MAKALAH
Disusun Oleh:
KELAS E
JURUSAN SOSIOLOGI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolonganNya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kelompok 7
i
.DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Asal mula aturan merupakan penetapan oleh pimpinan yang absah pada negara.
Hukum merupakan aturan yang berlaku dalam suatu negara, dianggap aturan plus
warga meminta agar tindakan-tindakan yang diambil merupakan sinkron
menggunakan kebiasaan yang lebih tinggi menurut kebiasaan aturan pada UU.
Norma yang tinggi itu bisa disamakan menggunakan prinsip keadilan1. Manusia
merupakan makhluk sosial selalu hidup secara berkelompok yaitu saling
bekerjasama satu menggunakan yg lain, lebih dikenal bermasyarakat. Dalam
kehidupan bermasyarakat bangsa Indonesia menganut cara pandang integralistik &
bukan individualistik atau makhluk bebas. Maka cara pandang integralistik,
interaksi antara individu menggunakan warga , menggunakan demikian maka
warga yg lebih diutamakan harkat, martabat, dan juga HAM permanen dihargai.
Kehidupan individu yang bermasyarakat, berbangsa & bernegara dan tidak terlepas
menurut adanya suatu anggaran atau aturan menjadi rambu-rambu yang mengatur
warga menjalankan roda kehidupan supaya bisa berjalan menggunakan tata tertib.
Dalam teori ilmu aturan “tiada warga tanpa aturan”. Demikian juga warga
Indonesia yang tidak terlepas dari dalil tersebut.
Beberapa Produk hukum yang telah disahkan oleh pemerintah Indonesia diuji
dssi Mahkamah Konstitusi. menunjukkan betapa pentingnya bagi pembuat undang-
undang dan pengambil keputusan publik untuk selalu mengaitkan proses legislasi
dengan proses kebijakan publik, khususnya pada tahap perumusan agar undang-
undang yang dibuat memiliki substansi yang memantapkan dan memperkuat
ketertiban masyarakat pada tahap implementasi. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan tahapan proses perumusan kebijakan KIP.
1
Eddy Wibowo, Dkk, Hukum dan Kebijakan Publik, Yogyakarta: YPAPI. 2004. Hlmn 64
1
hukum dan kebijakan publik dalam bidang kajian perumusan kebijakan publik
terletak pada kesamaan proses, saling mendukung dan saling menguatkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Hukum
3
diartikan sebagai undang-undang dan peraturan untuk mengatur pergaulan hidup
masyarakat.
Secara umum, hukum dapat diartikan sebagai peraturan berupa norma dan
sanksi yang diciptakan untuk mengatur tingkah laku manusia dengan tujuan
menjaga ketertiban, keadilan, serta mencegah terjadinya tindak kejahatan. Selain
itu, hukum juga menjadi pedoman bagi masyarakat dalam melakukan suatu
tindakan dan mendapatkan kepastian terhadap perlindungan hukum.
Adapun pengertian hukum menurut para ahli, di antaranya sebagai berikut:
Aristoteles
Hukum menurut Aristoteles tidak hanya merupakan kumpulan aturan yang dapat
mengikat dan berlaku pada masyarakat saja, tapi juga berlaku pada hakim itu
sendiri. Dengan kata lain hukum tidak diperuntukkan dan ditaati oleh masyarakat
saja, tapi juga wajib dipatuhi oleh pejabat negara.
Montesquieu
Hukum merupakan gejala sosial dan perbedaan hukum dikarenakan oleh perbedaan
alam, politik, etnis, sejarah dan faktor lain dari tatanan masyarakat, untuk itu hukum
suatu negara harus dibandingkan dengan hukum negara lain.
Sunaryati Hatono
Hukum tidak hanya menyangkut kehidupan pribadi seseorang dalam suatu
masyarakat, tetapi jika menyangkut dan mengatur berbagai kegiatan manusia dalam
hubungannya dengan manusia lainnya, dengan kata lain hukum mengatur berbagai
kegiatan manusia di dalam kehidupan bermasyarakat.
Fungsi Hukum
Manusia memiliki sifat berkuasa yang dapat berbuat dan berkehendak
sesuai dengan keinginannya. Apabila keinginan serta kemauannya ini tidak
dibatasi, maka manusia juga dapat menjadi ancaman bagi manusia lainnya. Bahkan
sifat kekuasaan manusia dapat mengeksploitasi serta mengeksplorasi dunia.
Sehingga hukum diciptakan salah satunya untuk membatasi ruang gerak
manusia agar tidak berbuat sesuai dengan kehendak dirinya sendiri. Fungsi hukum
4
salah satunya ialah terciptanya suatu tatanan masyarakat yang aman, tentram, serta
berkeadilan. Berikut ini beberapa fungsi hukum yang perlu diketahui.
Setiap manusia pada dasarnya membutuhkan perlindungan dari manusia
lainnya. Sehingga, fungsi hukum juga untuk memberikan perlindungan terhadap
kepentingan bersama. Adanya rasa terlindungi dan berkeadilan ini dapat tercapai
apabila manusia menegakkan hukum dengan baik.
Sehingga dengan menegakkan hukum secara baik, manusia dapat terhindar
dari berbagai ancaman di sekelilingnya. Dengan mematuhi, menegakkan, serta
melaksanakan hukum yang berlaku, maka kepentingan bersama dapat
terealisasikan.
Fungsi hukum berikutnya yaitu sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan
sosial. Hukum diciptakan dalam rangka melindungi serta menjaga kepentingan
bersama agar keadilan sosial dapat terwujud. Masyarakat memiliki tujuan yang
harus dicapai, maka diciptakan hukum sebagai salah satu alat atau sarana dalam
mewujudkan cita-cita tersebut.
Fungsi hukum yang lainnya ialah mengatur hubungan manusia agar tercipta
ketertiban dan diharapkan mampu mencegah terjadinya gangguan kepentingan
yang berpotensi menimbulkan konflik. Selain itu, fungsi hukum juga meningkatkan
serta mengembangkan hubungan antar manusia sesuai dengan kaidah hukum yang
berlaku. Sehingga hal ini dapat melindungi kepentingan manusia, baik secara
individu maupun kelompok.
Menyelesaikan Pertikaian, Manusia tidak akan pernah lepas dengan
masalah yang memicu terjadinya konflik, maka fungsi hukum salah satunya untuk
menyelesaikan pertikaian. Sehingga ketika terjadi konflik, baik individu maupun
kelompok, hukum dapat menjadi penengah untuk mengatasi serta menyelesaikan
masalah tersebut. Selain itu, hukum juga berperan penting dalam menciptakan
perdamaian dunia.
Hukum juga berfungsi untuk menciptakan ketertiban serta keteraturan
masyarakat. Hukum dapat membatasi gerak seseorang dalam melakukan berbagai
aktivitas, sehingga hukum berperan penting dalam mencegah terjadinya perilaku
5
yang menyimpang. Dengan mematuhi serta menegakkan hukum secara baik, maka
dapat menciptakan ketertiban dan keteraturan masyarakat.
Kebijakan publik merupakan salah satu komponen negara yang tidak boleh
diabaikan menjadi satu. Negara tanpa komponen kebijakan publik dipandang gagal,
Karena kehidupan bersama hanya diatur oleh seseorang atau kelompok orang saja,
yang bekerja seperti tiran dengan tujuan untuk memuaskan kepentingan diri atau
kelompok saja. Kebijakan publik termasuk dalam tata kelola negara, mengatur
interaksi antara negara dengan rakyatnya. 2
2
Eko Handoyo, Kebijakan publik, (widya karya), Semarang Oktober 2012
6
Ciri-ciri kebijakan
Terdapat beberapa ciri penting kebijakan:
Identifikasi masalah
Identifikasi masalah (identification of needs) yaitu mengidentifikasikan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat dalam pembangunan dengan mengikuti beberapa
kriteria. Antara lain menganalisis data, sampel dan data statistik, model-model
simulasi, analisis sebab akibat dan teknik-teknik peramalan.
Formulasi
Formulasi usulan kebijakan yang mencakup faktor-faktor strategi,
alternatif-alternatif yang bersifat umum, kemantapan teknologi dan analisis dampak
lingkungan.
Adopsi
Adopsi mencakup analisis kelayakan politik, gabungan beberapa teori
politik dan penggunaan teknik-teknik penganggaran.
Aplikasi
Aplikasi yaitu pelaksanaan program yang mencakup bentuk-bentuk
organisasi, model penjadwalan, penjabaran keputusan-keputusan, keputusan-
keputusan penetapan harga dan skenario pelaksanaan.
7
Evaluasi
Evaluasi mencakup penggunaan metode-metode eksperimental, sistem
informasi, auditing dan evaluasi mendadak.
Hukum dan kebijakan publik diibaratkan sebagai dua sisi keping mata uang
yang tidak bisa dipisahkan. Memahami makna ini dapat ditinjau dari sisi definisi
keduanya. Menurut Kraft dan Furlong kebijakan publik adalah “A course of
government action (or inaction) taken in response to social problems. Social
problems are conditions the public widely perceives to be unacceptable and
therefore requiring intervention.”1 Sedangkan definisi hukum menurut Prof.Dr.
Van Kan adalah “Keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk
melindungi kepentingan manusia dalam masyarakat” Dari masing-masing definisi
hukum dan kebijakan publik tersebut dapat terlihat hubungan diantara keduanya
yakni permasalahan sosial membutuhkan kebijakan publik sebagai wujud nyata
intervensi pemerintah untuk memecahkan permasalahan sosial, baik berupa
tindakan maupun tidak bertindaknya pemerintah namun untuk mengintervensinya
pemerintah membutuhkan hukum sebagai instrumen guna melindungi hasil
kesepakatan kebijakan yang telah diputuskan bersama yang juga cerminan untuk
melindungi kepentingan manusia dari berbagai permasalahan sosial dimana hukum
dalam pelaksanaannya dapat dipaksakan selain itu juga hukum sebagai legitimasi
pemerintah untuk melaksanakan kebijakannya dalam rangka mengatasi
permasalahan sosial yang terjadi. Dikarenakan hukum ini untuk mengatur
kehidupan sosial maka keterlibatan berbagai pihak dalam proses pembentukannya
merupakan suatu hal yang mutlak.
Dengan pemahaman tersebut maka hukum dan kebijakan publik harus
dibangun atas dasar komunikasi antara pemerintah dan masyarakatnya agar
menghasilkan produk hukum yang tidak bertentangan dengan keadilan karena
seringkali produk hukum yang telah disahkan oleh pemerintah diuji oleh lembaga
yudikatif (judicial review) di Mahkamah Konstitusi (MK) oleh berbagai pihak.
8
2.2. Bentuk dan Proses Kebijakan Publik
Kebijakan publik yang bersifat makro atau umum atau dapat juga dikatakan
sebagai kebijakan yang mendasar, ContohnyaUndang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945.
- Penyusunan Agenda
3
Leo Agustino, 2008. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo. Hlm 7
9
Penyusunan agenda adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam
realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah memiliki ruang untuk memaknai apa
yang disebut sebagai masalah publik dan prioritas dalam agenda publik
dipertarungkan. Isu kebijakan (policy issues) sering disebut juga sebagai masalah
kebijakan (policy problem). Penyusunan agenda kebijakan harus dilakukan
berdasarkan tingkat urgensi dan esensi kebijakan, juga keterlibatan stakeholder.
4
Dunn, William N. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hlmn 21
10
a. Analisis Dampak Regulasi (Regulatory Impact Analysis/RIA).
b. Metode Pemecahan Masalah dan ROCCIPI.
3. Penyusunan Agenda Kebijakan Publik dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
4. Perumusan Alternatif Kebijakan dalam Pembentukan Peraturan
Perundangundangan.
5. Adopsi Kebijakan dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
6. Perumusan Strategi Implementasi Kebijakan dalam Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
Etika Kebijakan Publik (Sistem Nilai dalam Kebijakan Publik).
1. Etika dan Moralitas.
Etika dalam kebijakan public mencakup analisis dan penerapan konsep
benar, salah, baik, buruk sedangkan moralitas sendiri menyangkut budi pekerti
pribadi manusia yang beradab5.
5
https://kebijakankesehatanindonesia.net/23-agenda/2496-proses-pengambilan-kebijakan
11
hukum atau aturan untuk mengatur sikap perilaku manusia6. Budaya, adaptasi nilai,
moralitas dan budaya dalam masyarakat. Dalam perkembangan hukum terdapat dua
karakter, yang pertama adalah perkembangan hukum “ortodoks”, peran lembaga
negara sangat berpengaruh dalam menentukan arah hukum.Di sisi lain,
perkembangan hukum “Responsif” dalam lembaga peradilan diiringi oleh
kelompok-kelompok sosial atau individu-individu dalam masyarakat. Sedangkan
hukum yang menetapkan aturan pada masyarkat sebagai sarana bagi pemerintahan
untuk menetapkan kebijakan.
Ada persamaan antara hukum dan ketertiban umum, karena bila melihat
proses pembentukan hukum dan proses formalisasi ketertiban umum, keduanya
menjauh dari kenyataan yang ada dalam hukum perusahaan dan pada akhirnya
menentukan solusi untuk itu realitas. Bahwa produk hukum (UU) membawa
kekuatan dan stabilitas melalui isinya, sedangkan kebijakan publik pada dasarnya
berorientasi pada kepentingan umum.
6
https://medium.com/@indotesis/pengertian-bentuk-dan-tahapan-kebijakan-publik-b4edd8aaf462
7
Dunn, William N. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hlmn 23
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Selain perbaikan kebijakan dari evaluasi yang telah dilakukan, hasil perbaikan
yang telah dilakukan dapat menjadikan kebijakan yang lebih baik dan
menghasilkan keseimbangan antara hukum dan kebijakan publik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. 2008. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Dunn, William N. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Eddy Wibowo, Dkk, 2004, Hukum dan Kebijakan Publik, Yogyakarta:
YPAPI
https://medium.com/@indotesis/pengertian-bentuk-dan-tahapan-
kebijakan-publik-b4edd8aaf462 diakses 21/09/2021 09:00 WIB
https://kebijakankesehatanindonesia.net/23-agenda/2496-proses-
pengambilan-kebijakan diakses 21/09/2021 09:45 WIB
https://m.merdeka.com/jateng/pengertian-hukum-beserta-fungsinya-yang-
perlu-diketahui-kln.html diakses 22/09/2021 11:15 WIB
https://amp.kompas.com/skola/read/2019/12/30/200000969/pengertian-
hukum-faktor-penting-pembuatan-dan-istilah-terkait-hukum diakses 22/09/2021
10:00 WIB
https://amp.kompas.com/skola/read/2020/02/06/210000269/kebijakan-
publik--pengertian-tujuan-dan-ciri-ciri diakses 21/09/2021 14:10 WIB
https://kbbi-web-id.cdn.ampproject.org/v/s/kbbi.web.id/hukum diakses
21/09/2021 12:00 WIB
Eko Handoyo, Kebijakan publik, (widya karya), Semarang Oktober 2012
14