Anda di halaman 1dari 15

METODOLOGI EKONOMI ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pengantar Ekonomi Islam

Dosen Pengampu:
Eny Latifah, SE.Sy., M.Ak
NIDN: 2122028702

Kelompok 1:
1. Fazar Abid Ridwan(NIM:23602020196)
2. Siti Wiana Arti(NIM: 23602020210)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM DAN SYARIAH INSTITUT
AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
LAMONGAN
SEPTEMBER 2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat


dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu merampungkan salah
satu tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk
menuntaskan mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari sumbangsih para orang-
orang terdekat penulis, karena itu dengan tulus penulis sampaikan banyak terima
kasih kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam IAI Tabah Kranji
Paciran Lamongan yang telah membimbing kami dalam menjelaskan
gambaran tentang materi makalah yang kami tulis,
2. Teman-teman program studi Ekonomi Syariah(ES) yang telah membatu
kami dalam menjalankan kegiatan diskusi tentang makalah ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makala ini, namun
tidak mustahil dalam makala ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal itu
dikarenakan, kelemahan dan keterbatasan kemampuan penulis semata. Saran dan
kritik yang konstruktif tetap kami harapkan dari peserta diskusi yang budiman.
akhirnya semoga makala ini membawa manfaat tidak hanya bagi penulis, namun
juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Lamongan, 07 September
2023

Penulis
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i


KATA PANGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................2
B. Rumusan Masalah ..................................................................................2
C. Tujuan ....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Filosofi Ilmu Pengetahuan......................................................................3
B. Definisi dan Konsep Metodologi............................................................6
C. Ruang lingkup Metodologi Ilmu Ekonomi Islam...................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................8
B. Saran .......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................9
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui metode berpikir
yang digunakan dalam ekonomi Islam secara kritis. Ekonomi Islam lahir
bukanlah sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri, melainkan berbagai integral
dari agama Islam sebagai ajaran hidup yang lengkap. Islam memberikan
petunjuk terhadap semua aktivitas manusia, termasuk ekonomi.
Metodologi ekonomi Islam menjelaskan kriteria ilmiah untuk melahirkan
teori ekonomi Islam yang sesuai dengan sumber pengetahuan yang diakui
dalam epistemologi Islam seperti wahyu, logika, dan pengalaman nyata. Saat
ini, teori ekonomi konvensional tidak mampu menyelesaikan berbagai
masalah yang semakin kompleks, seperti pengangguran yang terus bertambah
seiring dengan tingkat inflasi yang tinggi, depresi ekonomi lokal, krisis
keuangan regional, bahkan global. Menghadapi berbagai problem ini
membuat para ilmuwan mulai mencari solusi alternatif dari perspektif Islam.
Kajian ekonomi menurut al-Quran, sunnah, dan para ulama sejak zaman
klasik mulai dilakukan. Persoalan muncul kemudian adalah bagaimana
metodologinya? Tanpa metodologi ilmiah yang teratur dan sistematis, maka
teori ekonomi islam sebagai disiplin ilmu yang utuh dan mapan tidak akan
terwujud.
Tidak hanya menjaga perekonomian suatu wilayah, tujuan ekonomi
syariah juga untuk menegakkan keadilan dan persaudaraan. Tujuan ekonomi
syariah yang terakhir adalah untuk mencapai kesetaraan atau keseimbangan
distribusi pendapatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Filosofi Ilmu Pengetahuan?
2. Bagaimana Definisi dan Konsep Metodologi?
3. Bagaimana Ruang lingkup Metodologi Ilmu Ekonomi Islam?
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan filosofi ilmu pengetahuan
2. Untuk mengetahui definisi dan konsep metodologi
3. Untuk mengetahui ruang lingkup metodologi ilmu ekonomi islam
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Filosofi Ilmu Pengetahuan


Kata filsafat dalam bahasa arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam
bahasa Inggris dikenal istilah phylosophy serta dalam bahasa Yunani dengan
istilah philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta
(love) dan sophia yang berarti kebijasanaan (wisdom), sehingga secara etimologis
istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang
sedalam-dalamnya1.
Dengan demikian, seorang filsuf adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan.
Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Phytagoras (582−486 SM). Filsafat
menuntun manusia untuk mencari kebenaran yang hakiki dari dari berbagai
persoalan yang ada, baik tentang manusia, alam dan tuhan.
1. Pengertian Filsafat menurut para ahli:
a. W.J.S Poerwadarminto
Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai sebab-sebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala
yang ada dalam alam semesta ataupun mengetahui kebenaran dan arti
"adanya" sesuatu.
b. Bertrand Russel
Filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis
seperti yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam
ilmu pengetahuan.

2. Pengertian Filsafat Ilmu

1
Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu, (Bogor: PT Penerbit IPB Press, 2016).
4

Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat khusus yang membahas


sberbagai macam hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Sebagai
filsafat, filsafat Ilmu Pengetahuan berusaha membahas ilmu pengetahuan
sebagai obyeknya secara rasional (kritis, logis, dan sistematis), menyeluruh
dan mendasar. Filsafat Ilmu Pengetahuan berusaha memperoleh pemahaman
tentang ilmu pengetahuan secara jelas, benar dan lengkap, serta mendasar
untuk dapat menemukan kerangka pokok serta unsur-unsur hakiki yang
kiranya menjadi ciri khas dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Sehinga
kita dapat menentukan identitas ilmu pengetahuan dengan benar, dapat
menentukan mana yang termasuk ilmu pengetahuan, dan mana yang tidak
termasuk dalam lingkup ilmu pengetahuan.2
3. Cabang-cabang Filsafat Ilmu
a. Metafisika: suatu cabang filsafat sistematis yang membahas
keberadaan.
b. Epistemologi: suatu cabang filsafat sistematis yang membahas
pengetahuan.
b. Metodologi: merupakan cabang filsafat sistematis yang membahas
metode.
c. Logika: cabang filosofi yang membahas penalaran.
d. Etika: satu cabang filsafat sistematis yang membahas moralitas.
e. Estetika: cabang ilmu filsafat yang membahas keindahan.
f. Sejarah Filsafat: studi tentang periode tertentu, individu, atau aliran
tertentu.
4. Tujuan dan manfaat filsafat ilmu pengetahuan
Filsafat Ilmu Pengetahuan membimbing kita untuk memikirkan dan
merefleksikan kegiatan ilmu pengetahuan yang kita lakukan. Kita diharapkan
tidak hanya melakukan kegiatan ilmu pengetahuan atas dasar kebiasaan-
kebiasaan yang sering tidak kita sadari orientasinya. Dengan pemikiran yang
rasional (kritis, logis, dan sistematis) diharapkan kita dapat menemukan
2
Diamastuti, E. (n.d.). PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN SEBUAH TELAAH KRITIS. Jurnal
Akuntansi Universitas Jember.
5

kejelasan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dengan segala unsur-


unsurnya serta arah-tujuan kegiatan ilmu pengetahuan yang kita lakukan.
Filsafat Ilmu Pengetahuan memiliki tiga landasan pembahasan terhadap ilmu
pengetahuan, yaitu: ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

Ontologi mempersoalkan tentang yang ada atau tentang realitas (reality),


dalam alam semesta ini, yang meliputi: alam (cosmos), manusia (antropos), dan
tuhan (Theos), sehingga dikenal adanya filsafat alam (kosmologi), filsafat manusia
(antropologi filsafat), dan filsafat ketuhanan (theologi). Ontotologi disebut juga
filsafat Metafisika karena yang dipersoalkan itu termasuk juga realitas non-fisik
atau di luar dunia fisik (beyond the physic), seperti hal-hal yang gaib.
Epistemologi atau teori pengetahuan, yang mempersoalkan tentang kebenaran
(truth) meliputi: dasar atau sumber pengetahuan, luas pengetahuan, metode
pengetahuan, dan kebenaran pengetahuan. Ada juga memasukkan logika ke dalam
ruang lingkup epistemology karena logika merupakan bagian filsafat yang
membahas tentang sarana berpikir logis.
Aksiologi yang mempersoalkan tentang nilai-nilai kehidupan. Aksiologi
disebut juga filsafat nilai, yang meliputi : etika, estetika, dan religi. Etika adalah
bagian filsafat aksiologi yang menilai perbuatan seseorang dari segi baik atau
buruk. Estetika adalah bagian filsafat yang menilai sesuatu dari segi indah atau
tidak indah. Sedangkan religi merupakan sumber nilai yang berasal dari agama
atau kepercayaan tertentu. Dengan demikian, sumber nilai bisa dari manusia
(individu dan masyarakat) dan bisa dari agama atau kepercayaan. Jadi, kalau
ontologi adalah filsafat mengenai yang ada, maka epistemologi adalah filsafat
mengenai cara mengenal yang ada, dan aksiologi adalah bagian filsafat mengenai
cara menilai yang ada itu. Ontologi disebut juga filsafat spekulatif, epistemology
disebut filsafat analitis, dan axiology disebut filsafat preskriptif.
6

B. Definisi dan Konsep Metodologi

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang metodologi ekonomi Islam, sebaiknya
kita melihat lebih rinci erti dari metodologi itu sendiri.

Kalimat Metod-ologi merupkan sebuah awalan Metod dan akhiran


dari logi atau logi yang menunjukkan satu bidang kajian atau disiplin akademik. Walau
bagaimanapun, tidak semua bidang mempunyai ‘ologi’, sebagai contoh, pembelajaran
tentang kelahiran anak dipanggil perbidanan dan yang melakukannya dipanggil bidan.
Metodologi ditakrifkan secara istilah iaitu kajian tentang kaedah atau tatacara. 3

Metodologi sesuatu subjek bertujuan untuk menyelidiki kebenaran konsep, teori dan
asas-asas prinsip subjek berkenaan.4 Dalam pengajian konvensional, terdapat berbagai
pendapat yang berbeza berkenaan dengan metodologi.

Meskipun terdapat perbezaan yang luas antara ahli-ahli ekonomi konvensional


berkenaan dengan metodologi, namun mereka pada asasnya bersetuju pada isi pokok
seperti berikut:5

1. Andaian asas menyatakan manusia itu secara semulajadi mementingkan diri sendiri
dan bertindak secara rasional.

2. Matlamat utama kehidupan manusia ialah kemajuan dalam kebendaan, dan

3. Setiap manusia mempunyai kecenderungan memaksimumkan kebajikan


kebendaannya yang mengetahui pengetahuan yang cukup untuk membuat keputusan.

Metodologi yaitu cara bagaimana suatu ilmu disusun, merupakan suatu yang amat
penting bagi ilmu pengetahuan, sebab hal inilah yang membedakan pengetahuan yang
disebut ilmu dan yang bukan ilmu.

3
Wikipedia, Ensiklopedia Bebas, http://ms.wikipedia.org/wiki/-logi, October 06, 2009.
4
Mark Blaug (1980), The Methodology of Economics. Cambridge: Cambridge University Press., dalam Joni
Tamkin Bin Borhan (2002), “Metodologi Ekonomi Islam: Suatu Analisis Perbandingan”, Jurnal Ushuluddin,
Bil 15 (2002).
5
Muhammad Akram Khan (1989), “Methodology of Islamic Economics,” dalam Aidit Ghazali dan Syed Omar
bin Syed Agil (eds.), Reading in the Concept and Methodology of Islamic Economics, Petaling Jaya: Pelanduk
Publications.
7

Munculnya metodologi ekonomi konvensional atau bermula atau berawal dari metode
ilmiah. Sedangkan metodologi Ekonomi Islam berawal dari metode ushul fiqh, tapi
kemudian digabungkan dengan metode ilmiah dengan skema sebagai berikut:

Penjelasan:

a. Al-Qur’an dan as-Sunnah adalah sumber utama metodologi.


b. Ilmu ushul fiqh yaitu metodologi yang mengikat Ekonomi Islam.
c. Metodologi ilmiah tetap dibenarkan selama tidak bertentangan dengan agama.
d. Peluang untuk mendapatkan kebenaran dari 2 sumber tersebut (ushul fiqh dan
metode ilmiah) adalah sama.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, ekonomi Islam haruslah memiliki metodologi yang
jelas dan teratur untuk membangunan konsep dan kerangka ilmu dan untuk melahirkan
teori-teori ekonomi Islam yang akan menjelaskan fenomena ekonomi.
Metodologi, berbeda dengan metode. Metodologi tidak bertujuan untuk
menguraikan cara, teknik investigasi, atau proses dan prosedur dalam sebuah kegiatan
ilmiah.6 Metodologi sebaliknya adalah “ilmu yang mengkaji alasan dan justifikasi
bagaimana sebuah proposisi, asumsi dan teori diterima atau ditolak dalam kerangka ilmu
ekonomi”.7 Metodologi menurut Fox adalah “kajian tentang proses melahirkan teori yang
bertujuan menjadikannya valid secara ilmiah. metodologi menganalisa proses melahirkan
ilmu pengetahuan dan teori dan juga bagaimana membuktikan kebenarannya secara
ilmiah.8
Kajian metodologi berusaha mengajukan kriteria ilmiah untuk menerima atau
menolak sebuah program riset, menyusun standar yang akan membantu kita
membedakan yang benar dan tidak. Standar tersebut bersifat relatif, dinamis, dan tidak
boleh ada ambiguitas dalam hal pengusulan solusi praktis kepada ekonom tentang
masalah ekonomi.
Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa yang dimaksud dengan metodologi adalah
berkaitan dengan proses ilmiah yang mengandung serangkaian metode, teknik dan
mekanisme prosedural untuk melahirkan teori dan membuktikan kebenarannya. Karena
itu, output dalam kajian metodologi ada dua yaitu:9

6
Seyyed Hossein Nasr, Islamic Studies: Essays on Law and Security, the Sciences, and Philosophy and Sufism,
(Beirut: Librairie Du Liban, 1967)
7
Fritz Machlup, Methodology of Economics and Other Social Sciences, (New York: Academic PressInc, 1978).
8
Glen Fox, Reason and Reality in the Methodologies of Economics.
9
Hafas Furqani & Mohamed Aslam Haneef, “Theory Appraisal in Islamic Economic Methodology: Purposes
and Criteria.”Humanomics, Journal of System and Ethics, Vol. 28, No. 4 (2012).
8

1. Sebuah set kriteria ilmiah, prinsip dan standar, atau rasionalis, argumentasi dan
justifikiasi untuk melahirkan sebuah teori dan membuktikan kebenarannya mana
yang valid dan tidak valid, benar dan salah
2. Serangkaian metode, teknik, prosedur ilmiah yang perlu ditempuh dalam
melahirkan teori dan membuktikan kebenaran teori tersebut. Biasanya ini
dihasilkan setelah jelas kriteria ilmiah dan kebenaran.
C. Ruang Lingkup Metodologi Ilmu Ekonomi Islam

Ruang lingkup metodologi ilmu ekonomi Islam meliputi cara pandang manusia
terhadapp kehidupan dunia, sumber rujukan, objek yang dianalisis, metode yang
digunakan, dan terakhir adalah prosedur yang menggambarkan tahapan dalam proses
membangun konsep ekonomi Islam. Ruang lungkup tersebut diturunkan dari dua unsur
metodologi yang pada dasarnya merupakan sebuah standarisasi pada cara manusia dalam
membentuk ilmu pengetahuan. Unsur pertama terkait dengan kriteria-kriteria yang
diperlukan dalam justifikasi teori, dan unsur yang kedua berhubungan dengan bagaimana
metode dan apa saja teknis prosedural yang diperlukan dalam emmbangun konsep
pengetahuan.

Dua unsur tersebut dapat dirutunkan menjadi sebuah ruang lingkup yang menjelaskan
tentang proses yang dilakukan dalam metodologi ekonomi Islam. Metodologi tersebut
meliputi:

a. Cara pandang manusia terhadap kehidupan dunia


b. Sumber rujukan
c. Objek
d. Metode
e. Prosedur

Tujuan dibentuknya metodologi ilmu ekonomi Islam bukan hanya untuk


mencerminkan konsep normatif yang terkanudng dalam Alquran dan hadis, tetapi lebih
dari itu. Teori eknomi Islam yang baik adalah hasil dari metodologi kehidupan ekonomi
masyarakaT. Dengan demikian dapat ditarik ktiga hal yang menjadi tugas pokok
metodologi ekonomi Islam dalam membentuk teori ekonomi Islam:10

1. Menghasilkan teori ekonomi yang bisa "menghubungkan" kondisi ideal dan realitas

10
Azharsyah I.,Erika A., Nashr A.,Nur K.,Suci A.U, Nofrianto.(2021). Pengantar Ekonomi Islam, Jakarta:
Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah – Bank Indonesia
9

2. Menghasilan teori ekonomi yang mampu "menjelaskan" realitas dan hubungannya


secara menyeluruh
3. Menghasilkan teori ekonomi yang dapat "merealisasikan tujuan".

Ekonomi Islam yang digagas sebagai sebuah disiplin ilmu baru ditantang untuk
mampu membangun bangunan keilmuannya dengan lengkap. Ekonomi Islam diharapkan
mempunyai fondasi dan basis keilmuan yang kokoh dari tradisi ilmiahnya sendiri.
Sebagai sebuah ilmu, ekonomi Islam diharapkan bukan sekedar berbeda dengan ekonomi
konvensional, tetapi juga mampu menjawab berbagai kelemahan yang ada dalam
ilmu/sistem ekonomi tersebut dengan sumber ilmiahnya sendiri.
Untuk menjawab tantangan tersebut, ilmuwan ekonomi Islam menawarkan
berbagai pendekatan yang mungkin ditempuh dalam membangun ekonomi Islam.
Pendekatan yang diambil sangat beragam karena memang stakeholder yang terlibat
dalam pengembangan ekonomi Islam juga beragam dengan latar belakang keilmuwan
yang berbeda-beda. Dalam bab ini kami akan merangkai berbagai pendekatan yang
digunakan oleh para ilmuwan dan karakteristik pendekatan tersebut dengan beberapa
catatan tertentu terhadap pendekatan yang diambil tersebut.11
Sebelumnya telah dipaparkan mengenai penjelasan dari metodologi ekonomi islam,
maka ke depan harus dilakukan langkah-langkah atau strategi pengembangan untuk
pengimplementasian Setelah sistem Ekonomi Islam secara lebih optimal, diantaranya
yaitu:

a. Harus ada wakil yang menyuarakan sistem ekonomi Islam, khususnya di bidang
politik.
b. Mengadakan seminar, diskusi, sarasehan, dan forum-forum ilmiah baik secara
regional, nasional maupun internasional dengan intensif.
c. Penyusunan ketentuan-ketentuan sistem ekonomi Islam.
d. Mendorong terbentuknya Forum Komuniasi Syariah.
e. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan fokus padagerakan
edukasi dan sosialisasi yang dilakukan secara optimal dan tepat.
f. Penelitian preferensi dan perilaku konsumer terhadap lembaga-lembaga syariah.
g. Mempersiapkan teknologi informasi yang handal.
h. Mempersiapkan lembaga penjamin pembiayaan Syariah.

11
Hafas Furqani, Metodologi Ekonomi Islam.
10

i. Mendorong terbentuknya Islamic Trade Center.


j. Memberdayakan pengawasan aspek Syariah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut W.J.S Poerwadarminto Filsafat merupakan pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas hukum dan sebagainya
daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengetahui kebenaran dan arti
"adanya" sesuatu.
Cabang-cabang filsafat ilmu ada 7: Metafisika, Epistemologi, Metodologi, Logika,
Estetika, Sejarah filsafat.
Filsafat Ilmu Pengetahuan memiliki tiga landasan pembahasan terhadap ilmu
pengetahuan, yaitu: ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
Ekonomi Islam diharapkan mempunyai fondasi dan basis keilmuan yang kokoh dari
tradisi ilmiahnya sendiri. Sebagai sebuah ilmu, ekonomi Islam diharapkan bukan sekedar
berbeda dengan ekonomi konvensional, tetapi juga mampu menjawab berbagai
kelemahan yang ada dalam ilmu/sistem ekonomi tersebut dengan sumber ilmiahnya
sendiri.
11

B. Saran
Setitik harapan dari kami sebagai penyusun kepada semua pihak baik pengoreksi
maupun pembaca untuk memberikan kritik dan saran kepada kami. Karena makalah yang
kami susun ini masih terlihat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami butuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aslam Haneef Mohamed & Furqani Hafas, “Theory Appraisal in Islamic Economic

Azharsyah I.,Erika A., Nashr A.,Nur K.,Suci A.U, Nofrianto.2021.Pengantar Ekonomi

E.Diamastuti, (n.d.). PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN SEBUAH TELAAH KRITIS.


Jurnal Akuntansi Universitas Jember.
Fritz Machlup, Methodology of Economics and Other Social Sciences, (1978, New York:
Academic PressInc)
Fox Glen, Reason and Reality in the Methodologies of Economics
Furqani Hafas, Metodologi Ekonomi Islam
Islam, Jakarta: Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah – Bank Indonesia

Methodology: Purposes and Criteria.”Humanomics, Journal of System and Ethics, Vol. 28,
No. 4 (2012)
Nasr Hossein Seyyed, Islamic Studies: Essays on Law and Security, the Sciences, and
Philosophy and Sufism, (1967, Beirut: Librairie Du Liban)
Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu, (2016, Bogor: PT Penerbit IPB Press)
12

Anda mungkin juga menyukai