Anda di halaman 1dari 10

METODE BERFIKIR MARHAENISME

Oleh : Cokro Wibowo Sumarsono

“Marhaen, nama itu aku berikan kepada semua orang Indonesia yang melarat,
baik proletar maupun yang bukan proletar, asal melarat. Baik buruh maupun tani,
nelayan maupun pegawai di kantor, maupun dokter-dokter asal dia melarat,
artinya kecil, saya namakan dia marhaen”
(Bung Karno)

FILSAFAT ILMU

 Filsafat sebagai suatu proses berpikir bebas, sistematis, radikal dan mencapai tataran
makna yang memiliki cabang ontologi, epistimologi dan aksiologi. Ontologi dinamakan
juga sebagai teori hakekat. Teori hakekat ini sangat luas, segala hal yang ada dan yang
mungkin ada, serta yang boleh juga mencakup pengetahuan-pengetahuan dan nilai (yang
dicarinya adalah hakekat pengetahuan dan hakekat nilai). Ontologi membahas dua bidang
yaitu : (1). Kosmologi yang membicarakan hakekat asal, hakekat susunan, hakekat
keberadaan serta hakekat tujuan kosmos; (2). Metafisik yang secara etimologis berarti di
balik atau di belakang fisika artinya ia ingin mengerti atau mengetahui apa yang ada di
balik dari alam ini atau suatu yang tidak tampak.

 Epistimologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh ilmu


pengetahuan. Suatu filsafat yang membahas sumber, proses, syarat, batas dan validitas
serta hakekat pengetahuan. Sistematika dari logika sangat berperan dalam pendirian
epistimologi, demikian pula metode berfikir seperti deduktif dan induktif. Sedangkan
aksiologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki nilai-nilai (value). Tindakan moral yang
melahirkan nilai dan etika, ekspresi keindahan yang melahirkan nilai estetika dan
kehidupan sosial yang menjelaskan apa yang dianggap baik dalam tingkah laku manusia
serta apa yang dimaksud indah dalam seni.

 Metode berfikir Marhaenisme adalah dhenk methode guna memahami Marhaenisme ajaran
Bung Karno secara utuh dan komperehensip. Memahami Marxisme dan situasi serta
kondisi masyarakat Indonesia baik sejarahnya, adat tradisi budayanya, watak dan
pandangan hidupnya. Memahami ontologi, epistemologi serta aksiologi pemikiran Bung
Karno. Memahami keterakaitan antara Marhaenisme dan Pancasila. Memahami tahapan
perjuangan menunu terwujudnya masyarakat sosialis Indonesia.

KAPITALISME, IMPERIALISME DAN KOLONIALISME

 Kolonialisme adalah suatu akibat daripada imperialisme sedangkan imperialisme adalah


akibat dari kapitalisme. Kapitalisme terjadi karena adanya kontradiksi-kontradiksi dalam
masyarakat feodalisme. Masyarakat feodalisme berganti menjadi masyarkat borjuis atau
kapitalis. Ciri-ciri kapitalisme ialah keserakahan mencari keuntungan bagi diri sendiri.
Watak kapitalisme adalah persaingan bebas (free fight liberalisme), artinya kapitalis A
bersaing juga dengan kapitalis B, C dan seterusnya. Persekutuan antar kapitalis
menimbulkan tumbuhnya kartel yang mengakibatkan terkonsentrasinya modal menjadi
satu modal raksasa. Watak kapitalisme pada mulanya nggeremet-nggeremet lama-lama
lantas nyaplok negara yang dituju. Kalau sudah mencaplok negara lain maka kapitalisme
sudah berubah wujud menjadi imperialisme.

 Imperialisme kalau sudah menguasai politik dan kebudayaan negara setempat berganti
wujud menjadi kolonialisme. Jadi kolonialisme adalah anak dari imperialisme sedangkan
imperialisme adalah anak dari kapitalisme dan kapitalisme anak dari feodalisme,
sementara itu feodalisme adalah anak kandung dari individualisme. Penghisapan dan
penindasan yang dilakukan oleh kolonialisme inilah yang menyebabkan rakyat kita
menjadi melarat semuanya, artinya kemelaratan bangsa kita terjadi karena faktor sistemik.
Imperialisme itu sambung menyambung satu sama lain, ibarat hubungan rantai yang
bercincin-cincin maka setelah terjadi peperangan antar negara dalam beberapa tahun akan
ada satu cincin yang paling lemah. Sebab tiap-tiap peperangan membawa kelemahan
kepada imperialisme dan kapitalisme. Pada saat itu cincin terlemah adalah imperialisme
Belanda karena Belanda adalah negara kecil yang miskin akan sumber daya alam.

 Keruntuhan kapitalisme diselamatkan oleh fasisme. Fasisme (national sozialismus ala


Hitler) adalah sebuah ikhtiar untuk mengangkat kembali, menghidupkan kembali,
menyemangatkan kembali kapitalisme yang telah gugur akibat dari Perang Dunia I tahun
1914-1918. Pada tahun 1930-an terjadi resesi ekonomi di negara-negara kapitalis yang
menyebabkan terjadinya konflik antar para kapitalis dalam memperebutkan negara
jajahan. Terpolarisasi dalam blok Axis (Jepang dan Jerman) serta blok Allies (Sekutu).
Pada 1939-1945 terjadi Perang Dunia II antara Sekutu melawan Axis. Pada 1944 terjadi
pertemuan Bretton Woods yang menghasilkan kesepakatan dibentuknya PBB, World
Bank, IBRD, IMF dan GATT. Lembaga-lembaga ini dibentuk sebagai atisipasi atas
kemerdekaan negara-negara jajahan. Hal inilah yang memicu tumbuhnya perusahaan-
perusahaan besar yang disebut dengan MNC (multi national corporation) dan TNC (trans
national corporation).

 Pada tahun 1964 dicetuskan Dwikora (Dwi Komando Rakyat) sebagai respon atas
berdirinya negara Malaysia. Karena Malaysia didirikan tidak sesuai dalam kesepakatan
Manila-Agreement yaitu persetujuan antara Sukarno-Macapagal-Tengku Abdulrachman
yang menyatakan bahwa akan diadakan pertanyaan secara demokratis kepada rakyat
Kalimantan Utara apakah setuju atau tidak dengan didirikanya negara Malaysia. Yang
dimaksud demokratis adalah seperti prosedur yang digambarkan dalam Resolusi PBB
nomor 1541. Jika rakyat Kalimantan Utara secara demokratis suaranya menyatakan pro
Malaysia maka Bung Karno berjanji akan mengakui Malaysia. Seluruh potensi kekuatan
terkonsentrasikan dalam gerakan komando ganyang Malaysia (Kogam) guna mengusir
neokolim di Kalimantan Utara.
MARHAEN, MARHAENIS DAN MARHAENISME

 Marxisme adalah pisau yang digunakan untuk mengupas sejarah demi mengambil
pelajaran dan pengajaran penting dari sejarah. Dari marxisme Bung Karno mengambil
prinsip historis materialismenya. Historis materialisme adalah ajaran tentang sejarah,
ajaran tentang bagaimana jalan atau berkembangnya sejarah umat manusia di seluruh
dunia. Historis materialisme dipakai sebagai analisa untuk membedah situasi rakyat yang
masih hidup di bawah cengkraman kolonialisme dan imperialisme asing. Kolonialisme itu
adalah kejadian dari suatu perkembangan dalam sejarah.

 Proletar adalah orang yang menjual tenaganya di dalam produksi, sekedar menjual
tenaganya dalam produksi dengan tidak ikut memiliki alat-alat produksi. Proletar ada yang
miskin serta ada juga yang kaya. Di Indonesia banyak orang melarat yang tidak proletar
serta tidak menjual tenaganya, memiliki alat produksi, menggarap tanahnya sendiri,
memiliki hasil kerja sendiri. Marhaen adalah orang Indonesia yang melarat dan
termelaratkan oleh sistem. Baik buruh, tani, nelayan, pegawai kantor, insinyur-insiyur,
sarjana-sarjana asal dia melarat artinya kecil maka dia adalah seorang marhaen.
Marhaenisme adalah kata pemersatu, Bung Karno ingin mempersatukan semua kaum
marhaen Indonesia. Marhaenisme bukan sekedar political theori, tetapi Marhaenisme
adalah teori perjuangan. Jika seseorang hanya berkutat pada teori Marhaenisme namun
tidak pernah menjalankan prinsip Marhaenisme dalam praktek sehari-hari serta tidak turut
dalam perjuangan maka tidak layak dia disebut sebagai seorang Marhaenis. Marhaenisme
adalah satu teori progresif, revolusioner.

 Marhaenisme adalah marxisme yang diterapkan sesuai dengan kondisi dan keadaan
Indonesia. Marxisme adalah the guiding theori untuk menjalankan perjuangan dalam
menghancur leburkan kapitalisme serta perjuangan untuk menegakkan sosialisme di dunia.
Swadhesi merupakan gerakan memproduksi barang dengan kemampuan sendiri. Swadhesi
tepat digunakan untuk menghantam imperialisme Inggris di India namun tidak tepat
digunakan untuk menghantam imperialisme Belanda di Indonesia. Karena imperialisme
Inggris berbeda dengan imperialisme Belanda. Satu-satunya jalan untuk menghancur
leburkan imperialisme Belanda di Indonesia adalah melalui ’revolutionaire massa actie
dari pada kaum marhaen’. Gabungan semua orang kecil dan melarat dalam satu
gelombang revolusioner yang radikal untuk dihantamkan secara keras kepada
imperialisme melalui massa-aksi yang hebat.

 Marhaenisme adalah azas yang paling cocok untuk gerakan rakyat di Indonesia,
rumusannya adalah sebagai berikut :
1. Marhaenisme adalah azas yang menghendaki susunan masyarakat dan negara yang di
dalam segala halnya menyelamatkan kaum marhaen.
2. Marhaenisme adalah cara perjuangan yang revolusioner sesuai dengan watak kaum
marhaen pada umumnya.
3. Marhaenisme adalah azas dan cara perjuangan menuju kepada hilangnya kapitalisme,
imperialisme dan kolonialisme.

 Kaum marhaen terdiri atas tiga unsur yaitu :


1. Unsur kaum proletar Indonesia (buruh)
2. Unsur kaum tani melarat Indonesia
3. Kaum melarat Indonesia yang lainnya

 Kaum marhaenis adalah setiap pejuang dan patriot bangsa yang :


1. Mengorganisir berjuta-juta kaum marhaen tersebut
2. Bersama-sama dengan tenaga massa marhaen tersebut hendak menumbangkan sistem
kapitalisme imperialisme dan kolonialisme.
3. Bersama-sama dengan massa marhaen tersebut membanting tulang membangun negara
dan masyarakat yang kuat bahagia sentosa adil dan makmur.

 Kader Pelopor Marhaenis merupakan kader pembangunan sosialisme, karena sosialisme


adalah salah satu unsur daripada Marhaenisme. Marhaenisme ialah teori politik dan teori
perjuangan untuk menghancur leburkan imperialisme dan untuk mendirikan satu tatanan
masyarakat yang adil dan makmur yaitu masayarakat sosialis Idonesia. Jadi marhaenis
sejati adalah seorang pejuang, pekerja, pembanting tulang, pemeras keringat, demi
terselenggaranya sistem sosialisme.

 Marhaenis sejati harus melakukan action, perbuatan, perjuangan dan amal. Marhaenism is
not only a political theory, but marhaenism is a guide to action (Marhaenisme bukan
sekedar teori politik saja namun Marhaenisme adalah satu penuntun/penunjuk jalan aksi
perjuangan). Marhaenism is a guide to action, guide for action and guide of action.
Tatanan dunia baru tanpa exploitation de l’homme par l’homme dan expoitation de nation
par nation.

 Marhaenisme merupakan teori perjuangan untuk menghancur leburkan imperialisme


Belanda di Indonesia, perjuangan untuk mendirikan sosialisme Indonesia, perjuangan
untuk menghantam neokolim, perjuangan dalam praktek lapangan bukan sekedar political
theory. Era perjuangan meliputi masa revolusi fisik, perjuangan survival (bertahan hidup),
perjuangan investment, perjuangan Trikora, perjuangan Dwikora (menghantam neokolim
Malaysia), perjuangan hidup mati serta perjuangan dalam mendirikan sosialisme.
Sosialisme tidak jatuh dari langit sebagaimana embun di waktu malam, namun sosialisme
harus diperjuangkan, sosialisme harus dibina dengan keringat, usaha dan segala
penderitaan. Sosialisme harus didirikan, harus dibina dan harus diperjuangkan.

 Kaum marhaen harus dipersatukan guna digempurkan terhadap imperialisme dan


kolonialisme yang menghisap tersebut. Saat ini berubah wujud menjadi neo kolonialisme
dan imperialisme (neokolim). Untuk itu kita harus memahami cara berpikir (denk-
methode) historis materialisme yaitu prinsip dialektika. Imperialisme harus dilawan
dengan gerakan anti imperialis yaitu Marhaenisme yang merupakan sosialisme Indonesia
dalam praktek. Kalau imperialisme sudah hancur maka akan lahir keaadaan baru yang
lebih adil dan lebih makmur yaitu masayarakat Indonesia yang adil makmur. Guna
mencapainya kita harus memiliki jiwa yang radikal, revolusioner dan vivere pericoloso.
Percaya bahwa perjuangan harus revolusioner, berani seperti banteng ketaton.
Marhaenisme adalah faham perjuangan yang berdiri di atas sendi-sendinya massa aksi
yang revolusioner. Massa aksi berbeda dengan massal aksi, massa aksi terorganisir dan
memiliki tujuan yang revolusioner.

 Marhaenisme ajaran Bung Karno dicetuskan pada tahun 1927 sebagai hasil penarikan
pelajaran yang tepat dari praktek perjuangan rakyat Indonesia dan rakyat-rakyat lainnya di
muka bumi yang ditindas dan dimelaratkan oleh sistem Kapitalisme, Imperialisme,
Kolonialisme dan Feodalisme. Marhaenisme merupakan azas dan cara perjuangan guna
menjamin kemenangan kaum marhaen dengan menggalang semua kekuatan nasional yang
berkarakter progresif revolusioner.

ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI

 Intisari pemikiran Bung Karno memiliki konsistensi yang tinggi, bersifat


multidimensional, mengandung kebenaran koherensi dan korespondensi yang dapat diukur
dan diuji. Ontologi pemikiran Bung Karno yang menggambarkan tentang hakekat
kehadiran dan sejarah eksistensi azas pemikiran dapat dirumuskan dalam beberapa hal
sebagai berikut :
1. Pemikiran Bung Karno bersumber dari tuntutan budi nurani manusia atau the social
consience of man. Tuntutan untuk merdeka dari segala penindasan, eksploitasi dan
penjajahan.
2. Ajaran pokok Bung Karno adalah penggalangan kekuatan untuk melawan segala
bentuk penidasan. Azas pokoknya adalah persatuan segala bentuk kekuatan yang benar-
benar nyata adanya dan bersifat revolusioner.
3. Berintikan pada tiga prinsip pokok yaitu Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi dan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
4. Mengunakan istilah marhaen sebagai simbol dari seluruh masyarakat Indonesia yang
melarat, tertindas dan dimelaratkan oleh sistem. Marhaenisme merupakan azas dan cara
perjuangan menuju hilangnya kapitalisme, imperialisme dan kolonialisme.
5. Semboyan yang digunakan dalam revolusi Indonesia adalah freedom to be free.
6. Azas perjuangannya adalah non kooperasi, machtvorming, massa aksi.
7. Marhaenisme merupakan sumber insprirasi dalam merumuskan dasar negara Pancasila
8. Ajaran Bung Karno dalam pembangunan berbasis pada nation and caracter building,
dengan semangat Trisakti (berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang
ekonomi dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan).

 Epistimologi pemikiran Bung Karno adalah cara berfikir Bung Karno dalam membaca
suatu persoalan beserta cara pemecahannya. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Guna memahami marhaenisme dibutuhkan dua syarat yaitu mempelajari Marxisme
(historis materialisme dan dialektika) serta mempelajari situasi dan kondisi masyarakat
Indonesia. Situasi dan kondisi masyarakat Indonesia hanya bisa dipahami jika kita
mampu memikul kultur dan terpikul oleh nature. Mampu menjunjung tinggi nilai
kebudayaan dan kearifan lokal serta mampu menyatu bersama harmoninya alam
lingkungan sesuai dengan falsafah memayu hayuning bawana.
2. Marhaenisme adalah guide to action, guide for action dan guide of action
3. Guna menggembleng kader pelopor perlu adanya pematangan cara berfikir kader yang
dialektis dengan cara :
- Politik devide et impera (pecah belah) dihadapi dengan politik persatuan
- Politik kemunduran dilawan dengan politik anti kemunduran
- Politik merendahkan martabat bangsa dilawan dengan nation and character building
- Politik pejajahan dilawan dengan politik kemerdekaan
- Politik ketergantungan dengan asing dilawan dengan gerakan self-help dan berdikari

 Aksiologi pemikiran Bung Karno diantaranya adalah :


1. Keterkaitan erat antara Proklamasi Kemerdekaan dan Pembukaan UUD 1945
2. Konsepsi kebangsaan yang menyatukan antara orang dan tempat, antara rakyat dan
tanah airnya, yaitu konsepsi Sabang-Merauke.

MARHAENISME DAN PANCASILA

 Pokok inti Marhaenisme adalah sosio nasionalisme, sosio demokrasi dan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Sosio nasionalisme adalah perasan dari nasionalisme atau kebangsaan serta peri
kemanusiaan. Sedangkan sosio demokrasi merupakan perasan dari demokrasi dan keadilan
sosial. Kedua prinsip dasar tersebut hendaknya senantiasa diridoi oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Ketiganya merupakan perasan daripada Pancasila. Jika diperas lagi maka munculah
rumusan gotong-royong. Gotong royong adalah faham yang dinamis, lebih dinamis dari
faham kekeluargaan. Gotong royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu
pekerjaan, satu gawe bersama. Gotong royong adalah membanting tulang bersama,
pemerasan kringat bersama, keringat semua buat kebahagiaan semua, holopis kuntul baris
untuk kepentingan bersama.

 Dalam pidato Lahirnya Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno menjelaskan lima
prinsip dasar negara sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

 Kedudukan Pancasila adalah sebagai berikut :


1. Sebagai dasar negara (philosofische grondslag)
2. Sebagai staatsfundamentalnorm (pokok kaidah fundamental negara)
3. Sebagai konsesnsus dasar para founding father
4. Sebagai cita-cita moral bangsa
5. Sebagai Rechtsidee (cita hukum)

 Tujuh makna pokok Pancasila sebagai berikut :


1. Pancasila adalah suatu doktrin revolusi yang anti kolonialisme dan anti imperialisme
2. Pancasila adalah suatu perumusan kepribadian Indonesia yang berintisarikan peradaban
rakyat Indonesia selama beribu-ribu tahun lamanya
3. Pancasila adalah dasar dan falsafah ideologi negara Republik Indonesia
4. Pancasila adalah ideologi pemersatu seluruh rakyat Indonesia baik di bidang ideologi,
politik maupun di bidang sosial dan ekonomi
5. Pancasila adalah way of life, suatu pedoman hidup untuk memberikan isi, arah dan
tujuan hidup kita baik secara pribadi maupun sebagai sebuah bangsa
6. Pancasila adalah suatu sublimasi (peningkatan jiwa) dari pada Declaration of
Independence Amerika dan Manifesto Komunis, yang bersifat universal serta telah
ditawarkan sebagai piagam PBB untuk kesejahteraan umat manusia.
7. Pancasila adalah suatu aliran sosialisme yang dalam analisa dan metodenya tergolong
sosialisme ilmiah sedangkan di dalam kenyataan geopolitik dan agrarisnya tergolong
dalam sosialisme religius.

TAHAPAN PERJUANGAN

 Tahapan menuju tatanan masyarakat adil makmur adalah :


1. Tahap nasional demokrasi
Menjebol imperialisme, menjebol feodalisme, menjebol kapitalisme, menggempur neo
kolonialisme, menghantam monopoli modal asing, menjebol segala rintangan untuk masuk
ke dalam tahap kedua. Berikutnya adalah menyelenggarakan land reform (reforma
agraria). Land rafom adalah satu usaha ekonomi untuk menolong kaum marhaen dengan
jalan memberikan tanah kepada para penggarap tanah. Land refom juga berfungsi untuk
menghantam feodalisme. Salah satu ciri feodalisme adalah hak milik tanah yang
berlebihan. Fase nasional demokrasi membangunkan syarat-syarat dan unsur-unsur bagi
sosialisme Indonesia.
2. Tahap sosialisme Indonesia
Gerakan mewujudkan masyarakat sosialis Indonesia. Antara fase nasional demokrasi dan
fase sosialistis tidak terbatasi. Mental kita harus berpikir sosialistis, harus berpikir adil dan
makmur. Hilangkan pemikiran untuk mencari keuntungan diri sendiri serta tidak
menghiraukan kepada masyarakat umum. Tujuan sosialisme Indonesia adalah terwujudnya
tatanan masyarakat adil makmur materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila.

 Mentalitas perjuangan harus bersifat kinetis, harus memiliki jiwa laksana molekul yang
terus bergerak. Kalau seorang hendak dinamis maka di dalam jiwanya harus kinetis
terlebih dahulu. setiap orang hanya bisa bergerak dinamis jikalau molekul di dalam
tubuhnya mempunyai kehendak, mempunyai ghodob, mempunyai will untuk bergerak.
Massa itu bukan hanya rakyat jelata yang banyak saja, namun tiap-tiap gumpalan itu
merupakan satu massa. Satu massa baru bisa bergerak sendiri (bukan didorong) jikalau
memiliki jiwa yang kinetis. Hanya bangsa yang kinetis bisa menjadi yang dinamis.

 Dialektika revolusi menyatakan bahwa semakin kita digempur maka semakin kita akan
tergembleng, semakin kita dipukul maka semakin kita akan lebih hidup, semakin kita
dirong-rong maka semakin kita lebih dewasa, semakin kita dihantam maka kita akan
semakin perkasa. Revolusi adalah umwertung alle werte (perubahan total) bukan hanya
perubahan dari satu hal saja. Revolusi adalah alle umgestaltung von ground aus
(perubahan mendasar hingga keakar akarnya). Revolusi merupakan proses berulang-
ulangnya jebol dan tanam. Revolusi adalah satu simfoni hebat antara penjebolan dan
penanaman, menjebol dan membangun. Revolusi adalah satu pertemuan daripada
kekuatan subyektif dan obyektif. Subyektif artinya kehendak masyarakat sedangkan
obyektif artinya adalah keadaan nyata diluar kehendak manusia. Proklamasi 17 Agustus
1945 telah menjungkirbalikkan imperialisme di Indonesia.

 Tidak ada gerakan revolusioner tanpa didasari oleh teori perjuangan yang revolusioner.
Marhaenisme adalah suatu faham perjuangan yang revolusioner, berdiri di atas sendi-
sendinya massa aksi serta berdasarkan analisa tentang sifat dan watak revolusi Indonesia.
Soko guru revolusi adalah buruh dan tani tanpa melupakan golongan-golongan progresif
lainnya. Untuk mencapai kemenangannya kaum marhaen harus diorganisir dalam satu
barisan frot marhaenis yang teratur, disiplin, militan, radikal serta dengan disiplin yang
tinggi. Front marhaenis harus bisa mendidik, menuntun, mengolah tenaga rakyat marhaen
itu dalam perjuangan kepeloporan dan kepemimpinan barisan massa. Front marhaenis
merupakan garda terdepan daripada perjuangan massa marhaen. Tanpa massa aksi
revolusioner dari kaum marhaen tidak mungkin terjadi transformasi sosial ke tingkat yang
lebih tinggi. Kaum marhaen sendiri karena penderitaannya senantiasa berjiwa revolusioner
dan radikal dalam perjuangan untuk memperbaiki nasibnya karena itu teteplah setiap setia
kepada kaum marhaen itu. Kita harus berjuang secara teratur baik teratur dalam organisasi
maupun ideologi demi terwujudnya barisan yang kokoh dan kuat.

 Seorang marhaenis harus memiliki kemampuan historis bewust dan sosial bewust. Historis
bewust adalah kesadaran akan sejarah, diperlukan untuk mengetahui bahwa sosialisme itu
jauh lebih baik daripada feodalisme dan kapitalisme. Serta diperlukan percepatan dalam
mewujudkan sosialisme Indonesia tersebut. Sedangkan sosial bewust adalah kesadaran
akan keadaan sosial, kesadaran akan adanya perbedaan yang kaya dan yang miskin, yang
tertindas dan yang menindas.

 Dalam bahasa Jawa, adil makmur digambarkan sebagai gemah ripah loh jinawi, tata
tentrem kerta raharja, subur kang sarwo tinandur, murah kang sarwo tinuku. Ada
beberapa slogan yang pernah disampaikan oleh Bung Karno guna meningkatkan spirit
juang kita yaitu :
- Karmanje fadikaraste mapalesju kedattjhana (Berjuanglah dengan tanpa menghitung
akan untung rugi, kerjakanlah kewajibanmu tanpa menghitung apa nanti akibatnya,
kerjakan kewajibanmu, jalankan)
- Ever onward, never retreat (maju terus pantang mundur) serta ever upward never go
down (selalu naik dan tidak pernah turun).
- Senjata kita bukan uang, bedil atau meriam, namun senjata kita adalah keyakinan
mendalam akan ajaran Marhaenisme.

*Pamong Padepokan Glugu Tinatar, Landungsari -Malang


Sekretaris Jenderal Presidium GMNI 2008-2011
HP : 081 7047 1945

Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe, Tebih Ing Ajrih


Bintang Penuntun Padepokan Glugu Tinatar, Landungsari-Malang
BAGAN ALUR METODE BERFIKIR MARHAENISME
PANCASILA
Makna pokok : Kedudukan : Situasi
Situasi & kondisi
masyarakat Indonesia Kebangsaan Indonesia, Global
- doktrin revolusi - Philosofische
anti neokolim Internasionalisme atau peri gronsdslage
- kepribadian kemanusiaan, - Staatsfunda-

Feodalisme Bung Karno bangsa Mufakat atau demokrasi, Mentalnorm Sosialisme Kapitalisme
- falsafah negara Kesejahteraan sosial, - Rechtsidee
menggali Pancasila
- ideologi Ketuhanan Yang Maha Esa - Founding
dari empat shaf
pemersatu father
Penjajahan consensus Marxisme Imperialisme
- way of life
Pranatan - universal, Trisila
Kamanungsan sublimasi (Sosio Nasionalisme, Sosio X
Pemiskinan (peningkatan Historis Kolonialisme
Kautaman Demokrasi, Ketuhanan Yang
Struktural jiwa) dari Materialisme
declaration of Maha Esa)
Tuntutan Budi independence
dan manifesto Neokolim
Amanat Nurani Manusia Ekasila Dialektika
komunis
Penderitaan (Gotong Royong)
-
Rakyat
Gerakan Pisau Neolib
Perjuangan Sumber MARHAENISME
Inspirasi Analisa
Rakyat

Metode Berfikir
Perkembangan cara Kerangka Marhaenisme Tahapan Asas & Asas Hukum revolusi
Definisi
berfikir filsafat ilmu revolusi Perjuangan (kawan-lawan,
Operasional
(pragmatis, idealis, , (ontologi, Tujuan : (nasional (non kooperasi, revolusi rakyat,
(Marhaen,
realis, dialektis epistemologis Masyarakat Sosialis Indonesia demokrasi & machtsvorming, simfoni destruksi &
Marhaenis,
materialis, historis aksiologis) (masyarakat adil makmur sosialisme massa aksi, konstruksi, tahapan &
Marhaenis-
materialis) materiil-sprituil berdasarkan Indonesia) radikalisme, self help, program, soko guru-
me)
Pancasila, self reliance) pemimpin –kader)
gemah ripah loh jinawi tata
tentrem kerta raharja)

Anda mungkin juga menyukai