2| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
institusi social, atau serangkaian hubungan social yang terorganisir di seputar proses
membeli dan menjual sesuatu yang berharga.
BAB I
PENDAHULUAN
3| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
6. Campur tangan pemerintah minimum
4| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
merkantilis mulai membuka wacana baru tentang pasar. Ketika mereka
berbicara tentang pasar dan perdagangan, mau tidak mau mereka mulai bicara
tentang barang dagang (komoditas) dan nilai lebih yang nantikan akan banyak
disebut sebagai the surplus value (nilai lebih). Dari akar penyebutan inilah,
wacana tentang keuntungan dan profit menjadi bagian integral dalam
kapitalisme sampai abad pertengahan.
1.3 TUJUAN
5| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
BAB II
PEMBAHASAN
Semua barang mempunyai dua nilai jenis yang berbeda, yang umum
dikenal dengan nilai guna dan nilai tukar. Nilai pakai sebuah barang adalah
kegunaannya secara langsung, manfaatnya diperoleh pemakaiannya ketika ia
mempergunakannya menurut cara yang diinginkan. Nilai tukar adalah nilai
barang yang akan diperoleh ketika ia dipertukarkan dengan barang lain. Nilai
tukr dapat dioerhitungkan menurut barang berharga yang lain, atau dengan
perantaraan medium tukar, yakni uang. Dalam masyarakat pra kapitalis nilai
tukar hampir semuanya dikalkulasikan dengan uang, tetapi dalam masyarakat
pra kapitalis nilai tukar barang seringkali dihitung dengan barang lain selain
jenis uang.
Walaupun semua barang dalam semua sistem ekonomi mempunyai nilai
tukar dan nilai guna, sistem ekonomi itu sendiri cenderung diorganisasikan,
terutama, menurut salah satu dari dua jenis nilai ini. Masyarakat pra kapitalis
diorganisasikan melalui berbagai aktivitas dimana produksi barang untuk nilai
guna adalah perhatian satu – satunya produsen. Dalam kasus ini, barang
produksi agar dapat dikonsumsi bukan dapat ditukarkan dengan barang lain.
Apabila jenis aktivitas ini mendominasi tindakan ekonomi produksi untuk
dipakai dijyatakan berlaku.
Sebaliknya, kapitalisme modern, memproduksi sejumlah besar branga
terutama untuk nilai tukarnya, untuk sejumlah uang yang akan diberikannya
bagi produsen kapitalis ketika barang tersebut dijual di pasar. Tentu saja,
barang – barang ini mempunyai nilai guna; kalau tidak, tidak ada orang yang
6| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
tertarik membelinya. Tetapi ia bukan nilai yang utama. Motivasi kapitalis
modern untuk memproduksi barang lebih berhubungan dengan nilai tukar
daripada nilai gunanya. Dengan demikian, kapitalisme modern adalah suatu
ekonomi produksi untukm dijual atau ekonomi diman poduksi untuk dijual
lebih diprioritaskan dari produksi yang dipakai.
7| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
jumlahnya dan kelompok kapitalis kecil ini membenarkan seluruh proses
produksi ekonomi. Dalam masyarakat sosialis moden, seperti Uni Soviet,
pemilikan kekuatan – kekuatan produktif sangat ditentuikan oleh orang
-,orang atau sekelompok yang memiliki sumber daya penting. Dalam
masyarakat pra kapitalis juga, produksi ekonomi ditentukan oleh keinginaan
dan pilihan para pemilik kekuatan – kekuatan produktif berada di tangan
pemerintah, yang menhgklaim mengarahkan produksi untuk kebsikan seluruh
masyarakat. Dengan demikian, baik dalam kapitalisme modern maupun
sosialisme modern proses produksi sangat ditentukan oleh orang –m orang
atau kelompok yang memiliki sumberdaya penting.
Dalam masyarakat pra kapitalis juga, produksi ekonomi ditentukan oleh
keinginan dan pilihan para pemilik kekuatan – kekuatan produksi. Ada
gunanya membedakan empat pola pemilikan dalam masyarakat pra kapitalis :
Komunisme primitive, pemilikan oleh keluarga besar (lineage ownwership),
pemilikan oleh pemimpin (chiefly ownership), dan pemilikan seigneurial.
Berbagai ekonomi pra kapitalis, dan ada varias penting dalam masing –
masing jenis pemilikan ini, tetapi berbagai jenis yang disebutkan ini kurang
lebih represetatif dari berbagai cara pengorganisasian pemilikan kekayaan di
dunia kapitalis.
a. Komunisme Primitif
Komunisme, bagi banyak orang, merupakan kata yang memiliki
implikasi negatif. Hingga akhir abad ke-20 ini, komunisme diasosiasikan
dengan Rusia atau Uni Soviet, sebuah negara yang sama sekali bukan
negara sosialis maupun komunis, melainkan suatu bentuk kapitalisme
negara yang amat totaliter dan kejam. Kaum sosialis sejati maupun
komunis libertarian memiliki tugas yang berat untuk menunjukkan bahwa
komunisme maupun sosialisme sama sekali tidak pernah terdapat di
negara-negara seperti Uni Soviet, Kuba atau bahkan Yugoslavia. Mereka
juga harus menerangkan bahwa komunisme, dalam bentuknya yang
primitif, pernah ada sebagai suatu bentuk masyarakat, dalam jangka waktu
yang panjang – hingga dua juta tahun atau lebih– sejak munculnya
manusia di bumi.
8| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
Pada pertengahan awal abad XIX, Karl Marx berspekulasi
bahwa pola kehidupan ekonomi paling awal ndalam sejarah manusia
adalah apa yag diistilahkannya sebagai omunisme primitive. Dengan
istilah ini, yang dimaksudkan Marx adalah suatu jeis masyarakat dimana
orang memenuhi kebutuhan subsistensinya dengan berburu dan meramu
atau bentuk – bentuk pertanian sederhana, dan dimana semua sumber daya
alam yang penting dimiliki secara bersama. Pemilikan pribadi atas
berbagai sumber daya oleh individu atau kelompok kecil tidak ada dalam
jenis masyarakat ini.
Walaupun banyak ilmuwan social selama ini yang menantang
pandangan Marx tentang ini, ilmu social kontemporer memberikan bukti
kuat bahwa pandangan marx pada dasarna tepat. Mayoritas masyarakat
pemburu – peramu yang dikaji oleh para antroplog moder menunjukkan
pola pemilikan sumber daya yang secara adekuat dikarakterisasikan oleh
pandangan Marx tentang komunisme primitive. Walaupun kebanyakan
aktivitas ekonomi dalam pemburu – peramu berpusat seputar keluaraga,
semua individu dalam masyarakat tersebut mempunyai akses yang sama
terhadap sumberdaya alam yang diperlukan untuk substensi mereka. Tidak
ada orang antara kelompok pemburu dan peramu yang dapat digusur oleh
orang atau kelompok lain untuk mempunyai kesempatan yang sama.
Dengan demikian, setiap orang memiliki berbagai sumberdaya ini secara
kolektif. Dalam kenyatannya, mereka memberikan akses yang sama
terhadap berbagai sumberdaya yang ada kepada individu atau kelompok
yang membutuhkan. Bahkan dalam contoh- contoh dimana sumberdaya
dapat imiliki secara pribadi oleh keluarga tertentu, namun secar tipikla
tidak ada pembatasan yang ditentukan terhadap keluarga lain untuk
menggunakannya.
Ciri-ciri utama keprimitifan adalah ketergantungan pada sumber-
sumber makanan “liar”, dengan segala keterbatasannya. Masyarakat
primitif sering kali mengalami malnutrisi dan dihantui kelaparan.
Komunitas-komunitas berukuran kecil. Hanya pada saat-saat tertentu
sajalah terdapat cukup banyak makanan. Namun, bentuk kehidupan
9| S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
tersebut mendorong tumbuhnya kode etik yang amat sederhana.
“Kepemilikan pribadi”, demikian Grahame Clark dalam Dari Perbudakan
ke Peradaban (From Savagery to Civilisation), “…terbatas pada benda-
benda seperti senjata, tongkat untuk menggali, kantung dan benda-benda
kecil lainnya, meskipun dalam pembagian daging, misalnya, bagian tiap
orang didefinisikn secara sosial. Hak-hak komunal berlaku pada seluruh
wilayah tempat pencarian makanan, tempat anggota masyarakat
berkelana, dan batas-batas wilayah kelompok lain.”
Menurut Peter Kropotkin, “Dalam kelompok, segalanya dibagi
bersama-sama, semua potong makanan dibagikan untuk semua yang ada,
dan jika seseorang berada di dalam hutan, ia tidak akan mulai makan
sebelum tiga kali memanggil rekan-rekan yang mungkin mendengarnya
untuk membagi makanannya.” “Singkatnya”, lanjut Kropotkin, “…dalam
kelompok, aturan ‘segalanya untuk semua’ merupakan aturan tertinggi,
selama belum ada masyarakat yang berkelompok berdasar pada
keluarga, yang memecahkan persatuan kelompok itu” (Mutual Aid).
Mengenai komunisme primitif, Paul Lafargue dalam Evolusi Kepemilikan
dari Perbudakan Hingga Peradaban (Evolution of Property from Savagery
to Civilisation) berkomentar: “Jika manusia primitif tidak mampu
membayangkan ide kepemilikan pribadi terhadap benda-benda yang tidak
langsung berkaitan dengan dirinya, itu karena ia tidak memiliki konsepsi
mengenai individualitasnya secara terpisah dari kelompok masyarakatnya.
Manusia primitif dikelilingi bahaya yang terus mengancamnya, yang
konkrit, dan ia dicemaskan oleh ancaman-ancaman yang ia bayangkan,
sehingga ia tidak dapat hidup sendiri: ia bahkan tidak dapat
membayangkan kemungkinan terjadinya hal tersebut. Bila manusia
primitif dibuang dari masyarakatnya, sama sajalah dengan membunuhnya;
…untuk berpisah dari rekan-rekannya,untuk hidup sendiri, menakutkan
bagi manusia primitif, yang biasa hidup dalam kelompok…perburuan dan
penangkapan ikan, mode-mode produksi primitif, dilakukan secara
bersama-sama, dan hasilnya dinikmati bersama…”.
10 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
Ketika manusia primitif tidak lagi hidup secara berpindah-pindah,
dan mulai membangun tempat tinggal yang permanen atau semi-
permanen, bangunan rumah tersebut biasanya bukanlah rumah pribadi
seperti kita kenal sekarang ini, melainkan dihuni bersama-sama. Dalam
rumah-rumah seperti itu, barang-barang yang ada dipakai dan dimiliki
bersama. Pada masa yang lebih belakangan (dalam beberapa masyarakat
asli Amerika), Lewis H. Morgan mengamati: “Keluarga syndasmian
merupakan ciri-ciri khusus. Beberapa keluarga tersebut tinggal di satu
rumah, mendirikan rumah tangga komunal, dan di dalamnya
melaksanakan prinsip-prinsip komunisme” (Masyarakat Kuno).
Pengamatan Morgan ini dilakukan pada kaum Iroquis, yang pernah hidup
bersamanya. Kemudian, dengan timbulnya keluarga patriarkis, rumah
tangga menjadi milik keluarga tunggal. Namun, dalam masa ini, tanah
tetap dimiliki secara bersama-sama.
Tetapi, lanjut Lafargue, “Perlahan-lahan pemikiran mengenai
kepemilikan pribadi, mulai timbul dalam pikiran manusia. Manusia
mengalami proses perkembangan yang lama dan menyakitkan hingga
mencapai kepemilikan tanah secara pribadi. Bahkan, pembagian tanah
yang paling awal adalah pembagian untuk lahan dan wilayah berburu
untuk seluruh kelompok. Perkembangan pertanian menjadi sebab utama
pembagian tanah bersama, kadang kala menjadi lahan-lahan kecil, kadang-
kadang bersifat permanen, namun lazimnya tahunan. Lafargue mencatat
bahwa umumnya “kepemilikan tanah pada awal-awalnya berada pada
kaum perempuan”. Dan, tentang peran permpuan dalam komunisme
primitif, Frederick Engels menulis, “Rumah tangga komunis berarti
supremasi perempuan di rumah, sebagaimana pengakuan eksklusif
terhadap orang tua perempuan –karena tidak mungkinnya mengenali orang
tua laki-laki secara pasti– memberikan posisi yang tinggi kepada ibu atau
perempuan. Salah satu anggapan yang paling absurd yang berasal dari
Zaman Pencerahan di abad ke-18 adalah bahwa pada awal peradaban,
perempuan merupakan budak laki-laki. Dalam semua masyarakat primitif
pada tingkat rendah dan menengah, bahkan hingga sebagian masyarakat
11 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
berperadaban tinggi, posisi perempuan tidak saja bebas, namun dihargai
pula”. (Asal-Usul Keluarga, Hak Milik Pribadi dan Negara). Dan Lafargue
mencatat bahwa “Kepemilikan tanah, yang pada akhirnya memberikan
pemiliknya suatu cara emansipasi dan supremasi sosial, pada awalnya
merupakan penyebab penindasan; perempuan disingkirkan untuk
melakukan pekerjaan kasar di ladang, hingga mereka terbebaskan oleh
adanya buruh kasar. Pertanian, yang mendorong kepemilikan pribadi atas
tanah, menciptakan buruh kasar yang selama berabad-abad dikenal
sebagai budak, pekerja paksa dan pegawai”.
Singkatnya, menurut Engels, “Pada semua tahap-tahapan awal
masyarakat, produksi pada hakekatnya merupakan kegiatan bersama,
sebagaimana konsumsi bergantung pada distribusi langsung produk-
produk dalam komunitas komunis kecil atau besar. Produksi kolektif ini
sangat terbatas, namun inheren di dalamnya adalah kontrol para produsen
terhadap proses produksi dan produknya. Mereka tahu apa yang dilakukan
terhadap produknya: mereka mengkonsumsinya; produk-produk tidak
meninggalkan tangan mereka. Dan selama produksi berlangsung
demikian, produksi tak dapat meningkat amat pesat, ataupun
menumbuhkan kekuasaan dari luar terhadap mereka, seperti selalu
terdapat dalam peradaban.”
Sejak lenyapnya komunisme primitif, dan timbulnya masyarakat
yang mengakui kepemilikan pribadi – pertama perbudakan, kemudian
feodalisme dan terakhir kapitalisme– “kantung-kantung” komunisme
kerakyatan bertahan hingga masa baru-baru ini. Kelompok komunis kecil
telah dibentuk, sering kali oleh “intelektual” borjuis maupun borjuis-kecil,
dengan berbagai tingkat keberhasilan. Namun sepanjang masa, ide
mengenai komunisme, yang biasanya memiliki kecenderungan utopis atau
anti-teknologi, tumbuh – dan kadang kala dikembangkan– oleh kelompok-
kelompok kecil yang idealis. Baru setelah pertengahan abad ke-19,
individu dan kelompok politik menyarankan suatu bentuk komunisme
yang baru dan maju sebagai masyarakat yang akan menggantikan
kapitalisme; suatu masyarakat yang lebih “tinggi”, memajukan
12 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
kepentingan orang banyak, bukan hanya sekelompok kecil kelas seperti
kapitalisme; dan yang terpenting, akan timbul dari sebagian terbesar
rakyat –kaum buruh– melalui suatu revolusi sosial. Beberapa tokoh
komunisme modern, terutama dalam dekade-dekade awal abad ke-19
dianggap sebagai komunis “utopis”; yang lain, para pengikut Marx dan
Engels, menyebut dirinya “komunis ilmiah”, namun mereka dituduh
sebagai “komunis otoriter” oleh lawan-lawan anarkis mereka, yang dalam
banyak kesempatan, berusaha menumbuhkan suatu bentuk sosialisme atau
kolektivisme non-otoriter, yang kemudian muncul sebagai komunisme
libertarian.
b. Pemilikan oleh Keluarga Besar (Lineage Ownership)
Di kalangan banyak masyarkat hortikultura, komunisme primitif
dalam pengertian yang ketat biasanya tidak ada. Sebagai gantinya,
masyarakt hortikultura yang lemah mempunyai pola kepemilikan yang
dapat disebut dengan sangat baik sebagai pemilikan keluarga besara
(lineage ownership). Pemilikan ini terjadi ketika kelompok keluarga
berskala nesar, yang dikenal dengan lineage (atau kadang – kadang clan),
memiliki kekayaan secar bersama. Tentu saja, dalam masyaraat tersebut
bentuk kekayan yang paling pentin adalah tanah. Ketika keluaragabesar
memiliki tanah secarabersama, maka para anggota kelompok tersebut
berpartisipasi dalam pemanfaatan tanah tersebut hanya karena mereka
anggot keluaraga besar tersebut. Hak mereka untuk menggunakn
tanahkhana diberikan oleh keluarga besar dalam bentuk kerja bersama,
pemimpin keluarga besar, yang bertindak sebagai wakil dari keluarga
besar secara keseluruhan, memberikan hak – hak ini.
13 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
keanggotaan kelompok keluarga. Dalam berbagai masyarakat yang
menganut pemilikan oleh keluaraga besar yang sama. Dengan demikian,
pemilikan oleh keluarga besa selangkah meninggalkan komunisme
primitive dan menuju kepemilikan pribadi. Namun, ia lebih dekat dengan
komunisme primitive daripada dengan kepemilikan pribadi, karena dalam
pemilikan oleh keluarga besar yang sebenarnya, para anggota keuarga
besar itu sendiri mempunyai akses yang relative sama dengan
sumberdaya.
14 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
kotana menjadi empata bagian, dengan menggnakan tanda – tanda perbatasan
yag sama. Bagian – bagian ini, selanjutnya, dibelah lagi,….menjadi petak –
petak untuk setiap keluarga atau keluarga besar yang tidak terkenal…..
Karena semua orang berhak atas pemanfaatan bagian tanah yang
ada, pimpinan keluarga besar tidak dapat menolak membaginya untuk
masingb- masing pimpinan rumah tangga di keuarga besar tersebut. Sekali
tanah itu dipetak – petak, maka ia tetap menjadi milik keluaraga besar dan
kembali kepada sesepuh wilayah atau ”pemiliknya” semula hanya keluarga
besar tersebut habis sama sekali atau terjadi berbagai peristiwa yang tidak
umum. Dengan demikian, walaupun seorang pimpinan kota, sesepuh
wilayah, atau kepala keluarga besar, seperti pimpinan tertinggi, dikatakan
pemilik tanah”, masing – masing sebenarnya dalah pengurus, pemegang
tanah bagi mereka yang diwakili.
Sebenarnya dalam situasi seharai – hari, pimpinan rumah tangga
yag kepadanya tanah telah dialokasikan juga disebut sebagai pemilik tanah.
Dia yag memutuskan bibit apa yang akan ditanam selama waktu btertentu
dan berapa bagian dari tanah tersebut yang akan dibiarkan kosong.
Kebanyakan ladang dimiliki secara individual oleh para pemimpin rumah
tangga dan dikerjakan dengan bantuan keompok rumah tngga petani atau
kelompok yang bekerjasama.
d. Pemilikan Seigneurial
15 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
terhadap orang lain dalam pemanfaatan tanah, dan orang tersebut
seringkali tidak menentukan keputusan harian tntang bagaiman tanah
harus dipergunakan secara produktif.
16 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
dalam pengertian “hak milik”, karena mereka tidak mempunyai
kemampuan kecenderungan untuk mencegah keluarga lain memanfaatkan
telaga tersebut. Dengan demikian, di kalangan masyarakat penguasaan
atas telaga bersifat komunal, dan inilah dimensi terpenting. Dalam nada
yang sama, di Eropa zaman pertengahan terdapat bhyak petani bebas yang
memilik tanah sendiri, tetapi tuan tanaha sangat mengusaunga. Sekali lagi,
penguasaanlah yang menentukan apa yang terjadi dalam sebuah sistem
produksi, dan kapan pemilikan dan penguasaan tidak berkaitan, yang
terakhir inilah yang harus menjadi perhatian para ilmuwan sosial.
a. Resiprositas
Resiprositas adalah kewajiban membayar kembali kepada orang lain
atas apa yang mereka lakukan untuk kita, atau dalam tindakan nyata
membayar kembali kepada orang lain. Konsep resiprositas berbeda dengan
konsep redistribusi karena adanya hubungan simetris tersebut sebagai
syarat timbulnya aktivitas resiprositas. Sebaliknya, aktivitas redistribusi
memerlukan adanya individu-individu tertentu yang tampil sebagai
pengorganisir pengumpulan barang atau jasa dari anggota-anggota
kelompok. Setelah dikumpulkan kemudian barang atau jasa tersebut
didistribusikan kembali kedalam kelompok tersebut dalam bentuk barang
atau jasa yang sama atau berbeda.
Proses pertukaran resiprositas lebih panjang daripada jual beli.
Proses pertukaran resiprositas ada yang pendek, namun juga ada yang
panjang. Dikatakan pendek, kalau proses tukar menukar barang atau jasa
17 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
dilakukan dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, misalnya tolong
menolang antar petani dalam mengerjakan tanah. Dalam kenyataannya,
proses resiprositas dapat berlangsung sepanjang hidup seorang individu
dalam masyarakat, bahkan mungkin sampai diteruskan oleh anak
keturunannya. Pentingnya syarat adanya hubungan personal bagi aktivitas
resiprositas adalah berkaitan dengan motif-motif dari orang melakukan
resiprositas. Keberadaan resiprositas juga ditunjang oleh struktur
masyarakat yang egaliter yaitu suatu masyarakat yang ditandai oleh
rendahnya tingkat stratifikasi, sedangkan kekuasaan politik terdistribusi
merata dikalangan warganya. Struktur masyarakat yang legaliter ini
memberikan kemudahan bagi warganya untuk menempatkan diri dalm
kategori yang sama ketika mengadakan kontak resiprositas.
Menurut Sahlins (1974), ada tiga macam resiprositas umum,
resiprositas sebanding, dan resiprositas negative. Resiprositas yang
terakhir ini sebenarnya kata lain dari pertukaran pasar atau jual beli dan
lebih tepat dibicarakan diluar kesempatan ini. Secara umum dapat
dikatakan bahwa jenis-jenis resiprositas tersebut berhubungan dengan
pola-pola organisasi, ukuran kekayaan, dan tipe barang yang
dipertukarkan. Dalam resiprositas umum tersebut tidak ada hukum –
hukum yang dengan ketat mengontrol seseorang untuk sadar atau
mengembalikan. Hanya moral saja yang mengontrol dan mendorong
pribadi-pribadi untuk menerima resiprositas umum sebagai kebenaran
yang tidak boleh dilanggar. Orang yang melanggar kerjasma resiprositas
ini bisa mendapat tekanan moral dari “masyarakat” atau “kelompok” yang
mungkin berupa umpatan, peringatan lisan,atau gunjingan yang dapat
menurunkan martabat dalam pergaulan di masyarakat atau kelompoknya.
Sistem resiprositas umum dapat menjamin individu-individu
terpenuhi kebutuhannya pada waktu mereka tidak mampu”membayar”
atau mengembalikan atas apa yang mereka terima dan pakai. Sejak lahir
manusia telah tergantung dari orang lain, misalnya ibu. Manusia
membutuhkan teman untuk berbagi rasa dalam memecahkan masalah
hidup dan menikmati kebahagiaan. Tingkat kesejahteraan ekonomi
18 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
masyarakat negative baik membuat corak resiprositas umum menjauh dari
fungsi pemenuhan kebutuhan pokok. Masyarakat nampaknya
menempatkan resiprositas ini sebagai sarana maupun produk dan dari
hubungan kesetiakawanan atau cinta kasih. Bentuk resiprositas yang
cocok untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah resiprositas simbolik.
Resiprositas simbolik sebagai salah satu bentuk resiprositas umum
merupakan suatu adat kebiasaan dan menerima sebagai sarana untuk
menjalin hubungan persahabatan semata, tanpa mempunyai makna yang
dekat dengan usaha memenuhi kebutuhan ekonomi. Dalam masyarakat
sederhana, resiprositas umum cenderung memusat di kalangan orang yang
mempunyai hubungan kerabat dekat. Dalam masyarakat desa agraris,
meskipun struktur keluarga yang berlaku misalnya keluarga kecil, namun
resiprositas di kalangan keluarga dekat lebih kuat masyarakat kota.
Golongan masyarakat yang nafkahnya dekat dengan batas substansi
seringkali melembagakan resiprositas umum sebagai mekanisme untuk
mengatasi kondisi tersebut. Dalam masyarakat ini, orang nilai tinggi
terhadap teman dan kerabat. Saling hasil buruan merupakn kebiasaan yang
lazim dalam masyarakat pemburu. Kebiasaan tersebut dapat berfungsi
sebagai alat untuk distribusi pangan yang merata. Namun demikian,
kebiasaan tersebut dapat memacu aktivitas kegiatan berburu dan meramu
di kalangan kelompok pemburu.
Resiprositas sebanding menghendaki barang atau jasa yang
dipertukarkan mempunyai nilai yang sebanding.kecuali itu dalam
pertukaran tersebut disertai pula dengan kapan pertukaran itu berlangsung.
Dalam pertukaran ini, masing-masing pihak membutuhkan barang atau
jasa dari partnernya, namun masing-masing tidak menghendaki untuk
dengan nilai lebih dibandingkan dengan yang akan diterima. Kondisi
seperti ini menunjukkan bahwa individu-individu atau kelompok-
kelompok yang melakukan transaksi bukan sebagai satu unit-unit,
melainkan sebagai unit-unit yang otonom. Resiprositas sebanding berada
di tengah-tengah antara resiprositas umum dengan resiprositas, kalau
resiprositas sebanding bergerak resiprositas umum, maka hubungan
19 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
20yang terjadi mengarah ke hubungan kesetiakawanan arah hubungan
yang lebih intim, sebaliknya kalau bergerak resiprositas maka hubungan
yang terjadi bersifat tidak setia kawan, yakni masing-masing pihak
mencoba untuk mengambil keuntungan dari lawannya.
b. Redistribusi Murni
20 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
redistribusi merealokasikan semua barang tanpa ada yang me gambil jatah
ekastra untik dirinya sendiri. Dengan demikian, redistribusi murni
berhubungaan dengan kesamaan ekonomi. Dalam redistribusi parsial
proses redistribusi berlaku tidak sempurna lantaran agen distribusi
mengambil bagian tertentu untuk dirinya sendiri. Dengan demikian,
redistribusi parsial berhubungan dengan ketidaksamaan ekonomi.
Sistem ekonomi redistribusi murni, yang sangat umum dihubungkan
dengan masyarakat hortikultura, cara berlakunya agak berbeda – beda
antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Salah satunya versi
ekonomi redistributif berlaku luas pada masyarakat hortikultura sederhana
di Melanesia. Masyarakat ini memiliki orang – orang yang sangat
ambisius yang dikenal dengan orang besar. Orang – orang besar adalah
para individu yang mencarai prestise dan kemasyhuran melalui peranan
mereka sebagai pengorganisasian produksi ekonomis.
Pencarian akan status tinggi pada sekelompok orang besar Melanesia
yang bercita – cita tinggi menimbulkan konsekuensi – konsekuensi
ekonomi nyata. Pencarian itu sangat memungkinkan produktivitas
ekonomi, membawa kepada peningkatan secara umum dalam kuantitas
produk ekonomi. Sirkulasi barang juga meningkat secara substansial,
karena persiapan pesta mkenyebabkan banyak terjadi pertukaran barang
dan jasa. Di samping itu, biasanya da peningkatan nyata dalam konsumsi
banyak barang oleh anggota seluruh desa. (Oliver, 1955). Jadi, proses
penyelenggaraan pesta yang kompetititf adalah bagian vital dari sistem
ekonomi hortikultura masyarakat Melanesia.
Harris (1974, 1977) berpendapat bahwa orang besar adalah seorang
pengintensif ekonomi. Perannya adalah meningkatkan tingkat produksi di
balik apa yang tamoak. Harris percaya bahwa peningkatan dalam tingkat
produksi ini memiliki signifikansi adaptif bagi kelompok hortikultura
berskala kecil. Sebagaimana ia terangkan (1974:118) :
“Dalam dimana setiap orang memiliki akses yang sama kepada alat –
alata substensi, pesta kompetitif tersebut berfungsi praktis untuk
melindungi ntenaga kerja dari menyurut ke tingkat produktivitas yang tidak
21 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
menawarkan batas keamanan dalam berbagai krisis, seperti perang dan
kegagalan panen.”
c. Redistribusi Parsial
22 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
antara pemimpin rakyatnya. Namun, dalam kasus ini arus baerang adalah
arus yang tidak sama. Rakyat jelas memberti lebih banyak daripada yang
mereka terima. Masyarakat hortikultura yang maju ini berperan dalam
melahirkan sitem redistribusi murni pada masyarakat hortikultura berskala
kecil, sistem redistribusi yang diintensifikasikan sistem ketidakrataan
ekonomis. Dengan demikian, mereka membentuk perkembangan
evolusioner yag nyata melebihi tingkat redistribusi murni.
d. Potlatch
23 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
kadang-kadang pembagian kekayaan, pertunjukan tari, dan upacara
lainnya. Status tertinggi setiap keluarga tidak diberikan pada seseorang
yang memiliki kekayaan yang terbanyak, tetapi pada seseorang yang
mendistribusikan kekayaan paling banyak. Tuan rumah menunjukkan
kekayaan mereka dan terkenal melalui memberikan barang. Meskipun
demikian, tujuan utama telah dan masih adalah redistribusi kekayaan
diperoleh oleh keluarga.
24 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
antara redistribusi parsial dan ekspropriasi surplus, namun dalam banyak
kasus tidaklah sulit untuk menyatakan pakah ekspropriasi surplus atu
redistribusi terjadi di dalam masyarakat.
25 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
Masyarakat tanpa pasar tidak mempunyai pasar atau tempat pasar.
Walaupun ada beberapa transaksi ekonomi yang didasarkan atas
pembelian dan penjualan, namun itu hanya besifat kasual, sedikit dan
jarang terjadi. Karena masyarakat tanpa pasar tidak memiliki pasar,
kebutuhan substensi tidak dipenuhi dengan prinsip – prinsip pasar, tetapi
oleh mekanisme resiprositas dan redistribusi.
Masyarakat periferal mempunyai tempet pasar tetapi prinsip –
prinsip pasar jelas tidak berfungsi mengetur kehidupan ekonomi. Dalam
masyarakat semacam ini, orang mungkin sering terlibat dalam aktivitas
tempat pasar, sebagai pembeli ataupun penjual; tetapi aktivitas ini
merupakan gejala ekonomi yang sangat sekunder. Orang tidk memenuhi
keperluan substensinya melalui aktivitas temapat pasar, tetapi melalui
resiprositas, redistribusi, dan ekspropriasi. Dalam masyarakat pasar
periferal, “kebanyakan orang tidak memproduksi sesuatu untuk pasar aau
dijual di pasar, atau mereka melakukannya hanya sebagai orang – pasar
sesekali” (Bohannann and Dalton, 1962:7)
26 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
sangat kecilmenurut standard manufacturing modrn. Dengan tidak adnaya
pasar massa untuk barang – barangdan dengan demikian sangat terbatas
untuk pembentukan modal, unit produktif pastilah tetap kecil.
Bentuk – bentuk spesialisasi sendiri, dari awal samapai akhir.
Sebagaiman yang dikatakan pra – kapitalis terjadi lebih dalam kaitannya
dengan produk daripada dengan proses produksi. Setiap pengrajin
membentuk seluruh produknya Gideon Sjoberg, “Spesialisasi dalam
produk seringkali mengakibatkan pengrajin menghabiskan seluruh
waktunya untuk memproduksi barang – barang sejak dari bahan baku
material.
Penentuan harga dalam pasar pra kapitalis terutama dalam pasar
kapitalisme modern harga barang dan jasa ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran yang abstrak. Seseorang dapat bermaksud
pergi ke toko dan menemukan harga pasti yang ditetapkan untuk barang
tertentu. Namun dalam setting harga pra kapitalis, tidak ditetapkan dengan
cara seperti ini, tetapi ditetapkan oleh apa yang disebut tawar – menawar.
Tawar menawar adalah pola tipikal penentuan harga dalam
masyarakat dimana pasar masa tidak ada, dan dengan demikian pembeli
dan penjual mempunyai sedikit pengetahuan tentang harag sutu barang. Di
samping itu, karena tawar – menawar menghabiskan banyak waktu, waktu
jelas bukan merupakan sumberdaya yang berharga dan langka ,
sebagaiman dalam kapitalisme modern. Oleh krena itu, tawar – menawar
hanya dapat terjadi dalam alam setting dimana orang jarang terburu – buru
menyelesaikan tugas sehari – hari mereka (Sjoberg, 1960)
Aktivitas Ekonomi Non - rasionalitas. Kapitalisme modern adalah
jenis sistem ekonomi yang santgat rasional dalam pengertian bahwa
keragaman teknik canggih yang digunakan dalam melakukan bisnis
berbagai teknik dirancang untuk memaksimalkan produktivitas ekonomi
dan pertumbuhan dengan demikian, masyarakat kapitalis modern
menggunakan bentuk – bentuk akuntansi, keuangan, organisasi, tempat
kerja, dan pemasaran yang lebih maju dalam menjalankan aktivitas bisnis
mereka, dan berbagai prosedur ini menentukan keberhasilan.
27 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
c. Sebuah Refleksi
Pola
Teknologi Pola Pemilikan Pola Distribusi Pola Pertukaran
Substensi
28 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
Hortikultura Secara tipikal, pemilikan Redistribusi murni Juga, tidak
Sederhana oleh keluarga besar. Ini dan egaliter. Barang dikenal pasar
merupakan variasi dari – barang disalurkan sama dengan
komunisme primitive, kepada seorang yang diatas
dimana berbagai pemimpin, yang
sumberdaya dimiliki secara bertanggung jawab
komunal, tetapi kelompok merealokasikannya
yang memiliki adalah ke seluruh
kelompok keluarga bukan komunitas dengan
seluruh komunitas. pola yang sangat
egaliter.
29 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
atau aparat pemerintah yang produsen utama. pentiiing.Dalam
kuat yang berfungsi untuk Tuan tanah beberapa kasus –
kepentingan tuan tanah. mengeruk misalnya
Tuan tanah memiliki keuntungan melalui Romawi Kuno
kekuasaan yang sangat besar rente, pajak, pertukaran pasar
terhadap produsen utama pelayanan, berupa menjadi sangat
(buruh tani) ang menannami tenaga tanpa upah penting. Aktivitas
tanah dan memberikan dan berbagai petukran sring
beban berat kepada mereka mekanisme lainnya. sangt didukung
dalam pengolah tanah oleh jaringan
tersebut perdagangan
antar masyarakat
yang meluas
BAB III
PENUTUP
30 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
pemilikan dalam masyarakat pra kapitalis : Komunisme primitive, pemilikan oleh
keluarga besar (lineage ownership), pemilikan oleh pemimpin (chiefly ownership),
dan pemilikan seigneurial.
Evolusi pola pemilikan kekayaan dalam masyarakat pra kapiotalis
berhubungan erat dengan evolusi pola distribusi sumberdaya. Semakin mempribadi
sistem kepemilikan, semakin tidak merata sistem distribusi. Adalah berguna
membicarakan empat pola distribusi utama dalam masyarakat pra kapitalis :
resiprositas (reciprocity), redistribusi murni (pure redistribution), redistribusi parsial
(partial redistribution), dan ekspropriasi. Dalam masyarakat pra kapitalis, tempat
pasar adalah tersebar, yakni, tersebar luaus din seluruh masyarakat. Sebaliknya,
pasar bukanlah tempat fisik, tetapi sebuah institusi social, atau serangkaian
hubungan social yang terorganisir di seputar proses membeli dan menjual sesuatu
yang berharga.
DAFTAR PUSTAKA
31 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s
Sosiologi Makro. Bab 5 Sistem Ekonomi Pra Kapitalis hal 111 - 143
32 | S i s t e m E k o n o m i P r a K a p i t a l i s