Nim : 11170860000023
(ii) Akibat dari Politik ekonomi kapitalis pada masa orde baru,
menyisakan banyak kerugian yang masih harus ditanggung bangsa
Indonesia hingga saat ini. Hal ini yakni kebijakan pma, liberaliasi
perbankan, liberalisasi pasar, nilai kurs bebas, politik yang tidak
stabil,perjanjian IMF , dan lainnya. Dimana dalam kebijakan pma
membuat banyak perusahaan asing yang akhirnya masuk dan mematenkan
dirinya di Indonesia dan berimbas sampai hari ini. Sektor energi, yang
perannya sangat vital bagi ekonomi nasional, telah jatuh ke pangkuan
kapital asing: sekitar 85-90% ladang minyak kita dikuasai perusahaan
asing, 90% produksi gas kita dikuasai oleh 6 perusahaan asing, dan sekitar
70% produksi batubara kita dikuasai asing. Tak hanya itu, modal asing
juga menguasai sektor-sektor strategis yang lain
Kedua, politik perekonomian Indonesia, yakni pasal 33 UUD 1945,
telah takluk dihadapan dikte lembaga keuangan dan perdagangan
internasional, seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO. Hampir semua
kebijakan ekonomi Indonesia didikte oleh lembaga-lembaga asing
tersebut. Intervensi WTO juga sangat kuat. WTO sudah punya instrumen
lengkap untuk mengintervensi berbagai kebijakan ekonomi di negara-
negara dunia ketiga, seperti pertanian (AOA), liberalisasi jasa (GATS).
Ketiga, pasar di dalam negeri makin dikuasai asing. Barang-barang impor
mulai menguasai pasar kita: 92% produk teknologi yang kita pakai buatan
asing, 80% pasar farmasi dikuasai asing, 80% pasar tekstil dikuasai produk
asing.
Semua kebijakan tersebut juga mengakibatkan kesenjangan sosial,
perekonomian tumbuh tidak merata. Menguntungkan bagi kalangan atas
dan semakin terjeratnya kalangan ekonomi bawah. Pertumbuhan ekonomi
tentu lebih pada kalangan menengah ke atas, dan selama masyarakat
kalangan menengah ke atas tumbuhnya lebih cepat dari bawah, mustahil
akan mencapai kesejahteraan bagi keseluruhan.