MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
TEORI SOSIAL
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat tugas mata kuliah Teori Sosial.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Dosen yang telah memberikan arahan
terkait makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin kami tidak akan dapat
menyelesaikan tugas ini sesuai dengan format yang berlaku. Kesalahan yang terdapat
di dalam jelas ada. Namun bukanlah kesalahan yang tersengaja melainkan karena
khilafan dan kelupaan. Dari kesemua kelemahan kami kiranya dapat dimaklumi.
Terimakasih kami ucapkan pula kepada orang tua dan teman-teman yang telah
memberikan banyak saran dan pengetahuannya sehingga menambah hal baru bagi
saya. Terutama sumbangannya dalam hal materi berupa referensi mengenai makalah
ini.
Demikian, harapan kami semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Dan menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru
pula, aamiin
Penyusun
2
Daftar Isi
Cover I ...................................................................................................................... 1
Cover II..................................................................................................................... 2
Kata Pengantar......................................................................................................... 3
Daftar Isi................................................................................................................... 4
BAB I. Pendahuluan................................................................................................ 5
A. Latar Belakang............................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................ 6
D. Manfaat........................................................................................................... 6
A. Kesimpulan..................................................................................................... 19
B. Saran............................................................................................................... 20
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia dalam bermasyarakat. Sosiologi juga bukan cabang dari ilmu filsafat,
sendiri, terdapat berbagai pandangan mengenai pokok persoalan yang dibahas dan
menjadi objek dalam kajian sosiologi. Inilah yang disebut paradigma dalam sosiologi.
Jika dihubungkan dengan masalah sosial maka akan memokuskan pada teori-
teori sosial yang sudah ada sebelumnya. Tapi pada pembahasan ini tidak membahas
teori-teori sosial secara mendalam, tetapi membahas bagaimna suatu teori sosial
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
4
4. Bagaimana pengertian atau deskripsi dari paradigma sosial ?
I.3 Tujuan
I.4 Manfaat
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
5
BAB II
PEMBAHASAN
bahwa teori adalah rangkaian fakta – fakta dan konsep – konsep serta generalisasi –
Menurut Soekanto (1993: 464) istilah sosial pun berkenaan dengan perilaku
Manusia adalah makhluk sosial, mereka tidak dapat hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain. Manusia membutuhkan orang lain untuk bisa bertahan hidup
manusia adalah seekor hewan sosial, yakni bahwa ia tidak bisa hidup terus di luar
dapat dilihat sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Istilah ilmu sosial
menurut Ralf Dahrendorf, seorang ahli sosiolog Jerman dan penulis buku Class and
Class Conflict in Industrial Society yang dikenal sebagai pencetus Teori Konflik
6
Non-Marxis, merupakan suatu konsep yang ambisius untuk mendefinisikan
kemasyarakatan manusia. Ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu sosial tumbuh dari dari filsafat
moral. untuk ilmu-ilmu sosial, Wallerstein lebih menekankan pada suatu perilaku
sosial yang menekankan jauh melebihi kearifan secara turun-temurun dan merupakan
C. Pengertian Paradigma
merumuskan secara jelas apa arti dari paradigma. Kuhn sendiri nampaknya
ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh
Kata paradigma berasal dari bahasa Inggris “paradigm” yang berarti model
pola. Kata paradigma dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu
Paradigma adalah pandangan yang mendasar dari ilmuan tentang apa yang
menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu
pengetahuan. Jadi paradigma adalah suatu sudut pandang dimana dapat melihat suatu
fenomena ataupun fakta atau sesuatu yang menjadi subyek dari ilmu. Paradigma
menentukan apa yang seharusnya menjadi obyek studi dalam disiplin tertentu.
7
D. Paradigma Sosial
menjelaskan bagaimana cara pandang terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan
terhadap ilmu atau teori yang ada. Paradigma ini juga menjelaskan bagaimana
meneliti dan memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan
Dalam paradigma ini yang menjadi kajian obyek persoalan berupa fakta sosial. Fakta
sosial merupakan cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar
fakta sosial, masyarakat dipandang sebagai kenyataan atau fakta yang berdiri sendiri,
sebagai pranatapranata sosial, merupakan fakta yang terpisah dari individu, namun
masyarakat. Mereka dengan segera akan belajar, bahwa tidak boleh berbuat
8
sekehendaknya melainkan harus selalu melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan
yang berbeda dengan ide. Barang sesuatu menjadi objek penyelidikan dari seluruh
ilmu pengetahuan. Arti penting pernyataan Durkheim ini terletak pada usahanya
untuk menerangkan bahwa fakta sosial tidak dapat dipelajari melalu intropeksi. Fakta
sosial harus diteliti didalam dunia nyata sebagaimana orang mencari barang sesuatu
yang lainnya.
1. Dalam bentuk material : Yaitu barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap,
dan diobservasi. Fakta sosial inilah yang merupakan bagian dari dunia nyata
Fakta ini bersifat inter subjektif yang hanya muncul dari dalam kesadaran
Dalam paradigma ini pokok persoalan yang menjadi pusat perhatian adalah
fakta-fakta sosial yang pada garis besarnya terdiri atas dua tipe, masing-masing
struktur sosial (social structure) dan pranata sosial (social institution). Norma-norma
dan pola nilai ini biasa disebut dengan pranata, sedangkan jaringan hubungan sosial
dimana interaksi sosial berproses dan menjadi terorganisir serta melalui mana posisi-
posisi sosial dari individu dan sub kelompok dapat dibedakan, sering diartikan
sebagai struktur sosial. Dengan demikian struktur sosial dan pranata sosial inilah
9
yang menjadi pokok persoalan persoalan penyelidikan sosiologi menurut paradigma
fakta sosial. Ada empat teori yang tergabung ke dalam paradigma fakta sosial antara
lain
Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas
bagian- bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam
keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada satu bagian akan menbawa perubahan
pula terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam
sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsinal maka
struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya.
2. Teori konflik
Teori ini tidak seimbang antara kekuasaan dan wewenang. Maka teori konflik
menilai keteraturan yang terdapat dalam masyarakat itu hanyalah di sebabkan karena
adanya tekanan atau pemaksaan kekuasaan dari atas oleh golongan yang berkuasa.
Teori ini adalah wewenang dan posisi. Perbedaan wewenang adalah suatu
tanda dari adanya berbagai posisi dalam masyarakat. Perberdaan posisi dan
wewenang di antara individu dalam masyarakat itulah yang harus menjadi perhatian
utama para sosiolog. Struktur yang sebenarnya dari konflik- konflik harus di
perjhatikan di dalam susunan peranan sosial yang di bantu oleh harapan- harapan
10
terhadap kemungkinan mendapatkan dominasi. Tugas utama menganalisa konflik
3. Teori sistem
diantara variabel dependen dan independen yang diasumsikan berinteraksi satu sama
lain. Artinya perubahan dalam satu atau lebih dari satu variabel bersamaan atau
Teori Sosiologi Makro, yaitu teori-teori yang difokuskan pada analisis proses
sosial berskala besar dan jangka panjang, meliputi teori tentang: evolusionisme,
Metode yang digunakan dalam paradigma ini adalah menggunakan metode kuesioner
serta antar hubungan sosial untuk sampai kepada penjelasan kausal. Yang dimaksud
tindakan sosial itu adalah tindakan individu sepanjang tindakannya itu mempunyai
11
makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang
lain.Dalam definisi ini terkandung dua konsep dasarnya. Pertama konsep tindakan
sosial, kedua konsep tentang penafsiran dan pemahaman. Konsep terakhir ini
Konsep pertama tentang tindakan sosial yang dimaksud Weber dapat berupa
tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain. Juga dapat berupa tidakan
yang bersifat ‘membatin’ atau bersifat subyektif yang mungkin terjadi karena
pengaruh positif dari situasi tertentu. Atau merupakan tindakan perulangan dengan
sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa. Atau berupa persetujuan
Bertolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial
sosial itu Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian
sosiologi yaitu:
subyektif.
3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang
5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang
lain.
Disini pula terletak perbedaan yang sebenarnya antara paradigma definisi sosial
dengan paradigma fakta sosial. Paradigma fakta sosial menganggap bahwa perilaku
12
manusia dikontrol oleh berbagai norma, nilai-nilai serta sekian alat pengendalian
sosial lainnya. Sedangkan paradigma perilaku sosial (social behavior) adalah bahwa
yang terakhir ini melihat tingkah laku manusia senantiasa dikendalikan oleh
kelompok yang diselidiki akan mempengaruhi tingkah laku subyek yang diselidiki
itu. Lagipula tidak semua tingkah laku dapat diamati, seperti tingkah laku seksual.
1. Teori aksi
kerangka di mana terdapat tindakan sosial yang bukan di tentukan oleh kelakuan
a) Tindakan manusia muncul dari kesadaranya snediri sebagai subyek dan dari
13
c) Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik , prosedur, metode serta
d) Kelangsungan tindakan manusia hanya di batasi oleh kondisi yang tak dapat
experience)
Jadi kesimpulan utama yang dapat di ambil adalah bahwa tindakan sosial
keputusan subyektif tentang sarana dan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang
dalam menghadapi situasi yang bersifat kendala baginya itu, aktor mempunyai
Ketika teori aksi berhenti di tengah jalan baik secara teoritis maupun empris,
kalau di lihat dari segi intensitas aplikasi teorinya, maka dalam keadan kosong itu
muncul suatu prespektif baru yang kemudian menjadi kekuatan utama ilmu sosilogi.
14
Prespektif yang di maksud adalah interaksionosme simbolik. Pendekatan dari
baru ini juga sangat besar, walaupun tanpa pengakuan dan penganut teori ini.
Teori ini menolak pandangan paradigma fakta sosial dan paradigma perilaku
sosial dengan alasan yang sama. Keduanya tidak mengakui arti penting kedudukn
individu. Bagi paradigma fakta sosial individu di pandangnya sebaagai orang yang
terlalu mudah di kendalikan oleh kekuatan yang berasal dari luar dirinya seperti
paradigma perilaku sosial melihat tingkah laku manusia semta- mata di tentukan oleh
suatu rangsangan yng datang dri luar dirinya. Kenyataan bahwa manusia mmpu
melalui proses interaksi dan komunikasi antar individual dan antar kelompok dengan
Tindakan seseorang dalam proses interaksi itu bukan semata-mata merupakan suatu
tanggapan yang bersifat langsung terhadap stimilus yang datang dari lingkungannya
atau dari luar dirinya. Tetapi tindakan itu merupakan hasil dari pada proses
interpretasi terhadap stimulus. Jadi merupakan hasil proses belajar, dalam arti
15
yang dimilikinya manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan tindakan dan
Persoalan pokok yang hendak yang diterangkan oleh teori ini justru
B.F. Skinner melihat dua paradigma yang lain, fakta sosial dan definisi sosial
sebagai perspektif yang bersifat mistik, dalam teka-teki, tidak dapat diterangkan
antara paradigma perilaku sosial dengan fakta sosial dan definisi sosial. Pokok
persoalan pada paradigma ini memusatkan perhatian kepada hubungan atara individu
dan lingkungannya. Lingkungan itu terdiri atas: bermacam-macam obyek sosial dan
16
laku dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan. Teori yang termasuk dalam
BAB III
PENUTUP
17
A. Kesimpulan
bahwa teori adalah rangkaian fakta – fakta dan konsep – konsep serta
berhubungan.
2. Masyarakat yang menjadi objek kajian ilmu-ilmu sosial, dapat dilihat sebagai
3. Paradigma adalah suatu sudut pandang dimana dapat melihat suatu fenomena
5. Paradigma di dalam teori-teori ilmu sosial ada 3 yaitu: paradigma fakta sosial,
III.2 Saran
kuliah Teori Sosial. Serta saran bagi penyusun makalah berikutnya dapat dijadikan
18
sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut, serta referensi terhadap
DAFTAR PUSTAKA
19
Riyanto Ahmad. 2013. Paradigma Sosiologi (online)
http://ariyanto114.blogspot.co.id/2013/05/paradigma-sosiologi.html diakses
http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2015/02/tiga-paradigma-sosiologi-dan-
http://sonigunawan.blog.fisip.uns.ac.id/2014/03/27/paradigma-sosiologi/
http://hart94isd.blogspot.co.id/2012/03/makalah-paradigma-sosial-
http://adadisinisaja.blogspot.co.id/2013/09/makalah-paradigma-dan-
20