Anda di halaman 1dari 4

Nama: Nisatus Sholeha

NIM: 1198030195
Kelas: Sosiologi 5 E
Mata Kuliah: Sosiologi Korupsi

Korupsi Dalam Perspektif Sosiologi

Korupsi dalam kacamata sosiologi korupsi yaitu fenomena sosial yang


terjadi hampir di seluruh sektor kehidupan masyarakat dan mendapat perhatian dari
semua pihak. Berbagai dampak korupsi yang merugikan masyarakat diantaranya
melanggengkan kemiskinan, meningkatkan jumlah pengangguran, meningkatkan
hutang luar negeri, penyebab kerusakan alam dan berdampak pada bidang
kehidupan sosial-budaya yaitu menimbulkan “biaya sosial” yang tinggi. Hal ini
memperlihatkan bahwa adanya ketidaksesuaian harapan masyarakat untuk hidup
lebih baik karena harus terhalangi oleh adanya fenomena korupsi. Hingga saat ini
korupsi menjadi salah satu masalah sosial yang sulit untuk diselesaikan.
Fenomena yang marak terjadi di masyarakat terkhusus di Indonesia karena
kasus korupsi seperti ini sudah menjadi budaya yang negatif di masyarakat, selain
itu hukuman yang diberikan juga tidak setimpal dengan perbuatannya padahal
kasus korupsi termasuk ke dalam extra ordinary crime, dan belum ada ketegasan
dari negara untuk memberantas korupsi padahal fenomena ini bisa dikatakan serius,
itulah yang menyebabkan beberapa masyarakat umum menganggap hal yang biasa
dan bahkan lumrah budaya korupsi ini.
Kebiasaan berperilaku koruptif itu biasanya terdapat potensi untuk
melakukan tindakan tersebut, seperti seorang koruptor mempunyai wewenang
kekuasaan. Koruptor dan para pembantu dalam melaksanakan aksi korupsi
merupakan individu atau kelompok yang tidak lain bagian dari masyarakat itu
sendiri ketika salah satu dari masyarakat melakukan korupsi yang tidak lain adalah
orang yang ditunjuk dan memiliki kewenangan dan menyalahgunakan kewenangan
tersebut untuk kepentingan pribadi maka selain melanggar norma dan aturan secara
hukum para aktor dan kelompok tersebut mengganggu kestabilan masyarakat dan
kehidupan sosial baik secara perlahan ataupun secara cepat dan besar atau kecil
dampaknya.
Pierre Bourdieu dalam pemikirannya menjelaskan konsep (Habitus x
Modal) + Ranah = Praktek. Adanya perilaku yang sudah menjadi kebiasaan para
penjabat untuk melakukan perilaku menyimpang, perilaku melawan nilai dan
norma dalam masyarakat, yaitu perilakubusuk disebut korupsi. Perilaku korupsi ini
seakan menjadi hal yang biasa karena memang dari dulu apalagi eranya orde baru
yang sudah mendarah daging sampai sekarang perilaku korupsi melibatkan elit
politik yang juga saling melindungi. Disinilah efek jera itu tidak ada, sehingga
penjabat yang korupsi tidak akan takut dengan hukuman yang tidak memberikan
efek jera bagi para koruptor. Perilaku korupsi inilah yang sudah menjadi kebiasaan
atau Habitus yang mendarah daging, sehingga tidak bisa hilangkan, karena sistem
jaringan yang sudah terbentuk dan saling melindungi antar jaringan tersebut.
Menurut Bourdieu, agen-agen sosial baik pada masyarakat tradisional dan
modern bukanlah agen yang bersikap sebagai mesin (automata) yang bergerak
seperti jam. Pada praktik ritual atau relasi sosial, individu-individu menjalankan
prinsip-prinsip (sosial-budaya) yang terbatinkan dan menjadi habitus. Habitus
adalah pembatinan nilai-nilai sosial-budaya yang beragam dan rasa permainan yang
melahirkan berbagai macam bentuk gerakan yang disesuaikan dengan permainan
yang sedang dilakukan. Menurut, Bourdieu, modal adalah sekumpulan sumber
kekuatan dan kekuasaan yang benar-benar dapat digunakan. Istilah modal ini
dikaitkan erat dengan hubungan-hubungan kekuatan dan kekuasaan dalam
masyarakat itu sendiri. Ia merincikan sumber modal itu ada empat yaitu: modal
sosial, modal ekonomi, modal budaya, dan modal simbolik.
 Modal sosial atau jaringan sosial yang dimiliki pelaku (individu atau
kelompok) dalam hubungannya dengan pihak lain yang memiliki kuasa.
Nah, disinilah modal sosial yang bisa kita lihat pada jaringan pelaku
korupsi, dimana banyak aktor yang terlibat dan melakukan kesepakatan
dalam aktivitas busuk tersebut.
 Modal ekonomi meliputi alat-alat produksi, seperti, mesin, tanah, buruh,
dan materi (pendapatan dan benda-benda), serta modal uang. Modal
ekonomi sekaligus juga berarti modal yang secara langsung bisa ditukar bisa
didaku atau dipatenkan sebagai hak milik individu. Nah, disinilah perilaku
korupsi bisa kita lihat bagaimana adanya kemampuan finansial untuk si
pelaku korupsi dalam memberikan suap kepada pihak lain, yang bertujuan
untuk melancarkan niat jahatnya.
 Modal budaya/kultural, Modal budaya adalah keseluruhan kualifikasi
intelektual yang bisa diproduksi melalui pendidikan formal maupun warisan
keluarga. Modal budaya mengimplisitkan suatu proses pembelajaran
sehingga tidak bisa begitu saja diberikan kepada orang lain. Pada kasus
korupsi yang sudah kita singgung perihal perilaku korupsi yang sudah
menjadi hal yang biasa atau lumrah oleh orang, sehingga tindakan korupsi
yang ada sudah menjadi rahasia umum, karena mental yang tidak ada.
 Modal simbolik adalah segala bentuk prestise, status, otoritas dan legitimasi
yang terakumulasi. Pada kasus korupsi kita akan melihat bahwa seseorang
yang melakukan korupsi mempunyai kedudukan atau status yang tinggi.
Status sosial yang dimiliki inilah bagi pelaku korupsi yang mana
dimanfaatkan untuk dapat melegitimasi tindakannya, karena adanya power
yang dimiliki pelaku korupsi tersebut.
Ranah/Arena, dalam pemikiran Bordiue, seseorang harus dapat memahami
ranah atau dimana lingkungan atau medan yang mereka hadapi, baik secara
individu maupun dalam cakupan kelompok mereka. Menurut, Bourdieu, ranah
didefinisikan sebagai sebuah jaringan atau konfigurasi, hubungan-hubungan
akjektif antarberbagai posisi. Arena atau disebut juga Field yaitu medan, arena atau
ranah merupakan ruang sebagai tempat para aktor/agen sosial saling bersaing untuk
mendapatkan berbagai sumber daya material ataupun kekuatan (power)
simbolis.Menurut saya sosiologi korupsi wajib dipelajari karena untuk pengetahuan
dan wawasan kita bahwa kasus korupsi bukan hal yang mudah ditangani karena
masih ada segelintir masyarakat yang menganggap bahwa korupsi ini hal yang
remeh padahal kenyataannya banyak pihak di rugikan terutama rakyat kecil.
Kedepannya sebagai mahasiswa dalam mempelajari sosiologi korupsi ini dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan kasus korupsi yang semakin hari semakin
marak.

Anda mungkin juga menyukai