Anda di halaman 1dari 15

HAK ASASI MANUSIA DALAM PENEGAKAN HUKUM

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Sosiologi Hukum

Dosen Pengampu : Sri Damayanti, M.Si

Oleh :

Nur Salim (1198030198)

Puput Nuraeni (1198030204)

Resti Agustin (1198030215)

RheaGishela Putri (1198030221)

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2021 M/1443 H
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaaikumWarrohmatullohiWabarokatu

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah


memberikan segala rahmat, nikmat, dan hidayat-Nya, dan tidak lupa
shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikansyafa’atnya di
akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan kasih-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas dari Ibu Sri Damayanti, M.Si pada mata
kuliah Sosiologi Hukum dalam bentuk makalah yang berjudul “Hak Asasi
Manusia Dalam Penegakan Hukum” dapat terselesaikan secara tepat waktu.

Adapun maksud kami dalam membuat tugas makalah ini untuk


memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Hukum yang tentunya kami
harapkan dapat menambah wawasan mengenai penjabaran seputar Hak
Asasi Manusia Dan Penegakan Hukum.

Tentu kami tahu makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan di dalamnya.Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang baik dari pembaca agar dapat kami gunakan untuk perbaikan
makalah dikemudian hari. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagikita semua.

WallahulMuwafieqIlaaAqwamithThorieq

Wassalamu’alaikumWarahmatullah Wabarakatuh

Bandung, 22September2021

Kelompok 9

iii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 5
1.3 Tujuan ............................................................................................... 5

BAB II ISI

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) .............................................. 6


2.2 Landasan Hukum Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) ................. 8
2.3 Bentuk-Bentuk Penindasan Terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) ..... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 14


3.2 Saran ................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembicaraan mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) dan penegakan
hukum selalu diwarnai dengan beberapa permasalahan filosofisdimana
hak-hak manusia itu senantiasa selalu diperdebatkan. Hak Asasi Manusia
(HAM) pada hakikatnya adalah bagaimana hak-hak manusia itu menjadi
sesuatu yang asasi dan diakui dalam dokumen-dokumen sejarah perjalanan
manusia yang kemudian menjadi pakta-pakta yang harus diakui oleh
manusia-manusia yang lain dalam wilayah-wilayah tertentu. Namun
kemudian dalam perjalanannya hak-hak itu diakui secara berbeda seperti
apakah hak itu alamiah atau legal; apakah hak itu bersifat klaim atau
memang hakikat; apakah hak itu positif atau justru negatif; dan berbagai
macam bentuk perdebatan lainnya yang sampai dengan saat ini masih
menarik untuk didiskusikan.
Sama seperti hal-nya dengan penegakan hukum, Prof. Dr. Soerjono
Soekanto berpendapat bahwa penegakan hukum terdapat faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi dan mempunyai arti sehingga penegakan
hukum dapat berdampak positif dan negatifnya terletak pada isi faktor
tersebut seperti terjadinya gangguan terhadap penegakan hukum terjadi
apabila ada ketidakserasian antara nilai, kaidah, dan pola prilaku
(Tritunggal). 1
Oleh karena itu eksistensi ilmu hukum sebagai pengetahuan dasar
harus dimaknai sebagai aspek yang mendasar karena didalamnya penuh
dimensi dan pertukaran dengan berbagai variable yang hidup dan
berkembang didalam realitas masyarakat. Hal ini tidak lain karena
meninjau dari salah satu faktor indikator negara hukum adalah
keberhasilan dalam penegakan hukumnya dan untuk itulah maka menjadi
sangat penting untuk diketahui apakah itu penegakan hukum

1
Agus Riyanto, Penegakan Hukum Masalahnya Apa?, (Diakses dari https://business-
law.binus.ac.id/2018/12/26/penegakan-hukum-masalahnya-apa/), pada tanggal 22 September
2021, pada Pukul 22.50 WIB.
4
5

sesungguhnya. Maka dirasa penting untuk menumbuhkan rasa


keingintahuan terhadap ilmu hukum yang memang substansinya tidak
pernah lepas dengan praktik yang terdapat didalam masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia, dan prinsipnya?
2. Apakah landasan hukum dari penegakan Hak Asasi Manusia?
3. Apa saja bentu-bentuk penindasan terhadap Hak Asasi Manusia?
3.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembentukan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Para mahasiswa/i dapat mengetahui definisi dari Hak Asasi Manusia
(HAM) beserta konsep dan prinsip-prinsipnya.
2. Para mahasiswa/i dapat mengerti mengenai landasan hukum dari
penegakan Hak Asasi Manusia (HAM).
3. Para mahasiswa/i dapat menyadari segala bentuk perilaku yang
bertentangan dengan Hak Asasi Manusia (HAM).
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


Hak asasi manusia berasal dari Bahasa Inggris Human Rights dan
Bahasa Prancis Droits De l'homme merupakan sebuah konsep hukum dan
normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada
dirinya karena ia adalah seorang manusia. Secara definitif, hak merupakan
unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku, melindungi
kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam
menjaga harkat dan martabatnya.2
Dalam sudut pandang lain, hak asasi manusia adalah hak-hak dasar
yang dimiliki oleh setiap manusia, yang melekat sejak lahir sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, hak asasi manusia tidak bersumber
dari negara atau hukum, tetapi dari Tuhan sebagai pencipta alam semesta,
sehingga hak asasi manusia harus dipenuhi dan tidak dapat diabaikan. 3
Hak asasi manusia biasanya dialamatkan kepada negara, atau dalam kata
lain, negaralah yang mengemban kewajiban untuk menghormati,
melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia, termasuk dengan mencegah
dan menindak lanjuti pelanggaran.
Di dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 dinyatakan bahwa, hak
asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh Negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 4

2
Tim ICCE Jakarta.Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, ( Jakarta : Prenada
Media,2003) hlm. 199
3
P. N. H. Simanjuntak, Pendidikan Kewarganegaraan SMP dan MTs Kelas VII, ( Jakarta:
Grasindo, 2007 ), hlm. 46
4
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Dan Undang- Undang No. 26
Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, ( Jakarta: Visimedia, 2007 ), hlm. 3.
6
7

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Hak Asasi Manusia


merupakan hak yang dilindungi secara internasional (yaitu deklarasi PBB
Declarationof Human Rights), seperti hakuntuk hidup, hak kemerdekaan,
hak untuk memiliki, hak untuk mengeluarkan pendapat.5
Dalam terminologi modern, hak asasi manusia dapat digolongkan
menjadi hak sipil dan politik yang berkenaan dengan kebebasan
sipil misalnya hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, dan kebebasan
berpendapat, serta hak ekonomi, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan
akses ke barang publik seperti hak untuk memperoleh pendidikan yang
layak, hak atas kesehatan, atau hak atas perumahan.
2.1.1 Pengertian Ham Menurut Para Ahli
Berikut adalah pengertian Hak Asasi Mansuai (HAM) menurut para
ahli :
A. Mariam Budiardjo
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang
telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan
kehadirannya dalam hidup masyarakat. Hak ini ada pada manusia tanpa
membedakan bangsa, ras, agama, golongan, jenis kelamin, karena itu
bersifat asasi dan universal.
B. John Locke
Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara
kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat
(bersifat mutlak).6
C. Prof. Koentjoro Poerbo Pranoto
Hak asasi manusia adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak
yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan
dari hakikatnya sehingga bersifat suci. 7

5
PengertianHAM MenurutKBBI :https://kbbi.kata.web.id/hak-asasi-manusia/. (Di akses pada 18
September 2021)
6
Pengertian HAM Menurut Para Ahli : www.gurupendidikan.com/10-jenis-danpengertian-ham/.
(Diakses tanmggal 19 september 2021).
7
Pengertian HAM Menurut Para Ahli :http://repository.uib.ac.id/659/6/S-1051055-chapter2.pdf(Di
akses pada 19 September 2021)
8

2.1.2 Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia


Adapun pinsip-prinsip dari Hak Asasi Manusia yaitu8 :
A. Universalitas
Hak asasi manusia harus diberikan kepada semua orang, tanpa kecuali.
Argumentasi yang mendasari prinsip universalitas hak asasi manusia
karena setiap orang berhak menikmati hak asasinya semata-mata hanya
ia karena manusia.
B. Tidak Terpisahkan
Hak asasi manusia tidak terpisahkan dan saling tergantung, yang
berarti bahwa untuk menjamin hak-hak sipil dan politik, pemerintah
juga harus memastikan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya dan
sebaliknya.
C. Partisipasi
Setiap orang memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan mengenai perlindungan hak-hak mereka.
D. Akuntabilitas
Pemerintah harus membuat mekanisme akuntabilitas terkait dengan
upaya penegakan hak asasi manusia.
E. Transparasi
Keterbukaan tentang semua proses informasi dan pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan penjamian hak-hak warga negara.
F. Non-Diskriminasi
Keterbukaan tentang semua proses informasi dan pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan penjamian hak-hak warga negara.
2.2 Landasan Hukum Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM)
Perkembangan Penegakan Hak Asasi Manusia Menurut Undang-
undang Nomor 39 Tahun 1999 hak asasi manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan yang merupakan anugerah-Nya yang

8
Prinsip-PrinsipHakAsasiManusia :https://prismaham.id/prinsip-prinsip-ham. (Di akses pada 19
September 2021)
9

wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, pemerintah,


hukum, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. Seperti yang dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 39
Tahun 1999 hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia
sejak mereka lahir dan harus dihormati oleh setiap orang tidak terkecuali
yang berkuasa. Berdasarkan hukumlah hak asasi manusia dapat memberikan
kekuatan moral untuk melindungi dan juga menjamin martabat manusia,
bukan atas dasar keadaan, kecenderungan politik tertentu, ataupun
kehendak.9
Hukum harus ditegakkan karena nilai-nilai keadilan yang terkandung di
dalamnya sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat. Penegakan dan
perlindungan tentang hak asasi manusia di Indonesia sangatlah penting bagi
rakyatnya, karena hak asasi manusia berkaitan dengan harkat dan martabat
manusia sebagai manusia seutuhnya. Penegakan dan perlindungan hak asasi
manusia di Indonesia mengalami kemajuan pada tanggal 06 November
2000, di mana Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Undang-
undang Nomor 26 Tahun 2000 mengenai Pengadilan Hak Asasi Manusia
(HAM) yang diundangkan pada tanggal 23 November 2000. Undang-
undang ini mengatur tentang beberapa kekhususan atau pengaturan yang
berbeda dengan pengaturan dalam hukum acara pidana, perbedaan ini di
mulai dari tahap penyelidikan oleh Komnas HAM, sampai pengaturan
tentang majelis hakim yang komposisinya berbeda dengan pengadilan
pengadilan biasa.10
2.1.1 Landasan Hukum Penegakan Ham Di Indonesia
Ketentuan atau peraturan hukum Hak Asasi Manusia atau dengan
istilah lain di sebut landasan hukum HAM adalah instrumen atau alat
digunakan untuk menegakkan Hak Asasi Manusia dan menjamin
perlindungan HAM yang dalam hal ini berupa peraturan Perundang-

9
Go Lisnawati, “Pendidikan tentang Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dalam Dimensi
Kejahatan Siber”, Jurnal Ilmu Hukum Pandecta, Vol. 9, No. 1, Januari 2014, hlm. 5.
10
Bahder Johan Nasution, Op. Cit, hlm. 263
10

undangan. Di bawah ini beberapa contoh landasan hukum dalam rangka


penagakan HAM Indonesia di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Pancasila
Pancasila menjunjung tinggi keluhuran harkat dan martabat
manusia sebagai makluk Tuhan sehingga setiap orang memiliki
kewajiban untuk menghormati hak asasi manusia orang lain. 11
2. TAP MPR No. XVII/MPR/1998 Tentang HAM
Pada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat yang di
selenggarakan pada tanggal 13 November 1998 sebagai salah satu
bentuk dan upaya pemerintah pusat untuk menghadapi masalah
pelanggaran HAM yang kian marak di Indonesia dan tentang
penyelesaian kasus pelanggaran HAM. Selain itu, hadirnya TAP
MPR ini adalah sebagai upaya untuk menjawab tuntutan reformasi
yang berlangsung pada tahun 1998. Adapun kandungan dari TAP
MPR tersebut No.XVII/MPR/1998 tentang HAM yaitu :
A. Pasal 2 berbunyi “Menugaskan kepada Lembaga-Lembaga
Tinggi Negara dan seluruh Aparatur Pemerintah untuk
menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman
mengenai hak asasi manusia kepada seluruh masyarakat”.
B. Pasal 3 yang berbunyi “Menugaskan kepada Presiden Republik
Indonesia dan Dewan Perwailan Rakyat Republik Indonesia
untuk meratifikasi berbagai instrumen Perserikatan Bangsa-
Bangsa tentang Hak Asasi Manusia, sepanjang tidak
bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945”.12
3. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Hak Asasi Manusia dalam bidang politik, ekonomi, social, dan
budaya dalam hal ini sangat di tegaskan di dalam pasal-pasal dalam
UUD 1945. Pasal-pasal tersebut adalah:

11
Sri Warjiyati, Instrumen Hukum Penegakan Hak Asasi Manusia Justicia Islamica Volume 15,
Nomor 1 Juni Tahun 2018, hlm 130
12
TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM
11

a. Pasal 27 ayat (1), (2), dan (3);


b. Pasal 28 A;
c. Pasal 28 B ayat (1), (2);
d. Pasal 28 C ayat (1) dan (2);
e. Pasal 28D ayat (1), (2), (3) dan (4);
f. Pasal 28E ayat (1), (2), (3)
g. Pasal 28F
h. Pasal 28G ayat (1) dan (2)
i. Pasal 28H ayat (1), (2), (3) dan (4)
j. Pasal 28I ayat (1), (2), (3), (4) dan (5)
k. Pasal 28J ayat (1) dan (2)
4. Undang-Undang
a. Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia
Undang-Undang ini merupakan salah satu instrumen hukum
tentang Hak Asasi Manusia yang merupakan instrumen pokok
untuk melindungi dan menjamin semua hak setiap individu
manusia.
b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM.
Instrumen hukum ini mengatur tentang dua hal yaitu dalam hal
pengaturan pelaksanaan tentang proses hukum acara pada
pengadilan HAM, dan dalam pengaturan tentang perbuatan
pidana yang di golongkan sebagai bentuk pelanggaran berat
terhadap Hak Asasi Manusia.
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak
d. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
12

f. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat


Pekerja atau Buruh
g. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.13
2.3 Bentuk-Bentuk Penindasan Terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)
Di berbagai negara, kasus pelanggaran HAM baik yang ringan
maupun berat terus terjadi dan semakin mengkhawatirkan. Menurut Pasal
1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia (HAM), pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan
seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku.Pelanggaran HAM dikategorikan dalam dua jenis, yaitu (UU No.
26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM):
A. Kasus Pelangaran HAM Berat
1. Pembunuhan Genosida
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh
atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok
agama.
2. Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan Kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau
sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan
secara langsung terhadap penduduk sipil sepeti pembunuhan,
pemerkosaan, dsb.

13
Sri Warjiyati, Instrumen Hukum Penegakan Hak Asasi Manusia Justicia Islamica Volume 15,
Nomor 1 Juni Tahun 2018, hlm 131-133.
13

B. Kasus Pelanggaran HAM ringan/ biasa


Jenis pelanggaran HAM ringan adalah pelanggaran yang tidak
mengancam nyawa seseorang namun merugikan orang tersebut. Kasus
pelanggaran HAM yang biasa, meliputi:
a. Pemukulan.
b. Penganiayaan.
c. Pencemaran nama baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak asasi manusia berasal dari Bahasa Inggris Human Rights dan
Bahasa Prancis Droits De l'homme merupakan sebuah konsep hukum dan
normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak yang melekat
pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. Hak asasi manusia berlaku
kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja, sehingga sifatnya
universal. Hak asasi manusia menurut Locke adalah hak yang dibawa
sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak
dapat diganggu gugat (bersifat mutlak).
Perkembangan Penegakan Hak Asasi Manusia Menurut Undang-
undang Nomor 39 Tahun 1999 hak asasi manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan yang merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, pemerintah,
hukum, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. Bentuk-bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
dibagi menjadi dua yaitu berat dan ringan. Bentuk pelanggaran HAM berat
meliputi genosida, perbudakan, dan penyiksaan. Sedangkan bentuk
pelanggaran HAM ringan meliputi pencemaran nama baik, pemukulan,
dan penganiayaan.
3.2 Saran
Hak dikonstruksikan secara legal, sosial atau moral adalah kebebasan
untuk bertindak atau pencegahan untuk ditindak, atau hak (kebolehan)
untuk bertindak atau ketidakbolehan untuk bertindak. Oleh karena itu
setiap orang dalam melakukan tindakannya perlu diatur oleh segenap
regulasi atau aturan yang sekiranya itu dapat menekan perilaku seseorang
untuk tidak bertindak sewenang-wenang terhadap orang lain dan oleh
karena itu pemahaman atas Hak Asasi Manusia (HAM) perlu diketahui
ataupun ditekankan pada setiap orang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaatmadja, M. (2003). Pengantar Hukum Internasional. Bandung: Alumni.


Lisnawati, G. (2014). Pendidikan Tentang Pencegahan Kekerasan Terhadap
Perempuan Dalam Dimensi Kejahatan Siber. Jurnal Ilmu Hukum
Pandecta, 9(1).
Nasution, B. J. (2017). Negara Hukum Dan Hak Asasi Manusia. Bandung: CV.
Mandar Maju.
Nur'aini, Atikah, & dkk. (2008). Potret Buram HAM Indonesia. Jakarta:
Pusdokinfo Komnas HAM.
Warjiyati, S. (2018). Instrumen Hukum Penegakan Hak Asasi Manusia. Justica
Islamica, 15(1).
https://academia.com. (t.thn.).
(t.thn.). Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 Tentang Hak Asasi Manusia.

Tim ICCE Jakarta.Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (


Jakarta : Prenada Media,2003) hlm. 199

P. N. H. Simanjuntak, Pendidikan Kewarganegaraan SMP dan MTs Kelas VII, (


Jakarta: Grasindo, 2007 ), hlm. 46

Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Dan Undang-
Undang No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, (
Jakarta: Visimedia, 2007 ), hlm. 3.

Anda mungkin juga menyukai