. Menarik mempelajari ini
bagi saya dan tentunya Anda semua.

Berikut ini beberapa alasan perubahan perilaku konsumen tahun ini


a. Perubahan demokrafi
Yaitu salah satu pendorong terjadinya perubahan perilaku konsumen di Indonesia.
Dalam 10 tahun terakhir terjadi perubahan demokrafi di Indonesia. Semakin
meningkat pendapatan ekonomi masyarakat Indonesia menciptakan masyarakat baru
di Indonesia, seperti kelas menengah yang semakin besar, meningkatnya kelompok
produktif, dan berkurangnya tingkat kelahiran. Pendapatan masyarakat yang semakin
besar di satu sisi memang terlihat baik, namun dilain sisi semakin tinggi kemakmuran
masyarakat di sebuah negara menciptakan berbagai penyakit baru.
b. Perubahan teknologi
Kini konsumen merasa tidak bisa hidup tanpa bantuan internet, bahkan merasa
terdorong untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain melalui
internet. Konsumen semakin percaya bahwa internet menjadi saluran komunikasi dan
distribusi bagi produk yang diinginkan, meski bukan satu - satunya teknologi di
masyarakat. Teknologi seperti biotechnology dan medical technology membuat
konsumen semakin percaya terhadap teknologi yang mengatur dan membantu
kehidupan mereka.
c. Masalah lingkungan
Kerusakan lingkungan yang semakin parah, isu global warming, dan sulitnya
mendapatkan SDA perlahan membuat konsumen semakin sadar lingkungan. Harus
diakui, perhatian konsumen di Indonesia terhadap lingkungan sampai sekarang masih
minim. Namun, adanya tekanan dan policy dari pemerintah serta keadaan lingkungan
yang dirasakan akan memaksa konsumen untuk sadar terhadap lingkungan. Salah satu
masalah yang dihadapi konsumen adalah sampah yang semakin menumpuk.
Manajemen sampah menjadi masalah tiap rumah tangga hingga konsumen akan mulai
berpikir untuk membeli produk-produk daur ulang, tidak terbebani sampah dan
mengurangi konsumsi plastik dan material yang tidak langsung hancur oleh tanah.
Masyarakat yang benar-benar hidup di era internet merajai. Informasi ini bukan
saja memberi saya inspirasi untuk melihat pasar yang sedang terbakar, maksud saya
sedang naik-naiknya, tapi memberi cara menghadapi gaya konsumen di era sekarang.
d. Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang
memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai,
rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang
menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun
dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama
mereka menjalani siklus kehidupan.
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup
terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan
bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen
lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir,
perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang
ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya
hidup individu tersebut.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya
demografi, kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali (1998)
menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu
penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya
pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga
berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan
keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa tetap terpadat.
e. Perubahan Sikap
Strategi perubahan sikap dapat dilakukan baik terhadap produk dengan
keterlibatan tinggi, maupun untuk produk dengan tingkat keterlibatan rendah. Usaha
mengarahkan audiens untuk produk dengan keterlibatan rendah ditempuh dengan
mentransformasi situasi ke arah keterlibatan konsumen yang tinggi. Adapun strategi
perubahan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tertentu dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi persuasif, yang mengikuti alur proses komunikasi
yang efektif. Pemasar harus mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan dapat
menyebabkan perubahan sikap dari penerima pesan atau konsumen. Faktor sumber,
pesan, dan penerima pesan dapat digunakan secara optimal untuk menghasilkan
perubahan sikap dan tentunya perubahan perilaku positif dari konsumen yang
diharapkan oleh pemasar. Kredibilitas dari sumber pesan menjadi fokus dari
komunikasi persuasif. Dalam mengelola pesan, yang harus diperhatikan adalah
struktur, urutan, dan makna yang terkandung dalam pesan. Karakteristik dari
penerima pesan, yang meliputi kepribadian, mood, dan jenis kepercayaan yang
dimiliki juga menjadi faktor penentu keberhasilan komunikasi persuasif.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Konsumerisme ialah gerakan menyeimbangkan kedudukan antara konsumen,
pelaku usaha dan negara, tidak hanya isu kehidupan sehari-hari, namun kualitas
produk, termasuk HAM dan dampaknya bagi konsumer. Dalam kosumerisme terdapat
berbagai unsur yang harus diperhatikan seperti masyarakat consumer, proses gaya
hidup, budaya consumer dan model dan penelitian terhadap perilaku konsumen.
Seorang konsumen harus dilindungi hak serta kewajibannya, maka dibentuk
lembaga perlindungan konsumen, salah satunya ialah YLKI. Dalam perlindungan
konsumen ini terdapat beberapa asas diantaranya : asas manfaat, asas keadilan, asas
keseimbangan, asas keamanan dan keselamatan konsumen, dan asas kepastian
hukum. Tujuan perlindungan ini adalah untuk tingkatkan kesadaran, kemampuan dan
kemandirian; mengangkat harkat dan martabat; tingkatkan pemberdayaan konsumen
dalam memilih, menentukan dan menuntut haknya; menciptakan kepastian hukum
dan keterbukaan informasi; dan meningkatkan kualitas barang atau jasa.
Globalisasi menghilangkan batas negara guna mengonsumsi suatu produk atau
jasa. Teknologi informasi memudahkan konsumen mendapat informasi perilaku
konsumsi, produk, dan gaya hidup di negara lain dan pengaruhi perilaku konsumsi itu
sendiri. Perubahan perilaku konsumen ini dapat diketahui berdasarkan beberapa
alasan perubahan atas unsur – unsur sebagai berikut : perubahan demokrafi,
perubahan teknologi, masalah lingkungan, gaya hidup, dan perubahan sikap.
DAFTAR PUSTAKA

http://psikologi-zone.blogspot.co.id/2015/02/konsumerisme.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Perlindungan_Konsumen
http://anisa08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/perilaku-konsumen/
https://manajement.info/2012/05/14/konsumerisme-perlindungan-konsumen-dan-peru
bahan-perilaku/
http://yulianaritongaug.blogspot.co.id/2015/06/bab-xii-perlindungan-konsumen.html
http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-inovasi.html
http://retnomayapada.blogspot.com/2012/11/sejarah-uang_1.html
http://who21.wordpress.com/2014/10/14/teori-perilaku-konsumen/
http://merdifransisca.blogspot.com/
http://rizkiekapuspita.blogspot.com/2014/01/perilaku-konsumen-minggu-13-penyebar
an.html
https://gloriacharlotte.wordpress.com/2014/12/02/perubahan-perilaku-konsumen-demi
-memenuhi-kebutuhan-hidup/
http://dotsemarang.blogspot.co.id/2015/05/ini-alasan-perubahan-perilaku-konsumen.h
tml
SOAL ESSAY
1. Apa saja contoh Konsumerisme?
2. Apa yang di maksud dengan Konsumerisme?
3. Apa saja penyebab dari Konsumerisme?
4. Apa dampak dari Konsumerisme?
5. Kenapa konsumerisme muncul di masyarakat ?
6. Mengapa konsumerisme dapat memberikan pengaruh buruk?
7. Apa perbedaan konsumerisme dan konsumtif?
8. Bagaimana cara mengurangi/mengatasi konsumerisme?
9. Siapa penggagas utama dalam konsep konsumerisme
10. Apa dampak positif dari konsumerisme

SOAL PILIHAN GANDA


1) Modernisasi dan globalisasi mampu menyediakan berbagai barang produksi luar
dengan harga murah dan mudah didapatkan, sehingga menghambat motivasi
manusia Indonesia untuk membuat produk/barang sendiri. Kenyataan tersebut
dapat menimbulkan dampak negatif dalam bentuk..
a. Materialisasi
b. Konsumerisme *
c. Modernisme
d. Sekularisme
e. Globalisasi
2) Konsumerisme adalah kondisi sosial yang terjadi saat konsumsi menjadi pusat
kehidupan banyak orang dan bahkan menjadi tujuan hidup. Ketika semua itu
terjadi segala kegiatan hanya berfokus pada pemenuhan konsumsi saja.
Pengertian tersebut merupakan pengertian konsumerisme menurut…
a. Selo Soemardjan
b. Collin Campbell
c. Robert G Dunn
d. Zygmut Baumant
e. Gillin
3) Perhatikan pernyataan di bawah ini !

1.Pola konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa.

2.Tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa.

3.Tingkat kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa

4.Pergerakan taktis pasar dalam menjaring konsumen.

5.Pola kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa

Yang termasuk objek dari konsumerisme adalah...

a. 1, 2, dan 3

b. 1, 2, dan 4

c. 2, 3, dan 4

d. 2, 3, dan 5

e. 3, 4, dan 5

4) Yang termasuk dampak negatif konsumerisme adalah berikut ini, kecuali…

a. Uang tidak lagi memiliki arti


b. Konsumerisme menjadi budaya dalam masyarakat
c. Menciptakan Pasar Produsen
d. Ketimpangan sosial
e. Menimbulkan keresahan

5) Mencapai kepuasan diri dengan mengonsumsi atau membeli barang-barang


mewah tanpa melihat nilai guna dari barang yang dikonsumsi merupakan ....
konsumerisme
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Objek
d. Ciri-ciri
e. Dampa

6) Berikut merupakan ciri konsumerisme,kecuali


a. Membeli barang yang dibutuhkan
b. Kebanggaan penampilan
c. Sekadar ikut-ikutan (pengikut)
d. Pembeli ingin tampak berbeda dari yang lain
e. Menarik perhatian orang lain
7) Berikut ini termasuk dampak positif konsumerisme, kecuali
a. Konsumerisme menjadi budaya di masyarakat
b. Membuka lapangan kerja
c. Menciptakan pasar produsen
d. Mengurangi dampak pengangguran
e. Meningkatkan motivasi

8) Berikut yang termasuk ciri fenomena konsumerisme adalah


a. Rajin menabung
b. Tidak mudah tergoda oleh diskon
c. Membeli sesuatu untuk menarik perhatian orang lain
d. Mendahulukan kebutuhan dibanding keinginan
e. Membeli sesuatu sesuai kebutuhan

9) Menurut Stearns, fenomena konsumerisme mulai muncul pada masa


a. Pra aksara
b. Modern
c. Pra sejarah
d. Pra modern
e. Zaman batu

10) Pernyataan yang mana yang termasuk konsumerisme


a. Membeli kebutuhan sekolah sesuai yang dibutuhkan
b. Membawa bekal ke sekolah
c. Mengganti handphone saat benar benar rusak
d. Mengumpulkan perhiasan untuk dipamerkan kepada geng arisan
e. Menyisihkan uang bekal untuk ditabung

Anda mungkin juga menyukai