Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

CABANG UTAMA FILSAFAT

OLEH KELOMPOK 3:

PUJA ALINGGA SUGYANA


NI NYOMAN AYU LESTARI

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


INSTITUT AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA MATARAM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI HINDU
2022
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, makalah yang
berjudul “Cabang Utama Filsafat” ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu, pada program
studi Ilmu Komunikasi Hindu, jenjang Pascasarjana IAHN Gde Pudja Mataram. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini
dari semua pihak.
Semoga makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat dan berguna untuk para
pembaca.
Om Santi, Santi, Santi Om.

Mataram, 13 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5

C. Tujuan..........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6

A. Pengertian Filsafat.......................................................................................................6

B. Cabang Utama Filsafat................................................................................................6

1. Metafisika....................................................................................................................8

2. Logika........................................................................................................................11

3. Etika...........................................................................................................................12

4. Estetika......................................................................................................................13

5. Metodologi................................................................................................................13

6. Epistemologi..............................................................................................................14

BAB III PENUTUP................................................................................................................15

Kesimpulan...........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun
historis karena kelahiran suatu ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya
perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani
menunjukkan pola pemikiran bangsa Yunani dari pandangan mitologi yang akhirnya lenyap
dan pada gilirannya rasiolah yang dominan. Tujuan studi dari cabang-cabang filsafat adalah
mengantar seseorang kedalam dunia filsafat, sehingga minimal dia dapat mengetahui apa-apa
saja bagian dari cabang-cabang filsafat. Dalam filsafat ini perlu ditegaskan bahwa dalam
menguraikan beberapa tema filsafat, seperti cabang-cabang filsafat. Kajiannya secara ketat
bercorak filsafat dan ilmu pengetahuan juga diberikan fakta-fakta dan kebenaran tentang
ilmu-ilmu empiris formal dan ilmu-ilmu lainnya. Yang memfokuskan pembahasan mengenai
filsafat disini akan diuraikan pembahasan tentang sesuatu tertentu karena filsafat bertanya
dengan kenyataan. Selain itu, dalam menguraikan materi cabang-cabang filsafat makalah ini
menggunakan bahasa yang sangat sederhana dan komunikatif sehingga dapat diterima dengan
baik oleh mahasiswa. Tentu saja ada sejumlah istilah-istilah teknik filosofis yang tidak bisa
dideskripsikan apa adanya yang kadang kala cukup sulit bagi orang yang baru pertama kali
belajar wacana filsafat.
Cabang-cabang filsafat adalah bidang-bidang studi filsafat. Ia merupakan cabang-
cabang penyelidikan yang ada didalam filsafat. Namun pembagian ini adalah skema yang
paling klasik dan paling umum diterima, sasaran cabang-cabang filsafat ini adalah untuk
membentuk sikap dan perilaku yang akan mampu membuat manusia untuk bertindak dalam
pengetahuan dan mempunyai pemikiran yang krisis.  Dalam menganut ilmu-ilmu filsafat itu
perlu karena kini kita semakin dewasa. Setiap ilmuwan harus mampu menempatkan posisi
masing-masing ilmu sesuai dengan situasi dan kondisinya. Untuk itu, filsafat pun menjadi
pembelajaran yang diperlukan oleh mahasiswa unuk memperkuat argumen-argumen mereka
dalam berfilsafat, yang bertujuan untuk menemukan jawaban-jawaban yang masih menjadi
permasalahan. Perkembangan filsafat tidak berhenti begitu saja, hingga saat ini kita mengenal
berbagai versi dalam pembagian cabang-cabang dari filsafat itu sendiri. Dari sekian banyak

4
versi tersebut, tentulah ada cabang-cabang filsafat yang banyak digunakan saat ini dan yang
paling penting untuk dikuasai dalam berfilsafat.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah definisi dari filsafat?
2. Apa sajakah cabang-cabang utama filsafat?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi dari filsafat.
2. Untuk mengidentifikasi cabang-cabang utama filsafat.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
The Liang (2006) menjelaskan bahwa secara etimologi, kata philosophy berasal
dari bahasa Inggris yang berarti filsafat atau berasal dari kata Yunani philosophia yang
lazim diterjemahkan sebagai cinta kebijaksanaan. Akar katanya adalah philos (philia,
cinta) dan sophia (kebijaksanaan). Menurut pengertian awalnya dari zaman Yunani
Kuno, filsafat itu berarti cinta kebijaksanaan. Namun, cakupan pengertian sophia yang
semula itu ternyata luas sekali. Dahulu, sophia tidak hanya kebijaksanaan, tetapi juga
kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat, sampai
kepandaian perajin dan kecerdikan dalam memutuskan soal-soal praktis. Dalam abad
modern dewasa ini, filsafat berarti segenap rangkaian aktivitas pemikiran reflektif yang
dilakukan oleh budi manusia. Pemikiran reflektif adalah pemikiran yang sungguh-
sungguh untuk mencari jawaban terhadap berbagai persoalan yang sangat
mencengangkan manusia.
Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan
implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial.
Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti apa dan
bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep
tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta
memanfaatkan alam melalui teknologi. Selain itu, filsafat ilmu juga berusaha
menjelaskan cara menentukan validitas dari sebuah informasi, formulasi dan penggunaan
metode ilmiah, macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan
kesimpulan, serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap
ilmu pengetahuan itu sendiri.

B. Cabang Utama Filsafat


Banyak para ahli filsafat yang memberikan berbagai pengertian tentang cabang-
cabang filsafat. Cabang-cabang filsafat yang diuraikan dalam buku The Liang Gie (2006)
menjelaskan bahwa semua persoalan filsafat yang ada, dengan melalui penggolongan,
dapat dibagi menjadi enam kelompok berikut. Menurut The Liang Gie pembagian filsafat

6
berdasarkan pada struktur pengetahuan filsafat yang berkembang sekarang ini, terbagi
menjadi tiga bidang, yaitu filsafat sistematis, filsafat khusus, dan filsafat keilmuan.
1. Filsafat sistematis, terdiri dari:
a. Metafisika
b. Epistemologi
c. Metodologi
d. Logika
e. Etika
f. Estetika
2. Filsafat khusus, terdiri dari:
a. Filsafat seni
b. Filsafat kebudayaan
c. Filsafat pendidikan
d. Filsafat sejarah
e. Filsafat bahasa
f. Filsafat hukum
g. Filsafat budi
h. Filsafat politik
i. Filsafat agama
j. Filsafat kehidupan
k. Filsafat nilai
3. Filsafat keilmuan, terdiri dari:
a. Filsafat matematika
b. Filsafat ilmu-ilmu fisik
c. Filsafat biologi
d. Filsafat linguistik
e. Filsafat psikologi
f. Filsafat ilmu-ilmu sosial

Dalam studi filsafat untuk memahaminya secara baik paling tidak kita harus
mempelajari lima bidang pokok, yaitu : Metafisika, Logika, Etika, Estetika, Metodologi,
dan Epistemologi.

7
1. Metafisika
Metafisika istilah ini berasal dari bahasa Yunani meta ta phifisika yang
berarti “hal-hal yang terdapat sesudah fisika”. Suatu pengetahuan yang berusaha
menyelidiki alam yang berada diluar pengalaman apakah hakikat yang berada
dibalik realitas. Suatu pembahasan filsafati yang komprehensif mengenai seluruh
realitas atau tentang segala sesuatu yang ada. Metafisika pada asasnya meneliti
perbedaan antara penampakan (appearance) dan kenyataan (reality). Ada sejumlah
aliran yang mencoba mengungkap hakikat kenyataan di balik penampakan tersebut.
Misalnya aliran naturalism dan materialism percaya bahwa kenyataan paling dasar
pada prinsipnya sama dengan peristiwa material dan natural. Sejak zaman Yunani
kuno sebagian besar filsafat diwarnai oleh pemikiran-pemikiran metafisik, kendati
cukup banyak juga filsuf yang meragukan dan menolak metafisika. Para filsuf yang
menolak metafisika beralasan bahwa metafisika tidak mungkin karena melampaui
batas-batas kemampuan indera untuk membuktikan kebenaran-kebenarannya.
Kebenaran-kebenaran yang dikemukakan oleh metafisika terlalu luas dan spekulatif,
sehingga tidak dapat dibuktikan dan diukur kebenarannya.
Metafisika ini suatu cabang filsafat yang paling sulit dipahami, terutama bagi
pemuda belajar filsafat. Pada umumya filsafat kontemporer yang orientasinya pada
pengetahuan ilmiah, terdapat metafisika lebih skeptis. Metafisika studi mengenai
kategorasi benda-benda di alam dan hubungan antara satu dengan yang lainnya
sebagai contoh, bukankah menjual buku mengenai ontologi, melainkan lebih kepada
buku-buku mengenai ilmu gaib atau sihir, pengobatan alternative, dan hal-hal
sejenisnya. Metafisika ini suatu cabang filsafat yang paling sulit dipelajari, terutama
bagi pemuda yang baru belajar filsafat. Metafisika sering disebut juga sebagai
“filsafat pertama” maksudnya ialah ilmu yang menyelidiki apa hakikat dibalik alam
nyata ini, sering juga disebut sebagai “filsafat tentang hal yang ada” persoalannya
adalah menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata dengan tidak terbatas
pada apa yang dapat ditangkap oleh panca indra saja. Istilah pertama tidak berarti
bahwa bagian filsafat ini harus ditempatkan didepan, tetapi menunjukkan kedudukan
atau pentingnya. Filsafat ini pertama menyelidiki pengandaian-pengandaian paling
mendalam dan paling akhir dalam pengetahuan manusiawi yang mendasari segala
macam pengetahuan lainnya. Metafisika merupakan cabang filsafat yang memuat
suatu bagian dari persoalan yang ada meliputi:

8
- Membicarakan tentang prinsip-prinsip yang paling universal.
- Membicarakan sesuatu yang bersifat keluarbiasaan.
- Membicarakan karakteristik hal-hal yang sangat mendasar, yang berada diluar
pengalaman manusia.
- Berupaya menyajikan suatu pandangan yang komprehensif tentang segala
sesuatu.
- Membicarakan persoalan-persoalan seperti: hubungan akal dengan benda, hakikat
perubahan pengertian tentang kemerdekaan wujud Tuhan, kehidupan, setelah
mati dan lainnya.

Metafisika dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu: metafisika umum dan
metafisika khusus.
a. Metafisika umum (ontology), membahas segala sesuatu yang ada secara
menyeluruh. Secara etimologis, istilah ontologi berasal dari bahasa yunani, yang
terdiri dari dua kata ontos yang berarti ada atau keberadaan dan logos yang
berarti studi atau ilmu tentang. Jadi secara sederhana, ontologi berarti ilmu atau
studi tentang keberadaan atau ada. Sedangkan dalam kamus Oxsford, ontologi
(ontology) merupakan sebuah cabang filsafat yang berhubungan dengan inti
keberadaan. Jadi sebenarnya, ontologi merupakan sebuah studi yang
mempelajari hakikat keberadaan sesuatu, dari yang berbentuk kongkret sampai
yang berbentuk abstrak, tentang sesuatu yang tampak sampai sesuatu yang tidak
tampak, mengenai eksitensi dunia nyata maupun eksitensi dunia dan eksitensi
gaib. Pertanyaan ontologis seperti: Apakah realitas atau ada yang begitu
beraneka ragam dan berbeda-beda pada hakekatnya satu atau tidak? Apakah
benar satu, apakah gerangan yang satu itu? Apakah eksistensi yang
sesuangguhnya dari segala sesuatu yang ada itu merupakan realitas yang tampak
atau tidak? ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir dari pada
kenyataan. Karena itu iya disebut ilmu hakikat yang bergantung pada
pengetahuan. Ilmu alam atau fisika memikirkan yang nyata, tanpa
mempersoalkan hakikatnya. Ilmu hakikat justru mempersoalkan hakikat itu,
dengan memisahkan secara tajam subjek dan objek.
Dengan alasan itulah, karna begitu luasnya kajian ontologi, terdapat
bertbagai aliran ontologi dalam menguraikan hakikat pernyataan. Ada tiga teori
ontologis, yaitu:

9
1) Materialisme, realitas yang sesungguhnya merupakan hal yang terlihat, dan
menolak hal-hal yang tidak kelihatan. Realitas yang sesungguhnya adalah
alam kebendaan, suatu realitas itu hanya mungkin dijelaskan secara
materialistis.
2) Idealisme, realitas sesungguhnya bukanlah yang kelihatan tetapi yang
bukan kelihatan. Segala sesuatu yang ada adalah satu bentuk dari satu
pikiran (Friedrich Hegel). Objek pengalaman kita yang ada dalam ruang
dan waktu (Immanuel Khant).
3) Dualisme, mengakui bahwa realitas terdiri dari atau yang ada secara fisis
dan mental atau beradanya tidak kelihatan secara fisis.
b. Metafisika khusus (kosmologi) adalah ilmu pengetahuan tentang struktur alam
semesta yang membicarakan tentang ruang, waktu, dan gerakan. Kosmologi
berarti ilmu tentang dunia dan ketertiban yang paling fundamental dari seluruh
realitas. Secara etimologis, istilah kosmologi yang kita kenal saat ini berasal
dari dua kata Yunani kosmos dan logos. Kata kosmos berarti dunia atau
ketertiban, sedangkan kata logos berarti kata, percakapan atau ilmu. Jadi
kosmologi berarti percakapan tentang dunia atau alam dan ketertiban yang
paling fundamental. Cabang filsafat ini memandang alam sebagai suatu totalitas
dari fenomena dan berupaya untuk memadukan spekulasi metafisik
dengan evidensi ilmiah di dalam suatu kerangka yang koheren.
Kosmologi atau filsafat alam berbicara tentang dunia. Cabang filsafat ini
sangat tua. Ribuan tahun yang lalu, di Mesir dan Mesopotamia manusia sudah
bertanya tentang asal alam semesta. Kosmologi berkembang sangat baik di
Yunani dan memberi hidup kepada ilmu alam. Ilmu alam sudah lama
berkembang dan dipilih sebagai model untuk banyak ilmu lain. Pertanyaan-
pertanyaan dari filsafat alam itu misalnya soal evolusi, kebebasan dan
determinisme, definisi materi, definisi energi, definisi hidup, dan soal-soal yang
berhubungan dengan konsekuensi-konsekuensi etis dari kemajuan teknik.
Bersama dengan spesialisasi ilmu alam yang sangat maju, dirasa keperluan akan
suatu refleksi yang mendalam yang memperhatikan keseluruhan. Nah refleksi
ini merupakan bidang kosmologi. Kosmologi merupakan rangka umum yang
dimana hasil-hasil dari ilmu alam dapat dipasang. Teori-teori umum tentang
alam sebagai kesatuan yang berfungsi sebagai rangka umum itu sekarang
dikemukakan oleh antara lain E.Mach (1838-1916), H.Hertz (1859-1894),

10
M.Planck (1858-1947), dan A.Einstein (1879-1955). Kosmologi sekarang
memandang alam sebagai suatu proses. Kosmos itu bukan sistem tetap dan tak
terhingga melainkan suatu proses perkembangan. Dalam perkembangannya,
cabang filsafat ini banyak memberi bantuan bagi ilmu-ilmu alam. 

2. Logika
Secara etimologis, istilah logika adalah istilah yang dibentuk dari kata
Yunani logikos. Kata logikos ini berasal dari kata logos yang berarti sesuatu yang
diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran), kata, percakapan, dan bahasa.
Sementara kata logikos sendiri berarti mengenai susuatu yang diutarakan. Mengenai
kata, mengenai percakapan, atau yang berkenaan dengan bahasa. Logika merupakan
cabang filsafat yang tidak mengajar apa pun tentang manusia atau dunia. Ia
merupakan suatu teknik atau “seni” yang mementingkan segi formal, bentuk dari
pengetahuan. Logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan
dari suatu perangkat bahan tertentu. Ia adalah cabang filsafat yang menyelidiki
kesehatan cara berpikir, aturan-aturan mana yang harus dihormati supaya
pernyataan-pernyataan yang kita lontarkan sah.
Jadi, Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus
(tepat). Agar dapat berpikir tepat, logika menyelidiki, merumuskan serta
menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati. Logika disebut juga filsafat yang
praktis karena menerapkan hukum pemikiran dalam praktek. Berpikir adalah objek
material logika, karena berpikir adalah mengolah dan mengerjakan pengetahuan
yang telah diperoleh manusia. Dengan mengolah dan mengerjakan manusia
memperoleh kebenaran. Mengolah dan mengerjakan terjadi dengan
mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan
pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya. Objek logika formal adalah
berpikir yang lurus dan tepat. Suatu berpikir disebut lurus apabila sesuai dengan
hukum aturan yang ditetapkan logika, sehingga logika merupakan suatu pegangan
atau pedoman untuk pemikiran. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aritoteles,
Theoprostus dan Kaum Stovia (Yunani) .
Istilah logika pertama kali digunakan oleh Zeno dari China (334-262 SM).
Pada masa Keislaman abad II Hijrah, logika menarik minat kaum muslimin sehingga
terjadi penerjemahan bukubuku Yunani ke bahasa Arab, Belajar logika diboleh
dalam kalangan umat Islam yaitu bagi orangorang yang cukup akalnya dan kokoh

11
imannya. Tokoh logika dalam Islam seperti Al-Kindi, AlFarabi, selanjutan logika
berkembang sampai abad-abad selanjutnya.

3. Etika
Istilah etika berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani ethos dan ethikos.
Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan, tempat yang biasa. Sementara ethikos berarti
susila, keadaan atau kelakuan dan perbuatan yang baik. Jadi, etika adalah adalah
cabang filsafat yang membahas mengenai baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah
laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia.
Etika adalah cabang filsafat yang berbicara tentang manusiawi, tentang tindakan. Ia
merupakan cabang filsafat yang bersangkutan dengan tanggapan-tanggapan
mengenai tingkah laku yang betul. Etika juga sering disebut sebagai filsafat moral,
karena ia menyelidiki semua norma moral. Objek material adalah tingkah laku atau
perbuatan manusia, sedang objek formal etika adalah kebaikan atau keburukan,
bermoral atau tidak bermoral. Moralitas manusia adalah objek kajian etika yang
berusia sejak lama. Kemudian muncul dua teori yang menjelaskan bagaimana suatu
perilaku dapat diukur secara etis. Teori yang dimaksud adalah Deontologis dan
Teologis.
1. Teori dentologis yaitu menyatakan bahwa baik buruknya suatu perilaku dinilai
dari sudut tindakan itu sendiri, dan bukan akibatnya. Suatu perilaku baik apabila
perilaku itu sesuai norma-norma yang ada.
2. Teori teologis lebih menekankan pada unsur hasil suatu perilaku baik jika buah
dari perilaku itu lebih banyak untung dari pada ruginya.
Beberapa ahli membagi etika kedalam tiga studi, yakni etika deskriptif, etika
normatif, dan meatika. Etika deskriptif adalah etika yang mencoba menguraikan dan
menjelaskan kesadaran dan penerimaan moral secara deskriptif. Etika normatif kerap
kali disebut juga filsafat moral (moral philosophy) atau etika filsafati. Etika normatif
berarti sistem-sistem yang dimaksudkan untuk memberikan petunjuk dan penuntun
dalam mengambil keputusan yang menyangkut baik dan buruk, benar dan salah,
sedangkan meatika menyelidiki dan menetapkan arti serta makna istilah-istilah
normatif yang di ungkapkan lewat pertanyaan-pertanyaan yang membenarkan atau
menyalahkan suatu tindakan. Contoh: mahasiswa yang memperoleh nilai gemilang
untuk ujian mata kuliah etika, belum tentu dalam perilakunya akan menempuh

12
tindakan-tindakan yang paling baik menurut etika, malah bisa terjadi nilai yang
bagus itu hanya sekedar hasil menyotek, jadi hasil perbuatan yang tidak baik.
4. Estetika 
Estetika disebut juga dengan keindahan (philosophy of beauty), yang berasal
dari kata aisthetis (Yunani) yang artinya hal-hal yang dapat diserap dengan indera.
Estetika membahas hal yang berkaitan dengan refleksi kritis terhadap nilai-nilai atas
sesuatu yang disebut indah atau tidak indah. Estetika merupakan ilmu pengetahuan
tentang keindahan. Secara etismologis, kata estetika berasal dari kata Yunani easthis
yang berarti pengamatan, penyerapan inderawi atau pemahaman intelektual. Estetika
merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan seni dan keindahan. Secara
sederhana, dapat dikatakan bahwa keindahan merupakan objek dari estetika. Sebab
dalam estetika definisi, susunan, dan peranan keindahan, khususnya di dalam seni,
dibicarakan dalam estetika. Karena objek estetika adalah keindahan, maka estetika
tidak mempersoalkan seorang seniman. Tapi estetika menyelidiki apa-apa saja yang
disebut “indah”, prinsip-prinsip yang mendasari seni dan keindahan, pengalaman
yang berkaitan dengan seni dan keindahan, seperti pencipta seni, penilaian terhadap
seni atau perenungan atas seni dan keindahan. Dengan kata lain, dalam estetika,
hakikat keindahan (seperti keindahan jasmani, keindahan rohani, keindahan seni dan
keindahan alam), dan diselidiki emosi-emosi manusia sebagai reaksi terhadap yang
indah, yang agung, yang tragis, yang bagus, yang mengharukan dsb dibicarakan.
Estetika dibedakan ke dalam dua bagian, yakni estetika deskriptif dan estetika
normatif. Estetika deskriptif menggambarkan gejala-gejala pengalaman yang
keindahan. Ia menguraikan dan melukiskan fenomena keindahan. Sedangkan
estetika normatif mencari dasar pengalaman keindahan. Ia mempersoalkan dan
menyelidiki hakikat, dasar dan ukuran pengalaman keindahan. Contoh, dalam
mengamati suatu karya seni, kita menggunakan kelima indra tersebut untuk
mendapatkan kesan yang ditimbulkan dari karya seni yang diamati, baik itu kesan
warna, ruang, tekstur, dan sebagainya sehingga kita dapat merasakan unsure
keindahan.

5. Metodologi
Metodologi berasal dari bahasa Yunani “metodos” dan "logos". Kata
"metodos" terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau
melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang

13
dilalui untuk mencapai tujuan. "Logos" artinya ilmu. Metodologi adalah
ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan
penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari
realitas yang sedang dikaji. Metodologi merupakan cabang filsafat sistematis yang
membahas metode. Metode adalah suatu tata cara, teknik, atau jalan yang telah
dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan jenis apa pun. Apakah
pengetahuan akal sehat, pengetahuan kemanusiaan (humaniora), atau pengetahuan
filsafati dan ilmiah.

6. Epistemologi
Epistemologi dalam bahasa Yunani berasal dari dua kata, episteme (dalam
bahasa Inggris, epistemic) dan logos, adalah teori pengetahuan yang mengkaji
tentang asal-usul, anggapan dasar, tabiat, rentang, dan kecermatan, yang meliputi
kebenaran, keterandalan, dan keabsahan pengetahuan. Dengan demikian, secara
sederhana epistemologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar.
Sedangkan dalam pustaka filsafat, kata epistemologi memiliki tiga istilah lain sesuai
dengan objek bahasan yang ditegaskan, yaitu:
- Gnosiologi; epistemologi khusus yang membahas teori pengetahuan tentang
ketuhanan.
- Logika Material; yang berbicara tentang objek acuan bagi satu konstruksi logis
pemikiran.
- Kriteriologi; yang membahas kriteria pengetahuan benar yang akurat dan adekuat.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membahas teori
pengetahuan.

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi
dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Filsafat ilmu
berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti apa dan bagaimana suatu
konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan,
bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui
teknologi. Banyak para ahli filsafat yang memberikan berbagai pengertian tentang cabang-
cabang filsafat. Cabang-cabang filsafat yang diuraikan dalam buku The Liang Gie (2006)
menjelaskan bahwa semua persoalan filsafat yang ada, dengan melalui beberapa
penggolongan. Dalam studi filsafat untuk memahaminya secara baik paling tidak kita harus
mempelajari lima bidang pokok, yaitu : Metafisika, Logika, Etika, Estetika, Metodologi,
dan Epistemologi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Mohammad. 2011. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Ermi, Suhasti. 2020. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Prajnya Media.
Gie, The Liang. (2006). Filsafat Administrasi. Jakarta: Karunika UT.
Ihsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Rineka Cipta 
Rachmat Aceng. 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta: Kencana.
Sofyan Ayi. 2010. Filsafat Ilmu. Bandung: CV Pustaka Setia.
Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar. Jakarta. Bumi Aksara
Zaprulkhan. 2016. Filsafat Ilmu : Sebuah Analisis Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers
Zaprulkhan. 2012. Filsafat Umum: Sebuah Pendekatan Tematik. Jakarta: Rajagrafindo
Persada  

16

Anda mungkin juga menyukai