1. Interaktif
2. Demasif
3. Asinkron
Jaringan Media Sosial Baru
1. Boyd dan Ellison (2007) mendefinisikan situs jaringan sosial
sebagai jasa berbasis jaringan yang memingkinkan seseorang untuk
melakukan tiga hal:
2. Mengonstruksi profil public atau semipublik dalam sistem yang
terikat.
3. Mengartikulasikan sederet daftar pengguna atau temannya yang lain
untuk berbagi koneksi.
4. Memanfaatkan atau bahkan merusak daftar hubungan mereka dalam
sistem yang terbatas.
Terdapat beberapa jaringan media sosial yang popular seperti facebook,
twitter, path, Instagram.
(Shoelhi : 128)
Kompetisi Media
• Media massa tidak hanya berfungsi sebagai sarana informasi
pendidikan, hiburan dan kebudayaan, tetapi juga telah tumbuh
menjadi organisasi bisnis yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan finansial sebesar-besarnya. Dinegara maju dan negar
berkembang, kemajuan teknologi komunikasi telah mendorong media
massa tumbuh menjadi industry vital seiring dengan tren
komersialisme dan konsumerisme. Namun dalam perkembangan
selanjutnya, ketika media baru bermunculan di internet, media massa
khususnya media cetak, mengalami pertumbuhan yang cenderung
negatif. Selanjutnnya, televisii dan gedung-gedung bioskop harus
bersaing dengan media sosial baru dengan teknologi yang canggih,
seperti TV kabel, CVR, VTR, MP3, DVD dan video games. Hal
tersebut membuat kompetisi antarindustri media semakin ramai
(Shoelhi : 130-131).
Media Sosial dan Tren Globalisasi
• Dengan sifatnya yang unik, edia sosial baru telah membwa interaksi di tengah
masyarakat ke tingkat yang kompleks dan saling mengaitmelalui konvergensi
dan jaringan global. Media sosial baru menjadi wahana untuk mempercepat
dan memperkuat globalisasi informasi. Fenomena jaringan global media
sosial telah membawa bangunan pengalaman hidup baru yang menjurus pada
transformasi pola-pola hubungan sosial-budaya serta gaya-gaya interaksional,
bahkan aktivitas ekonomi serta aspek-aspek lain dalam kehidupan masyarakat
(Shoelhi:134).
• Tidak dapat dipungkiri bawa sejak munculnya media baru, karakteristik
globalisasi informasi secra individual menjadi begitu kuat, secara universal
begitu pervasive, secara dialeksi begitu dinamis, secara budaya teraduk dan
secara holistic interkonek (Shoelhi:134).
• Dampak integrase antara media baru dan globalisasi informasi dapat
diringkas dalam 5 efek yaitu: (Shoelhi:135)
1. Dunia semakin mengerut.
2. Pendapatnya ruang dan waktu.
3. Tingginya frekuensi interaksi masyarakat dalam berbagai aspek yang berbeda.
4. Konektivitas global dan kerjasama.
5. Persaingan global dan lokal yang sangat ketat.
Singkatnya, akibat dorongan media baru, tren globalisasi telah menciptakan
jaringan dan aktivitas sosial baru, bahkan mengubah pengertian aspek sosial,
budaya, politik, ekonomi, dan geografis serta batasan lain tentang manusia.
Sikap Indonesia Terhadap Tren Media
• Selain dampak positif, tentunya juga ada dampak negatif bagi komunikasi
lintas budaya. Pada sisi lain, secara intrinsik, budaya baru yang dilahirkan
media baru menciptakan kesenjangan abadi antara tradisi dan inovasi dalam
sebuah kebudayaan dengan tradisi dan inovasi dalam kebudayaan lainya
(Shoelhi:146).
• Secara ekstrinsik, media baru juga melahirkan kesenjangan komunikasi
antara kelompok etnik dan kebudayaan yang berbeda. Sifat media baru
telah menggeser gramatika budaya tradisional, tema budaya, atau peta
budaya ke pola baru sehingga menghilangkan logika budaya tradisional
yang tergerus oleh arus budaya baru (Shoelhi:147).
Konflik Lintas Budaya
• Bahwa hubungan antara media baru dan komunikasi lintas budaya sangat
erat kaitannya dalam perspektif kontekstual global. Media baru tidak hanya
menyediakan ruang sehingga setiap orang dari budaya yang berbeda dapat
dengan bebas menyatakan pendapat mereka dan menjalin hubungan sosial,
tetapi pada sisi lain juga menampilkan tantangan eksistensial komunikasi
antarumat manusia dalam konteks intra dan lintas budaya. Semua ini terjadi
akibat karakteristik spesifik media baru yang secara signifikan berbeda dari
karakteristik media tradisional (Shoelhi:149).
• Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di dalam komunikasi media baru
terjadi dinamika hubungan mutualistic antara media baru dan komunikasi
lintas budaya. Dari sini dapat diperkirakan leih jauh dampak media baru
terhadap pembentukan nilai-nilai kulural baru (Shoelhi:150).
Kekerasan Lintas Budaya
• Pada satu sisi, internet merupakan rahmat bagi umat manusia
karena dengan adanya internet setiap orang bisa melakukan
komunikasi dan interaksi dengan orang lain kapan pun dan di
penjuru dunia manapun. Namun, internet dengan segala media
sosisal di dalamnya juga merupakan bencana, karena
informasi yang buruk di dalamnya berpotensi merusak
hubungan antar manusia, bahkan merusak asyarakat, baik
secara mental, spiritual, moral maupun budaya (Shoelhi:150).
Adaptasi Lintas Budaya
• Adaptasi lintas budaya mencakup proses memajukan saling pengertian
melalui interaksi guna meningkatkan tingkat kecocokan sosial sehingga
kebutuhan lingkungan budaya baru dapat dipenuhi.
• Tahap-tahap adaptasi lintas budaya, menurut Risgar ad 4 tahap koneksi
yaitu:
1. Tahap bulan madu.
2. Tahap krisis.
3. Tahap penyesuaian.
4. Tahap adaptasi bikulturalisme.
(Shoelhi:152-155)
Pada era keterbukaan informasi, kompetensi komunikasi gloal
merupakan kemampuan yang penting untuk membantu
mengembangkan saling pengertian tentang budaya lain, dan
berkomunikasi secara efektif denan masyarakat. Menurut Chen
ada 4 dimensi dalam kompetensi ini yaitu:
1. Global mindset.
2. Pemetaan budaya.
3. Pembukaan diri.
4. Penyatuan diri dalam interaksi lintas budaya.
(Shoelhi:152-155)