Anda di halaman 1dari 3

SOSIALISME & KAPITALISME

Apa itu Sosialisme ?


Saat kita menelusuri arti dari konsep sosialisme, kita
akan di hadapkan pada berbagai macam tokoh tokok dengan
versi pandangan mereka masing-masing tentang “sosialisme”,
seperti Henri de St-Simon, Karl Marx, Friedrich Engels, Robert
owen, dll. Ide pokok gagasan utama dari sosialisme pada
prinsipnya adalah bentuk perlawanan terhadap konsep
kepemilikan privat atas alat alat produksi, serta memperjuangkan konsep kepemilikan kolektif dan
kontrol demokratis atas alat-alat produksi oleh kaum pekerja, atau dapat dikatakan Sistem
ekonomi sosialisme berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila
berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset
ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial.

Pada fase sosialisme, para pekerja akan mengambil alih kepemilikan alat-alat produksi
yang kemudian akan digunakan oleh pemerintah (sebagai representasi dari kaum pekerja) untuk
memenuhi kebutuhan sosial secara merata. Pada praktiknya, gagasan Sosialisme-Marxist
inilah yang menginspirasi pembentukan negara-negara yang kita kenal sebagai "negara komunis",
seperti Uni Soviet, RRC, Kuba, Vietnam, dll.

Fase sistem ekonomi menurut Marxist : Sosialisme adalah kondisi setelah


kapitalisme runtuh, dan akan menuju kondisi Komunisme.

Satu hal yang perlu kita garis bawahi adalah: negara-negara yang kita kenal sebagai
"negara komunis" seperti pada contoh di atas, secara definitif sebetulnya bukanlah negara
komunis, melainkan adalah negara penganut sosialisme ala Marx yang bertujuan kelak mencapai
fase komunisme. Satu hal utama yang menjadi corak golongan sosialis-Marxist adalah
pemerintah mengambil alih segala bentuk perputaran ekonomi. Dengan kata lain, tidak ada
sektor swasta, tidak ada pasar, tidak ada perdagangan, tidak ada pengusaha. Segala bentuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat merupakan tanggung jawab tunggal dari pemerintah yang
terpusat.
Apa itu Kapitalisme ?

Pengertian dari kapitalisme yang dikenal secara


umum, biasanya suka melebar ke mana-mana, dari
mulai penghargaan akan uang, kekayaan, kepemilikan
saham, perdagangan bebas, operasi bisnis,
keuntungan/profit, dan lain-lain. Tapi sebetulnya, hal-hal
yang disebutkan tadi hanyalah atribut-atribut yang seringkali
terkait dengan praktik kapitalisme. Tapi atribut-atribut
tersebut belum cukup menjelaskan kapitalisme itu sendiri.
Jadi apa sih yang dimaksud dengan kapitalisme itu?

Secara sederhana, kapitalisme itu adalah sebuah


gagasan akan sistem ekonomi yang menjunjung
tinggi kebebasan dari sektor swasta, untuk dapat berperan
aktif dalam perputaran roda ekonomi. Nah, dengan
berjalannya sistem ekonomi yang mendukung sektor swasta untuk terjun dalam perputaran
ekonomi dengan sebebas-bebasnya. Siapa sih yang dimaksud dengan sektor swasta? Cakupannya
adalah semua pelaku ekonomi selain dari pemerintah, bisa jadi pengusaha kelas kakap sampai
tukang sayur di pasar, termasuk kalo lo memutuskan untuk jualan kue kering di sekolah.

Menurut penganut paham kapitalisme, masyarakat yang ideal dapat terbentuk dari adanya
kebebasan dalam berbisnis & dalam persaingan usaha. Dengan adanya persaingan usaha, kualitas
dari produk dan jasa yang ditawarkan kepada pasar/konsumen menjadi lebih baik. Dengan adanya
sistem perdagangan bebas, setiap orang punya hak yang sama mendapatkan keuntungan
sesuai dengan kapabilitas masing-masing. Jika para pengusaha diberi kebebasan dalam berbisnis,
bebas dalam mendapatkan keuntungan, serta bebas bersaing; maka perputaran roda ekonomi juga
semakin cepat. Hal itu akan membuat lapangan kerja menjadi luas, angka pengangguran ditekan,
kesempatan untuk berkarya tidak dibatasi, serta banyak industri baru yang lahir dari kreativitas.
Itulah kurang lebih argumen-argumen dari kaum kapitalis.
Kapitalisme dan Sosialisme menurut Pancasila

Menurut Bung Karno, sosio-nasionalisme adalah nasionalisme yang menginginkan


keselamatan segenap rakyat dan persaudaraan umat manusia. Bagi Bung Karno, orang
Indonesia yang mengaku nasionalis harus berjuang untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteran
bagi segenap rakyat Indonesia. Bung Karno tidak menghendaki kemerdekaan sekadar pergantian
penguasa kapitalis: dari kapitalisme asing (Belanda, dsb) menjadi kapitalisme bangsa sendiri.

Bagi Bung Karno, orang Indonesia yang


mengaku nasionalis juga harus berjuang bagi
persaudaraan umat manusia dan perdamaian dunia.
Bung Karno tidak menghendaki bangsa Indonesia
berpangku tangan melihat perdamaian dunia
terancam karena kolonialisme dan imperialisme,
yang tak lain dari kepanjangan tangan kaum
kapitalis. Bangsa Indonesia harus menentang
kolonialisme dan imperialisme. Bangsa Indonesia
harus aktif memupuk persaudaraan umat manusia
dan menggalang persatuan bangsa-bangsa untuk
melenyapkan kolonialisme dan imperialisme.

Apakah Pancasila cocok dengan sistem ekonomi Kapitalisme dan Negara Kapitalis? Jelas,
sistem ekonomi Kapitalisme menolak kedaulatan Rakyat dalam bidang ekonomi. Jelas pula,
bahwa Negara Kapitalis membela sistem ekonomi Kapitalisme. Negara Kapitalis juga merupakan
alat kepentingan kaum Kapitalis, dan bukan alat untuk mengupayakan keselamatan atau
kesejahteraan seluruh Rakyat. Dengan kata lain, Negara Kapitalis bertentangan dengan Sosio-
demokrasi. Nah, karena Pancasila itu berwatak Sosio-demokrasi dan Sosio-nasionalisme, maka
Pancasila bertentangan dengan sistem ekonomi Kapitalisme dan Negara Kapitalis!

Rakyat harus berjuang menggantikan sistem ekonomi Kapitalisme dengan sistem ekonomi
Sosialisme. Rakyat harus berjuang menggantikan Negara Kapitalis dengan Negara Sosialis,
negara kerakyatan, negara yang dikuasai dan dikelola oleh Rakyat untuk melayani kepentingan
Rakyat! Di situlah kedaulatan Rakyat benar-benar terwujud. Di situlah Rakyat, yang tak lain dari
pencipta-pencipta kekayaan dan kemakmuran masyarakat itu, benar-benar berkuasa atas hasil
jerih payah mereka. Di situlah Rakyat bisa benar-benar sejahtera!

Anda mungkin juga menyukai