0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan6 halaman
Anda dipersilahkan untuk mencermati fenomena kehidupan bangsa indonesia dewasa ini yang memperlihatkan benturan kepentingan antara pengusaha (kaum kapitalis) dan pihak buruh (kaum proletar)dalam perspektif marx.
Anda dipersilahkan untuk mencermati fenomena kehidupan bangsa indonesia dewasa ini yang memperlihatkan benturan kepentingan antara pengusaha (kaum kapitalis) dan pihak buruh (kaum proletar)dalam perspektif marx.
Anda dipersilahkan untuk mencermati fenomena kehidupan bangsa indonesia dewasa ini yang memperlihatkan benturan kepentingan antara pengusaha (kaum kapitalis) dan pihak buruh (kaum proletar)dalam perspektif marx.
Anda dipersilahkan untuk mencermati fenomena kehidupan bangsa indonesia
dewasa ini yang memperlihatkan benturan kepentingan antara pengusaha (kaum kapitalis) dan pihak buruh (kaum proletar)dalam perspektif marx. Karl Marx adalah salah satu tokoh yang pemikirannya mewarnai dengan sangat jelas dalam perkembangan ilmu sosial khususnya dalam teori konflik. Berkaitan dengan konflik, Marx mengajukan pemikiran yang mendasar tentang kelas sosial dan perjuangannya. Mengenai kelas sosial, Marx tidak mendefinisikan secara panjang lebar, namun ia hanya menunjukkan realita masyarakat pada abad ke- 19 di Eropa, di mana ia tinggal. Menurutnya, bahwa masyarakat pada waktu itu terdiri dari kelas pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja miskin (kelas proletar). Ia menambahkan bahwa kedua kelas sosial ini berada dalam suatu hierarki dalam stratifikasi sosial. Kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Eksploitasi ini akan terus berjalan selama terdapat kesadaran dalam diri proletar, yaitu rasa menyerah diri, menerima apa adanya dan lain sebagainya.Menurut Marx, konflik disebabkan oleh faktor Ekonomi. Oleh karena itu, teori Marx ini juga dikenal dengan determinisrne ekonomi. Yang dimaksud dengan faktor ekonomi disini adalah penguasaan terhadap alat produksi oleh kaum borjuis.Walaupun borjuis berjumlah sedikit, mereka memonopoli kekuasaan sekaligus menguasai hasil-hasilnya. Sedangkan proletar sebaliknya, mereka yang jumlahnya lebih besar tidak mempunyai kekuasaan, mereka hanya diarahkan, dikendalikan dan diperas oleh borjuis dengan cara sewenang-wenang, atau dengan kekerasan yang bertentangan dengan hak asasi manusia.Proletar bekerja guna memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, mereka menerima upah dari kaum borjuis. Sedang kelas borjuis bekerja dengan mencari untung atau laba sebanyak-banyaknya. Proletar sering menjadi target eksploitasi borjuis. Mereka sering diperas tenaganya dan diberikan upah yang rendah guna kepentingan meraup laba sebesar-besarnya. Sebab proletar tak bisa menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga menumpang pada borjuis untuk dapat bertahan hidup. Mereka pun menerima apa adanya, asalkan dapat bekerja, memperoleh upah dan dapat bertahan hidup dengan keluarga. Menurut Marx,dalam perjuangannya, proletar kehilangan kebebasannya. Merekapun memprotes kaum borjuis dengan melakukan demonstrasi. Proletar telah menyadari bahwa kaum borjuis telah mengeksploitasi mereka. Mereka pun mengadakan revolusi besar-besaran sebagai reaksi terhadap kejahatan borjuis. Marx mengharapkan, bahwa pasca revolusi akan tercipta perubahan dari kapitalisme menjadi sosialisme yang mendukung rakyat atau kaum proletar.Pemikiran Marx tersebut tak hanya menjelaskan konflik dalam masyarakat. Namun juga mewariskan pembagian struktur sosial yang disepakati hingga era modern saat ini, yakni borjuis dan proletar. Hanya saja dalam era modern, istilahnya dirubah menjadi pengusaha (borjuis) dan buruh (proletar). Saya tidak setuju dengan teori Marx. Marx hanya ingin menghapus stratifikasi sosial bidang ekonomi dalam masyarakat, yaitu tidak adanya golongan pengusaha dan golongan buruh. Padahal antara keduanya itu terdapat simbiosis mutualisme, yaitu hubungan saling membutuhkan. Pengusaha membutuhkan buruh untuk memproduksi barang, buruh pun membutuhkan pengusaha untuk mendapatkan gaji dalam menghidupi keluarganya. Marx hanya menginginkan tidak adanya golongan pengusaha dan buruh dalam masyarakat. Semua masyarakat harus sama tanpa adanya kelas sosial, agar tidak terjadi konflik antar keduanya. Marx hanya menginginkan masyarakat menjadi sosialisme-komunisme, bukan kapitatalisme-liberalisme. Pada saat ini, pengusaha sepatutnya memberikan upah kepada buruh sesuai standar serta kualitas dan kuantitas pekerjaannya. Sebab buruh mempunyai tanggung jawab dalam rumah tangganya, untuk kebutuhan sehari-hari, membiayai anak sekolah dan biaya tak terduga yang lain. Begitu juga dengan buruh, jangan terlalu banyak menuntut dengan upah yang tinggi. Upah kalian itu harus disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas pekerjaannya. Sebab pengusaha tidak ingin rugi dalam aktivitas produksinya. Jadilah pengusaha yang memahami kondisi buruhnya, serta jadilah buruhyang memahami kondisi pengusaha. Corak-corak ideologi dunia dengan berbagai karakteristiknya. Ideologi adalah gagasan yang berisi ide, budaya dan pola hidup tertentu dalam kelompok. Ideologi merupakan bentuk filsafat sosial atau politik, yang memiliki unsur-unsur praktis dan teoretis. 1. Kapitalisme Kapitalisme merupakan sistem ekonomi berdasarkan kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi dan operasinya untuk meraih keuntungan.Ideologi kapitalisme memiliki ciri utama, yaitu adanya akumulasi modal, pasar kompetitif, sistem harga, kepemilikan pribadi dan pengakuan hak milik, pertukaran sukarela dan kerja upahan.. 2. Liberalisme Liberalisme adalah ideologi politik dan moral berdasarkan kebebasan dan persetujuan dari yang diperintah dan setiap orang memiliki persamaan di depan hukum.Sistem Liberal mendukung beragam pandangan, tergantung dari pemahaman sebuah negara tentang prinsip-prinsip Liberal. 3. Komunisme Komunisme merupakan gagasan dan gerakan filosofis, sosial, politik, dan ekonomi yang bertujuan membentuk masyarakat komunis.Ideologi ini berusaha mewujudkan tatanan sosial ekonomi berdasarkan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi. 4. Sosialisme Sosialisme adalah sistem ekonomi dan politik kerakyatan berdasarkan kepemilikan publik. Ideologi Sosialisme juga menerapkan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi.Alar-alat produksi meliputi mesin, peralatan, dan pabrik yang digunakan untuk memproduksi barang demi memenuhi kebutuhan manusia secara langsung. 5. Nasionalisme Nasionalisme adalah ideologi yang dianut kelompok tertentu yang percaya bangsa mereka lebih unggul dari yang lain.Pandangan ini sering berakar pada etnisitas nasional.Dalam situasi lain, nasionalisme dapat terbentuk berdasarkan bahasa, agama, budaya, atau seperangkat nilai sosial yang sama.. 6. Fasisme Fasisme biasanya dikaitkan dengan rezim Italia dan Jerman yang berkuasa setelah Perang Dunia I karena pandangan mereka. Ideologi fasisme menggunakan strategi propaganda untuk mempromosikan anti- liberalisme, menolak hak-hak individu, kebebasan sipil, perusahaan bebas dan demokrasi anti-sosialisme.
Gaya-gaya hidup konsumerisme yang melanda kehidupan masyarakat dewasa ini
dan cara-cara penanggulannya. Gaya hidup Konsumerisme merupakan sebuah istilah yang merujuk pada perilaku orang- orang konsumtif secara berlebihan. Ketika ada barang-barang branded di depan mata, orang- orang yang memiliki gaya hidup konsumerisme akan terdorong untuk langsung membelinya tanpa pikir panjang. Penyebab utama timbulnya paham konsumerisme adalah pemenuhan keinginan yang lebih besar dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan. Manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas sedangkan kemampuan yang dimilikinya terbatas. Cara mengatasinya : Sering menabung, Meski tampak sederhana, namun tidak semua orang bisa menyisihkan uangnya untuk ditabung, apalagi mereka yang bergaya hidup konsumtif. diakui atau tidak, banyak yang belum menyadari akan pentingnya menabung. Bagaimana bisa menabung jika gaji saja kecil? Menabung tidak harus dalam jumlah banyak. Namanya juga menyisihkan sebagian, maka dana tabungan bisa diambil sebesar 5% atau 10% dari gaji. Jika hal ini dilakukan secara terus menerus, tentu nilai tabungan akan semakin banyak, sehingga bisa menjadi dana cadangan ketika memiliki kebutuhan mendadak. membeli barang sesuai yang kita butuhkan saja, Hal lain yang lebih penting adalah, belilah barang yang memang kita butuhkan. Jangan membeli barang karena ikut-ikutan atau ingin dibilang keren. Pastikan barang yang kita beli memang diperlukan. Budaya membeli barang karena sedang tren bisa menjerumuskan kita pada kehidupan konsumtif. bersedekah, Cara yang satu ini memang berbau religi, namun tak kalah ampuh untuk mengubah perilaku konsumtif. Dengan beramal dan bersedekah berarti kita telah berbagi dengan orang-orang yang secara ekonomi tidak seberuntung kita. Pesan moralnya, dengan bersedekah, memberikan sumbangan atau donasi ke lembaga-lembaga sosial seperti panti asuhan, panti jompo, atau fakir miskin, kita telah membantu meringankan beban mereka. Oleh sebab itu, jika memiliki dana berlebih, akan lebih baik apabila kita menyalurkannya kepada orang-orang yang membutuhkan. melakukan investasi, Investasi merupakan salah satu cara untuk menghindari perilaku konsumtif sekaligus merencanakan kehidupan masa depan yang lebih baik. Apa pentingnya berinvestasi? Investasi dapat dipahami sebagai penanaman modal pada suatu usaha atau barang tak bergerak dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa mendatang. membuat anggaran belanja. Anggaran belanja merupakan salah satu alat untuk mengatur aliran dana. Dalam konteks ini tentu saja yang menjadi fokus utama adalah perencanaan pengeluaran. Kebutuhan bisa mencakup harian juga bulanan. Setiap pengeluaran harus diatur dalam pos-pos yang jelas. Dengan demikian, anggaran yang disediakan untuk pemenuhannya juga bisa terpampang secara gamblang. Pembuatan anggaran belanja sekaligus bisa menentukan target pengeluaran.
Sumber sosiologis (kearifan lokal) dalam hal kehidupan beragama, menghormati
hak-hak orang lain, bentuk solidaritas, dan ) rasa cinta terhadap produk dalam negri yang ada dalam masyarakat indonesia sejak dahulu sampai sekarang. KEARIFAN LOKAL SEBAGAI ASET BUDAYA BANGSA Dari sisi etnis dan budaya daerah sejatinya menunjuk kepada karaktreristik masing- masingkeragaman bangsa Indonesia. Pada sisi yang lain, karakteristik itu mengandung nilai- nilai luhurmemiliki sumber daya kearifan, di mana pada masa-masa lalu merupakan sumber nilai daninspirasi dalam strategi memenuhi kebutuhan hidup, mempertahankan diri dan merajutkesejehteraan kehidupan mereka. Artinya masing-masing etnis itu memiliki kearifan lokalsendiri, seperti etnis Lampung yang dikenal terbuka menerima etnis lain sebagai saudara (adatmuari, angkon), etnis Batak juga terbuka, Jawa terkenal dengan tata-krama dan perilaku yanglembut, etnis Madura dan Bugis memiliki harga diri yang tinggi, dan etnis Cina terkenal dengankeuletannya dalam usaha. Demikian juga etnis-etnis lain seperti, Minang, Aceh, Sunda, Toraja,Sasak, Nias, juga memiliki budaya dan pedoman hidup masing yang khas sesuai dengankeyakinan dan tuntutan hidup mereka dalam upaya mencapai kesejehtaraan berasma. Beberapanilai dan bentuk kearifan lokal, termasuk hukum adat, nilai-nilai budaya dan kepercayaan yangada sebagian bahkan sangat relevan untuk diaplikasikan ke dalam proses pembangunankesejahteraan masyarakat.Kearifan lokal itu mengandung kebaikan bagi kehidupan mereka, sehingga prinsip ini mentradisidan melekat kuat pada kehidupan masyarakat setempat. Meskipun ada perbedaan karakter danintensitas hubungan sosial budayanya, tapi dalam jangka yang lama mereka terikat dalampersamaan visi dalam menciptakan kehidupan yang bermartabat dan sejahtera bersama. Dalambingkai kearifan lokal ini, antar individu, antar kelompok masyarakat saling melengkapi, bersatudan berinteraksi dengan memelihara nilai dan norma sosial yang berlaku.Keanekaragaman budaya daerah tersebut merupakan potensi sosial yang dapat membentukkarakter dan citra budaya tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian pentingbagi pembentukan citra dan identitas budaya suatu daerah. Di samping itu, keanekaragamanmerupakan kekayaan intelektual dan kultural sebagai bagian dari warisan budaya yang perludilestarikan. Seiring dengan peningkatan teknologi dan transformasi budaya ke arah kehidupanmodern serta pengaruh globalisasi, warisan budaya dan nilai-nilai tradisional masyarakat adattersebut menghadapi tantangan terhadap eksistensinya. Hal ini perlu dicermati karena warisanbudaya dan nilai-nilai tradisional tersebut mengandung banyak kearifan lokal yang masih sangatrelevan dengan kondisi saat ini, dan seharusnya dilestarikan, diadaptasi atau bahkandikembangkan lebih jauh. Namun demikian dalam kenyataannya nilai-nilai budaya luhur itu mulai meredup, memudar, kearifan lokal kehilangan makna substantifnya. Upaya-upaya pelestarian hanya nampak sekedar pernyataan simbolik tanpa arti, penghayatan dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun terakhir, budaya masyarakat sebagai sumber daya kearifan lokal nyaris mengalami reduksi secara menyeluruh, dan nampak sekadar pajangan formalitas, bahkan seringkali lembaga-lembaga budaya pada umumnya dimanfaatkan untuk komersialisasi dan kepentingan kekuasaan.Namun demikian, meski masyarakat cemas bahkan ragu terhadap kemungkinan nilai-nilai luhur budaya itu dapat menjadi model kearifan lokal, akan tetapi upaya menggali kearifan lokal tetap niscaya dilakukan. Masyarakat adat daerah memiliki kewajiban untuk kembali kepada jati diri mereka melalui penggalian dan pemaknaan nilai-nilai luhur budaya yang ada sebagai sumber daya kearifan lokal. Upaya ini perlu dilakukan untuk menguak makna substantif kearifan lokal, di mana masyarakat harus membuka kesadaran, kejujuran dan sejumlah nilai budaya luhur untuk sosialisasikan dan dikembangkan menjadi prinsip hidup yang bermartabat.
Pemikiran Kapitalisme Adl Sebuah Sistem Ekonomi Yg Filsafat Sosial Dan Politiknya An Kepada Azas An Hak Milik Pribadi Dan Pemeliharaannya Serta Perluasan Faham Kebebasan