Anda di halaman 1dari 11

Oleh:

Ananda
(15187205002)
INDONESIA JAKARTA Kepadatan a) Menganggu
jumlah kenyamanan
penduduk
b) Rugi dalam hal
waktu dan uang
c) Bahan bakar
Kelancaran arus lalu menguap sia-sia
lintas

Tingginya jumlah Minimnya


kendaraan pribadi ketertarikan
(roda 4) dan masyarakat untuk
kendaraan menggunakan
bermotor (roda 2) transportasi publik
Beberapa fakta (data) tentang kemacetan di Jakarta:

a) Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui, 10 juta


orang tinggal di Jakarta dengan 1,4 juta orang diantaranya
merupakan pendatang.
b) Berdasarkan riset berjudul Inrix 2017 Traffic Sorecard
menyatakan Jakarta berada di peringkat 12 dalam daftar kota-
kota termacet di dunia.
c) Jakarta menduduki peringkat 7 sebagai kota dengan lalu lintas
terburuk di dunia.
d) Berdasarkan kajian dari DTKJ (Dewan Transportasi Kota
Jakarta) menyatakan baru 24% pengguna jalan menggunakan
angkutan umum
Kebijakan Untuk Memecahkan Masalah
Kebijakan Alternatif
 Kebijakan alternative : arah kebijakan public yang dapat
memberikan nilai atau pemuasan terhadap suatu masalah.
 Terkait masalah kemacetan yang terjadi di Jakarta dapat
diatasi (dikurangi) dengan kebijakan ganjil genap.
 Kebijakan Ganjil Genap adalah kebijakan transisi sebelum
diterapkannya jalan berbayar atau Electronic Road Pricing
juga sebagai pengganti dari kebijakan 3 in 1
 Didukung data Dishubtrans DKI Jakarta : proporsi jumlah
kendaraan yang platnya diakhiri nomor ganjil dan genap
relatif seimbang, yaitu 50,05% dan 49,95%. (angka nol (0)
genap)
 Dampak positif (keuntungan)
a) Menurunkan arus kendaraan sampai 50%
b) Meningkatkan kualitas lingkungan hidup,
c) Penggunaan transportasi public meningkat

 Dampak negative (kerugian)


a) Lahirnya investasi yang tidak optimal dan sifat
konsumtif
b) Pengajuan penggantian plat mobil baru
c) Peningkatan penggunaan plat kendaraan palsu.
Tahap-Tahap Penyusunan Kebijakan
Ganjil Genap
Perumusan Masalah
 Masalahnya berupa isu-isu di masyarakat. Masalah
kemacetan ialah salah satunya. Khususnya di Jakarta,
kemacetan dinilai semakin meningkat. Penyebabnya adalah
kurangnya ketertarikan masyarakat untuk menggunakan
transportasi public.
Penyusunan Agenda (Agenda Setting)
 Agenda Setting adalah kegaiatan membuat masalah public
menjadi masalah kebijakan.
 Dilhat dari segi kerugian yang ditimbulkan oleh kemacetan.
Maka jelas masalah kemacetan dapat menjadi masalah public
yang harus segara diselesaikan.
Formulasi Kebijakan (Policy Formulation)
 Formulasi kebijakan adalah tahap yang paling krusial.
 Guna mengatasi kemacetan di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta
bersama Pemprov DKI menerapkan kebijakan ganjil genap.
 Pemerintah provinsi DKI diharapkan untuk segera memperbaiki
armada dan pelayanan transportasi publik di Jakarta
 Model dan pendekatan formulasi kebijakan yang digunakan
dalam kebijakan ganjil genap adalah model rasional
 Aktor-Aktor Kebijakan Ganjil – Genap
a) Inisiator kebijakan : Gubernur DKI Jakarta
b) Pembuat kebijakan dan legislator : Gubernur DKI Jakarta
dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
c) Pelaksana kebijakan : Dishubtrans DKI, Polda Metro Jaya
dan Satuan Polisi Pamong Praja DKI serta perusahaan-
perusahaan jasa di bidang transportasi publik
d) Kelompok sasaran : Masyarakat umum
e) Kelompok yang diuntungkan : Masyarakat dan beberapa
pengelola transportasi public
f) Kelompok kepentingan : Masyarakat,
g) Kelompok Penekan : Aparat penegak hukum, dan media
massa
 Nilai-Nilai Yang Berpengaruh Dalam Pembuatan Kebijakan
Ganjil Genap
a) Nilai Politik
b) Nilai Organisasi
c) Nilai Ekonomi
Implementasi Kebijakan (Policy Implementation)
 Uji coba tanggal 27 Juli 2016 – 26 Agustus 2016 (yang
melanggar hanya akan diberi peringatan. lisan)
 Mulai berlaku tanggal 30 Agustus 2016 - sekarang
 Dasar Hukum : Peraturan Gubernur Nomor 164 Tahun 2016
tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil Genap dan
UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(UULAJ pasal 133 ayat (1)
 Waktu pemberlakuan : Senin sampai Jumat. (07.00 WIB-10.00
WIB dan 16.00 WIB-20.00 WIB)
 Ruas Jalan : Jl. Medan Merdeka Barat, Jl. Thamrin, Jl. Jenderal
Sudirman, Jl. Sisingamangaraja, Jl. Jenderal Gatot Subroto
 Tidak berlaku bagi: kendaraan Presiden dan Wapres RI, Pejabat
lembaga tinggi negara (plat RI beserta pengawal), Kendaraan
dinas (plat Dinas), Pemadam kebakaran, Mobil ambulans, Mobil
angkutan umum (plat kuning), Angkutan barang (dengan
dispensasi)
 Metode pengawasan : manual dengan petugas dari polda metro
jaya dan satuang pamong praja dan melalui kamera cctv
 Sanksi (mulai 30 Agustus 2016-sekarang) : denda maksimal Rp
500 ribu atau kurungan dua bulan diatur dalam UU Nomor
22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 280
junctho 68 ayat 1 tentang TNKB

Evaluasi Kebijakan (Policy Evaluation)


 Dilakukan oleh Dishub DKI dan Polda Metro Jaya melakukan
 Waktu tempuh kendaraan lebih cepat
 Penumpang bus TransJakarta naik 30%
 Kecepatan kendaraan meningkat rata-rata 20%

Anda mungkin juga menyukai