Anda di halaman 1dari 19

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI EKONOMI

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Ekonomi

Dosen Pengampu: Drs. Anasis, M.Ag

Disusun oleh:
Kelompok 1

Nuridha Rizky Abdillah (1198030200)

Rifqa Hana Phelia (1198030222)

Rizanudin Alamsyah (1198030228)

Rizwan Nurmahmudi (1198030231)

KELAS-E SEMESTER 4

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2021 M. / 1442 H.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahhirobbil’alamin, Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan segala Rahmat, Taufik dan Hidayat-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat dan salam mudah-mudahan terlimpah curahkan
kepada baginda alam, yakni Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabatnya dan
mudah-mudahan sampai kepada kita selaku pengikutnya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
dari Bapak Drs. Anasis, M.Ag. pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya pada
Mata kuliah Sosiologi ekonomi. Selain daripada itu, makalah ini juga disusun untuk
menambah wawasan tentang “Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi Ekonomi” bagi para
pembaca dan juga bagi kami selaku penyusun.

Penyusun menyadari, makalalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini karena
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penyusun miliki dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang baik agar digunakan
dalam penyusunan makalah di waktu yang akan datang.

Akhir kata penyusun berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.

Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandung, 9 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................................I

Kata Pengantar .......................................................................................................................II

Daftar Isi……………………………………………………………………………….........III

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3. Tujuan…………………………………………………………………………...............2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sosiologi…………………………………………..........................................3

2.2. Pengertian Ekonomi…………………………………………………………………….5

2.3. Pengertian Sosiologi Ekonomi…………………………………………………………9

2.4. Ruang Lingkup Sosiologi Ekonomi……………………………………………………12

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Untuk memahami dan mendalami tentang sosiologi ekonomi sebenarnya banyak


tantangan yang harus dihadapi. Apalagi jika pemahamannya tidak didasari tentang
pemahaman yang kuat terhadap sosiologi-ekonomi. Kedua bidang ilmu pengetahuan ini
merupakan bidang ilmu yang berdiri tegak sendiri dan memiliki ilmu sendiri untuk menjawab
pertanyaan dari permasalahan yang termasuk ruang lingkup setiap bidang ilmu. Dalam hal ini,
sebuah ilmu pengetahuan tidak bisa menjawab seluruh permasalahan yang ada di lapangan,
sehingga dibutuhkan ilmu dalam untuk membantu menjawab sebuah realita. Sehingga
sosiologi-ekonomi disatukan untuk menjawab permasalah bidang ilmu sendiri.

Dalam kajiannya itu dibutuhkan kesepakatan hubungan timbal balik anatar kedua
ilmu tersebut. Dan untuk menggabungkan itu dibutuhkan kekuatan teori yang sudah dibangun
dengan sejak dulu. Sosiologi dan ekonomi bisa menjadi satu untuk memberi penjelasan atau
bahkan menjadi solution maker bagi permasalahan kebutuhan ekonomi dan keadaan sosial
dalam masyarakat yang lebih luas.

Isu-isu dan permasalahan ekonomi dan sosial merupakan ranah dari sosiologi
ekonomi. Dalam latar belakang ini dibangun sebuah penegasan, sebelum berangkat lebih luas.
Dasar yang paling utama untuk bisa menggunakan sosiologi ekonomi harus terlebih dahulu
paham pengertian dan ruang lingkup sosiologi ekonomi. Pemisahan dan penggabungan ranah
ilmu masing-masing dan sejauh mana ruang lingkup yang bisa dijadikan sebagai bahan
kajiannya, Sehingga dari fondasi yang sudah kuat terbangun nantinya bisa menganalisis
bahkan mempergunakan ilmu yang terkandung dalam sosiologi ekonomi. Oleh karena ini,
tulisan ini akan memberikan penjelasan secara luas tentang pengertian dan ruang lingkup
sosiologi ekonomi sebagai sebuah ilmu pengetahuan

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sosiologi?


2. Apa pengertian ekonomi?
3. Apa pengertian sosiologi ekonomi?
4. Bagaimana ruang lingkup sosiologi ekonomi?

1
1.3. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa pengertian sosiologi


2. Untuk mengetahui apa pengertian ekonomi
3. Untuk mengetahui apa pengertian sosiologi ekonomi
4. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup sosiologi ekonomi.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Sosiologi
2.1.1. Pengertian Sosiologi
Sosiologi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu socious yang berarti kawan dalam
Bahasa Latin, dan logos yang bermakna ilmu pengetahuan dalam Bahasa Yunani. Secara
harfiah, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pola perilaku manusia
dalam bermasyarakat. Istilah sosiologi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1838 oleh
Auguste Comte dalam bukunya yang berjudul Cours De Philosophie Positive. Berkat
kontribusinya terhadap sosiologi, filsuf asal Perancis ini dinobatkan sebagai The Father of
Sociology1. Tak seorang diri, dalam kemunculan awal Sosiologi terdapat empat penemu besar
lainnya yakni Emile Durkheim, Karl Marx, Max Weber, dan Herbet Spencer.
2.1.2. Teori Dasar Sosiologi2
A. Teori Fungsionalisme Struktural
Muncul dari sosok Émile Durkheim yang mengimajinasikan masyarakat sebagai suatu
organisme yang tersusun dari berbagai komponen dan saling mempengaruhi untuk dapat terus
berfungsi. Teori fungsionalisme ini mengajarkan bahwa masyarakat terdiri dari sistem yang tersusun
secara struktural dengan perannya masing-masing. Sehingga hasil dari berjalannya sistem secara
keseluruhan dapat menciptakan tatanan dan stabilitas sosial.
Durkheim yang menaruh perhatian pada tatanan sosial membawa perspektif fungsionalisme
ini pada struktur sosial level makro sebagai fokusnya dengan institusi sosial sebagai komponen dari
sistem sosial tersebut. Dalam kacamata teori ini, lembaga sosial akan bertahan ketika fungsinya
dijalankan dengan baik. Ketika terjadi malfungsi, maka perlahan lembaga sosial ini akan perlahan
menghilang. Antar institusi sosial ini pun harus terjalin kerja sama yang baik, jika tidak sistem sosial
akan kacau. Institusi sosial yang dimaksud di sini ialah keluarga, pendidikan, pemerintah, ekonomi,
agama, media, dan lain-lain.

1
Kompasiana. Apa Arti Sosiologi? Diakses dari
https://www.kompasiana.com/riskaariana/54f980d6a33311fa728b46d3/apa-arti-sosiologi-itu?page=all
pada 11 Maret 2021.
2
Putri, F. A., Pengertian Sosiologi dan Teori-Teori Dasarnya. Diakses dari Pengertian Sosiologi
dan Teori-Teori Dasarnya dari Para Ahli - Tirto.ID pada 11 Maret 2021.

3
B. Teori Konflik
Teori yang digagas Marx ini berasumsi pada perbedaan kepentingan antarkelas dapat
menghasilkan relasi sosial yang bersifat konfliktual. Pendistribusian kekayaan yang tidak merata
menciptakan jurang kesenjangan sosial, dimana semakin parah kesenjangan yang ada membesar pula
potensi timbulnya konflik sosial.
Kelas sosial ini terbagi dalam dua kelompok, yakni borjuis dan proletar. Borjuis sebagai
pemilik modal mayoritas, sehingga memegang kontrol atas sumber daya yang ada. Sedangkan
kelompok proletar adalah mereka kelas pekerja yang tidak memiliki control.
Dari masing-masing kelas yang ada jelas tujuan dan kepentingan keduanya saling bertolak
belakang, lantaran keinginan kaum borjuis untuk mempertahankan atau menambah kekuasaan sama
besarnya dengan keinginan proletar dalam mendistribusikan kekayaan secara merata. Ketika kedua
kelompok ini terus mengalami pergesekan lama-kelamaan akan pecah dan memicu revolusi. Terlebih
dengan adanya kesadaran kelas ketika kaum proletar sadar bahwasanya mereka telah dieksploitasi.
C. Teori Interaksionisme Simbolik
Lahir dari perpaduan pemikiran antara Herbert Blumer, George Herbert Mead dan
Max Weber, teori ini menganalisa masyarakat berdasar makna subjektif yang diciptakan oleh
individu dalam proses interaksi sosial. Interaksionisme simbolik mengasumsikan landasan
individu bertindak cenderung pada hal yang diyakini bukan yang secara objektif benar.
Keyakinan terhadap suatu hal inilah yang dinamakan sebagai produk konstruksi sosial yang
telah direpresentasikan. Hasil interpretasi tersebut merupakan definisi situasi. Dengan basis
analisisnya adalah aspek individu maka teori ini tergolong dalam teori mikro sosiologi.
Konsep dari teori interaksionisme simbolik ini juga memiliki tendensi dengan urusan
identitas seseorang.

4
2.2. Ekonomi
2.2.1. Pengertian Ekonomi
Ekonomi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu economy. Sementara kata
economy itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomike yang berarti pengelolaan rumah
tangga. Adapun yang dimaksud dengan ekonomi sebagai pengelolaan rumah tangga adalah suatu
usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian
sumber daya rumah tangga yang terbatas di antara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan
kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing3.
Ekonomi merupakan suatu usaha dalam keputusan dan pelaksanaan yang berhubungan
dengan pengalokasian sumberdaya masyarakat seperti rumah tangga dan pebisnis atau perusahaan
yang terbatas diantara anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan
masing-masing. Dengan kata lain, bagaimana para masyarakat mengelola sumber daya yang langka
melalui suatu pembuatan kebijaksanaan dan pelaksanaannya.
2.2.2. Tindakan Ekonomi
Ekonomi mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki pilihan-pilihan ataupun
preferensi tertentu. Tindakan individu bertujuan untuk memaksimalkan utilitas dan
keuntungan yang selanjutnya dalam ekonomi disebut prinsip rasionalitas. Akan tetapi,
pandangan tersebut berbeda dari sudut pandang sosiologi, yakni seperti yang dikemukakan
Weber mengenai tindakan yang dalam sosiologi dibedakan menjadi tindakan rasional dan
tindakan tradisional (afektual). Para ekonom cenderung menganggap bahwa tindakan
ekonomi dapat ditarik dari hubungan antara preferensi selera dengan harga ataupun jasa pada
sisi lainya. Sementara pandangan sosiolog memberi makna tindakan aktor yang dikonstruksi
secara historis. Mengenai tindakan ekonomi, para ekonomi relatif tidak memperhatikan aspek
power atau kekuasaan karena menurut sudut pandang ekonomi tindakan ekonomi dianggap
sebagai pertukaran diantara yang sederajat. Sedangkan menurut sosiologi tidaklah demikian,
melainkan power ataupun kekuasaan dipandang sebagai salah satu dimensi yang penting
dalam menentukan tindakan ekonomi.
Masih menurut Smelser dan Swedberg, hal yang sangat mendasar bagi ekonomi
dalam memandang hambatan tindakan ekonomi seseorang adalah selera dan adanya
kelangkaan sumber daya, termasuk keterbatasan dalam penguasaan teknologi. Dalam
kerangka ini, ekonom mudah untuk melakukan prediksi atas tindakan ekonomi yang didasari
prinsip memaksimalkan pemanfaatan (utilitas) dan keuntungan. Sementara sosiologi lebih

3
Damsar dan Indrayani, Pengantar Sosiologi Ekonomi. (Jakarta: Prenada Media Group, 2009)
hal. 10
5
luas dari itu, yakni hambatan aktor dalam melakukan tindakan ekonomi juga dibatasi oleh
beberapa faktor seperti hubungan antar aktor, selain terbatasnya sumber daya4.
2.2.3. Macam-Macam Ekonomi
A. Ekonomi Moral
a. Ekonomi Moral Petani
Scott mendefinisikan ekonomi moral sebagai pengertian petani tentang keadilan ekonomi
dan definisi kerja mereka tentang eksploitasi-pandangan mereka tentang pungutan-pungutan
terhadap hasil produksi mereka mana yang dapat di tolenransi mana yang tidak dapat.
b. Ekonomi Moral Pedagang
Pandangan James C. Scott tersebut memberikan inspirasi pula bagi Hans-Dieter Evers dan
kawan-kawan untuk menulis ekonomi pedagang. Evers dan kawankawan dalam buku
mereka, The Moral Economy of Trade: Ethnicity and Developing Market (1994:7).
B. Ekonomi Rasional
Desa-desa yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut5:
a. Pembayaran pajak secara kolektif sebagai tanggung jawab desa
b. Adanya batas tegas antara desa dengan dunai luar
c. Terdapatnya larangan penguasaan tanah sebagai hal milik pribadi
d. Konsep kewargaan desa yang jelas
e. Tanah adalah hak ulayat desa
C. Ekonomi Positif
Ekonomi positif adalah pendekatan ekonomi yang mempelajari berbagai pelaku dan
proses bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan subjektif
untuk mengatakan bahwa sesuatu itu baik atau jelek dari sudut pandang ekonomi.
Ekonomi positif di bagi menjadi dua, yaitu ekonomi deskriptif dan ekonomi teori.
D. Ekonomi Normatif
Ekonomi normative adalah pendekatan ekonomi dalam mempelajari perilaku ekonomi
yang terjadi dengan mencoba memberikan penilaian baik atau buruk berdasarkan
pertimbangan subjektif6.
2.2.4. Merkantilisme Ekonomi Negara
Paham Merkantilisme adalah sekolompok ide yang Heterogen yang mendominasi
pemikiran ekonomi eropa selama abad ke 17 dan 18. Kaum Merkalintis beranggapan bahwa

4
Mudiarta, K. G., Forum Penelitian Argo Ekonomi: Perspektif dan Peran Sosiologi dalam
Pembangunan Ekonomi Masyarakat. Vol. 29. No. 1. (2011) hal. 57.
5
Modul Praktikum Sosiologi Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. (2017) hal. 23.
6
Hasoloan, J., Pengantar Ilmu Ekonomi. (Yogyakarta, 2010) hal. 8
6
kekayaan itu adalah untuk melayani kekuasaan, dan bahwa tujuan meningkatkan kekayaan itu
adalah selaras dengan tujuan meningkatkan kekuasaan malahan hampir tidak dapat dibedakan
satu sama yang lain7.
a. Adam Smith: Melemahnya Pengawasan Ekonomi Negara
Adam smith (1723-1790) adalah Kritikus terkemuka dari doktrin Mercantilist. Dari
polemik Multisegi yang termuat dalam bukunya yang mansyur.
b. Karl Marx: Negara sebagai Tawanan Borjuis
Menurut Marx, setiap masyarakat, apapun tahap perkembangan historisnya, berada
pada landasan ekonomi. Marx mempunyai pandangan yang kompleks tentang
hubungan antara kekuatan ekonomi dan politik.
c. John Maynard Keynes: Negara sebagai Equilibrator
Karya Keynes dapat dianggap ebagai suatu usaha untuk menantang dan
memperbaiki2 ciri-ciri ilmu ekonomi klasik. Ciri ciri pertama adalah mengenai
tingkatan konseptual dari analisa ekonomi.
d. Herbert Spencer: Harmoni Masyarakat Industri
Untuk puluhan tahun dalam akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Spencer
barangkali merupakan tokoh paling berpengaruh dalam sosiologi. Salah satu alasan
kebesarannya pada waktu itu adalah karena pemikirannya menandai pertemuan dua
tradisi besar.
e. Emile Durkheim: Solidaritas sebagai Kekuatan Aktif dalam Kehidupan Ekonomi
Masyarakat segmental adalah suatu masyarakat homogen pembagian kerja
masyarakat terbatas antara jenis kelamin dan antara orang-orang yang usianya
berbeda.
f. Max Weber: Asal-Usul Kapitalisme dan Kondisi Penunjangnya
Salah satu kesenangan Weber adalah kondisi dimana Kapitalisme Industri Barat
Modern muncul dan berkembang. Mula-mula ia berhati-hati membedakan type Ideal
Kapitalisme Industri dari bentuk lainnya.
2.2.5. Sistem Ekonomi
A. Sistem Ekonomi Pasar (Laissez-Faire Economy)
Sistem ekonomi ini berbasis pada kebebasan individu dan perusahaan dalam
menentukan berbagai kegiatan ekonomi, seperti konsumsi dan produksi.
Perekonomian akan menentukan titik keseimbangan dengan mengandalkan

7
Modul Praktikum Sosiologi Ekonomi, Op. Cit.
7
kemampuan pada sistem harga, yaitu tarik menarik antara permintaan dan penawaran.
Keseimbangan harga serta jumlah barang dan jasa dalam perekonomian dibimbing
oleh sesuatu yang tidak kelihatan (invisible hand).
B. Sistem Ekonomi Terpusat atau Sosialis (Command Economy)
Sistem ekonomi dimana pemerintah membuat kebijakan menyangkut distribusi, dan
konsumsi. Dengan kata lain, dalam sistem ekonomi sosial yang murni, pemerintah
semua produksi, mengatur semua aspek kegiatan ekonomi.
C. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ini merupakan sistem gabungan dari sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi
terpusat. Dalam sistem ekonomi campuran, kebebasan individu dan perusahaan dalam
menentukan kegiatan ekonomi masih diakui, tetapi pemerintah ikut campur dalam
perekonomian sebagai stabilisator ekonomi dengan memberlakukan berbagai
kebijakan fiskal dan moneter.
2.2.6. Pasar
Definisi pasar selalu dibatasi oleh anggapan yang menyatakan antara pembeli dan
pejual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual beli. Namun,
pengertian tersebut tidaklah sepenuhnya benar karena seiring kemajuan teknologi, internet,
atau malah hanya dengan surat. Pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung, mereka
dapat saja berada di tempat yang berbeda atau berjauhan. Artinya, dalam proses pembentukan
pasar, hanya dibutuhkan adanya penjual, pembeli, dan barang yang diperjualbelikan serta
adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli8.
Pasar yang terjadi dalam perekonomian merupakan akumulasi dari berbagai pasar
barang dan jasa serta pasar faktor produksi. Banyaknya jenis barang/jasa tersebut akan
menimbulkan diversifikasi pekerjaan. Selanjutnya, diversifikasi pekerjaan akan menghasilkan
spesialisasi, yang akan mendorong timbulnya teknologi atau cara menghasilkan barang dan
jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya9.

8
Hasoloan, J., Pengantar Ilmu Ekonomi. (Yogyakarta, 2010), hal. 18.
9
Ibid. hal. 19.
8
2.3. Sosiologi Ekonomi
2.3.1. Pengertian Sosiologi Ekonomi
Kegiatan ekonomi sangat berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat. Demikian juga aktivitas sosial yang sering kali memengaruhi kegiatan ekonomi10.
Sosiologi ekonomi merupakan gabungan dari dua disiplin ilmu, yaitu sosiologi dan ekonomi.
Sosiologi yang meneropong persoalan sosial masyarakat, dan ekonomi yang menganalisis
berbagai aktivitas produksi, konsumsi, dan distribusi11. Dengan kata lain, sosiologi ekonomi
merupakan penerapan dari konsep sosiologis, metode, teknik, dan ideologi untuk
menganalisis perdagangan, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa dalam ekonomi12.
Smelser dan Swedberg (2005) mengemukakan definisi sosiologi ekonomi dengan
mengadopsi pendapat Weber maupun Durkheim, bahwa sosiologi ekonomi merupakan sub
disiplin sosiologi yang memfokuskan bidang studi pada bagaimana aktor atau masyarakat
memenuhi kebutuhan hidup mereka13. Selain itu, Werner Sombart dan Joseph Schumpeter
juga mengembangkan sosiologi ekonomi untuk menjembatani bentrokan ideologis antara
sejarah ekonomi dengan teori ekonomi14.
2.3.2. Sejarah Perkembangan Sosiologi Ekonomi
Pada awal dominasi pikiran filosofis, kegiatan ekonomi dan perilaku sosial tidak
dapat dibedakan. Keduanya dinilai sebagai satu kesatuan. Namun, pada saat ilmu semakin
spesifik dan terspesialisasi, ekonomi mulai terpisah dari ilmu sosial lainnya15. Salah satu
pemikiran yang berpengaruh pada saat itu ialah pemikiran Merkantilis. Pemikiran Merkantilis
mendominasi Eropa sepanjang abad ke-17 dan ke-18.
Merkantilisme adalah kumpulan pendapat-pendapat mengenai nilai, saran-saran
kebijakan, dan pernyataan mengenai sifat kehidupan ekonomi yang didukung oleh para filsuf,
kepala negara, pembuat undang-undang, dan saudagar di masa itu16. Pemikiran Merkantilis
ini memiliki dua tema besar, yaitu kekayaan dan kekuasaan.

10
Chalid, P., Perkembangan Sosiologi Ekonomi, (Jakarta, t.t.), hal. 15.
11
Ibid. hal. 18.
12
Kimulai, K. What is Economic Sociology? Diakses dari What Is Economic Sociology? -
WorldAtlas pada 11 Maret 2021.
13
Mudiarta, K. G., Forum Penelitian Argo Ekonomi: Perspektif dan Peran Sosiologi dalam
Pembangunan Ekonomi Masyarakat. Vol. 29. No. 1 (2011) hal. 56.
14
Kimulai, K. Op. Cit.
15
Chalid, P., Perkembangan Sosiologi Ekonomi, (Jakarta, t.t.) hal. 18.
16
Ibid.
9
Tema pertama, Kaum Merkantilis menganggap kekayaan suatu negara sama dengan
jumlah uang dimiliki oleh negara itu17. Uang yang dimaksud ialah logam mulia, emas, dan
perak. Mereka menganggap bahwa total kekayaan dunia tidak dapat berubah. Dengan kata
lain keuntungan suatu negara adalah kerugian bagi negara lain. Maka dari itu, Kaum
Merkantilis menekankan perlunya menghitung langsung logam mulia, dan atau
mempertahankan kelebihan dari ekspor dan impor logam mulia sehingga terus mengalir ke
negara tersebut18.
Tema yang kedua ialah pandangan Kaum Merkantilis tentang kekuasaan dan
hubungannya dengan kekayaan. Mereka menganggap bahwa kekayaan bertujuan untuk
melayani kekuasaan19. Dengan kata lain, salah satu cara untuk meningkatkan kekuasaan
negara ialah dengan meningkatkan kekayaan nasional. Kaum Merkantilis menganggap negara
ialah tempat kekuasaan. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hendaknya negara
memakai kekuasaan untuk mengatur industri dan perdagangan20.
Dasar pemikiran ini mempengaruhi filosofi berpikir Eropa abad ke-17 hingga awal abad
ke-18. Pada fase inilah banyak terjadi kolonisasi negara Eropa terhadap wilayah Asia dan
Afrika. Semangat merkantilis itu yang mengobarkan semangat penaklukan oleh negara Eropa
terhadap wilayah yang memiliki kekayaan alam di Asia, Afrika, dan termasuk Amerika
Utara21.
Pemikiran Kaum Merkantilis mendapat kritik yang diajukan oleh Adam Smith dalam
karyanya berjudul The Wealth of Nation22. Menurutnya, kekayaan suatu bangsa dijumpai
dalam basis produksinya, uang adalah alat pertukaran yang memudahkan alokasi barang
tersebut, dan tingkat produksi bergantung pada pembagian kerja23.
Joseph Schumpeter, melalui karyanya berjudul History of Economic Analisys,
menjadikannya sebagai ekonom yang memberi kontribusi pada perkembangan sosiologi
ekonomi ini, mengkritik karya Smith dengan anggapan adanya kesenjangan antara ekonomi

17
Chalid, P., Perkembangan Sosiologi Ekonomi, (Jakarta, t.t.) hal. 19.
18
Ibid.
19
Ibid.
20
Ibid.
21
Ibid.
22
Ibid.
23
Ibid.
10
dan sosiologi yang disebabkan setelah rilisnya buku The Wealth of Nation24. Menurutnya,
Karl Marx lah yang menjadi ekonom paling berhasil menganalisis ekonomi secara sosiologis.
Keberhasilan Marx terletak pada analisisnya tentang konflik struktur antar kelas25.
Dari bidang sosiolog, Max Weber menjadi sosiolog yang memberikan kontribusi awal
paling signifikan melalui karyanya berjudul The Protestan Ethic and The Spirit of Capitalism.
Kontribusi ini menjadi yang paling banyak mendapatkan perhatian oleh para sosiolog.
Kontribusi teori kontemporer dalam sosiologi ekonomi adalah analisis ekonomi dengan
pendekatan social embeddedness26.
Perkembangan sosiologi ekonomi tentang social embeddedness dilakukan oleh Karl
Polanyi pada 1950. Namun, Polanyi lebih banyak mengkaji aspek political economy dari
embeddedness ketimbang social embeddedness itu sendiri27.
Studi sosiologi ekonomi itu sendiri sempat mengalami vacuum sekitar tahun 1960an.
Sosiologi dan ekonomi seakan terpisah satu sama lain. Perkembangannya mengalami
kebangkitan melalui artikel yang diterbikan oleh American Journal of Sociology pada 1985
dengan judul Economic Action and Social Structure: The Problem of Embeddedness28.
Perkembangan itulah yang menjadi awal dari studi Sosiologi Ekonomi saat ini.

24
Sosiologiscom, Economics and Sociology: Definisi dan Sejarah Sosiologi Ekonomi. Diakses
dari Sosiologi Ekonomi: Definisi dan Sejarahnya | sosiologis.com pada 11 Maret 2021.
25
Ibid.
26
Sosiologiscom, Economics and Sociology: Definisi dan Sejarah Sosiologi Ekonomi. Diakses
dari Sosiologi Ekonomi: Definisi dan Sejarahnya | sosiologis.com pada 11 Maret 2021.
27
Ibid.
28
Ibid.
11
2.4. Ruang Lingkup Sosiologi Ekonomi
Ruang lingkup sosiologi ekonomi berbicara tentang objek kajian sosiologi, yaitu
masyarakat dan perilaku sosial masyarakat dengan meneliti kelompok-kelompoknya.
Kelompok tersebut mencakup keluarga, etnis dan suku bangsa, komunitas pemerintahan, dan
berbagai organisasi sosial, politik, budaya, bisnis, dan organisasi lainnya. Sosiologi juga
mempelajari perilaku dan interaksi kelompok terhadap para anggotanya. dengan demikian,
sebagai objek kajan sosiologi adalah masyarakat manusia yang dilihat dari sudut hubungan
antar manusia dan proses-proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat.
Secara tematis, ruang lingkup sosiologi ekonomi dapat dibedakan menjadi beberapa
subdisiplin sosiologi, seperti sosiologi pedesaan, sosiologi industri, sosiologi perkotaan,
sosiologi medis, sosiologi wanita, sosiologi militer, sosiologi keluarga, sosiologi pendidikan,
dan sosiologi seni29.
Menurut Damsar (2002), fokus disiplin sosiologi ekonomi merupakan irisan fokus
disiplin sosiologi dan fokus disiplin ekonomi. Sosiologi ekonomi dalam mengapliakasikan
tradisi pendekatan sosiologi terhadap fenomena ekonomi. Sementara itu, menurut Kesler
(2007), dalam sosiologi ekonomi, segala aktivitas ekonomi pada dasarnya terdapat dalam
struktur sosial yang lebih luas yang tidak dapat direduksi dalam motif atauu prefensi agen
juga struktur imperatif, seperti kapitalisme30.
2.4.1. Perbedaan dan Persamaan Sosiologi Ekonomi dan Ilmu Ekonomi
Perbedaan teoritis antara sosiologi ekonomi dan ilmu ekonomi adalah sebagai berikut31:
a. Konsep actor
Titik tolak analisis ilmu ekonomi adalah individu. Titik tolak analisis sosiologi
ekonomi adalah kelompok, institusi, dan masyarakat. Dalam mikroekonomi, pendekatan
individualistic ini bersumber dari utilitarianisme awal inggris dan ekonomi politik. Oleh
Schumpeter pendekatan ini disebut “Individualisme metodologis” karena membahas
transaksi ekonomi dimulai dengan individu (Schumpeter, 1908). Akan tetapi, para
sosiolog Ketika mendiskusikan individu, mereka memfokuskan pada actor sebagai
entitas yang dikontraksikan secara sosial, sebagai “actor dalam interaksi” (actor-in-

29
Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial (Jakarta: Bumi Aksara 2011), hal. 78.
30
Haryanto, Sindung. Sosiologi Ekonomi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media 2011), hal. 25.
31
Siswoyo, edi.modul 1 sosiologi produksi sebagai sub dari sosiologi ekonomi. hal. 1.3.

12
interaction) atau “actor dalam masyarakat” (actor-in-society). Selain itu sosiolog sering
menganggap kelompok dan tingkat sosial-struktural sebagai fenomena sui generis.
Individualisme metodologis tidak sejalan dengan pendekatan sosiologis sebagaimana
ditunjukan Max Weber. Dalam Economy and Society, Weber mengkontruksi
sosiologinya atas dasar Tindakan ekonomi. Namun, Tindakan ini baru menjadi perhatian
sosiolog sepanjang Tindakan tersebut adalah tindakan sosial, atau dalam kata-katanya,
“Tindakan tersebut menjelaskan perilaku individu lain dan karena itu diorientasikan pada
tujuannya” (weber:1922). Formulasi ini menggaris bawahi perbedaan antara
mikroekonomi dan sosiologi ekonomi. Pertama Mengaumsikan bahwa actor tidak
berhubungan dengan actor lain, sedangkan yang terakhir mengasumsikan bahwa actor
berhubungan dengan dan dipengaruhi oleh actor lainnya.
b. Tindakan ekonomi
Menurut para sosiolog banyak tipe Tindakan ekonomi yang berbeda, antara
rasional;rasionalitas sebagai variable dan menurut para ekonom semua Tindakan
ekonomi diasumsikan rasional; rasionalitas sebagai asumsi.
c. Hambatan pada Tindakan ekonomi
Sosiologi ekonomi berpandangan bahwa Tindakan ekonomi dibatasi oleh kelangkaan
sumber daya, selera, struktur sosial, dan struktur makna. Sedangkan menurut ilmu
ekonomi Tindakan ekonomi dibatasi oleh kelangkaan sumber daya termasuk teknologi.
d. Hubungan ekonomi dengan masyarakat
Secara sosiologi, ekonomi dilihat sebagai bagian integral masyarakat; masyarakat selalu
acuan dasar sedangkan menurut ilmu ekonomi Pasar dan ekonomi acuan dasar;
masyarakat sesuatu yg telah ada (“given”)
e. Tujuan analisis
Sosiologi eknomi: Deskripsi daneksplanasi; jarang prediksi sedangakan ilmu ekonomi:
Prediksi dan eksplanasi; jarang deskripsi
f. Metodologi yang digunakan
Sosiologi ekonomi: banyak metode yang berbeda yang digunakan, diantaranya: historis
dan komparatif; data sering diproduksi lewat analisis (dirty hands). Sedangkan ilmu
ekonomi: Formal, khususnya bangunan model matematis tidak ada data; data resmi
sering digunakan (clean model)

13
g. Tradisi intelektual
Marx-Weber-Durkheim-Schumpeter-Polanyi-Parsons/Smelsermodel klasik; terus
direinterpretasi dan diajarkan. Sedangkan ilmu ekonomi: Smith-Ricardo-Mill-Marshall-
Keynes-Samuelson; model klasik; termasukmasa lalu; perhatian pada teori belakangan
dan hasil.

14
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pola perilaku manusia dalam
bermasyarakat. Dengan memiliki tiga teori dasar, yaitu teori structural fungsional, teori konflik,
dan teori interaksionisme simbolik.
2. Ekonomi adalah suatu usaha dalam keputusan dan pelaksanaan yang berhubungan dengan
pengalokasian sumber daya masyarakat. Ekonomi juga mengasumsikan bahwa setiap individu
memiliki pilihan-pilihan tertentu dengan melakukan tindakan ekonomi untuk memaksimalkan
utilitas serta keuntungan dalam prinsip rasionalitas.
3. Sosiologi ekonomi merupakan penerapan dari konsep sosiologis, metode, teknik, dan ideologi
untuk menganalisis perdagangan, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa dalam ekonomi.
4. Ruang lingkup sosiologi ekonomi meliputi pengaplikasian pendekatan sosiologi terhadap
fenomena ekonomi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sosiologiscom. (2013). Sosiologi Ekonomi: Definisi dan Sejarahnya. Diakses dari Sosiologi
Ekonomi: Definisi dan Sejarahnya | sosiologis.com pada 11 Maret 2021.

Kimulai, K. (2017). What is Economy Sociology? Diakses dari What Is Economic Sociology?
- WorldAtlas pada 11 Maret 2021.

Mudiarta, K. G. (2011). Perspektif dan Peran Sosiologi dalam Pembangunan Ekonomi


Masyarakat dalam Penelitian Argo Ekonomi. Vol. 29. No. 1. (hal. 56-66). Bogor: Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Chalid, P. (t.t.). Perkembangan Sosiologi Ekonomi. Jakarta.

Damsar dan Indrayani. (2009). Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Prenada Media Group.

No name. (2017). Modul Praktikum Sosiologi Ekonomi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Jimmy Hasoloan. (2010). Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta: Deepublish.

Supardan, D. (2011). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Haryanto, S. (2011). Sosiologi Ekonomi. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Siswoyo. (t.t.) Modul 1 Sosiologi Produksi sebagai Sub dari Sosiologi Ekonomi.

Kompasiana. (2019). Apa Arti Sosiologi? Diakses dari


https://www.kompasiana.com/riskaariana/54f980d6a33311fa728b46d3/apa-arti-sosiologi-
itu?page=all pada 11 Maret 2021.

Putri, F. A. (2020). Pengertian Sosiologi dan Teori-Teori Dasarnya. Diakses dari Pengertian
Sosiologi dan Teori-Teori Dasarnya dari Para Ahli - Tirto.ID pada 11 Maret 2021.

16

Anda mungkin juga menyukai