Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

MEDIA DAN
BUDAYA
ENRICO KEYSHA KALIGIS
123-206012

Dosen Pengampu : Erik ardiyanto | maret, 09 2024


MENJELASKAN APA ITU MEDIA DAN HUBUNGAN MEDIA DAN BUDAYA
APA SAJA
Hubungan antara media dan budaya dalam arti luas mengacu pada bagaimana berbagai bentuk media
(seperti televisi, radio, internet, media sosial, dll.) berinteraksi dan mempengaruhi budaya dan masyarakat.
Istilah tersebut menangkap dinamika kompleks antara konten media, teknologi komunikasi, dan praktik
budaya, serta bagaimana elemen-elemen tersebut membentuk gagasan, nilai, dan norma dalam masyarakat.

Media dan budaya merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena sebenarnya saling mempengaruhi.
Dalam pembahasan ini, kebudayaan mempunyai dua pengertian. Budaya dapat diartikan sebagai konten yang
dihasilkan oleh media. Selain itu, kebudayaan dalam kajian “media dan budaya” juga dapat dijelaskan sebagai
suatu cara hidup yang dikembangkan, dimiliki bersama, dan diwariskan secara turun-temurun oleh
sekelompok orang.

Media dan budaya merupakan kajian yang memiliki daya tarik tersendiri. Yang menarik dari penelitian ini
adalah bagaimana media mempengaruhi budaya dan sebaliknya, bagaimana budaya mempengaruhi media
untuk memproduksi kontennya.

Aspek utama dalam Media dan Budaya :

 Komunikasi Budaya: Media memainkan peran kunci dalam mengkomunikasikan berbagai aspek
budaya seperti bahasa, tradisi, simbol dan nilai-nilai. Hal ini dapat terjadi baik secara lokal maupun
global, dengan media global yang memfasilitasi pertukaran budaya antar negara dan masyarakat.

 Representasi budaya: Media sering kali mencerminkan dan memperkuat norma dan nilai budaya
tertentu melalui representasi gender, ras, kelas sosial, dll. Cara subjek dan kelompok sosial
direpresentasikan dapat mempengaruhi persepsi publik dan wacana sosial.

 Pembentukan identitas: Individu dan kelompok menggunakan media untuk mengekspresikan identitas
budaya mereka dan untuk menemukan serta berinteraksi dengan komunitas yang memiliki minat atau
latar belakang budaya yang sama. Media sosial, khususnya, telah menjadi ruang penting untuk
menegosiasikan identitas budaya.
 Perubahan teknologi dan budaya: Kemajuan teknologi media mendorong perubahan dalam praktik
budaya. Misalnya, dengan munculnya Internet dan media sosial, cara orang berkomunikasi, berbagi
informasi, dan berinteraksi telah berubah secara dramatis.

 Konflik dan negosiasi budaya: Media juga merupakan panggung konflik dan negosiasi lintas budaya.
Hal ini mungkin melibatkan isu-isu seperti penyensoran, representasi yang adil, dan perebutan narasi
dominan di masyarakat.
Pentingnya memahami hubungan antara media dan budaya

Memahami hubungan antara media dan budaya adalah penting untuk mengkritik bagaimana
informasi disajikan dan dikonsumsi serta dampaknya terhadap persepsi dan perilaku masyarakat.
Di era globalisasi dan digitalisasi, media tidak hanya menjadi sarana penyebaran informasi, namun
juga berperan penting dalam membentuk dan mengubah struktur budaya secara keseluruhan.

Oleh karena itu, kajian media dalam konteks budaya melibatkan analisis kritis terhadap isu-isu
kekuasaan, identitas, dan perubahan sosial, yang bertujuan untuk memahami kompleksitas
interaksi antara media, teknologi, dan masyarakat.

CONTOH KASUS TERKAIT EFEK MEDIA YANG BISA MEMBENTUK


BUDAYA BARU DI MASYARAKAT
Contoh menonjol bagaimana media membentuk budaya baru dalam masyarakat adalah fenomena “K-Pop”
atau musik pop Korea. Fenomena global ini merupakan contoh bagus bagaimana media, khususnya internet
dan platform media sosial, memainkan peran penting dalam menyebarkan dan membentuk subkultur baru di
seluruh penjuru dunia.

Kasus musik pop Korea

1. Distribusi global melalui media digital: K-pop mulai mendapatkan pengakuan internasional pada awal
tahun 2000an, namun popularitasnya di luar Korea Selatan sebagian besar disebabkan oleh platform
media sosial seperti YouTube, Twitter, dan Instagram. Video musik, tarian, dan konten terkait lainnya
yang mudah diakses memungkinkan penggemar dari berbagai negara menemukan dan menikmati
musik K-pop tanpa harus bepergian ke Korea secara langsung.
2. Identitas dan pembentukan komunitas: Media sosial tidak hanya menyebarkan musik K-pop tetapi juga
dapat membentuk komunitas penggemar global. Melalui forum online, media sosial, dan acara
penggemar, orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya berkumpul untuk berbagi kecintaan
mereka terhadap K-pop, sering kali menggunakan unsur bahasa Korea, mode, dan budaya pop dalam
prosesnya. Hal ini telah menciptakan subkultur baru yang unik di mana identitas dan keterikatan publik
dibangun berdasarkan konsumsi media.
3. Dampak budaya dan ekonomi: K-pop tidak hanya mempengaruhi pilihan musik dan hiburan, namun
juga fashion, kecantikan, dan tren konsumen. Artis dan grup K-pop sering kali menjadi duta merek
untuk produk global, memengaruhi tren fesyen dan kecantikan di seluruh dunia. Selain itu, “Gelombang
Korea” atau “Korean Wave” mengacu pada popularitas budaya Korea di seluruh dunia, membantu
meningkatkan pariwisata dan ekspor produk budaya Korea.
4. Kritik dan Kontroversi: Meskipun fenomena K-Pop menunjukkan kekuatan media dalam membentuk
budaya baru, ini juga menimbulkan pertanyaan tentang produksi massal budaya, kesetaraan dalam
representasi budaya, dan dampak industri hiburan terhadap kesejahteraan artis. Debat ini
mencerminkan sisi kompleks dari pengaruh media terhadap budaya dan masyarakat.

Kasus K-Pop ini menunjukkan bagaimana media, terutama dalam era digital, bukan hanya alat
untuk menyebarkan budaya tetapi juga sebagai katalisator dalam menciptakan, mengadaptasi, dan
menyebarkan budaya baru secara global. Ini menegaskan peran media sebagai agen perubahan
budaya yang dinamis dan berdampak luas

PAGE 1
Pesatnya perkembangan media massa akan sejalan dengan budaya masyarakat. Kebanyakan peneliti dan
ilmuwan percaya bahwa perkembangan media mempunyai dampak negatif terhadap budaya masyarakat.

Dampak negatif yang ditimbulkan adalah hilangnya nilai-nilai budaya yang ada pada masyarakat saat ini.
Selain itu, hilangnya nilai-nilai yang sudah ada diperburuk dengan munculnya nilai-nilai budaya baru yang
kemudian diadopsi sehingga berujung pada terhapusnya identitas budaya asli.

Dengan kata lain masyarakat memiliki dan menggunakan budaya palsu. Banyaknya tanaman baru yang
diadopsi masyarakat menimbulkan pertanyaan apakah tanaman tersebut lebih baik dari tanaman yang sudah
ada. Jawaban atas pertanyaan ini tentu saja tidak sepenuhnya akurat, karena sebenarnya bersifat subjektif.
Selain itu budaya mana yang menjadi kerangka acuan terbaik masing-masing pihak yang memiliki budaya.

Kasus Tren Minum Kopi di Kafe

Contoh kasus yang bisa kita ambil adalah munculnya tren minum kopi di kafe adalah tentang bagaimana
kebiasaan dan praktik sosial dapat dibentuk oleh media dan kemudian menjadi menjadi bagian integral dari
kehidupan masyarakat sehari-hari.

Contoh kasus yang bisa kita ambil adalah munculnya tren minum kopi di kafe sebagai suatu gaya hidup.
Padahal dahulunya kopi sering diidentikkan dengan warung kopi dan hanya bapak-bapak yang
mengkonsumsinya. Akan tetapi, ketika media masssa mencoba mengangkat fenomena ngopi di kafe, sebagai
sesuatu yang bagus dan prestis. Maka baik secara langsung atau perlahan-lahan, publik akan mengadopsi
budaya ini, tanpa kita pernah tahu mana yang lebih bagus.

Budaya minum kopi bukanlah sebuah konsep baru.

Namun, transformasinya dan popularitas barunya, khususnya di kalangan generasi muda, dapat dikaitkan
dengan beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan media dan budaya.

Kesimpulannya, budaya baru minum kopi di kafe menunjukkan bagaimana media dan perubahan
sosial dapat saling berinteraksi untuk membentuk kebiasaan baru dan praktik konsumsi. Dalam kasus
ini, media tidak hanya mempengaruhi tempat orang memilih untuk minum kopi tetapi juga bagaimana
mereka mengalami dan berinteraksi dengan kopi sebagai bagian dari gaya hidup mereka.

Sekian Penjelasan dari saya tentang apa arti dari Media, dan bagaimana Hubungan Media dan Budaya, dan
Contoh kasus terkait Efek Media yang bisa membentuk Budaya baru di Masyarakat.

Hormat Saya,

Enrico Keysha Kaligis

PAGE 2

Anda mungkin juga menyukai