Anda di halaman 1dari 6

MEMAHAMI PERUBAHAN PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT POST-INDUSTRIAL

Pendahuluan

Latar belakang masalah

perubahan perilaku konsumen di era post-industrial saat ini adalah salah satu masalah yang
harus dihadapi oleh masyarakat ditambah dengan hadirnya teknologi yang sangat canggih,
dengan adanya itu semua dapat memudahkan masyrakat untuk melakukan segala macam
aktivitas, khususnya dalam aspek ekonomi. Permasalahan yang sering terjadi dikalangan
masyarakat di era poet-industrial ini, banyak diantara kita yang mengonsumsi barang yang
tidak diperlukan bahakan tidak dinginkan. Inilah yang menjadi tujuan para kapitalisme di era
post-industrial, bukan hanya memanipulasi ideologi, bahkan menebar perangkap ide-ide
kultural yang menciptakan kebutuhan semu dan Hasrat yang tinggi untuk membeli produk
industri yang berlebih, menciptakan imprealisme kultural melalui iklan. Dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi. Akan tetapi, perlu disadari bahwa dibalik itu semua
ditengah kekuatan industry yang menghegemoni ada masyarakat yang tidak terpengaruh
olehnya, mereka bersikap resisten terhadap tawaran gaya hidup yang berlebihan.

Rumusan masalah

 Pengetahuan tentang perilaku konsumsi


 Perilaku konsumsi dari berbagai aspek
 Memahami secara labih arif dinamika perilaku konsumsi masyarakat
Tujuan pembahasan
 Untuk mengetahui perilaku konsumsi
 untuk mengetahui aspek-aspek perilaku konsumsi
 untuk mengetahui dinamika perilaku konsumsi

Pengetahuan tentang perilaku konsumsi

Memahami perubahan perilaku ekonomi masyarakat post-industrial, niscaya tidak akan


pernah memadai dan tidak aka nada ujungnya jika hanya diperlakukan sebagai bagian dari
implikasi atau keterkaitan perkembangan neoberalisme atau politik ekonomi kerap disebut
juga politik ekonomi libido (libidonomics). Dari cara kerja kekuatan industri budaya yang
sistematis, menghegemoni atau menguasai dan memanfaatkan berbagai hal, seperti iklan
dan budaya populer seperti budaya asing yang sedang buming dikalangan masyarakat
berupaya mendorong sikap radikal yang tidak akan terpuaskan dari konsumen yang
terperangkap dalam hasrat dan keinginan yang tidak pernah terpuaskan, menghasilkan
adanya perubahan perilaku konsumsi, pergeseran gaya hidup dan munculnya budaya
konsumen dengan perilaku berlebih.

Berbeda dengan kapitalisme awal dan era kapitalisme modern yang dominan terhadap
pengeksploitasian nilai lebih tenaga kerja yang ada dan lebih mengandalkan kekuatan
modal. Kapitalisme di era post-industrial umumnya lebih banyak mengandalkan pada
kemampuan memanipulasi ideologi, menebar perangkap ide-ide kultural yang menciptakan
kebutuhan semu dan Hasrat yang kuat untuk selalu membeli produk-produk budaya, serta
kemampuan memanfaatkan teknologi informasi untuk menciptakan imperialisme kultural.
Dengan menciptakan dan memanfaatkan ikon-ikon budaya, idola yang memesona,iklan
yang sangat sugestif dan dunia simulasi yang mengalahkan realitas alamiah, ini semua
membuat para konsumen terlena seolah masuk dalam perangkap impian dan dunia
halusinasi yang memabukkan bahkan menelerkan.

Perilaku konsumsi dari berbagai aspek

aspek Kata kunci Keterangan

Poltik ekonomi. Libidonomics, Transaksi dan pertukaran ekonomi yang


neoliberalisme. dikuasai Hasrat dan keinginan.

Era perkembangan. Masyarakat informasi Sebuah era dimana masyarakat makin


dan kapitalisme familiar dengan teknologi informasi, dan
lanjut. system ekonomi yang lebih berorientasi
pada konsumsi daripada produksi.

Yang diperjual- Komoditas dan Produk hasil kerja manusia yang


belikan. komodifikasi. diperjualbelikan di pasar, dan proses
dimana aktivitas maupun manusia sendiri
kadang diperlakukan layaknya barang.

Realitas yang Hiper-realitas, Realitas alamiah dan bentuk sulit


berkembang. simulasi. dibedakan.

Teknologi. Teknologi informasi, Masyarakat dan pelaku ekonomi banyak


gadget, internet. mengandalkan dan tergantung pada peran
teknologi informasi dan internet.

Budaya yang Budaya konsumen. Budaya yang sengaja dikembangkan


berkembang. kekuatan industri budaya untuk
menciptakan keinginan konsumen yang tak
pernah terpuaskan.

Sistem ekonomi. McDonalisasi. Semacam penerapan cara kerja birokrasi


modern dalam sistem ekonomi yang
terorganisasi lebih efisien, massal, dan
seragam.

Instrument yang Iklan dan budaya Iklan dan budaya populer menciptakan
dimanfaatkan. populer. mimpi dan Hasrat konsumen yang radikal.

Komunitas. Cyber space dan net Disebut juga dengan istilah now
generation. generation, generasi yang menginginkan
segala sesuatunya harus cepat dan seketika
ada

Hubungan antar Reifikasi dan Hubungan antarmasnusia direduksi seolah


manusia. feitisisme komoditas. benda mati yang tidak memiliki perasaan.

Perilaku Konsumsi berlebih Dengan dukungan adanya kartu kredit,


masyarakat. dan penggunaan konsumen menjadi makin konsumtif,
waktu senggang. boros, dan menikmati waktu luang yang
sifatnya rekreatif dan konsumtif

Perubahan yang Gaya hidup dan Gaya hidup dan image dikembangkan
terjadi. image. untuk penampilan dan perbedaan dengan
kelas/kelompok sosial ekonomi lain.

Berbelanja dan terus mengonsumsi produk-produk industry budaya, ibaratnya adalah


narkotika yang menimbulkan sikap adiktif yang tak tertahankan. Bisa dibayangkan, apa yang
akan terjadi Ketika konsumen, baik pada saat memiliki uang atau tidak, sepanjang ditangan
mereka ada uang plastik atau kartu kredit yang menawarkan berbagai kemudahan
pembayaran cicilan, maka berap pun harga yang akan dibeli tidak jadi masalah. Utang, yang
biasanya dilakukan masyarakat miskin sebaga pilihan terakhir Ketika mereka benar-benar
tidak memiliki uang kontan, bagi masyarakat post-industrial itu tidak lah berlaku justru
mejadi bagian dari gaya hidup post-modren. Konsumen yang keren adalah yang memiliki
kartu kredit dari berbagai jenis bank sedang berbaris rapih dalam dompet, yang semuanya
itu siap memberikan jebakan batman seperti utang yang seringkali di luar kemampuan
penghasilan bulanan si pemilik kartu kredit.

Memahami secara labih arif dinamika perilaku konsumsi masyarakat

Perilaku konsumsi dan bagaimna cara kekuatan industri budaya memeanipulasi selera
konsumen, pada batas-batas tertentu adalah bentuk relasi satu arah yang indoktrinatif,
sugestif, manipulatif, dan melahirkan masyarakat konsumen “satu dimensi” yang cara
berpikir dan hasratnya sepenuhnya ditentukan oleh suprastrukutur kultural yang
dikembangkan kekuatan kapitalisme. Tetapi, tentu tidak boleh mengabaikan begitu saja
realitas lain, bahwa di balik kekuatan industry budaya yang menghegemoni, ternyata masih
tetap ada manusia-manusia yang mempu melawan hegemoni kekuatan industri budaya,
bersikap resisten terhadap tawaran gaya hidup yang diciptakan iklan dan budaya populer,
serta mampu mengembangkan mekanisme survival dan gaya hidup yang jauh berbeda dari
apa yang dikehendaki kekuatan kapitalisme.
Dibalik perilaku konsumen-konsumen yang kerangjingan dan boros, bagaimanapun tetap
dapat dijumpai konsumen-konsumen yang selektif dan memiliki cita rasa tersendiri yang
unik, tidak larut dalm pusaran mainstream di mana hasrat dan selerenya adalah hasil dari
cara berpikirnya sendiri dan terbebas dari dominasi kultural industri budaya. Ada bebrapa
ciri kelompok masyarakat yang bersifat seperti ini :

 Pertama, kelompok masayarakat yang dengan sengaja menarik diri dan mengindari
keterlibatan dengan tekonologi informasi dan budaya populer yang dianggap
merupakan ancaman terhadap eksistensi kemanusiaan.
 Kedua, kelompok masyarakat yang meyakini jalan kehidupannya sendiri,
mengembangkan pranata sosial yang unik, yang berbeda dari gaya hidup kelas
borjuis yang justru mereka anggap keliru.
 Ketiga, kelompok masyarakat yang tetap masuk dalam lingkaran pengaruh kekuatan
industri budaya dan tidak alergi terhadap dunia simulasi yang menghibur,
menyenangkan dan menawarkan mimpi-mimpi, namun bersikap selektif dalam
memilih cara mengisi waktu senggang dan cara memanfaatkan uang yang
dimilikinya sebaik mungkin.

ANALISIS BAB 11 MEMAHAMI PERUBAHAN PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT POST-


INDUSTRIAL

OLEH : Anugrah Martua Siregar

Perubahan perilaku ekonomi masyarakat post-industrial dapat dilihat dari berbagai aspek,
terutama pada aspek politik ekonomi yang memunculkan budaya konsumen dengan
perilaku berlebih, menciptakan hasrat dan keinginan yang kuat kepada konsumen agar
membeli atau mengnsumsi barang yang tidak dibutuhkan sama sekali, bahkan tidak sesuai
dengan pendapatan kesehariannya. Kapitalisme di era post-industrial umumnya lebih
banyak mengandalkan kemampuan memanipulasi ideologi-ideologi menebar ide-ide
kultural yang menciptakan kebutuhan semu dan keinginan yang kuat untuk membeli
produk-produk budaya. Berbeda dengan era kapitalisme modern yang hanya mengandal
kan kekuatan modal dan tenaga kerja yang lebih. Kalu dilihat saat ini manusia sudah
memasuki tahapan ekonomi di era post industrial ini, contohnya banyak yang sudah mulai
memakai kartu kredit untuk mempermudah pembayaran justru menjerumuskan pengguna
ke dalam kesulitan ibarat perkebunan mawar, sekilas tampak indah namun menusuk
menyayat jiwa. Banyak lagi diantara kita yang terlalu memperkaya diri yang mengakibatkan
tidak tahu mau digunakan untuk apa lagi kekayaannya sehingga cenderung membeli barang
yang bahkan ia sendiri tidak menginginkanya, padahal kekayaannya itu dapat digunakan
untuk menolong orang yang kesusahan ataupun yang tidak mampu. Walau begitu ada juga
sekelompok orang yang tidak terpengaruh oleh efek yang ditimbulkan akibat perubahan
ekonomi di era post-industrial ini, ditengah industri budaya yang menghegemoni justru
mereka lebih bersikap resisten terhadap tawaran gaya hidup yang diciptakan iklan dan
budaya populer. Merekalah konsumen-konsumen yang selektif dan memiliki cita rasa
tersendiri yang unik, tidak larut dalm pusaran mainstream di mana hasrat dan selerenya
adalah hasil dari cara berpikirnya sendiri dan terbebas dari dominasi kultural industri
budaya. Orang-orang seperti inilah yang akan tetap menjaga ekonomi bangsa tetap stabil.

Saran

Saran saya untuk berperilaku selektif dalam memilihcara mengisi waktu senggang dan cara
memanfaatkan uang yang dimiliki tidak untuk berfoya-foya, dan tetap masuk dalam
lingkaran pengaruh kekuatan industri tetapi, tetap pada jalan yang semestinya dan jangan
sampai terjerumus ke dalam lubang kesesatan yang timbul dari efek post-industrial.

DAFTAR PUSTAKA

DR, Bagong Suyanto, Sosiologi Ekonomi : Kapitalisme dan Konsumsi di Era Post-Modern,
2014, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai