“Marhaen, nama itu aku berikan kepada semua orang Indonesia yang melarat,
baik proletar maupun yang bukan proletar, asal melarat. Baik buruh maupun tani,
nelayan maupun pegawai di kantor, maupun dokter-dokter asal dia melarat,
artinya kecil, saya namakan dia marhaen”
(Bung Karno)
FILSAFAT ILMU
Filsafat sebagai suatu proses berpikir bebas, sistematis, radikal dan mencapai tataran
makna yang memiliki cabang ontologi, epistimologi dan aksiologi. Ontologi dinamakan
juga sebagai teori hakekat. Teori hakekat ini sangat luas, segala hal yang ada dan yang
mungkin ada, serta yang boleh juga mencakup pengetahuan-pengetahuan dan nilai (yang
dicarinya adalah hakekat pengetahuan dan hakekat nilai). Ontologi membahas dua bidang
yaitu : (1). Kosmologi yang membicarakan hakekat asal, hakekat susunan, hakekat
keberadaan serta hakekat tujuan kosmos; (2). Metafisik yang secara etimologis berarti di
balik atau di belakang fisika artinya ia ingin mengerti atau mengetahui apa yang ada di
balik dari alam ini atau suatu yang tidak tampak.
Metode berfikir Marhaenisme adalah dhenk methode guna memahami Marhaenisme ajaran
Bung Karno secara utuh dan komperehensip. Memahami Marxisme dan situasi serta
kondisi masyarakat Indonesia baik sejarahnya, adat tradisi budayanya, watak dan
pandangan hidupnya. Memahami ontologi, epistemologi serta aksiologi pemikiran Bung
Karno. Memahami keterakaitan antara Marhaenisme dan Pancasila. Memahami tahapan
perjuangan menunu terwujudnya masyarakat sosialis Indonesia.
Imperialisme kalau sudah menguasai politik dan kebudayaan negara setempat berganti
wujud menjadi kolonialisme. Jadi kolonialisme adalah anak dari imperialisme sedangkan
imperialisme adalah anak dari kapitalisme dan kapitalisme anak dari feodalisme,
sementara itu feodalisme adalah anak kandung dari individualisme. Penghisapan dan
penindasan yang dilakukan oleh kolonialisme inilah yang menyebabkan rakyat kita
menjadi melarat semuanya, artinya kemelaratan bangsa kita terjadi karena faktor sistemik.
Imperialisme itu sambung menyambung satu sama lain, ibarat hubungan rantai yang
bercincin-cincin maka setelah terjadi peperangan antar negara dalam beberapa tahun akan
ada satu cincin yang paling lemah. Sebab tiap-tiap peperangan membawa kelemahan
kepada imperialisme dan kapitalisme. Pada saat itu cincin terlemah adalah imperialisme
Belanda karena Belanda adalah negara kecil yang miskin akan sumber daya alam.
Pada tahun 1964 dicetuskan Dwikora (Dwi Komando Rakyat) sebagai respon atas
berdirinya negara Malaysia. Karena Malaysia didirikan tidak sesuai dalam kesepakatan
Manila-Agreement yaitu persetujuan antara Sukarno-Macapagal-Tengku Abdulrachman
yang menyatakan bahwa akan diadakan pertanyaan secara demokratis kepada rakyat
Kalimantan Utara apakah setuju atau tidak dengan didirikanya negara Malaysia. Yang
dimaksud demokratis adalah seperti prosedur yang digambarkan dalam Resolusi PBB
nomor 1541. Jika rakyat Kalimantan Utara secara demokratis suaranya menyatakan pro
Malaysia maka Bung Karno berjanji akan mengakui Malaysia. Seluruh potensi kekuatan
terkonsentrasikan dalam gerakan komando ganyang Malaysia (Kogam) guna mengusir
neokolim di Kalimantan Utara.
MARHAEN, MARHAENIS DAN MARHAENISME
Marxisme adalah pisau yang digunakan untuk mengupas sejarah demi mengambil
pelajaran dan pengajaran penting dari sejarah. Dari marxisme Bung Karno mengambil
prinsip historis materialismenya. Historis materialisme adalah ajaran tentang sejarah,
ajaran tentang bagaimana jalan atau berkembangnya sejarah umat manusia di seluruh
dunia. Historis materialisme dipakai sebagai analisa untuk membedah situasi rakyat yang
masih hidup di bawah cengkraman kolonialisme dan imperialisme asing. Kolonialisme itu
adalah kejadian dari suatu perkembangan dalam sejarah.
Proletar adalah orang yang menjual tenaganya di dalam produksi, sekedar menjual
tenaganya dalam produksi dengan tidak ikut memiliki alat-alat produksi. Proletar ada yang
miskin serta ada juga yang kaya. Di Indonesia banyak orang melarat yang tidak proletar
serta tidak menjual tenaganya, memiliki alat produksi, menggarap tanahnya sendiri,
memiliki hasil kerja sendiri. Marhaen adalah orang Indonesia yang melarat dan
termelaratkan oleh sistem. Baik buruh, tani, nelayan, pegawai kantor, insinyur-insiyur,
sarjana-sarjana asal dia melarat artinya kecil maka dia adalah seorang marhaen.
Marhaenisme adalah kata pemersatu, Bung Karno ingin mempersatukan semua kaum
marhaen Indonesia. Marhaenisme bukan sekedar political theori, tetapi Marhaenisme
adalah teori perjuangan. Jika seseorang hanya berkutat pada teori Marhaenisme namun
tidak pernah menjalankan prinsip Marhaenisme dalam praktek sehari-hari serta tidak turut
dalam perjuangan maka tidak layak dia disebut sebagai seorang Marhaenis. Marhaenisme
adalah satu teori progresif, revolusioner.
Marhaenisme adalah marxisme yang diterapkan sesuai dengan kondisi dan keadaan
Indonesia. Marxisme adalah the guiding theori untuk menjalankan perjuangan dalam
menghancur leburkan kapitalisme serta perjuangan untuk menegakkan sosialisme di dunia.
Swadhesi merupakan gerakan memproduksi barang dengan kemampuan sendiri. Swadhesi
tepat digunakan untuk menghantam imperialisme Inggris di India namun tidak tepat
digunakan untuk menghantam imperialisme Belanda di Indonesia. Karena imperialisme
Inggris berbeda dengan imperialisme Belanda. Satu-satunya jalan untuk menghancur
leburkan imperialisme Belanda di Indonesia adalah melalui ’revolutionaire massa actie
dari pada kaum marhaen’. Gabungan semua orang kecil dan melarat dalam satu
gelombang revolusioner yang radikal untuk dihantamkan secara keras kepada
imperialisme melalui massa-aksi yang hebat.
Marhaenisme adalah azas yang paling cocok untuk gerakan rakyat di Indonesia,
rumusannya adalah sebagai berikut :
1. Marhaenisme adalah azas yang menghendaki susunan masyarakat dan negara yang di
dalam segala halnya menyelamatkan kaum marhaen.
2. Marhaenisme adalah cara perjuangan yang revolusioner sesuai dengan watak kaum
marhaen pada umumnya.
3. Marhaenisme adalah azas dan cara perjuangan menuju kepada hilangnya kapitalisme,
imperialisme dan kolonialisme.
Marhaenis sejati harus melakukan action, perbuatan, perjuangan dan amal. Marhaenism is
not only a political theory, but marhaenism is a guide to action (Marhaenisme bukan
sekedar teori politik saja namun Marhaenisme adalah satu penuntun/penunjuk jalan aksi
perjuangan). Marhaenism is a guide to action, guide for action and guide of action.
Tatanan dunia baru tanpa exploitation de l’homme par l’homme dan expoitation de nation
par nation.
Marhaenisme ajaran Bung Karno dicetuskan pada tahun 1927 sebagai hasil penarikan
pelajaran yang tepat dari praktek perjuangan rakyat Indonesia dan rakyat-rakyat lainnya di
muka bumi yang ditindas dan dimelaratkan oleh sistem Kapitalisme, Imperialisme,
Kolonialisme dan Feodalisme. Marhaenisme merupakan azas dan cara perjuangan guna
menjamin kemenangan kaum marhaen dengan menggalang semua kekuatan nasional yang
berkarakter progresif revolusioner.
Epistimologi pemikiran Bung Karno adalah cara berfikir Bung Karno dalam membaca
suatu persoalan beserta cara pemecahannya. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Guna memahami marhaenisme dibutuhkan dua syarat yaitu mempelajari Marxisme
(historis materialisme dan dialektika) serta mempelajari situasi dan kondisi masyarakat
Indonesia. Situasi dan kondisi masyarakat Indonesia hanya bisa dipahami jika kita
mampu memikul kultur dan terpikul oleh nature. Mampu menjunjung tinggi nilai
kebudayaan dan kearifan lokal serta mampu menyatu bersama harmoninya alam
lingkungan sesuai dengan falsafah memayu hayuning bawana.
2. Marhaenisme adalah guide to action, guide for action dan guide of action
3. Guna menggembleng kader pelopor perlu adanya pematangan cara berfikir kader yang
dialektis dengan cara :
- Politik devide et impera (pecah belah) dihadapi dengan politik persatuan
- Politik kemunduran dilawan dengan politik anti kemunduran
- Politik merendahkan martabat bangsa dilawan dengan nation and character building
- Politik pejajahan dilawan dengan politik kemerdekaan
- Politik ketergantungan dengan asing dilawan dengan gerakan self-help dan berdikari
Pokok inti Marhaenisme adalah sosio nasionalisme, sosio demokrasi dan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Sosio nasionalisme adalah perasan dari nasionalisme atau kebangsaan serta peri
kemanusiaan. Sedangkan sosio demokrasi merupakan perasan dari demokrasi dan keadilan
sosial. Kedua prinsip dasar tersebut hendaknya senantiasa diridoi oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Ketiganya merupakan perasan daripada Pancasila. Jika diperas lagi maka munculah
rumusan gotong-royong. Gotong royong adalah faham yang dinamis, lebih dinamis dari
faham kekeluargaan. Gotong royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu
pekerjaan, satu gawe bersama. Gotong royong adalah membanting tulang bersama,
pemerasan kringat bersama, keringat semua buat kebahagiaan semua, holopis kuntul baris
untuk kepentingan bersama.
Dalam pidato Lahirnya Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno menjelaskan lima
prinsip dasar negara sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
TAHAPAN PERJUANGAN
Mentalitas perjuangan harus bersifat kinetis, harus memiliki jiwa laksana molekul yang
terus bergerak. Kalau seorang hendak dinamis maka di dalam jiwanya harus kinetis
terlebih dahulu. setiap orang hanya bisa bergerak dinamis jikalau molekul di dalam
tubuhnya mempunyai kehendak, mempunyai ghodob, mempunyai will untuk bergerak.
Massa itu bukan hanya rakyat jelata yang banyak saja, namun tiap-tiap gumpalan itu
merupakan satu massa. Satu massa baru bisa bergerak sendiri (bukan didorong) jikalau
memiliki jiwa yang kinetis. Hanya bangsa yang kinetis bisa menjadi yang dinamis.
Dialektika revolusi menyatakan bahwa semakin kita digempur maka semakin kita akan
tergembleng, semakin kita dipukul maka semakin kita akan lebih hidup, semakin kita
dirong-rong maka semakin kita lebih dewasa, semakin kita dihantam maka kita akan
semakin perkasa. Revolusi adalah umwertung alle werte (perubahan total) bukan hanya
perubahan dari satu hal saja. Revolusi adalah alle umgestaltung von ground aus
(perubahan mendasar hingga keakar akarnya). Revolusi merupakan proses berulang-
ulangnya jebol dan tanam. Revolusi adalah satu simfoni hebat antara penjebolan dan
penanaman, menjebol dan membangun. Revolusi adalah satu pertemuan daripada
kekuatan subyektif dan obyektif. Subyektif artinya kehendak masyarakat sedangkan
obyektif artinya adalah keadaan nyata diluar kehendak manusia. Proklamasi 17 Agustus
1945 telah menjungkirbalikkan imperialisme di Indonesia.
Tidak ada gerakan revolusioner tanpa didasari oleh teori perjuangan yang revolusioner.
Marhaenisme adalah suatu faham perjuangan yang revolusioner, berdiri di atas sendi-
sendinya massa aksi serta berdasarkan analisa tentang sifat dan watak revolusi Indonesia.
Soko guru revolusi adalah buruh dan tani tanpa melupakan golongan-golongan progresif
lainnya. Untuk mencapai kemenangannya kaum marhaen harus diorganisir dalam satu
barisan frot marhaenis yang teratur, disiplin, militan, radikal serta dengan disiplin yang
tinggi. Front marhaenis harus bisa mendidik, menuntun, mengolah tenaga rakyat marhaen
itu dalam perjuangan kepeloporan dan kepemimpinan barisan massa. Front marhaenis
merupakan garda terdepan daripada perjuangan massa marhaen. Tanpa massa aksi
revolusioner dari kaum marhaen tidak mungkin terjadi transformasi sosial ke tingkat yang
lebih tinggi. Kaum marhaen sendiri karena penderitaannya senantiasa berjiwa revolusioner
dan radikal dalam perjuangan untuk memperbaiki nasibnya karena itu teteplah setiap setia
kepada kaum marhaen itu. Kita harus berjuang secara teratur baik teratur dalam organisasi
maupun ideologi demi terwujudnya barisan yang kokoh dan kuat.
Seorang marhaenis harus memiliki kemampuan historis bewust dan sosial bewust. Historis
bewust adalah kesadaran akan sejarah, diperlukan untuk mengetahui bahwa sosialisme itu
jauh lebih baik daripada feodalisme dan kapitalisme. Serta diperlukan percepatan dalam
mewujudkan sosialisme Indonesia tersebut. Sedangkan sosial bewust adalah kesadaran
akan keadaan sosial, kesadaran akan adanya perbedaan yang kaya dan yang miskin, yang
tertindas dan yang menindas.
Dalam bahasa Jawa, adil makmur digambarkan sebagai gemah ripah loh jinawi, tata
tentrem kerta raharja, subur kang sarwo tinandur, murah kang sarwo tinuku. Ada
beberapa slogan yang pernah disampaikan oleh Bung Karno guna meningkatkan spirit
juang kita yaitu :
- Karmanje fadikaraste mapalesju kedattjhana (Berjuanglah dengan tanpa menghitung
akan untung rugi, kerjakanlah kewajibanmu tanpa menghitung apa nanti akibatnya,
kerjakan kewajibanmu, jalankan)
- Ever onward, never retreat (maju terus pantang mundur) serta ever upward never go
down (selalu naik dan tidak pernah turun).
- Senjata kita bukan uang, bedil atau meriam, namun senjata kita adalah keyakinan
mendalam akan ajaran Marhaenisme.
Feodalisme Bung Karno bangsa Mufakat atau demokrasi, Mentalnorm Sosialisme Kapitalisme
- falsafah negara Kesejahteraan sosial, - Rechtsidee
menggali Pancasila
- ideologi Ketuhanan Yang Maha Esa - Founding
dari empat shaf
pemersatu father
Penjajahan consensus Marxisme Imperialisme
- way of life
Pranatan - universal, Trisila
Kamanungsan sublimasi (Sosio Nasionalisme, Sosio X
Pemiskinan (peningkatan Historis Kolonialisme
Kautaman Demokrasi, Ketuhanan Yang
Struktural jiwa) dari Materialisme
declaration of Maha Esa)
Tuntutan Budi independence
dan manifesto Neokolim
Amanat Nurani Manusia Ekasila Dialektika
komunis
Penderitaan (Gotong Royong)
-
Rakyat
Gerakan Pisau Neolib
Perjuangan Sumber MARHAENISME
Inspirasi Analisa
Rakyat
Metode Berfikir
Perkembangan cara Kerangka Marhaenisme Tahapan Asas & Asas Hukum revolusi
Definisi
berfikir filsafat ilmu revolusi Perjuangan (kawan-lawan,
Operasional
(pragmatis, idealis, , (ontologi, Tujuan : (nasional (non kooperasi, revolusi rakyat,
(Marhaen,
realis, dialektis epistemologis Masyarakat Sosialis Indonesia demokrasi & machtsvorming, simfoni destruksi &
Marhaenis,
materialis, historis aksiologis) (masyarakat adil makmur sosialisme massa aksi, konstruksi, tahapan &
Marhaenis-
materialis) materiil-sprituil berdasarkan Indonesia) radikalisme, self help, program, soko guru-
me)
Pancasila, self reliance) pemimpin –kader)
gemah ripah loh jinawi tata
tentrem kerta raharja)