Anda di halaman 1dari 32

SOSIOLOGI EKONOMI

SISTEM EKONOMI PRA KAPITALIS


Dosen : Drs. Choirul Saleh, MSi

Andistya Oktaning Listra


NIM / Absen : 0910210022 / 39
Ekonomi Pembangunan
Universitas Brawijaya Malang
ABSTRAK

Keywords : Sistem Ekonomi Masyarakat, Pola Pemilikan Sumberdaya, Pola


Distribusi, Pasar Pra Kapitalis

Semua masyarakat mempunyai sistem ekonomi, atau cara mengorganisasikan


produksi, distribusi dan pertukaran barang dan jasa. Dua jenis aktivitas ekonomi
yang berbeda secara fundamental adalah produksi untuk dipakai dan produki untuk
dijual. Walaupun kedua bentuk aktivitas ekonomi ini terdapat dalam masyarakat pra
kapitalis, produksi untuk dipakai jelas dominan. Dalam kapitalisme modern,
produksi untuk dijual telah secara besar – besaran menggantikan produkai untuk
dijual.
Beberapa pola pemilikan sumberdaya dapat dibedakan dalam masyarakat pra
kapitalis dan dilihat dari perspektif evolusioner. Dalam masyarakat pemburu –
peramu, komunisme primitive sangat dominan. Dalam kebanyakan masyarakat
hortikultura sederhana, suatu pola pemilikan komunal berlaku, tetapi pemilikan
terbatas kepada para anggota kelompok keluarga tertentu. Permulaan kekayaan
pribadi dan dengan munculnya pemilikan oleh pemimpin dalam masyarakat
hortikultura yang lebih maju. Dalam masyarakat agraris bentuk pemilikan yang
sangat ketat dikenal dengan pemeilikan seigneurial berlaku. Disini satu kelas tuan
tanah yan sangatv kecil mengklaim pemilikan ata tanah dan memaksakan berbagai
tujuan kepada kelas petani yang sangat besar jumlahnya.
Evolusi pola pemilikan kekayaan dalam masyarakat pra kapiotalis
berhubungan erat dengan evolusi pola distribusi sumberdaya. Semakin mempribadi
sistem kepemilikan, semakin tidak merata sistem distribusi. Adalah berguna
membicarakan empat pola distribusi utama dalam masyarakat pra kapitalis :
resiprositas (reciprocity), redistribusi murni (pure redistribution), redistribusi parsial
(partial redistribution), dan ekspropriasi.
Dalam masyarakat pra kapitalis, tempat pasar adalah tersebar, yakni, tersebar
luas di seluruh masyarakat. Sebaliknya, pasar bukanlah tempat fisik, tetapi sebuah

2| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
institusi social, atau serangkaian hubungan social yang terorganisir di seputar proses
membeli dan menjual sesuatu yang berharga.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 KONSEP KAPITALISME

Kapitalisme secara etimologis berasal dari kata caput, yang artinya


kepala, kehidupan dan kesejahteraan. Makna modal dalam kapital seharusnya
diinterpretasikan sebagai titik kesejahteraan. Dengan makna kesejahteraan,
definisi kapital mulai dikembangkan dengan arti akumulasi keuntungan yang
diperoleh dalam setiap transaksi ekonomi. Oleh sebab itu, interpretasi awal
dari kapitalisme adalah proses pengusahaan kesejahteraan untuk bisa
memenuhi kebutuhan.
Dalam definisi ini, sebetulnya kapitalisme mempunyai definisi yang
konstruktif-manusiawi. Pasti setiap orang mempunyai keinginan dasar untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya dalam hidup sehari-hari.
Masalahnya dalam perkembangan selanjutnya, terutama dalam era revolusi
industri, kapitalisme didefinisikan sebagai paham yang mau melihat serta
memahami proses pengambilan dan pengumpulan modal balik (tentu saja
yang sudah dikumpulkan secara akumulatif) yang diperoleh dari setiap
transaksi komoditas ekonomi. Pada saat itu pula, kapitalisme tidak hanya
dilihat sebagai ideologi teoritis tapi berkembang menjadi paham yang
mempengaruhi perilaku ekonomi manusia.
Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis :
1. Kebebasan memiliki harta secara perorangan
2. Persaingan bebas/ Free competition
3. Kebebasan penuh
4. Mementingkan diri sendiri
5. Harga sebagai penentu / Price system

3| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
6. Campur tangan pemerintah minimum

1.2 LATAR BELAKANG SISTEM EKONOMI PRA KAPITALIS

Pra kapitalis adalah pembentukan kapitalisme yang ditemukan dalam


bibit-bibit pemikiran masyarakat feodal yang berkembang di Babilonia,
Mesir, Yunani dan Kekaisaran Roma. Para ahli ilmu sosial menamai tahapan
kapitalisme purba ini dengan sebutan commercial capitalism. Kapitalisme
komersial berkembang ketika pada jaman itu perdagangan lintas suku dan
kekaisaran sudah berkembang dan membutuhkan sistem hukum ekonomi
untuk menjamin fairness perdagangan ekonomi yang dilakukan oleh para
pedagang, tuan tanah, kaum rohaniwan. Bahkan Max Weber pernah
menyatakan bahwa akar kapitalisme berawal dari sistem Codex Iuris Romae
sebagai aturan main ekonomi yang kurang lebih universal dipakai oleh kaum
pedagang di Eropa, Asia Barat serta Asia Timur Jauh dan Afrika Utara.
Aturan main ekonomi ini sebetulnya dimanfaatkan untuk memapankan sistem
pertanian feodal.
Dari aturan ini pula muncul istilah borjuis yang mengelompokkan
sistem feodalisme yang disempurnakan dengan sistem hukum ekonomi itu.
Kelompok borjuis dipakai untuk menyebut golongan tuan tanah – bangsawan
dan kaum rohaniwan yang biasa mendiami biara yang luas dan besar.
Perkembangan selanjutnya adalah perkembangan kapitalisme yang dikenal
sebagai tata cara dan “kode etik” yang dipakai oleh kaum merkantilis. Kaum
pedagang yang banyak berkumpul di bilangan pelabuhan Genoa, Venice dan
Pisa. Kaum merkantilis memakai kapitalisme sebagai tahap lanjutan sistem
sosial ekonomi yang dibentuk.
Tatanan ekonomi dan politik yang berkembang memerlukan hukum
dan etika yang disusun dengan relatif mapan. Hal ini disebabkan terjadi
perkembangan kompetisi dalam sistem pasar, keuangan, tata cara barter serta
perdagangan yang dianut oleh para merkantilis abad pertengahan. Para

4| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
merkantilis mulai membuka wacana baru tentang pasar. Ketika mereka
berbicara tentang pasar dan perdagangan, mau tidak mau mereka mulai bicara
tentang barang dagang (komoditas) dan nilai lebih yang nantikan akan banyak
disebut sebagai the surplus value (nilai lebih). Dari akar penyebutan inilah,
wacana tentang keuntungan dan profit menjadi bagian integral dalam
kapitalisme sampai abad pertengahan.

1.3 TUJUAN

Makalah ini membahas sistem ekonomi pra kapitalis secara spesifik


terutama dalam produksi, pola kepemilikan, pola distribusi, dan pasar
ekonomi.
Adapun tujuannya, yaitu:
1) Memahami konsep kapitalisme dan hal yang melatar belakangi
sistem ekonomi pra kapitalis;
2) Mengetahui produksi, pola kepemilikan, pola distribusi, dan pasar
ekonomi;
3) Mengembangkan wawasan mengenai tahap perkembangan sitem
ekonomi kapitalisme di masa pra kapitalis
4) Mengetahui pengaruh teknologi pada peradaban masyarakat
terhadap pemilikan, distribusi, dan pertukaran.

5| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PRODUKSI UNTUK DIPAKAI VERSUS PRODUKSI UNTUK DIJUAL

Semua barang mempunyai dua nilai jenis yang berbeda, yang umum
dikenal dengan nilai guna dan nilai tukar. Nilai pakai sebuah barang adalah
kegunaannya secara langsung, manfaatnya diperoleh pemakaiannya ketika ia
mempergunakannya menurut cara yang diinginkan. Nilai tukar adalah nilai
barang yang akan diperoleh ketika ia dipertukarkan dengan barang lain. Nilai
tukr dapat dioerhitungkan menurut barang berharga yang lain, atau dengan
perantaraan medium tukar, yakni uang. Dalam masyarakat pra kapitalis nilai
tukar hampir semuanya dikalkulasikan dengan uang, tetapi dalam masyarakat
pra kapitalis nilai tukar barang seringkali dihitung dengan barang lain selain
jenis uang.
Walaupun semua barang dalam semua sistem ekonomi mempunyai nilai
tukar dan nilai guna, sistem ekonomi itu sendiri cenderung diorganisasikan,
terutama, menurut salah satu dari dua jenis nilai ini. Masyarakat pra kapitalis
diorganisasikan melalui berbagai aktivitas dimana produksi barang untuk nilai
guna adalah perhatian satu – satunya produsen. Dalam kasus ini, barang
produksi agar dapat dikonsumsi bukan dapat ditukarkan dengan barang lain.
Apabila jenis aktivitas ini mendominasi tindakan ekonomi produksi untuk
dipakai dijyatakan berlaku.
Sebaliknya, kapitalisme modern, memproduksi sejumlah besar branga
terutama untuk nilai tukarnya, untuk sejumlah uang yang akan diberikannya
bagi produsen kapitalis ketika barang tersebut dijual di pasar. Tentu saja,
barang – barang ini mempunyai nilai guna; kalau tidak, tidak ada orang yang

6| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
tertarik membelinya. Tetapi ia bukan nilai yang utama. Motivasi kapitalis
modern untuk memproduksi barang lebih berhubungan dengan nilai tukar
daripada nilai gunanya. Dengan demikian, kapitalisme modern adalah suatu
ekonomi produksi untukm dijual atau ekonomi diman poduksi untuk dijual
lebih diprioritaskan dari produksi yang dipakai.

Tidak bisa dibenarkan anggapan bahwa sistem ekonomi produksi untuk


dipakai tidak mempunyai nilai produksi untuk dijual. Sebenarnya sistem
ekonomi ini juga menjalankan produksi untuk dijual, paling tidaak dalam
kadar yang kecil. Jelaslah bahwa produksi untuk dijual memainkan peran
yang sangat sekunder dalam berbagai jenis ekonomi ini. Tidak bisa
dibenarkan juga anggapan bahwa sistem ekonomi produksi untuk dipakai
dapat hanya memenuhi kebutuhan subsistensi para anggotanya saja.
Sebaliknya,banyak sistem ekonomi kapitalis menghasilkan kekayaan yang
sangat besar dan menandai ketidaksamaan ekonomi di kalangan para
anggotanya. Namun, titik tekannya adalah bahwa kekayaan dan
ketidaksamaan tidak muncul dari hubungan produksi untuk dijual, tetapi dari
hubungan produksi untuk dipakai. Hanya dalam kapitalisme modern terdapat
kekayaan dan ketidaksamaan ekonomi yang besar muncul terutamadari
hubungan produksi untuk dijual.

2.2 POLA PEMILIKAN DALAM MASYARAKAT PRA KAPITALIS

Ketika mempertimbangkan bagaimana barang diproduksi dalam semua


masyarakat, pertanyaan pentingnya adalh siapa yang memiliki berbagai
sumber daya yang paling signifikan dalam melakukan berbagai aktivitas
produksi yakni, siapa yang memilki berbagai sumber daya yang paling
signifikan dalam melakukan berbagai aktivitas produksi. Dalam kapitalisme
modern, kekuatan – kekuaatan produksi vital pada prinsipnya dimiliki oleh
sebagian penduduk yang kecil sekali jumlahnya, dan kelompok kapitalis
kecil,ini mengarahkan seluruh proses produksimekonomu. Dalam masyarakat
sosialis modern, seperti Uni Soviet, pemilikan kekuatan – kekuatan produksi
vital pada prinsipnya dimiliki oleh sebagian penduduk yang kecil, sekali

7| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
jumlahnya dan kelompok kapitalis kecil ini membenarkan seluruh proses
produksi ekonomi. Dalam masyarakat sosialis moden, seperti Uni Soviet,
pemilikan kekuatan – kekuatan produktif sangat ditentuikan oleh orang
-,orang atau sekelompok yang memiliki sumber daya penting. Dalam
masyarakat pra kapitalis juga, produksi ekonomi ditentukan oleh keinginaan
dan pilihan para pemilik kekuatan – kekuatan produktif berada di tangan
pemerintah, yang menhgklaim mengarahkan produksi untuk kebsikan seluruh
masyarakat. Dengan demikian, baik dalam kapitalisme modern maupun
sosialisme modern proses produksi sangat ditentukan oleh orang –m orang
atau kelompok yang memiliki sumberdaya penting.
Dalam masyarakat pra kapitalis juga, produksi ekonomi ditentukan oleh
keinginan dan pilihan para pemilik kekuatan – kekuatan produksi. Ada
gunanya membedakan empat pola pemilikan dalam masyarakat pra kapitalis :
Komunisme primitive, pemilikan oleh keluarga besar (lineage ownwership),
pemilikan oleh pemimpin (chiefly ownership), dan pemilikan seigneurial.
Berbagai ekonomi pra kapitalis, dan ada varias penting dalam masing –
masing jenis pemilikan ini, tetapi berbagai jenis yang disebutkan ini kurang
lebih represetatif dari berbagai cara pengorganisasian pemilikan kekayaan di
dunia kapitalis.
a. Komunisme Primitif
Komunisme, bagi banyak orang, merupakan kata yang memiliki
implikasi negatif. Hingga akhir abad ke-20 ini, komunisme diasosiasikan
dengan Rusia atau Uni Soviet, sebuah negara yang sama sekali bukan
negara sosialis maupun komunis, melainkan suatu bentuk kapitalisme
negara yang amat totaliter dan kejam. Kaum sosialis sejati maupun
komunis libertarian memiliki tugas yang berat untuk menunjukkan bahwa
komunisme maupun sosialisme sama sekali tidak pernah terdapat di
negara-negara seperti Uni Soviet, Kuba atau bahkan Yugoslavia. Mereka
juga harus menerangkan bahwa komunisme, dalam bentuknya yang
primitif, pernah ada sebagai suatu bentuk masyarakat, dalam jangka waktu
yang panjang – hingga dua juta tahun atau lebih– sejak munculnya
manusia di bumi.

8| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
Pada pertengahan awal abad XIX, Karl Marx berspekulasi
bahwa pola kehidupan ekonomi paling awal ndalam sejarah manusia
adalah apa yag diistilahkannya sebagai omunisme primitive. Dengan
istilah ini, yang dimaksudkan Marx adalah suatu jeis masyarakat dimana
orang memenuhi kebutuhan subsistensinya dengan berburu dan meramu
atau bentuk – bentuk pertanian sederhana, dan dimana semua sumber daya
alam yang penting dimiliki secara bersama. Pemilikan pribadi atas
berbagai sumber daya oleh individu atau kelompok kecil tidak ada dalam
jenis masyarakat ini.
Walaupun banyak ilmuwan social selama ini yang menantang
pandangan Marx tentang ini, ilmu social kontemporer memberikan bukti
kuat bahwa pandangan marx pada dasarna tepat. Mayoritas masyarakat
pemburu – peramu yang dikaji oleh para antroplog moder menunjukkan
pola pemilikan sumber daya yang secara adekuat dikarakterisasikan oleh
pandangan Marx tentang komunisme primitive. Walaupun kebanyakan
aktivitas ekonomi dalam pemburu – peramu berpusat seputar keluaraga,
semua individu dalam masyarakat tersebut mempunyai akses yang sama
terhadap sumberdaya alam yang diperlukan untuk substensi mereka. Tidak
ada orang antara kelompok pemburu dan peramu yang dapat digusur oleh
orang atau kelompok lain untuk mempunyai kesempatan yang sama.
Dengan demikian, setiap orang memiliki berbagai sumberdaya ini secara
kolektif. Dalam kenyatannya, mereka memberikan akses yang sama
terhadap berbagai sumberdaya yang ada kepada individu atau kelompok
yang membutuhkan. Bahkan dalam contoh- contoh dimana sumberdaya
dapat imiliki secara pribadi oleh keluarga tertentu, namun secar tipikla
tidak ada pembatasan yang ditentukan terhadap keluarga lain untuk
menggunakannya.
Ciri-ciri utama keprimitifan adalah ketergantungan pada sumber-
sumber makanan “liar”, dengan segala keterbatasannya. Masyarakat
primitif sering kali mengalami malnutrisi dan dihantui kelaparan.
Komunitas-komunitas berukuran kecil. Hanya pada saat-saat tertentu
sajalah terdapat cukup banyak makanan. Namun, bentuk kehidupan

9| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
tersebut mendorong tumbuhnya kode etik yang amat sederhana.
“Kepemilikan pribadi”, demikian Grahame Clark dalam Dari Perbudakan
ke Peradaban (From Savagery to Civilisation), “…terbatas pada benda-
benda seperti senjata, tongkat untuk menggali, kantung dan benda-benda
kecil lainnya, meskipun dalam pembagian daging, misalnya, bagian tiap
orang didefinisikn secara sosial. Hak-hak komunal berlaku pada seluruh
wilayah tempat pencarian makanan, tempat anggota masyarakat
berkelana, dan batas-batas wilayah kelompok lain.”
Menurut Peter Kropotkin, “Dalam kelompok, segalanya dibagi
bersama-sama, semua potong makanan dibagikan untuk semua yang ada,
dan jika seseorang berada di dalam hutan, ia tidak akan mulai makan
sebelum tiga kali memanggil rekan-rekan yang mungkin mendengarnya
untuk membagi makanannya.” “Singkatnya”, lanjut Kropotkin, “…dalam
kelompok, aturan ‘segalanya untuk semua’ merupakan aturan tertinggi,
selama belum ada masyarakat yang berkelompok berdasar pada
keluarga, yang memecahkan persatuan kelompok itu” (Mutual Aid).
Mengenai komunisme primitif, Paul Lafargue dalam Evolusi Kepemilikan
dari Perbudakan Hingga Peradaban (Evolution of Property from Savagery
to Civilisation) berkomentar: “Jika manusia primitif tidak mampu
membayangkan ide kepemilikan pribadi terhadap benda-benda yang tidak
langsung berkaitan dengan dirinya, itu karena ia tidak memiliki konsepsi
mengenai individualitasnya secara terpisah dari kelompok masyarakatnya.
Manusia primitif dikelilingi bahaya yang terus mengancamnya, yang
konkrit, dan ia dicemaskan oleh ancaman-ancaman yang ia bayangkan,
sehingga ia tidak dapat hidup sendiri: ia bahkan tidak dapat
membayangkan kemungkinan terjadinya hal tersebut. Bila manusia
primitif dibuang dari masyarakatnya, sama sajalah dengan membunuhnya;
…untuk berpisah dari rekan-rekannya,untuk hidup sendiri, menakutkan
bagi manusia primitif, yang biasa hidup dalam kelompok…perburuan dan
penangkapan ikan, mode-mode produksi primitif, dilakukan secara
bersama-sama, dan hasilnya dinikmati bersama…”.

10 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
Ketika manusia primitif tidak lagi hidup secara berpindah-pindah,
dan mulai membangun tempat tinggal yang permanen atau semi-
permanen, bangunan rumah tersebut biasanya bukanlah rumah pribadi
seperti kita kenal sekarang ini, melainkan dihuni bersama-sama. Dalam
rumah-rumah seperti itu, barang-barang yang ada dipakai dan dimiliki
bersama. Pada masa yang lebih belakangan (dalam beberapa masyarakat
asli Amerika), Lewis H. Morgan mengamati: “Keluarga syndasmian
merupakan ciri-ciri khusus. Beberapa keluarga tersebut tinggal di satu
rumah, mendirikan rumah tangga komunal, dan di dalamnya
melaksanakan prinsip-prinsip komunisme” (Masyarakat Kuno).
Pengamatan Morgan ini dilakukan pada kaum Iroquis, yang pernah hidup
bersamanya. Kemudian, dengan timbulnya keluarga patriarkis, rumah
tangga menjadi milik keluarga tunggal. Namun, dalam masa ini, tanah
tetap dimiliki secara bersama-sama.
Tetapi, lanjut Lafargue, “Perlahan-lahan pemikiran mengenai
kepemilikan pribadi, mulai timbul dalam pikiran manusia. Manusia
mengalami proses perkembangan yang lama dan menyakitkan hingga
mencapai kepemilikan tanah secara pribadi. Bahkan, pembagian tanah
yang paling awal adalah pembagian untuk lahan dan wilayah berburu
untuk seluruh kelompok. Perkembangan pertanian menjadi sebab utama
pembagian tanah bersama, kadang kala menjadi lahan-lahan kecil, kadang-
kadang bersifat permanen, namun lazimnya tahunan. Lafargue mencatat
bahwa umumnya “kepemilikan tanah pada awal-awalnya berada pada
kaum perempuan”. Dan, tentang peran permpuan dalam komunisme
primitif, Frederick Engels menulis, “Rumah tangga komunis berarti
supremasi perempuan di rumah, sebagaimana pengakuan eksklusif
terhadap orang tua perempuan –karena tidak mungkinnya mengenali orang
tua laki-laki secara pasti– memberikan posisi yang tinggi kepada ibu atau
perempuan. Salah satu anggapan yang paling absurd yang berasal dari
Zaman Pencerahan di abad ke-18 adalah bahwa pada awal peradaban,
perempuan merupakan budak laki-laki. Dalam semua masyarakat primitif
pada tingkat rendah dan menengah, bahkan hingga sebagian masyarakat

11 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
berperadaban tinggi, posisi perempuan tidak saja bebas, namun dihargai
pula”. (Asal-Usul Keluarga, Hak Milik Pribadi dan Negara). Dan Lafargue
mencatat bahwa “Kepemilikan tanah, yang pada akhirnya memberikan
pemiliknya suatu cara emansipasi dan supremasi sosial, pada awalnya
merupakan penyebab penindasan; perempuan disingkirkan untuk
melakukan pekerjaan kasar di ladang, hingga mereka terbebaskan oleh
adanya buruh kasar. Pertanian, yang mendorong kepemilikan pribadi atas
tanah, menciptakan buruh kasar yang selama berabad-abad dikenal
sebagai budak, pekerja paksa dan pegawai”.
Singkatnya, menurut Engels, “Pada semua tahap-tahapan awal
masyarakat, produksi pada hakekatnya merupakan kegiatan bersama,
sebagaimana konsumsi bergantung pada distribusi langsung produk-
produk dalam komunitas komunis kecil atau besar. Produksi kolektif ini
sangat terbatas, namun inheren di dalamnya adalah kontrol para produsen
terhadap proses produksi dan produknya. Mereka tahu apa yang dilakukan
terhadap produknya: mereka mengkonsumsinya; produk-produk tidak
meninggalkan tangan mereka. Dan selama produksi berlangsung
demikian, produksi tak dapat meningkat amat pesat, ataupun
menumbuhkan kekuasaan dari luar terhadap mereka, seperti selalu
terdapat dalam peradaban.”
Sejak lenyapnya komunisme primitif, dan timbulnya masyarakat
yang mengakui kepemilikan pribadi – pertama perbudakan, kemudian
feodalisme dan terakhir kapitalisme– “kantung-kantung” komunisme
kerakyatan bertahan hingga masa baru-baru ini. Kelompok komunis kecil
telah dibentuk, sering kali oleh “intelektual” borjuis maupun borjuis-kecil,
dengan berbagai tingkat keberhasilan. Namun sepanjang masa, ide
mengenai komunisme, yang biasanya memiliki kecenderungan utopis atau
anti-teknologi, tumbuh – dan kadang kala dikembangkan– oleh kelompok-
kelompok kecil yang idealis. Baru setelah pertengahan abad ke-19,
individu dan kelompok politik menyarankan suatu bentuk komunisme
yang baru dan maju sebagai masyarakat yang akan menggantikan
kapitalisme; suatu masyarakat yang lebih “tinggi”, memajukan

12 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
kepentingan orang banyak, bukan hanya sekelompok kecil kelas seperti
kapitalisme; dan yang terpenting, akan timbul dari sebagian terbesar
rakyat –kaum buruh– melalui suatu revolusi sosial. Beberapa tokoh
komunisme modern, terutama dalam dekade-dekade awal abad ke-19
dianggap sebagai komunis “utopis”; yang lain, para pengikut Marx dan
Engels, menyebut dirinya “komunis ilmiah”, namun mereka dituduh
sebagai “komunis otoriter” oleh lawan-lawan anarkis mereka, yang dalam
banyak kesempatan, berusaha menumbuhkan suatu bentuk sosialisme atau
kolektivisme non-otoriter, yang kemudian muncul sebagai komunisme
libertarian.
b. Pemilikan oleh Keluarga Besar (Lineage Ownership)
Di kalangan banyak masyarkat hortikultura, komunisme primitif
dalam pengertian yang ketat biasanya tidak ada. Sebagai gantinya,
masyarakt hortikultura yang lemah mempunyai pola kepemilikan yang
dapat disebut dengan sangat baik sebagai pemilikan keluarga besara
(lineage ownership). Pemilikan ini terjadi ketika kelompok keluarga
berskala nesar, yang dikenal dengan lineage (atau kadang – kadang clan),
memiliki kekayaan secar bersama. Tentu saja, dalam masyaraat tersebut
bentuk kekayan yang paling pentin adalah tanah. Ketika keluaragabesar
memiliki tanah secarabersama, maka para anggota kelompok tersebut
berpartisipasi dalam pemanfaatan tanah tersebut hanya karena mereka
anggot keluaraga besar tersebut. Hak mereka untuk menggunakn
tanahkhana diberikan oleh keluarga besar dalam bentuk kerja bersama,
pemimpin keluarga besar, yang bertindak sebagai wakil dari keluarga
besar secara keseluruhan, memberikan hak – hak ini.

Pemilikan oleh keluarga besar serupa dengan komunisme primitf


dalam hal bahwa keduanya bukan merupakan bentuk pemilikan kekayaan
pribadi. Kekayaan masih dimiliki dan digunakan secara bersama. Tetapi
ada perbedaan penting antara komunisme primitive dan pemilikan oleh
keluarga besar lebih ekslusif atau lebih terbatas karena membuat
pemilikan dan penggunan sumberdaya bertharga bergantung kepada

13 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
keanggotaan kelompok keluarga. Dalam berbagai masyarakat yang
menganut pemilikan oleh keluaraga besar yang sama. Dengan demikian,
pemilikan oleh keluarga besa selangkah meninggalkan komunisme
primitive dan menuju kepemilikan pribadi. Namun, ia lebih dekat dengan
komunisme primitive daripada dengan kepemilikan pribadi, karena dalam
pemilikan oleh keluarga besar yang sebenarnya, para anggota keuarga
besar itu sendiri mempunyai akses yang relative sama dengan
sumberdaya.

c. Pemilikan oleh Pemimpin

Pemilikan oleh pemimpin adalah variasi evolusioner dari pemilikan


oleh keluarga besar. Pola ini biasanya terdapat pada masyarakat
hortikultura yang lebih intensif, walaupun juga terdapat ada sebagian kecil
masyarakat pemburu - peramu. Pemilikan oleh pemimpin muncul ketika
seorang individu yang kuyuat seorang pemimpin yang merupakan
pimpinan keluarga besar, atau seluruh desa, atau jaringan desa yang luas,
menyatakan pemilikan pribadi atas tanah yang ada dalam kekuasaannya
dan berusaha menggusur hak – hak menggunakan tanah pada orang –
orang yang hidup diatasnya. Untuk menggunakan tanah, orang – morang
ini harus mengikuti batasan – batasan produksi tertentu, seperti
menyerahkan sebagian hasil panen kepada pimpinannya.
Sebenarnya pemilikan atas semua tanah yang ada (dalam
kekuasannya) oleh seorang pemimpin tidak benar – benar terjadi. Hak
kepemilikan pemimpin tidaklah “senyata” yang biasa diungkapkan.
Masyarakat Kpelle Liberia di Afrika Barat adalah masyarakat horikultura
insentif dengan pola pemilikan oleh pemimpin, naun hak kepemilikan
pemimpin sangat tebatas. Sebagaimana dijelaskan oleh James Gibbs (1965
: 200 – 201) :
Secara formal, tanah dikatakan “dimiliki” oleh pemimpin tertinggi,
yang membagaihnya menjadi bagian – bagian kepemimpinan untuk setiap
kota, dengan menggunakan pohon kapuk dan kola, anak sungai dan bukit –
bukit sebagai pembatasannya . Setiap pimpinan kota membagi tanah di

14 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
kotana menjadi empata bagian, dengan menggnakan tanda – tanda perbatasan
yag sama. Bagian – bagian ini, selanjutnya, dibelah lagi,….menjadi petak –
petak untuk setiap keluarga atau keluarga besar yang tidak terkenal…..
Karena semua orang berhak atas pemanfaatan bagian tanah yang
ada, pimpinan keluarga besar tidak dapat menolak membaginya untuk
masingb- masing pimpinan rumah tangga di keuarga besar tersebut. Sekali
tanah itu dipetak – petak, maka ia tetap menjadi milik keluaraga besar dan
kembali kepada sesepuh wilayah atau ”pemiliknya” semula hanya keluarga
besar tersebut habis sama sekali atau terjadi berbagai peristiwa yang tidak
umum. Dengan demikian, walaupun seorang pimpinan kota, sesepuh
wilayah, atau kepala keluarga besar, seperti pimpinan tertinggi, dikatakan
pemilik tanah”, masing – masing sebenarnya dalah pengurus, pemegang
tanah bagi mereka yang diwakili.
Sebenarnya dalam situasi seharai – hari, pimpinan rumah tangga
yag kepadanya tanah telah dialokasikan juga disebut sebagai pemilik tanah.
Dia yag memutuskan bibit apa yang akan ditanam selama waktu btertentu
dan berapa bagian dari tanah tersebut yang akan dibiarkan kosong.
Kebanyakan ladang dimiliki secara individual oleh para pemimpin rumah
tangga dan dikerjakan dengan bantuan keompok rumah tngga petani atau
kelompok yang bekerjasama.

Dengan demikian, walaupun para pemimpin adalah pemilik resmi di


kalangan masyarakat Kpelle, kekuasaan para pemimpin tampak sangat
terbatas karena orang biasa adalah pembuatan keputusan harian dalam hal
pemanfaatan produktif tanah, maka orang – orang ini adalah juga
pemiliknya.

d. Pemilikan Seigneurial

Pemilikan Seigneurial muncul manakala sekelompok kecil orang,


umumnya dikenal sebagi tuan tanah, mengklaim pemilikan pribadi atas
bidang tanah dimana diatasnya hidup dan dan bekerja para petani dan
budak yangmembayar vrente, pajak dan berbagai pengabdian tenaga kerja
kepada para tuan tanahanya. Tidak ada hal yang dibuat – buat Dlam jenis
pemilikan ini, karena para tuan tanah mempunytai kekuasaan tak terbatas

15 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
terhadap orang lain dalam pemanfaatan tanah, dan orang tersebut
seringkali tidak menentukan keputusan harian tntang bagaiman tanah
harus dipergunakan secara produktif.

Pemilikan Seigneurial merupakan karakteristik masyarakat agraris


berskala besar, walaupun kadang – kadang terdapat juga di beberapa
masyarakat hortikultura intensif tertentu. Jelaslah bahwa pola ini
berhubungan dengan pola produksi pertanian yang sangat intensif. Pada
masyarakat Eropa zaman pertengahan, dibawah sistem ekonomi politik
yang dikenal dengan feudalisme, pemilikan Seigneurial berlakiu selama
beberapa abad antara jatuhnya Kekaisaran Romawi dan munculnya
kapitalisme modern. Mengikuti Max Weber dan Eric Wolf menyebut
karakteristik jenis pemilikan Seigneurial masyarakat Eropa zaman
pertengahan dengan pemilikan patrimonial. Dalam jenis pemilikan ini,
tanah dimiliki secara pribadi oleh kelas tuan tanah yang mewarisinya
melalui garis keluarga yang secara pribadi mengatur penanamannya dan
menarik hasil darinya. Seperti dikatakan Wolf, pemilikan prebendal “pada
umunya berhubungan dengan adanya negara birokratis terpusat – seperti
Kekaisaran Sasasanid Persia, Kekaisaran Ottoman, Kekaisaran Mogul di
India dan Cina tradisional. Pengorganisasian politik kekaisaran ini
berusaha membatasi hak pewaris tanah dan menarim upeti, dan sebgai
gantinya menegaskan hak penuh pemerintah, raja lalim, yang tidak
mengakui semua kekuasaan yang berada dibawahnya.

e. Pemilikan versus Penguasaan

Evolusi hak atas kekayaan merupakam gerakan yang terusb –


menerus berlngsung dari hak – hak komunal menuju hak – hak pribadi,
dari hak setiap oranjg untuk memanfatkan sumberdaya vital sampai hanya
sebgian orang yang memanfaatkan sepenuhnya sumberdaya yang tersedia.
Tetapi untuk memahami secara jelas apa saja dimensi penting
darinpemilikan ini, perlu dihindari konsep kepemilikan sebagai “hak
milik”. Yang penting bukanlah hak miliknya, tetapi pemilikan ini bukan

16 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
dalam pengertian “hak milik”, karena mereka tidak mempunyai
kemampuan kecenderungan untuk mencegah keluarga lain memanfaatkan
telaga tersebut. Dengan demikian, di kalangan masyarakat penguasaan
atas telaga bersifat komunal, dan inilah dimensi terpenting. Dalam nada
yang sama, di Eropa zaman pertengahan terdapat bhyak petani bebas yang
memilik tanah sendiri, tetapi tuan tanaha sangat mengusaunga. Sekali lagi,
penguasaanlah yang menentukan apa yang terjadi dalam sebuah sistem
produksi, dan kapan pemilikan dan penguasaan tidak berkaitan, yang
terakhir inilah yang harus menjadi perhatian para ilmuwan sosial.

2.3 POLA DISTRIBUSI DALAM MASYARAKAT PRA KAPITALIS

Evolusi pola pemilikan kekayaan dalam masyarakat pra kapiotalis


berhubungan erat dengan evolusi pola distribusi sumberdaya. Semakin
mempribadi sistem kepemilikan, semakin tidak merata sistem distribusi.
Adalah berguna membicarakan empat pola distribusi utama dalam masyarakat
pra kapitalis : resiprositas (reciprocity), redistribusi murni (pure
redistribution), redistribusi parsial (partial redistribution), dan ekspropriasi.

a. Resiprositas
Resiprositas adalah kewajiban membayar kembali kepada orang lain
atas apa yang mereka lakukan untuk kita, atau dalam tindakan nyata
membayar kembali kepada orang lain. Konsep resiprositas berbeda dengan
konsep redistribusi karena adanya hubungan simetris tersebut sebagai
syarat timbulnya aktivitas resiprositas. Sebaliknya, aktivitas redistribusi
memerlukan adanya individu-individu tertentu yang tampil sebagai
pengorganisir pengumpulan barang atau jasa dari anggota-anggota
kelompok. Setelah dikumpulkan kemudian barang atau jasa tersebut
didistribusikan kembali kedalam kelompok tersebut dalam bentuk barang
atau jasa yang sama atau berbeda.
Proses pertukaran resiprositas lebih panjang daripada jual beli.
Proses pertukaran resiprositas ada yang pendek, namun juga ada yang
panjang. Dikatakan pendek, kalau proses tukar menukar barang atau jasa

17 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
dilakukan dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, misalnya tolong
menolang antar petani dalam mengerjakan tanah. Dalam kenyataannya,
proses resiprositas dapat berlangsung sepanjang hidup seorang individu
dalam masyarakat, bahkan mungkin sampai diteruskan oleh anak
keturunannya. Pentingnya syarat adanya hubungan personal bagi aktivitas
resiprositas adalah berkaitan dengan motif-motif dari orang melakukan
resiprositas. Keberadaan resiprositas juga ditunjang oleh struktur
masyarakat yang egaliter yaitu suatu masyarakat yang ditandai oleh
rendahnya tingkat stratifikasi, sedangkan kekuasaan politik terdistribusi
merata dikalangan warganya. Struktur masyarakat yang legaliter ini
memberikan kemudahan bagi warganya untuk menempatkan diri dalm
kategori yang sama ketika mengadakan kontak resiprositas.
Menurut Sahlins (1974), ada tiga macam resiprositas umum,
resiprositas sebanding, dan resiprositas negative. Resiprositas yang
terakhir ini sebenarnya kata lain dari pertukaran pasar atau jual beli dan
lebih tepat dibicarakan diluar kesempatan ini. Secara umum dapat
dikatakan bahwa jenis-jenis resiprositas tersebut berhubungan dengan
pola-pola organisasi, ukuran kekayaan, dan tipe barang yang
dipertukarkan. Dalam resiprositas umum tersebut tidak ada hukum –
hukum yang dengan ketat mengontrol seseorang untuk sadar atau
mengembalikan. Hanya moral saja yang mengontrol dan mendorong
pribadi-pribadi untuk menerima resiprositas umum sebagai kebenaran
yang tidak boleh dilanggar. Orang yang melanggar kerjasma resiprositas
ini bisa mendapat tekanan moral dari “masyarakat” atau “kelompok” yang
mungkin berupa umpatan, peringatan lisan,atau gunjingan yang dapat
menurunkan martabat dalam pergaulan di masyarakat atau kelompoknya.
Sistem resiprositas umum dapat menjamin individu-individu
terpenuhi kebutuhannya pada waktu mereka tidak mampu”membayar”
atau mengembalikan atas apa yang mereka terima dan pakai. Sejak lahir
manusia telah tergantung dari orang lain, misalnya ibu. Manusia
membutuhkan teman untuk berbagi rasa dalam memecahkan masalah
hidup dan menikmati kebahagiaan. Tingkat kesejahteraan ekonomi

18 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
masyarakat negative baik membuat corak resiprositas umum menjauh dari
fungsi pemenuhan kebutuhan pokok. Masyarakat nampaknya
menempatkan resiprositas ini sebagai sarana maupun produk dan dari
hubungan kesetiakawanan atau cinta kasih. Bentuk resiprositas yang
cocok untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah resiprositas simbolik.
Resiprositas simbolik sebagai salah satu bentuk resiprositas umum
merupakan suatu adat kebiasaan dan menerima sebagai sarana untuk
menjalin hubungan persahabatan semata, tanpa mempunyai makna yang
dekat dengan usaha memenuhi kebutuhan ekonomi. Dalam masyarakat
sederhana, resiprositas umum cenderung memusat di kalangan orang yang
mempunyai hubungan kerabat dekat. Dalam masyarakat desa agraris,
meskipun struktur keluarga yang berlaku misalnya keluarga kecil, namun
resiprositas di kalangan keluarga dekat lebih kuat masyarakat kota.
Golongan masyarakat yang nafkahnya dekat dengan batas substansi
seringkali melembagakan resiprositas umum sebagai mekanisme untuk
mengatasi kondisi tersebut. Dalam masyarakat ini, orang nilai tinggi
terhadap teman dan kerabat. Saling hasil buruan merupakn kebiasaan yang
lazim dalam masyarakat pemburu. Kebiasaan tersebut dapat berfungsi
sebagai alat untuk distribusi pangan yang merata. Namun demikian,
kebiasaan tersebut dapat memacu aktivitas kegiatan berburu dan meramu
di kalangan kelompok pemburu.
Resiprositas sebanding menghendaki barang atau jasa yang
dipertukarkan mempunyai nilai yang sebanding.kecuali itu dalam
pertukaran tersebut disertai pula dengan kapan pertukaran itu berlangsung.
Dalam pertukaran ini, masing-masing pihak membutuhkan barang atau
jasa dari partnernya, namun masing-masing tidak menghendaki untuk
dengan nilai lebih dibandingkan dengan yang akan diterima. Kondisi
seperti ini menunjukkan bahwa individu-individu atau kelompok-
kelompok yang melakukan transaksi bukan sebagai satu unit-unit,
melainkan sebagai unit-unit yang otonom. Resiprositas sebanding berada
di tengah-tengah antara resiprositas umum dengan resiprositas, kalau
resiprositas sebanding bergerak resiprositas umum, maka hubungan

19 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
20yang terjadi mengarah ke hubungan kesetiakawanan arah hubungan
yang lebih intim, sebaliknya kalau bergerak resiprositas maka hubungan
yang terjadi bersifat tidak setia kawan, yakni masing-masing pihak
mencoba untuk mengambil keuntungan dari lawannya.

Resiprositas negative, transformasi ekonomi di bidang system


pertukaran yang terjadi dinegara berkembang merupakan suatu proses
yang terus berjalan. Proses ini sementara menggambarkan dua pola besar.
Pertama, hilangnya bentuk-bentuk pertukaran tradisisonal diganti oleh
bentuk pertukaran modern. Kedua, adalah munculnya pertukaran. Dengan
berkembangnya uang sebagai alat tukar, maka barang dan jasa akan
kehilangan nilai simbolik yang luas dan beragam maknanya karena uang
dapat berfungsi memberikan nilai standar obyektif terhadap barang dan
jasa yang dipertukarkan. Hal inilah yang dapat menghilangkan suatu
tatanan pertukaran yang telah ada. Tingkat gotong royong pun sekarang
semakin berkurang karena kegiatan masyarakat yang semakin money
oriented membuat nilai nilai keikhlasan untuk saling membantupun
berkurang.

b. Redistribusi Murni

Proses lain dimana barang disirkulasikan dalam masyarakat pra


kapitalis dikenal dengan redistribusi murni. Ketika redistribusi terjadi,
produk digilir dari satu rumah tangga ke sumber pusat dan kemudian
dikembalikan lagi ke rumah tangga dengan cara yang sistematis.
Redistribusi berbeda dengan resiprositas, karena redistribusi adalah proses
yang lebih formal yang meliputi perpindahan barang ke tangan seorang
atau suatu kelompok yang merupakan titik pusat alokasi brang – barang
tersebut.
Dikenal ada dua jenis redistribusi: redistribusi murni dan redistribusi
parsial (Moesley and Wallerstein, 1978), kadang – kadang redistribusi
galiter dan reditribusi berstratifikasi (Harris, 1975). Dalam redistribusi
murni, proses redistribusi berlaku sempurna dalam arti bahwa agen – agen

20 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
redistribusi merealokasikan semua barang tanpa ada yang me gambil jatah
ekastra untik dirinya sendiri. Dengan demikian, redistribusi murni
berhubungaan dengan kesamaan ekonomi. Dalam redistribusi parsial
proses redistribusi berlaku tidak sempurna lantaran agen distribusi
mengambil bagian tertentu untuk dirinya sendiri. Dengan demikian,
redistribusi parsial berhubungan dengan ketidaksamaan ekonomi.
Sistem ekonomi redistribusi murni, yang sangat umum dihubungkan
dengan masyarakat hortikultura, cara berlakunya agak berbeda – beda
antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Salah satunya versi
ekonomi redistributif berlaku luas pada masyarakat hortikultura sederhana
di Melanesia. Masyarakat ini memiliki orang – orang yang sangat
ambisius yang dikenal dengan orang besar. Orang – orang besar adalah
para individu yang mencarai prestise dan kemasyhuran melalui peranan
mereka sebagai pengorganisasian produksi ekonomis.
Pencarian akan status tinggi pada sekelompok orang besar Melanesia
yang bercita – cita tinggi menimbulkan konsekuensi – konsekuensi
ekonomi nyata. Pencarian itu sangat memungkinkan produktivitas
ekonomi, membawa kepada peningkatan secara umum dalam kuantitas
produk ekonomi. Sirkulasi barang juga meningkat secara substansial,
karena persiapan pesta mkenyebabkan banyak terjadi pertukaran barang
dan jasa. Di samping itu, biasanya da peningkatan nyata dalam konsumsi
banyak barang oleh anggota seluruh desa. (Oliver, 1955). Jadi, proses
penyelenggaraan pesta yang kompetititf adalah bagian vital dari sistem
ekonomi hortikultura masyarakat Melanesia.
Harris (1974, 1977) berpendapat bahwa orang besar adalah seorang
pengintensif ekonomi. Perannya adalah meningkatkan tingkat produksi di
balik apa yang tamoak. Harris percaya bahwa peningkatan dalam tingkat
produksi ini memiliki signifikansi adaptif bagi kelompok hortikultura
berskala kecil. Sebagaimana ia terangkan (1974:118) :
“Dalam dimana setiap orang memiliki akses yang sama kepada alat –
alata substensi, pesta kompetitif tersebut berfungsi praktis untuk
melindungi ntenaga kerja dari menyurut ke tingkat produktivitas yang tidak

21 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
menawarkan batas keamanan dalam berbagai krisis, seperti perang dan
kegagalan panen.”

Michael Harner (1975) memberikan penjelasan serupa, meski sedikit


berbeda. Dia menteorisasikan bahwa sistem orang besar merupakan
produk dari kelangkaan tenaga kerja. Apabila orang menanami tanah
dengan metode hortikultura sederhana, hamparan tanah yang luas biasanya
tidak tersedia, dan tenaga kerjanya, lebih dari tanahnya, merupakan
sumberdaya yang langka. Dalam kondisi kelangkaan tenaga kerja, peranan
orang besar bangkit sebagai mekanisme penting untuk mencapai
kekuasaan dan prestise. Dengan demikian, Harner memusatkan perhatian
kepada evolusi sistem orang besar dari titik pandang keuntungan –
keuntungan bagi individu, sementara penjelasan Harris menekankan
keuntungan masyarakat luas dari sistem orang besar. Meski demikian,
penjelasan mereka tampak saling melengkapi daripada saling
bertentangan; yakni, dalam situasi khusus ini, kepentingan diri sendiri
individu dan kebutuhan ekonomi masyarakat secara bersamaan terpenuhi
melalui berbagai aktivitas social yang sama.

c. Redistribusi Parsial

Sistem redistribusi parsial sangat umum terdapat dalam suatu


masyarakat dimana hortikultura intensif merupakan pola teknologi dan
pemilikan oleh pemimpin merupakan pola hak atas kekayaan. Pemilikan
oleh pemimpin merupakan aspek vital dari redistribusi parsial.
Marshall Sahlins (1963) menyoroti perbedaan penting antara
redistribusi murni dann redistribusin parsial dengan membandingkan
sistem redistribusional masyarakat Melanesia dan Polynesia. Sebagaimana
yang ia katakan, kebanyakan masyarakat Melanesia mengembangkan
hortikultura berskala kecil dan sistem orang besar, sementara kebanyakan
masyarakat Polynesia dikarakteristikan dengan hortikultura intensif dan
redistribusi parsial.
Sistem redistribusi parsial masyarakat Polynesia bersifat
redistributive dalam arti bahwa mencakup arus barang berkesinambungan

22 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
antara pemimpin rakyatnya. Namun, dalam kasus ini arus baerang adalah
arus yang tidak sama. Rakyat jelas memberti lebih banyak daripada yang
mereka terima. Masyarakat hortikultura yang maju ini berperan dalam
melahirkan sitem redistribusi murni pada masyarakat hortikultura berskala
kecil, sistem redistribusi yang diintensifikasikan sistem ketidakrataan
ekonomis. Dengan demikian, mereka membentuk perkembangan
evolusioner yag nyata melebihi tingkat redistribusi murni.

Michael Harner (1975) mengemukakan bahwa factor kunci dibalik


hasil revolusioner yang signifikan ini adalah keterbatasan tanah. Ketika
tekanan penduduk memaksa kelompok hortikultura berskala kecil untuk
mengembangkan metode penanaman yang lebih intensif, jelas taah sedang
menjadi sumberdaya yang terbatas. Memang, inilah sebabnya kenapa
setiap unit tanah tentu harus ditanami secara lebih intensif. Keterbatasan
tanah, dalam pandangan Harne, adalah akibat kompetisi yang semakin
meningkat untuk mendapatkan tanah yang berhrga, dan sebagian orang
akhirnya mendapatkan akses yang lebih besar daripada orang lain. Orang
besar, dengan dasar kekuasaan yang relative lemah mengandalkan usaha
sendiri dan bantuan sukarela dari para pengikutnya, berubh menjadi
pemimpin, yang dasar kekuasaannya semakin diperkuat melalui
penguasaan mereka atas tanah.

d. Potlatch

Potlatch adalah sebuah upacara festival yang dilakukan oleh


masyarakat adat dari Pacific Northwest Coast. Ini termasuk budaya Haida,
Nuxalk, Tlingit, Tsimshian, Nuu-Chah-nulth, Kwakwaka'wakw, dan
Pantai Salish. Kata berasal dari Jargon Chinook, yang berarti
"memberikan" atau "hadiah. Tujuan utama dari potlatch adalah re-
distribusi dan timbal balik dari kekayaan. Bagi beberapa kebudayaan,
seperti Kwakwaka'wakw, tarian teater mencerminkan silsilah tuan rumah
'dan kekayaan budaya yang dimiliki. Di dalamnya, hubungan hierarkis di
dalam marga, desa, dan bangsa-bangsa, diperkuat melalui distribusi atau

23 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
kadang-kadang pembagian kekayaan, pertunjukan tari, dan upacara
lainnya. Status tertinggi setiap keluarga tidak diberikan pada seseorang
yang memiliki kekayaan yang terbanyak, tetapi pada seseorang yang
mendistribusikan kekayaan paling banyak. Tuan rumah menunjukkan
kekayaan mereka dan terkenal melalui memberikan barang. Meskipun
demikian, tujuan utama telah dan masih adalah redistribusi kekayaan
diperoleh oleh keluarga.

e. Ekspropriasi Surplus dan Eksploitasi

Ekspropriasi surplus adalah sebuah pola redisttribusi yang paling


umum terdapat dalam masyarakat agraris yang diorganisasikann dalam
sistem pmilikan kekayaan yang bersifat seigneurial. Ia terjadi manakala
kelas tuan tanah memaksa kelas produsen yang tergantung secara ekonomi
untuk menghasilkan surplus dari ladang mereka dan menyerahkan surplus
tersebut kepadanya. Surplus tersebut ditarik dalm bentuk bunga pinjaman,
berbagai jenis pajak, dan berbagai jenis pengabdian berupa tenaga.
Sebagian mereka yang mempelajari ekonomi pra kapitalis, sejarawan
ekonomi Karl Polanyi (1957), tidak membedakan antara ekspropriasi
surplus dan redistribusi parsial. Sebagai gantinya, mereka menggunakan
konsep redistribusi untuk diterapkan kepada kedua jenis aktivitas eonomi
tersebut. Namun, ini tampak sebagai kesalahan serius dan menyesatkan.
Ada beberapa perbedaan krusial antara ekspropriasi surplus dan
redistribusi parsial, disini disajikan dua hal penting. Pertama, tuan tanah
mempunyai kekuasaan yang jauh lebih besar daripada pemimpin, dan
mereka menggunakan kekuasaan ini untuk meletakkan lebih banyak beban
ekonomi terhadap petani produsen daripada beban yang dapat diletakkan
para pemimpin terhadap pengikut mereka. Kedua, arus barang dan jasa
antara tuan tanah dan petani lebih senjang daripada arus barang berharga
antara para pemimpin dan orang awam. Arus barang berharga antara tuan
tanah dan petani jarang dideskripsikan sebagai redistribusi, karena sedimit
sekali arus balik dari tuan tanah yang bersifat satu arah saja ; dari petani
ke tuan tanah. Walaupun dalam beberapa situasi tertentu ada kemiripan

24 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
antara redistribusi parsial dan ekspropriasi surplus, namun dalam banyak
kasus tidaklah sulit untuk menyatakan pakah ekspropriasi surplus atu
redistribusi terjadi di dalam masyarakat.

Berikut ini ditawarkan definisi obyektif tentang eksploitasi :


eksploitasi terjadi manakala satu pihak terpaksa memberiak kepada pihak
lain lebih dari yang mereka terima sebagai imbalannya. Ada dua aspek
yang harus ditekankan dalam definisi ini. Pertama, eksploitasi secara jelas
terjadi hanya apabila dua pihak yang berhubungan menerima keuntngn
yang tidak rata sebagai hasil hubungn mereka . Kedu, keuntungan yang
tidak rata harus terjadi karena salah satu pihak terpaksa untuk memberikan
untuk melakukan sesuatu. Yakni, satu pihak tidak secara sukarela terlibat
dalam hubungan, atau jika ada kesukarelaan yang terlibat didalamnya,
adalah karena hubungan alternatifnya tidak memberikan perbaikan dalam
situasi ekonomi pihak tertentu.

2.4 MUNCULNYA PASAR – PASAR EKONOMI

Institusi ekonomi yang dikenal sebagai pasar ada ketika orang


menawarkan barang dan jasa untuk dijual kepada orang blain deengan cara
yang kurang lebih sistematis terorganisasi. Penting dibedakan antara pasar
(market) dan tempat pasar (marketplace). Tempat pasar adalah bentuk fisik
dimana barang dan jasa dibawa untuk dijual dan dimana pembeli bersedia
membeli barang dan jasa ini. Dalam masyarakat pra kapitalis, tempat pasar
adalah tersebar, yakni, tersebar luas di seluruh masyarakat. Sebaliknya, pasar
bukanlah tempat fisik, tetapi sebuah institusi social, atau serangkaian
hubungan social yang terorganisir di seputar proses membeli dan menjual
sesuatu yang berharga.
a. Masyarakat Dalam Hubungan dengan Pasar
Paul Bohannan dan George Dalton (1962) membedakan ada tiga
jenis masyarakat dalam hal hubungannya dengan pasar: masyarakat tanpa
pasar, masyarakat pasar periferal, dan masyarakat didominasi pasar.

25 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
Masyarakat tanpa pasar tidak mempunyai pasar atau tempat pasar.
Walaupun ada beberapa transaksi ekonomi yang didasarkan atas
pembelian dan penjualan, namun itu hanya besifat kasual, sedikit dan
jarang terjadi. Karena masyarakat tanpa pasar tidak memiliki pasar,
kebutuhan substensi tidak dipenuhi dengan prinsip – prinsip pasar, tetapi
oleh mekanisme resiprositas dan redistribusi.
Masyarakat periferal mempunyai tempet pasar tetapi prinsip –
prinsip pasar jelas tidak berfungsi mengetur kehidupan ekonomi. Dalam
masyarakat semacam ini, orang mungkin sering terlibat dalam aktivitas
tempat pasar, sebagai pembeli ataupun penjual; tetapi aktivitas ini
merupakan gejala ekonomi yang sangat sekunder. Orang tidk memenuhi
keperluan substensinya melalui aktivitas temapat pasar, tetapi melalui
resiprositas, redistribusi, dan ekspropriasi. Dalam masyarakat pasar
periferal, “kebanyakan orang tidak memproduksi sesuatu untuk pasar aau
dijual di pasar, atau mereka melakukannya hanya sebagai orang – pasar
sesekali” (Bohannann and Dalton, 1962:7)

Masyarakat yang didominasi pasar memilki bik pasar maupun


temapat posar (yaitu, pasar – pasar yang tersebar) dan prinsip – prinsip
pasar – prinsip membeli dan menjual barabng menurut kekuatan
permintan dan penawaran yang menetukan semua keputusan penting dalm
produksi, distribusi dan pertukaran. Dalam masyarakat ini, berbagai jenis
resiprositas dan redistribusi mungkin juga ada, tetapi sangat kurang
signifikan. Satu – satunya masyarakat yang didominasi pasar adalah
masyarakat yang dikarakteristikan oleh kapitalisme modern.

b. Beberapa Aspek Pasar Dalam Masyarakat Pra Kapitalis

Manufacturing dan Serikat Buruh. Dalm masyarakat pra kapitalis


dimana manufacturing terjadi sebagai aktivitas ekonomi substansial,
terjadi dalam skala kecil, umumnya terbatas pada jumlah pengrajin dan
beberapa took kecil yang berlokasi di tempat pasar (Sjoberg, 1960).
Workshop yan g paling besar pun di masyarakat pra - kapitalis akan

26 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
sangat kecilmenurut standard manufacturing modrn. Dengan tidak adnaya
pasar massa untuk barang – barangdan dengan demikian sangat terbatas
untuk pembentukan modal, unit produktif pastilah tetap kecil.
Bentuk – bentuk spesialisasi sendiri, dari awal samapai akhir.
Sebagaiman yang dikatakan pra – kapitalis terjadi lebih dalam kaitannya
dengan produk daripada dengan proses produksi. Setiap pengrajin
membentuk seluruh produknya Gideon Sjoberg, “Spesialisasi dalam
produk seringkali mengakibatkan pengrajin menghabiskan seluruh
waktunya untuk memproduksi barang – barang sejak dari bahan baku
material.
Penentuan harga dalam pasar pra kapitalis terutama dalam pasar
kapitalisme modern harga barang dan jasa ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran yang abstrak. Seseorang dapat bermaksud
pergi ke toko dan menemukan harga pasti yang ditetapkan untuk barang
tertentu. Namun dalam setting harga pra kapitalis, tidak ditetapkan dengan
cara seperti ini, tetapi ditetapkan oleh apa yang disebut tawar – menawar.
Tawar menawar adalah pola tipikal penentuan harga dalam
masyarakat dimana pasar masa tidak ada, dan dengan demikian pembeli
dan penjual mempunyai sedikit pengetahuan tentang harag sutu barang. Di
samping itu, karena tawar – menawar menghabiskan banyak waktu, waktu
jelas bukan merupakan sumberdaya yang berharga dan langka ,
sebagaiman dalam kapitalisme modern. Oleh krena itu, tawar – menawar
hanya dapat terjadi dalam alam setting dimana orang jarang terburu – buru
menyelesaikan tugas sehari – hari mereka (Sjoberg, 1960)
Aktivitas Ekonomi Non - rasionalitas. Kapitalisme modern adalah
jenis sistem ekonomi yang santgat rasional dalam pengertian bahwa
keragaman teknik canggih yang digunakan dalam melakukan bisnis
berbagai teknik dirancang untuk memaksimalkan produktivitas ekonomi
dan pertumbuhan dengan demikian, masyarakat kapitalis modern
menggunakan bentuk – bentuk akuntansi, keuangan, organisasi, tempat
kerja, dan pemasaran yang lebih maju dalam menjalankan aktivitas bisnis
mereka, dan berbagai prosedur ini menentukan keberhasilan.

27 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
c. Sebuah Refleksi

Walaupun pandangan tentang peranan pasar dalam masyarakat


manusia ini telah diteriam secara luas oleh para ilmuwan telah diterima
secara luas oleh para ilmuwan social komparatif, dalam beberapa tahun
terakhir ini sebagian ilmuwan social menantangnya secara keras. Kajsa
Ekholm dan Jonathan Friedman (1982), misalnya, telah mengemukakan
berbagai aktivitas pasar dan produksi untuk dijual yang mengambil
peranan dalam masyarakat pra kapitaslis lebih besar daripada peranan
dalam masyarakat pra kapitalis lebih besar daripada peranan yng
umumnya diketahui orang. Mereka menolak pembagian tradisional
“sejarah dunia kedalam sistem pasar dan non pasar atau kapitalis / pra
kapitalis, dan mempertahankan sudut pandang bahwa ada suatu bentuk
kapitalisme di dunia kuno. Dengan kata lain, Ekholm dan Friedman
menolak konseptualisasi mendasar tentang masyarakat pasar periferal,
atau setidaknya mengklaim bahwa kategori konseptual ini tidak berlaku
seluas apa yang bisa dipikirkan.

Tabel Pemilikan, Distribusi, dan Pertukaran Masyarakat


Pra Kapitalis

Pola
Teknologi Pola Pemilikan Pola Distribusi Pola Pertukaran
Substensi

Berburu dan Biasanya komunisme Generalized Walaupun


Meramu primitive. Sumberdaya reciprocity berbagi pertukaran
penting yang menopang dan kemurahan hati terjadi, pasar dan
hidup dimiliki oleh seluruh merupakan kebasaan tempat pasar
komunitas, dan tidak ada sisal yang tidak ada.
orang yang dapat melelahkan
mendeprivasi yang lain dari danmerupakan
hak penuhnya untuk kewajiban social
memanfaatkan sumberdaya
yang ada.

28 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
Hortikultura Secara tipikal, pemilikan Redistribusi murni Juga, tidak
Sederhana oleh keluarga besar. Ini dan egaliter. Barang dikenal pasar
merupakan variasi dari – barang disalurkan sama dengan
komunisme primitive, kepada seorang yang diatas
dimana berbagai pemimpin, yang
sumberdaya dimiliki secara bertanggung jawab
komunal, tetapi kelompok merealokasikannya
yang memiliki adalah ke seluruh
kelompok keluarga bukan komunitas dengan
seluruh komunitas. pola yang sangat
egaliter.

Hortikultura Biasanya pemilikan oleh Redistribusi parsial Masyarakat pasar


Intensif pemimpin yang mengklaim atau berstratifikasi. periferal. Pasar
pemilikan atas sebidang Barang disalurkan ada dan cukup
tanah yang sangat luas dan kepada suau penting, tetapi
melakukan kontrol ketat atas kelompok social bersifat sekunder
pemanfaatan tanah tersebut. yang terpusat, tetapi dibandingkan
Namun, produsen utama kelompok ini dengan kegiatan
yang hidup diatas tanah mengambil sebagian memproduksi
tersebut tetap menentukan besar barang barang untuk
dalam pengambilan tersebut untuk dipakai sendiri.
keputusan penting kebutuhan subtensi
penanaman sehari – hari. mereka sendiri dan
untuk menjalankan
pemerintaha
administrative .
Meski demikian,
realokasi juga
terjadi.

Agrarisme Secara tipikal Ekspropriasi surplus Masyrakat pasar


memberlakukan pola Hubungan sangat periferal, tetapi
pemilikan seigneurial. tidak imbang dan arti penting
Tanah dimiliki dan dikuasai eksploitatif antara aktivitas par
oleh sekelompok tuan tanah, tuan tanah dan lebih

29 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
atau aparat pemerintah yang produsen utama. pentiiing.Dalam
kuat yang berfungsi untuk Tuan tanah beberapa kasus –
kepentingan tuan tanah. mengeruk misalnya
Tuan tanah memiliki keuntungan melalui Romawi Kuno
kekuasaan yang sangat besar rente, pajak, pertukaran pasar
terhadap produsen utama pelayanan, berupa menjadi sangat
(buruh tani) ang menannami tenaga tanpa upah penting. Aktivitas
tanah dan memberikan dan berbagai petukran sring
beban berat kepada mereka mekanisme lainnya. sangt didukung
dalam pengolah tanah oleh jaringan
tersebut perdagangan
antar masyarakat
yang meluas

BAB III

PENUTUP

Pra kapitalis adalah pembentukan kapitalisme yang ditemukan dalam bibit


-bibit pemikiran masyarakat feodal yang berkembang di Babilonia, Mesir, Yunani
dan Kekaisaran Roma. Para ahli ilmu sosial menamai tahapan kapitalisme purba ini
dengan sebutan commercial capitalism. Max Weber pernah menyatakan bahwa akar
kapitalisme berawal dari sistem Codex Iuris Roma sebagai aturan main ekonomi
yang kurang lebih universal dipakai oleh kaum pedagang di Eropa, Asia Barat serta
Asia Timur Jauh dan Afrika Utara. Aturan main ekonomi ini sebetulnya
dimanfaatkan untuk memapankan sistem pertanian feodal.
Dalam masyarakat pra kapitalis nilai tukar hampir semuanya
dikalkulasikan dengan uang, tetapi dalam masyarakat pra kapitalis nilai tukar
barang seringkali dihitung dengan barang lain selain jenis uang. Masyarakat pra
kapitalis diorganisasikan melalui berbagai aktivitas dimana produksi barang untuk
nilai guna adalah perhatian satu – satunya produsen. Dalam masyarakat pra
kapitalis juga, produksi ekonomi ditentukan oleh keinginan dan pilihan para
pemilik kekuatan – kekuatan produksi. Ada gunanya membedakan empat pola

30 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
pemilikan dalam masyarakat pra kapitalis : Komunisme primitive, pemilikan oleh
keluarga besar (lineage ownership), pemilikan oleh pemimpin (chiefly ownership),
dan pemilikan seigneurial.
Evolusi pola pemilikan kekayaan dalam masyarakat pra kapiotalis
berhubungan erat dengan evolusi pola distribusi sumberdaya. Semakin mempribadi
sistem kepemilikan, semakin tidak merata sistem distribusi. Adalah berguna
membicarakan empat pola distribusi utama dalam masyarakat pra kapitalis :
resiprositas (reciprocity), redistribusi murni (pure redistribution), redistribusi parsial
(partial redistribution), dan ekspropriasi. Dalam masyarakat pra kapitalis, tempat
pasar adalah tersebar, yakni, tersebar luaus din seluruh masyarakat. Sebaliknya,
pasar bukanlah tempat fisik, tetapi sebuah institusi social, atau serangkaian
hubungan social yang terorganisir di seputar proses membeli dan menjual sesuatu
yang berharga.

DAFTAR PUSTAKA

Newell, Peter. 1976. Dari Komunisme Primitif Hingga Komunisme Libertarian.


New York: Organisation of Revolutionary Anarchists

Rachleff, P. J. 1976. Marxism and Council Communism: The Foundation for


Revolutionary Theory for Modern Society. New York:
Revisionist Press.

Malatesta, Errico. 1992. Komunisme Kaum Anarkis. London : Freedom Press

Ba’Abduh Ayatullah, Saif. “Kapitalisme Sekilas Sejarah”. 5 Januari 2011.


saif1924.wordpress.com/2010/07/08/kapitalisme-
sekilas-sejarah

Benediktus. “Kapitalisme Sekilas Sejarah”. 5 Januari 2011. benediktus-


adu.blogspot.com/2009/.../kapitalisme-sekilas-sejarah.html

Pandupitoyo, Darundiyo. “Teori Resiprositas”. 7 Januari 2011.


www.scribd.com/doc/24699599/Teori-
Resiprositas

Wikipedia. “Komunisme Primitif”. 7 Januari 2011.


ms.wikipedia.org/wiki/Komunisme_primitif

31 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
Sosiologi Makro. Bab 5 Sistem Ekonomi Pra Kapitalis hal 111 - 143

32 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s

Anda mungkin juga menyukai