Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI-TEORI PENDIDIKAN

Disusun oleh:

Melani Putri
Maulida Zaskiah
Lammarito Simbolon
Dewei Pebyola

Dosen Pengampuh

Jefri Faizal, S.Pd.I, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA


INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN (IPTS)
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa


atas ridho dan hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini dengan usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat
memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Terimakasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terimakasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya
makalah ini, Ayah Ibu, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan
telah membantu kelompok kami.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha
sekuat tenaga dalam penyelesaian makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat
manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran kelompok
kami, kami harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

Padangsidimpuan, November 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Masalah....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Teori....................................................................................3
B. Pengertian Pendidikan..........................................................................5
C. Pengertian Teori Pendidikan.................................................................6
D. Macam-Macam Teori Pendidikan........................................................7
E. Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia..................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................13
a. Kesimpulan...........................................................................................13
b. Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bukan hanya soal mengajari atau belajar bersama,
pendidik memiliki acuan dalam mendidik, serta teori-teori pendidikan
yang diajari dalam mata kuliah ilmu pendidikan. Selain itu kita dapat
mempelajari pendidikan secara teoritis melalui perenungan – perenungan
yang mendalam yang mencoba melihat makna pendidikan dalam suatu
konteks yang lebih luas yang disebut teori pendidikan, maupun dapat juga
mempelajari pendidikan secara praktis melalui kegiatan akademis dan
empiris yang bersumber dari pengalaman – pengalaman pendidikan yang
disebut praktik pendidikan.
Teori dan konflik pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, hal-hal tersebut memiliki hubungan komplementer yang saling
mengisi satu sama lainnya. Praktik pendidikan seperti pelaksanaan
pendidikan dalam lingkungan keluarga, pelaksanaan pendidikan di
sekolah, pelaksanaan pendidikan di masyarakat, dapat dijadikan sumber
dalam penyusuanan suatu teori pendidikan. Suatu teori pendidikan dapat
dijadikan sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan praktik pendidikan.
Kenyataannya, banyak orang yang belum mengetahui atau
mempelajari suatu teori pendidikan, tapi ia juga dapat menjadi seorang
pendidik yang baik, berhasil dalam membimbing murid-muridnya.
Sebaliknya juga dapat terjadi, seorang teori ahli pendidikan, belum dapat
dijamin bahwa ia akan menjadi seorang pendidik yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud teori?
2. Apakah yang dimaksud pendidikan?
3. Apa yang dimaksud teori pendidikan?
4. Ada berapa macam teori pendidikan?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud teori.
2. Mengetahui yang dimaksud pendidikan
3. Mengetahui yang dimaksud teori pendidikan
4. Mengetahui macam-macam teori pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis
mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai
ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai
“menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan
hubungan dapat saling berhubungan.
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-
bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan
konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara
fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta.
Selain itu, berbeda dengan teorema, pernyataan teori umumnya hanya
diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir yang
konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan
kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan
kesimpulan pada pembuktian matematika.
Sedangkan secara lebih spesifik di dalam ilmu sosial, terdapat pula
teori sosial. Neuman mendefiniskan teori sosial adalah sebagai sebuah
sistem dari keterkaitan abstraksi atau ide-ide yang meringkas dan
mengorganisasikan pengetahuan tentang dunia social. Perlu diketahui
bahwa teori berbeda dengan idiologi, seorang peneliti kadang-kadang bias
dalam membedakan teori dan ideologi. Terdapat kesamaan di antara
kedunya, tetapi jelas mereka berbeda. Teori dapat merupakan bagian dari
ideologi, tetapi ideologi bukan teori. Contohnya adalah Aleniasi manusia
adalah sebuah teori yang diungkapakan oleh Karl Marx, tetapi Marxis atau
Komunisme secara keseluruhan adalah sebuah ideologi.
Dalam ilmu pengetahuan, teori dalam ilmu pengetahuan
berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami
atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan

3
dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu
hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori
untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu
(misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah
laku hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatumodel atas
kenyataan (misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan).
Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak pengamatan dan terdiri
atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan.
Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang
diramalkan oleh suatu teori namun belum pernah terpengamatan. Sebagai
contoh, sampai dengan akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan sebagai
teoritis karena diramalkan menurut teori relativitas umum tetapi belum
pernah teramati di alam. Terdapat miskonsepsi yang menyatakan apabila
sebuah teori ilmiah telah mendapatkan cukup bukti dan telah teruji oleh
para peneliti lain tingkatannya akan menjadi hukum ilmiah. Hal ini
tidaklah benar karena definisi hukum ilmiah dan teori ilmiah itu berbeda.
Teori akan tetap menjadi teori, dan hukum akan tetap menjadi hukum.
(Wikipedia Indonesia).
Menurut Muhammad Surya, teori merupakan suatu perangkat prinsip-
prinsip terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam
lingkungan. Karakteristik suatu teori ialah :
1. Memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu informasi, dan
dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian
2. Memiliki prinsip-prinsip yang dapat diuji.

Teori merupakan hubungan antara konsep-konsep. Sedangkan konsep-


konsep itu sendiri merupakan hubungan dari kata-kata yang menjelaskan
suatu persoalan atau kenyataan. Kata-kata merupakan simbol berupa bunyi
dan aksara ketika kita merujuk pada suatu benda atau realitas yang ada di
dunia. Sedangkan konsep merupakan suatu penjelasan yang lebih luas
karena mengubungkan keterkaitan antara dua atau lebih dari keberadaan
benda atau gejala (peristiwa). Karenanya, teori merujuk pada suatu

4
hubungan antara konsep-konsep yang lebih bisa menjelaskan peristiwa
atau suatu proses tertentu dari kehidupan ini.
Jadi, teori sebenarnya adalah sebuah alat untuk membantu
menjelaskan suatu. Ia merupakan penyederhanaan dari gejala-gejala
kehidupan supaya mudah kita pahami dan kita jelaskan. Teori akan
membantu kita memahami suatu gejala dan membedakan diri dengan
penjelasan yang lain. Meskipun demikian perbedaan antara dua teori atau
lebih yang berbeda tidak menutup kemungkinan ada suatu hal yang
beririsan. Dan suatu teori yang baik diharapkan menghilangkan irisan-
irisan itu sekecil mungkin, untuk memberikan pembedaan antara
seperangkat penjelasan dengan lainnya yang memiliki karakternya masing-
masing.
B. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat
dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan
dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk
mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pendidikan adalah proses pembelajaran yang didapat oleh setiap
manusia (Peserta Didik) untuk dapat membuat manusia (Peserta Didik) itu
mengerti, paham, dan lebih dewasa serta mampu membuat manusia
(Peserta Didik) lebih kritis dalam berpikir. Pendidikan bisa diperoleh baik
secarah formal dan nonformal. Pendidikan formal diperoleh dalam kita
mengikuti progam-program yang sudah dirancang secara terstruktur oleh
suatu intitusi, departemen atau kementrian suatu Negara. Pendidikan
nonformal adalah pengetahuan yang didapat manusia (peserta didik) dalam
kehidupan sehari-hari (berbagai pengalaman) baik yang dia rasakan sendiri
atau yang dipelajarai dari orang lain (mengamati dan mengikuti).

5
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata lakku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Dalam hal yang lebih spesifik, pendidikan yang merupakan
aktivitas pembelajaran dalam bentuk interaksi edukatif (penyampaian ilmu
pengetahuan dan affektif) dengan menempatkan peserta didik sebagai
subjek pendidikan, masih juga pendidikan dipersyaratkan untuk penunaian
tugas yang mengarah pada upaya memberi arah dan watak pada peserta
didik. Penunaian tugas perwatakan pada peserta didik tersebut dinamakan
colouring (Mochtar Buchori, 2002:43).
C. Pengertian Teori Pendidikan
Teori pendidikan adalah teori yang digunakan dalam proses belajar
mengajar. Salah satu penerapan teori belajar yang terkenal adalah teori
dari John Dewey yaitu teori “learning by doing”. Teori belajar ini
merupakan sub ordinat dari teori pendidikan. Karenanya sebelum
membahas teori belajar tersebut, perlu diuraikan pengertian teori
pendidikan.
Teori pendidikan merupakan seperangkat penjelasan yang rasional
sistematis membahas tentang aspek- aspek penting dalam pendidikan
sebagai sebuah sistem. Mudyahardjo (2002) menjelaskan bahwa teori
pendidikan adalah sebuah pandangan atau serangkaian pendapat ihkwal
pendidikan yang disajikan dalam sebuah sistem konsep. Pendidikan
sebagai sistem mengandung arti suatu kelompok tertentu yang setidaknya
memiliki hubungan khusus secara timbal balik dan memiliki informasi.
Pengertian teori pendidikan memiliki perbedaan mendasar
dibandingkan dengan teori dalam sains. Teori pendidikan pada awalnya
mengambil sedikit saja dari tahap pengamatan atau eksperimen melalui
metodis sistematis terhadap sesuatu yang berhubungan dengan konsep dan
proses pendidikan. Teori pendidikan yang dikemukakan tokoh-tokoh
pendidikan klasik seperti Plato, Rousseau, atau Froebel misalnya berakar
pada asumsi khusus tentang apa yang dapat dilakukan atau harus dilakukan
dalam pendidikan, dan berdasarkan asumsi tersebut memberikan

6
rekomendasi tentang apa yang harus dilakukan oleh guru atau pihak lain
terhadap pendidikan.
Karenanya pada awalnya pandangan terhadap pendidikan seperti yang
diungkapkan oleh Plato, Roesseau serta lainnya tidaklah berdasar
pengamatan empirik dan karenanya tidak pula dapat di cek kebenarannya
melalui pengujian metode ilmiah. Teori pendidikan tidaklah bekerja
seperti teori ilmiah, dan akibatnya tidak bisa pula mengambil validitas dari
metode ilmiah. Kebenaran dari sebuah teori pendidikan tidaklah
ditentukan berdasarkan paradigma ilmiah, tetapi memiliki cara dan
polanya tersendiri.
Ruang lingkup dari teori pendidikan pun terdiri dari teori umum dan
teori khusus. Moore (1974) menjelaskan yang dimaksud teori khusus
pendidikan membahas secara mendalam aspek pedagogis, seperti
bagaimana cara yang paling efektif untuk belajar dan mengajar. Teori
belajar merupakan salah satu dari teori khusus pendidikan. Sedangkan
teori umum pendidikan adalah teori yang luas dari segi cakupan dan
tujuannya. Teori umum pendidikan tidak hanya sebuah rekomendasi
tentang kondisi pembelajaran yang efektif tetapi juga rekomendasi untuk
membentuk dan menghasilkan tipe manusia tertentu, kadang-kadang juga
tipe masyarakat ideal. Teori umum pendidikan memperhatikan masalah
sekitar membentuk manusia ideal dan pembahasannnya tidak hanya
bertumpu pada apa yang dianggap sebagai cara terbaik mengajar tetapi
meluas pada persoalan apa yang harus diajarkan dan untuk tujuan apa.
D. Macam-Macam Teori Pendidikan
1. Teori Koneksionisme
Edward Lee Thorndike adalah tokoh psikologi yang mampu
memberikan pengaruh besar terhadap berlangsungnya proses
pembelajaran. Teorinya dikenal dengan teori Stimulus-Respons.
Menurutnya, dasar belajar adalah asosiasi antara stimulus (S) de¬ngan
respons (R). Stimulus akan memberi kesan ke-pada pancaindra,
sedangkan respons akan mendorong seseorang untuk melakukan

7
tindakan. Asosiasi seperti itu disebut Connection. Prinsip itulah yang
kemudian disebut sebagai teori Connectionism.
Thorndike merumuskan teorinya ke dalam tiga hukum dasar
(Suwardi, 2005: 34-36), sebagai berikut:
a. Hukum Kesiapan (The Law of Readiness)
Hukum ini memberikan keterangan mengenai kesiapan
seseorang merespons (menerima atau menolak) terhadap suatu
stimulan. Pertama, bila sese¬orang sudah siap melakukan suatu
tingkah laku, pelaksanaannya akan memberi kepuasan baginya
sehingga tidak akan melakukan tingkah laku lain. Kedua, bila
seseorang siap melakukan suatu tingkah laku tetapi tidak
dilaksanakan, maka akan timbul kekecewaan. Akibatnya, ia akan
melakukan ting¬kah laku lain untuk mengurangi kekecewaan.
Ketiga, bila seseorang belum siap melakukan suatu perbuatan tetapi
dia harus melakukannya, maka ia akan merasa tidak puas.
Akibatnya, orang tersebut akan melakukan tingkah laku lain untuk
menghalangi terlaksananya tingkah laku tersebut. Keempat, bila
seseorang belum siap melakukan suatu tingkah laku dan tetap tidak
melakukannya, maka ia akan puas.
b. Hukum Latihan (The Law of Exercise)
Hukum ini dibagi menjadi dua, yaitu hukum penggunaan (the
law of use), dan hukum bukan penggunaan (the law of disuse).
Hukum penggunaan menyatakan bahwa dengan latihan berulang-
ulang, hubungan stimulus dan respons akan makin kuat. Sedangkan
hukum bukan penggunaan menyatakan bahwa hubungan antara
stimulus dan respons akan semakin melemah jika latihan dihentikan.
c. Hukum Akibat (The Law of Effect)
Hubungan stimulus-respons akan semakin kuat, jika akibat
yang ditimbulkan memuaskan. Sebaliknya, hubungan itu akan
semakin lemah, jika yang dihasilkan tidak memuaskan. Maksudnya,
suatu perbuatan yang diikuti dengan akibat yang menyenangkan
akan cenderung untuk diulang. Tetapi jika akibatnya tidak

8
menyenangkan, akan cenderung ditinggalkan atau dihentikan.
Hubungan ini erat kaitannya dengan pemberian hadiah (reward) dan
sanksi (pun¬ishment).
2. Teori Classical Conditioning
Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Ivan Petrovich
Pavlov, warga Rusia yang hidup pada tahun 1849-1936. Teorinya
adalah tentang condi tioned reflects. Lewat penemuannya, Pavlov
meletakkan dasar behaviorisme sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi
berbagai penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-
teori belajar.
Prinsip belajar menurut Pavlov adalah sebagai berikut:
a. Belajar adalah pembentukan kebiasaan dengan cara
menghubungkan/ mempertautkan antara perangsang (stimulus)
yang lebih kurang dengan perangsang yang lebih lemah.
b. Proses belajar terjadi apabila ada interaksi antara organisme dengan
lingkungan.
c. Belajar adalah membuat perubahan-perubahan pada
organisme/individu
d. Setiap perangsang akan menimbulkan aktivitas otak.
e. Semua aktivitas susunan saraf pusat diatur oleh eksitasi dan
inhibitasi.
Nana S. Sukmadinata (1997) mengemukakan 4 (empat ) teori
pendidikan, yaitu :
1. Pendidikan klasik
2. Pendidikan pribadi
3. Teknologi pendidikan
4. Pendidikan interaksional

Untuk lebih jelasnya mengenai teori-teori yang dikemukakan oleh


beliau, berikut adalah penjelasannya :

9
1. Pendidikan Klasik
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafatklasik,
seperti Perenialisme, Eessensialisme, dan Eksistensialisme dan
memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya
memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori
ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses.
Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu
pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo
dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam
prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan,
sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai
penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik.
2. Pendidikan Pribadi
Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak
dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan
harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta
didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik.
Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan,
sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih
berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan
peserta didik.
Teori pendidikan pribadi menjadi sumber bagi pengembangan
model kurikulum humanis. yaitu suatu model kurikulum yang
bertujuan memperluas kesadaran diri dan mengurangi
kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan dan proses
aktualisasi diri. Kurikulum humanis merupakan reaksi atas
pendidikan yang lebih menekankan pada aspek intelektual
(kurikulum subjek akademis)

3. Teknologi Pendidikan

10
Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang
mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan
pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara
keduanya ada yang berbeda. Dalam teknologipendidikan, lebih
diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau
kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan
pemeliharaan budaya lama.
Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli
bidang-bidang khusus, berupa data-data obyektif danketerampilan-
keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vocational.
Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran
dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media
elektronika dan para peserta didik belajar secara individual.
Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan
dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-
keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru
berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak tugas-tugas
pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan.
4. Pendidikan Interaksional,
Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang
bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang
senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga berintikan
kerja sama dan interaksi. Dalam pendidikan interaksional
menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan
dari peserta didik kepada guru.
Lebih dari itu, dalam teori pendidikan ini, interaksi juga terjadi
antara peserta didik dengan materi pembelajaran dan dengan
lingkungan, antara pemikiran manusia dengan lingkungannya.
Interaksi terjadi melalui berbagai bentuk dialog. Dalam pendidikan
interaksional, belajar lebih sekedar mempelajari fakta-fakta.

11
Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari
fakta-fakta tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat
menyeluruh serta memahaminya dalam konteks kehidupan. Filsafat
yang melandasi pendidikan interaksional yaitu
filsafat rekonstruksisosial. Selain dari teori-teori tersebut, berikut
akan dijelaskan teori-teori pendidikan yang berasal dari barat.
Selain itu, teori-teori pendidikan pun dihubungkan dengan
berbagai aliran filsafat. Hal ini, dikarenakan terdapat kaitan yang
sangat erat antara filsafat dengan pendidikan, karena filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakatnya,
sementara pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.
Filsafat pendidikan berusaha menjawab secara kritis dan
mendasar berbagai pertanyaan pokol sekitar pendidikan, seperti
apa, mengapa, kemana, bagaimana, dsb. Aliran-aliran filsafat pada
gilirannya melahirkan filsafat-filsafat pendidikan seperti:
1. Idealisme
2. Realisme
3. Perenialisme
4. Essensialisme
5. Pragmatisme
6. Progresivisme
7. Eksistensialisme.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis
mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah. Intinya teori adalah keterkaitan antara konsep-konsep.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Teori pendidikan adalah teori yang digunakan dalam proses belajar
mengajar. Macam-macam teori tersebut adalah :
a. Teori Koneksionisme
b. Teori Classical Conditioning
Nana S. Sukmadinata (1997) mengemukakan 4 (empat ) teori
pendidikan, yaitu :
1. Pendidikan klasik
2. Pendidikan pribadi
3. Teknologi pendidikan
4. Pendidikan interaksional
Selain itu, teori-teori pendidikan pun dihubungkan dengan berbagai
aliran filsafat. Aliran-aliran filsafat pada gilirannya melahirkan filsafat-
filsafat pendidikan seperti:
1) Idealisme
2) Realisme
3) Perenialisme
4) Essensialisme
5) Pragmatism
6) Progresivisme

13
7) Eksistensialisme.
Namun demikian, kita mempunyai filsafat pendidikan nasional
tersendiri, yaitu Pancasila.

B. Saran
Setelah membaca uraian di atas, hendaklah kita sebagai calon guru
mempelajarai Ilmu Pendidikan khusunya teori-teori pendidikan karena
akan bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan peserta didik kita dalam
kegiatan belajar mengajar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Gunansyah, Ganes. Hand out. Dasar-dasar Pendidikan. 2008.


Nurani Soyomukti. 2010. Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo)Liberal,
Marxis-Sosialis, Postmodern. Ar-ruzzmedia, Yogyakarta. Cetakan: I,
S, Nasution. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar.Cet-3. Jakarta. Bumi Aksara.
Surya, Muhammad. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka
Bani Quraisy,2004
Syah, Muhibbin. 2008 Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Cet-13.
Bandung. Rosdakarya.
Syaripudin, Tatang. 2006. Landasan Pendidikan. Bandung. Sub Koordinator
MKDP Landasa Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Iniversitas
Pendidikan Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai