Anda di halaman 1dari 7

Nama : Marselinus Angggara Putra Mesang

Npm : 170406030002
Kelas :2017A
Tugas : Pendidikan Pancasilah

TUGAS MATERI 5
1. Anda dipersilahkan untuk mencermati dan menganalisis fenomena kehidupan bangsa
Indonesia dewasa ini yang memperlihatkan benturan kepentingan antara pengusaha (kaum
kapitalis) dan pihak buruh (kaum proletar) dalam perspektif Marx !

Jawaban :

Karl Marx adalah salah satu tokoh yang pemikirannya mewarnai dengan sangat jelas
dalam perkembangan ilmu sosial khususnya dalam teori konflik. Berkaitan dengan konflik, Marx
mengajukan pemikiran yang mendasar tentang kelas sosial dan perjuangannya. Mengenai kelas
sosial, Marx tidak mendefinisikan secara panjang lebar, namun ia hanya menunjukkan realita
masyarakat pada abad ke- 19 di Eropa, di mana ia tinggal. Menurutnya, bahwa masyarakat pada
waktu itu terdiri dari kelas pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja miskin (kelas proletar). Ia
menambahkan bahwa kedua kelas sosial ini berada dalam suatu hierarki dalam stratifikasi sosial.
Kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Eksploitasi
ini akan terus berjalan selama terdapat kesadaran dalam diri proletar, yaitu rasa menyerah diri,
menerima apa adanya dan lain sebagainya.

Menurut Marx, konflik disebabkan oleh faktor Ekonomi. Oleh karena itu, teori Marx ini juga
dikenal dengan determinisrne ekonomi. Yang dimaksud dengan faktor ekonomi disini adalah
penguasaan terhadap alat produksi oleh kaum borjuis.

Walaupun borjuis berjumlah sedikit, mereka memonopoli kekuasaan sekaligus menguasai hasil-
hasilnya. Sedangkan proletar sebaliknya, mereka yang jumlahnya lebih besar tidak mempunyai
kekuasaan, mereka hanya diarahkan, dikendalikan dan diperas oleh borjuis dengan cara
sewenang-wenang, atau dengan kekerasan yang bertentangan dengan hak asasi manusia.

1
Proletar bekerja guna memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, mereka menerima upah dari
kaum borjuis. Sedang kelas borjuis bekerja dengan mencari untung atau laba sebanyak-
banyaknya. Proletar sering menjadi target eksploitasi borjuis. Mereka sering diperas tenaganya
dan diberikan upah yang rendah guna kepentingan meraup laba sebesar-besarnya. Sebab proletar
tak bisa menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga menumpang pada borjuis untuk dapat
bertahan hidup. Mereka pun menerima apa adanya, asalkan dapat bekerja, memperoleh upah dan
dapat bertahan hidup dengan keluarga.

Menurut Marx,dalam perjuangannya, proletar kehilangan kebebasannya. Merekapun memprotes


kaum borjuis dengan melakukan demonstrasi. Proletar telah menyadari bahwa kaum borjuis telah
mengeksploitasi mereka. Mereka pun mengadakan revolusi besar-besaran sebagai reaksi
terhadap kejahatan borjuis. Marx mengharapkan, bahwa pasca revolusi akan tercipta perubahan
dari kapitalisme menjadi sosialisme yang mendukung rakyat atau kaum proletar.

Pemikiran Marx tersebut tak hanya menjelaskan konflik dalam masyarakat. Namun juga
mewariskan pembagian struktur sosial yang disepakati hingga era modern saat ini, yakni borjuis
dan proletar. Hanya saja dalam era modern, istilahnya dirubah menjadi pengusaha (borjuis) dan
buruh (proletar).

Pada hal ini, penulis tidak setuju dengan teori Marx. Marx hanya ingin menghapus stratifikasi
sosial bidang ekonomi dalam masyarakat, yaitu tidak adanya golongan pengusaha dan golongan
buruh. Padahal antara keduanya itu terdapat simbiosis mutualisme, yaitu hubungan saling
membutuhkan. Pengusaha membutuhkan buruh untuk memproduksi barang,
buruh pun membutuhkan pengusaha untuk mendapatkan gaji dalam menghidupi keluarganya.
Marx hanya menginginkan tidak adanya golongan pengusaha dan buruh dalam masyarakat.
Semua masyarakat harus sama tanpa adanya kelas sosial, agar tidak terjadi konflik antar
keduanya. Marx hanya menginginkan masyarakat menjadi sosialisme-komunisme, bukan
kapitatalisme-liberalisme. Seandainya Marx saat ini bangkit dari kuburnya, ia akan merevisi
teorinya, disebabkan malu kepada dunia lantaran tidak dapat dibuktikan hanya sebatas
imajinasi belaka.

2
Pada saat ini, pengusaha sepatutnya memberikan upah kepada buruh sesuai standar serta kualitas
dan kuantitas pekerjaannya. Sebab buruh mempunyai tanggung jawab dalam rumah tangganya,
untuk kebutuhan sehari-hari, membiayai anak sekolah dan biaya tak terduga yang lain. Begitu
juga dengan buruh, jangan terlalu banyak menuntut dengan upah yang tinggi. Upah kalian itu
harus disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas pekerjaannya. Sebab pengusaha tidak ingin rugi
dalam aktivitas produksinya. Jadilah pengusaha yang memahami kondisi buruhnya, serta jadilah
buruhyang memahami kondisi pengusaha. Salam harmonis, tebarkan kedamaian, semangat,
semangat, semangat. Hentikan pertengkaran.

2. Silahkan anda menelusuri dan mendeskripsikan tentang corak-corak Ideologi dunia dengan
berbagai karakteristiknya !

Jawaban :

Perlu diketahui juga bahwa agama dapat menjadi sumber bagi suatu Ideologi. Di saat
ideologi bersumber dari agama, maka akan ditemukan suatu bentuk negara teokrasi,
yakni sistem pemerintahan negara yang berlandaskan pada nilai-nilai agama tertentu.
Apabila suatu negara bercorak teokrasi, maka pada umumnya segala bentuk peraturan
hukum yang berlaku di negara tersebut berasal dari doktrin agama tertentu. Demikian
pula halnya, dengan pemimpin negara teokrasi pada umumnya adalah pemimpin agama.
Dalam rumusan bahasa yang sederhana, dapat diberikan rumusan tentang negara teokrasi
sebagai berikut. NT = HA + PA (Negara Teokrasi = Hukum Agama + Pemimpin
Agama). Pada zaman dahulu, banyak negara yang bercorak teokrasi, seperti kerajaan-
kerajaan di Cina, Jepang, 116 bahkan Indonesia pada zaman kerajaan. Dewasa ini, bentuk
negara teokrasi masih menyisakan beberapa negara di antaranya ialah negara Vatikan.

3. Carilah alasan mengapa terjadinya terorisme dan radikalisme di negara Indonesia !

Jawaban :

Sejak reformasi bergulir, Indonesia mengalami transisi demokrasi setelah selama 32 tahun di
bawah rezim otoriter Soeharto. Demokrasi membuka peluang bagi lahirnya berbagai macam

3
organisasi baik politik, ekonomi maupun agama sebagai manifestasi kebebasan berekspresi. Tak
pelak, periode transisi ini juga membuka ruang bagi menjamurnya organisasi keagamaan dengan
beragam karakternya. Munculnya berbagai macam organisasi islam militan seperti Front
Pembela Islam (FPI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majlis Mujahiddin Indonesia (MMI) dan
Jamaah Islamiyah (JI) untuk menyebut beberapa nama merupakan konsekwensi logis bagi
kebebasan yang ada. Namun demikian, keberadaan organisasi ini dinilai membahayakan sebab
tidak jarang dalam aktifitasnya selalu menebarkan kebencian, teror dan aksi kekerasan. Lebih
tragis lagi organsiasi yang disebut terakhir (JI) merupakan institusi yang disinyalir bertannggung
jawab atas marakanya aksi pengeboman yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia selama
ini. Realitas ini semakin menegaskan bahwa radikalisme dan terorisme mengancam semangat
toleransi beragama yang menjadi ciri khas Islam Indonesia. Apa saja faktor pendukung
radikalisme dan terorisme tersebut? Studi ini menguraikan bahwa radikalisme dan terorisme
tumbuh karena dua faktor fundamental yakni deprivasi ekonomi dan ketidakadilan politik.
Dalam konteks ekonomi, studi ini menjelaskan bahwa kemiskinan mendorong radikalisme dan
terorisme karena rasa frustasi berkepanjangan serta kesenjangan ekonomi masyarakat yang
diakibatkan oleh kebijakan diskriminatif pemerintah. Dalam konteks politik, radikalisme dan
terorisme muncul sebagai bentuk protes kelompok islam militan dengan sistem politik sekuler
(demokrasi). Pelaksanaan demokrasi memicu kelompok islam militan berupaya untuk mengganti
sistem politik yang ada dengan syariat islam. Kelompok ini mengklaim bahwa Indonesia dengan
mayoritas penduduk muslim di dunia harus melaksanakan sistem politik Islam (Khilafah). Disisi
lain, demokrasi dinilai tidak bisa memecahkan berbagai persoalan seperti kemiskinan yang tetap
merajalela, moral masyarakat semakin tidak tertata dan sebagaianya. Kedua, radikalisme dan
terorisme tumbuh dikarenakan oleh ketidakadilan global. Kebijakan (standar ganda) luar negeri
AS terhadap Negara-negara Islam (timur tengah) menimbulkan reaksi keras dari kelompok Islam
militan Indonesia terhadap Negara-negara barat (USA).Reaksi inilah yang pada gilirannya
memicu kelompok islam militan melakukan aksi kekerasan dan ancaman teror sebagai bentuk
perlawanan mereka.

Discover the world's research

 17+ million members

4
 135+ million publications

 700k+ research projects

4. Berikan argumentasi anda tentang hubungan Pancasila dengan Agama !

Jawaban :

Negara Republik Indonesia lahir dan tegak berdiri sebagai hasil perjuangan seluruh golongan
rakyat indonesia dengan penuh pengorbanan harta, mata dan para pahlawan dan syuhada kita.

Atas dasar keseopakatan para pembentuk negara bahwa Negara Republik indonesia berdasarkan
atas pancasila seperti termuat dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945.

Pancasila itu merupakan lima gagasan dasar atau serangkaian lima asas bernegara di Indonesia.
Bernegara adalah membimbing, membangun, mempertahankan dan mengembangkan negara.

Bernegara adalah kebijaksanaan untung meng organisasikan masyrakat negara untuk mencapai
tujuan negara sebagaimana dimaksudkan dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat,
yaitu melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk
memajukan kejsejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pancasila, ideologi dan falsafah negara merupakan hasil peerenungan dan pemikiran yang
mendalam manusia Indonesia, sedangkan agama berasal dan bersumber dari Allah tuhan Yang
Maha Esa untuk menjadi pedoman hidup manusia, termasuk manusia Indonesia

Walaupun Negara Republik Indonesia berdasarkan pancasila di mana sila pertamanya ketuhanan
yang maha esa, tidak berarti bahwa negara indonesia adalah negara teokrasi atau negara
berdasarkan atas suatu agama tertentu. Sebalaiknya dengan sila pertama pancasila ini, negara kita

5
bukan negara sekuler. Di negara sekuler, agama terpisah dari negara, negara tidak campur tangan
dalam masalah agama.

Dalam negara pancasila, negara mempunyai peranan penting dalam pembangunan sektor agama
dan sebaliknya juga agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan
bangsa dan negara.

Sebagai bangsa yang beragama, kita mengkehendaki dan berkeinginan dalam rangka dalam
melaksanakan dan mengamalkan nilai-nilai luhur pancasila, agar nilai-nilai luhur pancasila, agar
nilai-nilai agama (khususnya nilai nilai dienul islam) benar-benar dapat menjiwai kehidupan kita,
dihayati dan diamalkan oleh masyarakat dan insan pancasila sebagai manifestasi dan
pencerminan taqwanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sungguh tepat kebijakan pemerintah bahwa pancasila tidak akan diagamakan dan agama tidak
akan dipancasilakan. Tetapi menjabarkan secara terperinci rumusan kebijaksanaan tersebut
tidaklah mudah.

Sesungguhnya salah satu masalah besar bagi bangsa indonesia zaman ini ialah bagaimana
memproporsionalisasikan panasila dan agama sehingga benar-benar terbukti bahwa di dalam
negara dan masyarakat berpancasila ini, agama dapat di amalkan lebih baik dan sebaliknya
ummat beragama di negara ini merupakan tulang punggung ideologi nasional indonesia

Pancasila dan UUD 1945 merupakan satu kesatuan bukan dua hal yang berdiri sendiri . Oleh
karena itu perlu dipertimbangkan apakah tidak sebaiknya kita mengucapkan / menulis :
"pancasila menurut UUD 1945 bukan pancasila dan UUD 1945"pancasila tidak diberi makna
yang berbeda dengan UUD 1945.

Menjadi kepentingan seluruh bangsa indonesia(tidak terlkecuali para pemuluk agama yang
paling taat) bahwa stabilitas nasional yang wajar harus terpelihara secara wajar pula, untuk
mencapai kemerdekaan, yaitu kesejahteraan hidup lahir batin seluruh bangsa.kejernihan
pandangan dan kewajaran sikap terhadap ideologi nasional merupakan salah satu masalah utama

6
bagi tujuan tersebut kekaburan pandangan dan kekeliruan sikap terhadap hal ini akan merupakan
hambatan besar, kalau tidak yang paling besar.

Langkah utama kearah kejernihan itu adalah kewajaran. Wajar melihat sesuatu dan wajar
bersikap terhadapnya,tidak berlebih- lebihan dan tidak berkekurangan. Kita lihat agama secara
wajar dan kita lihat pancasila secara wajar pula, kemudian kita letakkan masing-masing pada
tempatnya yang wajar, dan selanjutnya kita bersikap terhadap masing-masing secara wajar pula.
Kita sering melihat pendapat yang diatas namakan islam atau diatas namakan pancasila tetapi
kita bisa bertanya apakah pembawa pendapat itu layak mencerminkan atau mencerminkan
pancasila.

Anda mungkin juga menyukai