Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putri Khofifah Junianti

NIM : 1198030207
Kelas : Sosiologi 4/E
Mata Kuliah : Sosiologi Ekonomi
Dosen : Drs. Anasis, M. Ag

Latihan Sosiologi Ekonomi ke-6

1. Apa yang dimaksud Kapitalisme?


2. Apa yang dimaksud Liberalisme dan neoliberalisme?
3. Sebutkan, menurut Scholte secara garis besar dampak globalisasi terhadap struktur sosial?
4. Bagaimana gambaran Globalisasi dan Perkembangan Kapitalisme?
5. Bagaimana Menyikapi Globalisasi dan Perkembangan Kapitalisme?

Jawaban.

1. Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana warga negara swasta memiliki modal dan bisnis
dan bertanggung jawab untuk memutuskan apa yang harus diproduksi oleh perusahaan dan
berapa banyak hal yang harus dibayar. Dalam masyarakat kapitalis, siapa pun bebas memilih
untuk siapa mereka bekerja dan berapa banyak yang akan mereka bayar untuk pekerjaan
mereka atau barang-barang yang mereka jual.
Secara umum, kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang mana memberikan
kebebasan penuh pada setiap orang untuk melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi
yang dimaksud di sini seperti memproduksi, menjual, menyalurkan barang untuk
mendapatkan keuntungan.
Adapun pengertian kapitalisme menurut aara ahli:
– Adam Smith
Menurut Adam Smith, kapitalisme merupakan sebuah sistem yang dapat menciptakan
kesejahteraan untuk masyarakat apabila pemerintah tidak melakukan intervensi. Intervensi
yang dimaksud di sini yaitu campur tangan terhadap mekanisme dan kebijakan pasar.
– Karl max
Menurut Karl Max, kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mana harga barang dan juga
kebijakan pasar ditentukan oleh pemilik modal. Jadi, bisa diartikan bahwa pemilik modal
yang memiliki andil besar untuk menentukan keuntungan yang ingin mereka dapatkan.
– Max Weber
Pendapat selanjutnya yaitu diungkap oleh Max Weber yang mana mengatakan bahwa
kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang ditujukan dalam sebuah pasar dan dipacu
untuk memberikan keuntungan dari kegiatan pertukaran yang dilakukan di pasar tersebut.
2. Sistem ekonomi liberalis adalah salah satu bentuk sistem ekonomi yang memberikan
kebebasan setinggi-tingginya kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan ekonomi demi
mendapatkan untuk yang sangat besar. Sederhananya, sistem ekonomi liberalis adalah suatu
sistem ekonomi yang mana setiap keputusan perekonomian di dalamnya mengacu pada
ekonomi pasar dan juga menjunjung tinggi setiap hak kepemilikan pribadi.
Sedangkan pengertian neoliberalisme adalah penyempurnaan atas teori tindakan
liberalisme sosialme yang menjunjung kebebasan individu. Pendekatan dalam ekonomi
neoliberal ialah materialistik dengan memandang dari sudut ilmu ekonomi dengan harapan
keadaan ekonomi akan menjadi statis. Keadaan pasar dilihat dari harga dan komoditas yang
terjual.
3. Dari berbagai definisi menunjukkan bahwa globalisasi menciptakan kebebasan pasar.
“globalization' refers to 'a process of removing government-imposed restrictions on
movements between countries in order to create an open, borderless world economy.” (Jaan
Art Scholte, Globalization, 2000:16). Dengan kata lain globalisasi merujuk pada proses
menghilangkan pembatasan yang dikenakan pemerintah terhadap pergerakan antar negara
dalam rangka menciptakan sebuah ruang terbuka, menghilangkan batas ekonomi dunia.
4. Kapitalisme global sebenarnya merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari kapitalisme
klasik yang telah dikritik oleh Karl Marx. Kalau dalam kapitalisme klasik ruang lingkup
atau jangkauan kekuasaannya hanya dalam satu negara, maka dalam kapitalisme global
dunia seakan tidak mempunyai sekat-sekat kedaulatan lagi. Munculnya berbagai perusahaan
multinasional merupakan bentuk nyata kehadiran kapitalisme global di dunia. Ekonomi
tidak lagi menyangkut urusan dalam negeri, tetapi sudah berkembang menjadi ekonomi
sejagad. Pasar berkembang menjadi pasar bebas yang tidak hanya memperdagangkan
barang dan jasa, tetapi juga menyangkut pasar mata uang (valuta) dan pasar modal.
Perkembangan kapitalisme global membutuhkan adanya masyarakat konsumen (consumer
society) yang akan melahap semua produk kapitalisme tersebut. Masyarakat konsumen
adalah masyarakat yang eksistensinya dilihat hanya dengan pembedaan komoditi yang
dikonsumsi. Masyarakat konsumen dengan budaya konsumsi yang dipegangnya melihat
tujuan dan totalitas hidupnya dalam kerangka atau logika konsumsi. Eksistensinya
dijalankan dan dipertahankan hanya dengan semakin dan terus menerusnya mengkonsumsi
berbagai tanda dan status sosial di balik komoditi. Bukan hanya dirinya saja yang
mengaktualisasikan diri lewat tindakan konsumsi, orang lain juga akan dinilai menurut
standar yang dipakainya itu. Artinya eksistensi orang lain pun akan dinilai dan diakui sesuai
dengan standar status sosial yang dipegangnya. Di sini peran media massa dengan program
advertising-nya sangat menonjol. Gaya konsumsi yang dipandu oleh advertising atau iklan
dalam kapitalisme global, ternyata telah menciptakan suatu masyarakat konsumen yang
mengkonsumsi, yang seakan-akan menjadi “sapi perahan” kaum kapitalis.
5. Menyikapi dengan cara memperkuat identitas diri dan negeri. Tun Mahathir Mohammad,
mantan perdana menteri Malaysia, pernah mengatakan bahwa untuk menghadapi globalisasi
kita harus memperkuat nasionalisme. Identitas diri sebagai bangsa.
Kita baru punya nilai dan identitas, kalau kita merupakan bagian dari sebuah keterhubungan
dengan Yang Mahakuasa, kemudian kita betul-betul bisa menjadi pemakmur bumi, dan kita
berani berperang untuk mempertahankan kedua hal tersebut. Berperang itu dalam arti luas,
seperti ghazwul fikri dan muamalah.
Dalam menanggapi masalah globalisasi terdapat banyak pendapat, namun kita dapat
menjelaskan bahwa globalisasi merupakan proses alamiah dalam aspek sosial dan budaya
seluruh bangsa dan negara di dunia semakin terikat satu sama lain untuk mewujudkan
tatanan kehidupan baru yang membiaskan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat di antara negara-negara di dunia.
Sedangkan cara menyikapi era baru kapitalisme diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Menyaring budaya asing yang masuk ke negara kita harus yang sesuai dengan
kepribadian bangsa.
2) Mencintai atau membeli produk dalam negeri sendiri.
3) Meningkatkan produksi dalam negeri agar dapat bersaing dengan produksi negara
negara maju.
4) Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai
produk dalam negeri.
5) Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.

Anda mungkin juga menyukai