Anda di halaman 1dari 4

 Tema : Budaya Massa (Mass Culture) dan Konvergensi Media.

BUDAYA MASSA PADA MEDIA TELEVISI


Neza Breliana

20043010036/ KOMMAS D

PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan suatu hal yang sudah pasti dilakukan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan mereka atau mencapai sebuah tujuan. Ada macam macam jenis
komunikasi, salah satunya komunikasi massa. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa
inggris yaitu mass communication, disingkat dari mass media communication (komunikasi
media massa). Komunikasi massa merupakan sebuah proses dimana organisasi media
memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas. Keberlangsungan
komunikasi massa dalam suatu aspek sosial tertentu. Persoalan ini mengakibatkan adanya
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara media massa serta masyarakat.
Media massa memberikan pengaruh tertentu kepada masyakaratnya, seperti hal nya
membawa kesadaran dan ide-ide baru, mengajarkan keterampilan, begitu pula dengan
masyarakat yang membawa pengaruh bagi media. Komunikasi massa juga memberi pengaruh
pada budaya, salah satunya budaya massa.

Budaya merupakan suatu hal yang sangat amat bermakna, sesuatu yang dikontruksi secara
sosial serta dijaga melalui komunikasi. Adanya budaya membatasi sekaligus membebaskan
kita, menyatukan serta membedakan kita. Budaya didefnisika sebagai realita kita, sehingga
membentuk dan terlihat hal-hal yang kita rasakan, pikirkan dan lakukan. Budaya memberikan
informasi yang dapat membantu kita memberi batasan tentang hal yang benar dan salah,
sesuai dan tidak sesuai, baik dan buruk, menarik dan tidak menarik, dan seterusnya,
Bagaimana cara budaya melakukannya? Jelas melalui sebuah komunikasi. Sepanjang
kehidupan komunikasi, kita sudah mengerti hal apa saja yang diharapkan oleh budaya dari
kita.

PEMBAHASAN
Budaya Massa

Pada dasarnya budaya massa memiliki suatu makna yang berbeda yaitu baik dan buruk.
Makna buruknya yaitu dikarenakan adanya hubungan dengan komponen budaya yang
disenangi oleh beberapa masyarakat yang kurang terdidik atau orang yang kurang bisa
membedakan budaya yang bisa dicontoh dan tidak. Sedangkan makna baiknya yaitu
dikarenakan adanya massa sebagai salah satu sumber atau agen perubahan sosial yang
progresi (Mc Quail, 1994:37).
Budaya massa dipelihara secara terus menerus oleh campur tangan industri agar menciptakan
produksi massal dan mendapatkan keuntungan dari konsumen yang juga menikmati hasil dari
budaya massa tersebut. Pada dasarnya budaya memiliki suatu rumusan, dimaa rumusan
tersebut selalu berulang-ulang, berinovasi, tepat waktu, memprioritaskan keinginan dan
kesenangan penikmanya atau masyarakat. Budaya massa terbentuk dan disebabkan oleh
beberapa hal yaitu, adanya tuntutan industri kepada pencipta agar menghasilkan suatu karya
yang banyak dalam waktu yang singkat. Dan yang kedua yaitu karena pada dasarnya massa
budaya sering “latah” yaitu meniru segala sesuatu yang sedang viral atau naik daun, sehingga
beberapa media juga berlomba dalam hal tersebut agar mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya.

Lalu juga terdapat beberapa budaya massa yaitu, budaya masa juga menciptakan dan
memproduksi budaya massa seperti infotaiment yang dimana dapat disebarkan secara meluas
sebagai hiburan umum, kemudian budaya massa juga sangat berkaitan dengan budaya
populer sebagai asal atau sumber budaya masa. Lalu budaya massa juga tidak terikat pada
tingkat elite alias budaya massa bersifat merakyat, akan tetapi apabila ada suatu masyarakat
elite yang ikut terlibat dalam proses ini maka itu sudah menjadi bagian dari basis massa itu
sendiri.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya massa dapat berkonotasi baik dan buruk
tergantung bagaimana masyarakat menilai dan memanfaatkan budaya massa tersebut. Budaya
massa juga mempunyai struktur dalam yang panjang serta tak terhingga jumlahnya sama
halnya dengan serial televisi yang dimana terpada beberapa episode atau serial yang panjang
atau seperti cover pada tabloid yang terdapat headline serta gambar yang juga tak terhingga
jumlahnya.

Konvergensi Media

Konvergensi media merupakan gabungan atau penyatuan komponen pada media yang ada,
dimana bertujuan untuk digunakan serta diarahkan kedalam satu titik tujuan. Pada umumnya
istilah kovergensi juga berkaitan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
Adanya konvergensi media ini mengakibatkan banyak sekali bentuk media tradisional yang
juga harus memikirkna memutar otak supaya bisa bertahan dan bersaing pada perubahan-
perubahan yang sangat cepat. Pada dasarnya konvergensi media bukan hanya pada
pergeseran tekonologi atau tahapan dan proses teknologi, akan tetapi juga termasuk dalam
pergeseran dalam paradigma industri, budaya, dan sosial yang bisa membuat konsumen untu
mencari suatu informasi terkini/ baru. Sehingga konvergensi saat ini menjadi kata kunci
dalam perkembangan industri media. Konvergensi media juga menekankan pada keadaan
dimana beberapa sistem media hidu berdampingan dan di mana konten media mengalir
dengan lancar di antara mereka.

Terdapat sebuah konvergensi yang dikemukakan oleh Henry Jenkins dalam bukunya yang
berjudul “Convergense Culture: Where Old And New Media Collide’’ Pada tahun 2008,
buku itu menjelaskan bahwa konvergensi media merupakan proses yang terjadi sesuai dengan
adanya perkembangan budaya masyarakat. Konvergensi media ini juga menggabungkan 3C
yaitu computing (memasukkan data lewat komputer), communication (komunikasi), dan
content (isi/ materi konten). Namun menurut Jenkins, konvergensi juga dapat mengakibatkan
adanya pergeseran budaya, yang dimana ketika konsumen dimungkinkan mengakses
informasi serta konten yang sama dalam berbagai platform media. Jadi memungkinkan
banyak hal yang menjadikan budaya semakin tergantikan/ bergeser.

Setiap media yang melakukan konvergensi sudah pasti mengalami berbagai hal mengenai
perubahan dalam pelaksanaanya, bisa dari tahapan atau proses dan sistem kerja, kerekdasian
hingga produk dan konten berita.

Budaya Massa Pada Media Televisi

Seperti yang sudah ditekankan oleh Jenkins bahwa konvergensi media juga bisa
mengakibatkan adanya pergeseran budaya, maka sudah dipastikan bahwa budaya massa juga
berhubungan erat dengan adanya konvergensi media, yang dimana semua pengaruh, proses
dan sistem kerja konvergensi media akan berpengaruh dan menimbulkan efek pada budaya
massa.

Akan tetapi terdapat hal yang menarik yaitu bagaimana manifestasi budaya massa dalam
keseharian masyarakat Indonesia saat ini. Hal ini otomatis meyakini bahwa budaya massa ini
sudah berkembang jauh dan pesat, dapat menjangkau seluruh wilayah dan lapisan suku-suku
bangsa yang juga mengalami persentuhan dengan teknologi informasi dan pusat perputaran
barang.

Masyarakat Indonesia sudah tidak dapat membedakan mengenai teknologi yang bisa
berdampak baik atau buruk bagi penggunanya. Apalagi dengan perkembangan pertelevisian
Indonesia saat ini, yang semula hanya terdapat 5 (lima) stasiun televisi swasta dan pada
akhirnya saat ini berkembang menjadi 11 (sebelas) stasiun dan belum termasuk pada televisi
lokal. Akan tetapi juga tidak jarang ditemukan informasi yang bisa menimbulkan
kebingungan publik, hal ini menandakan bahwa perkembangan teknologi di Indonesia tidak
seiring dengan aktualitas berita yang disajikan oleh penggunan televisi. Maka dari itu, sangat
dibutuhkan konvergensi media supaya berita yang diterima oleh khalayak tidak simpang siur
dan ambigu.

Kemudian juga ada beberapa yang dimana isi dari televisi yang disinyalir penulis juga
sebagai faktor yang mengakibatkan adanya proses kontruksi budaya massa melalui televisi.
Tiga hal tersebut yaitu iklan, sinetron dan acara musik. Ketiga isi/ materi pada televisi
tersebut dianggap penulis sebagai hal yang kuat pada adanya perubahan pola hidup (budaya)
pada masyarakat. Dan bisa jadi ketiga hal tersebut sangat kuat untuk mempengaruhi
perubahan budaya massa.

Untuk yang pertama yaitu iklan, aspek pada iklan yang sangat kuat dan paling menonjol dan
berkaitan dengan budaya massa yaitu, adanya penggunaan model di dalam sebuah iklan. Pada
dasarnya model menjadi faktor penentu keberhasilan pemasaran pada suatu produk di dalam
iklan di televisi. Tidak jarang kita temukan bahwa masyarakat mengkonsumsi produk dari
iklan tersebut dikarenakan model/ publik figur yang ada dalam iklan tersebut, dan bukan
karena kebutuhan akan produk itu sendiri. Melalui iklan, peristiwa yang hanya pura-pura atau
palsu akan berubah menjadi peristiwa yang nyata di karenakan konsumen yang menjalankan
dan mematuhi apa yang dikatakan oleh iklan

Lalu yang kedua yaitu sinetron, hal yang paling kuat dan menonjol dari tayangan sinetron
yang berkaitan dengan budaya massa adalah dari aspek bahasa, perilaku, gaya dan
berpakaian. Tidak jarang kita menemukan berbagai kasus atau hal yang dimana hal tersebut
berhubungan dengan siaran sinetron di televisi.

Dan yang terakhir adalah musik. Musik bagi media televisi merupakan komoditas yang
sangat menguntungkan, banyak sekali serial televisi yang sudah pasti terdapat backsound
musik di dalamnya. Lagu yang tengah booming akan selalu dinantikan penayangannya oleh
para pemirsa. Akan tetapi, tayang musik dalam televisi juga dapat menimbulkan sebuah
kontruksi pada budaya massa. Seperti pada tahun 2020 campursari dari bapak almarhum Didi
kempot menjadi musik yang sangat disenangi oleh kaum muda hingga tua, banyak sekali
siaran televisi yang memutar lagu campursari ciptaan bapak Didi kempot tersebut. Hal ini
menjadikan campursari berada dalam budaya massa. Namun pada masanya kita semua akan
mengalami apa yang dinamakan sakit hati, maka dari itu kita harus menghindari apa yang
dinamakan percintaan

KESIMPULAN
Dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya massa juga snagat berkaitan erat dengan konvergensi
media, yang dimana konvergensi merupakan pergeseran teknologi, informasi dan media.
Namun tidak dapat dipungkiti bahwa industri, budaya dan sosial juga ikut dalam pergeseran
tersebut. Maka dari itu peran dan kebijakan pemerintah dan keikut sertaan masyarakat dalam
mengatur adanya pergeseran terlebih dalam regulasi siaran televisi di Indonesia sangat
dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Abdul Halik. 2013. Komunikasi Massa https://repositori.uin-


alauddin.ac.id/338/1/KOMUNIKASI%20MASSA%20full.pdf

Annisa Derviana dan Rana Akbari Fitriawan. 2019. Konvergensi Pada Media
Massa
https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1113/770

Laksmi Rachmaria dan Yunita Rafika Dewi. 2018. Strategi Dan Praktik
Konvergensi Media Pada Segmen Makarena.
https://media.neliti.com/media/publications/265286-strategi-dan-praktik-
konvergensi-media-p-3d2f7ec6.pdf

Wadiyo Wadiyo. 2012. Campursari Karya Manthous: Kreatifitas Industri Musik


Jawa dalam Ruang Budaya Massa.
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/72

Anda mungkin juga menyukai