NIM: 1198030195
Kelas: Sosiologi 4 E
Mata Kuliah: Sosiologi Ekonomi
SOAL!!!
JAWABAN…
1. Kapitalisme merupakan sebuah sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak
milik privat atas alat-alat produksi dan distribusi yang pemanfaatannya untuk
mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif (Milton, H. Spencer;1990).
Selanjutnya pengertian sistem ekonomi kapitalis adaah suatu sistem yang
memberikan kebebasan yang cukup besar bagi kepentingan individual atas sumber
daya-sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi. Pada sistem ekonomi ini
terdapat keleluasan bagi perorangan untuk memiliki sumber daya, seperti kompetisi
antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha
dalam mencari keuntungan. Prinsip “keadilan” yang dianut oleh sistem ekonomi
kapitalis adalah setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya,
dalam hal ini campur tangan pemerintah sangat minim, sebab pemerintah
kedudukan sebagai “pengamat” dan “pelindung” dalam perekonomian
(Subandi:2005).
2. Liberalisme adalah sistem ekonomi liberal di mana segala sesuatu diserahkan
kepada pasar. Hukum supply and demand(penawaran dan permintaan)berlaku di
sini. Pelaku ekonomi diberi hak seluas-luasnya untuk bersaing dan memiliki
strategi untuk memenangkan persaingan dalam produksi suatu produk
danmemasarkan produk mereka. Negara atau pemerintah hanya sebagai pelindung
dan fasilitator atau penengah dalam menjaga agar kelangsungan kegiatan ekonomi
tersebutberjalan dengan sebaik-baiknya dan semulus-mulusnya. Pemerintah tidak
boleh membuat regulasi dan kebijakan yang menghalangi kegiatan pasar atau
perekonomian,baik individu maupun swasta. Individu dan swasta dipersilakan
untuk melakukan kegiatan ekonomi sebaik-baiknya agar memperoleh laba yang
sebesar-besarnya. Sedangkan Neoliberalisme sendiri merupakan nomenklatur yang
diciptakan dari luar. Istilah umum yang dikenal adalah liberalisme. Istilah ini
berangkat dari filsafat pada masa pencerahan Eropa berupa kebebasan individu dan
pasar yang otonom. Di samping itu,neoliberalisme merupakan tahap lanjutan dari
liberalisme yang berkembang sekitar abad 18 sampai abad 19 di Barat. Liberalisme
asal mulanya adalah bentuk perjuangan kaum borjuis dalam menghadapi kaum
konservatif atau feodal. Liberalisme merupakan ideologi kaum borjuis kota. Dalam
arti luas, liberalisme adalah paham yang mempertahankan otonomi individu
melawan intervensi komunitas. Dalam konteks definisi ada “civic liberalism”
maupun iberalisme ekonomi. Liberalisme ekonomi inilah yang nantinya
berkembang menjadineoliberalisme.Neoliberalisme ini kemudian dilatarbelakangi
oleh beragam kegagalan kebijakan ekonomi teknokratis dan intervensionis pada
tahun 60-an yang melahirkan ketidakpuasandan konflik kepentingan. Seperti
halnya pemikiran-pemikiran ekonomi lainnya, kemunculanneoliberalisme dipicu
krisis berupastagflasipada 1970-an di negara-negara maju yangmemberi angin
haluan ini untuk menyerang balik kubu prointervensi dan membawa
kembalisebagai wacana kebijakan ekonomi dominan. Kebijakan neoliberal sukses
mengurangi inflasidan mendorong pertumbuhan ekonomi di beberapa negara. (Siti
Aminah Caniago, “Munculnya Neoliberalisme sebagai Bentuk Baru Liberalisme”,
https://media.neliti.com/media/publications/37038-ID-munculnya-neoliberalisme-
sebagai-bentuk-baru-liberalisme.pdf diakses 22 April 2021, 18:11 WIB)
3. Menurut Scholte bahwa sangat sedikit perbedaan antara konsep globalisasi jika
dibandingkan dengan konsep yang lebih tua dari internasionalisasi dan saling
ketergantungan. Hal ini berarti bahwa lebih sedikit perubahan atau gerakan yang
melintasi batas-batas unit tetapi tidak pernah ada yang mengubah batasnya atau
sifat unit-unit itu sendiri. Fokus pada tingkat unit berarti bahwa sementara fitur
seperti kepentingan, maksud dan strategi mungkin bervariasi dari waktu ke waktu
karena kedua sebab dan akibat globalisasi dan unit-unit akan tetap pada dasarnya
yang sama. Akibat dari terkumpulnya interaksi akan dapat mengubah struktur
sistem di mana unit-unit terletak, namun karena sistem ini akhirnya hanya
disebabkan oleh komponen-komponen bagian, maka ia akan tetap pada dasar yang
sama selama unit-unit penyusunnya tetap sama, dan begitu sebaliknya. Satu contoh
nyata dari sebuah konsep yang telah disediakan oleh teori-teori sebelumnya, saling
ketergantungan seperti mereka bersuara - dalam oposisi – untuk realisme politik
dalam teori hubungan internasional. Dalam konteks saling ketergantungan ini
mengacu pada situasi yang ditandai oleh pengaruh timbal balik di antara negara-
negara atau di kalangan aktor di negara-negara yang berbeda. Konon, akibat utama
dari saling tergantung yang kompleks adalah bahwa konsep ini menolak aturan
interaksi antara negara dari kepedulian tradisional dengan keamanan militer.
Namun, konsep ini sangat sedikit yang mengganti stratifikasi dasar ke dalam sistem
dan unit-unit. Dunia dari sebuah negara yang saling tergantung mungkin berbeda
dengan sebuah negara yang sepenuhnya merdeka. Satu lagi contoh yaitu yang
berasal dari politik ekonomi internasional dan internasionalisasi perusahaan. Suatu
logika yang sama, karena meningkatnya persaingan, perusahaan
perseorangang/individu secara bertahap telah meng-internasional-kan produksi dan
penjualan mereka dan sekaligus memperluas wilayahnya. Namun, tidak ada yang
mengubah fakta-fakta dasar bahwa perusahaan dan ekonomi negara adalah
konstituen utama ekonomi dunia yang di-internasional-kan, karena proses
internasionalisasi mengacu pada pertumbuhan arus perdagangan dan faktor
produksi antara berbagai negara-negara.