Anda di halaman 1dari 19

Bab 6

Media Sosial Baru dan


Arah Tren Media

By : Diah Agung Esfandari


Media Sosial Baru

• Perubahan tradisi komunikasi pada abad ke 21 in ditandai sebagai era


internet. Pada era ini, dunia dihadapkan dengan banyak kontradiksi,
kesadaran manusia dibangkitkan dengan maraknya komunikasi global yang
disalurkan melalui media sosial baru. Secara kognitif, media sosial baru
menuntut sifat nonlinier dan penciptaan harapan baru terhadap kontetn
informasi yang secra langsug mempengaruhi cara masyarakat dalam
memanfaatkan media. Dalam media sosial, masyarakat memiliki
kesempatan untuk berekspresi dan berpartisipasi dalam sebuah dialog
melalui media virtual yang sama. Dalam media sosial baru dapat diketahui
bahwa secara jelas perbedaan budaya individualistic dan kolektivistik
dalam penggunaan media komunikasi dan gaya prilaku (Shoelhi : 124-126).
Ciri Media Sosial Baru

• Sebagai akibat dari munculnya teknologi


komunikasi baru, media dewasa ini, oleh Everett
M Rogers ditandai dengan ciri-ciri sebagai
berikut: (Shoelhi : 127)

1. Interaktif
2. Demasif
3. Asinkron
Jaringan Media Sosial Baru
1. Boyd dan Ellison (2007) mendefinisikan situs jaringan sosial
sebagai jasa berbasis jaringan yang memingkinkan seseorang untuk
melakukan tiga hal:
2. Mengonstruksi profil public atau semipublik dalam sistem yang
terikat.
3. Mengartikulasikan sederet daftar pengguna atau temannya yang lain
untuk berbagi koneksi.
4. Memanfaatkan atau bahkan merusak daftar hubungan mereka dalam
sistem yang terbatas.
Terdapat beberapa jaringan media sosial yang popular seperti facebook,
twitter, path, Instagram.
(Shoelhi : 128)
Kompetisi Media
• Media massa tidak hanya berfungsi sebagai sarana informasi
pendidikan, hiburan dan kebudayaan, tetapi juga telah tumbuh
menjadi organisasi bisnis yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan finansial sebesar-besarnya. Dinegara maju dan negar
berkembang, kemajuan teknologi komunikasi telah mendorong media
massa tumbuh menjadi industry vital seiring dengan tren
komersialisme dan konsumerisme. Namun dalam perkembangan
selanjutnya, ketika media baru bermunculan di internet, media massa
khususnya media cetak, mengalami pertumbuhan yang cenderung
negatif. Selanjutnnya, televisii dan gedung-gedung bioskop harus
bersaing dengan media sosial baru dengan teknologi yang canggih,
seperti TV kabel, CVR, VTR, MP3, DVD dan video games. Hal
tersebut membuat kompetisi antarindustri media semakin ramai
(Shoelhi : 130-131).
Media Sosial dan Tren Globalisasi
• Dengan sifatnya yang unik, edia sosial baru telah membwa interaksi di tengah
masyarakat ke tingkat yang kompleks dan saling mengaitmelalui konvergensi
dan jaringan global. Media sosial baru menjadi wahana untuk mempercepat
dan memperkuat globalisasi informasi. Fenomena jaringan global media
sosial telah membawa bangunan pengalaman hidup baru yang menjurus pada
transformasi pola-pola hubungan sosial-budaya serta gaya-gaya interaksional,
bahkan aktivitas ekonomi serta aspek-aspek lain dalam kehidupan masyarakat
(Shoelhi:134).
• Tidak dapat dipungkiri bawa sejak munculnya media baru, karakteristik
globalisasi informasi secra individual menjadi begitu kuat, secara universal
begitu pervasive, secara dialeksi begitu dinamis, secara budaya teraduk dan
secara holistic interkonek (Shoelhi:134).
• Dampak integrase antara media baru dan globalisasi informasi dapat
diringkas dalam 5 efek yaitu: (Shoelhi:135)
1. Dunia semakin mengerut.
2. Pendapatnya ruang dan waktu.
3. Tingginya frekuensi interaksi masyarakat dalam berbagai aspek yang berbeda.
4. Konektivitas global dan kerjasama.
5. Persaingan global dan lokal yang sangat ketat.
Singkatnya, akibat dorongan media baru, tren globalisasi telah menciptakan
jaringan dan aktivitas sosial baru, bahkan mengubah pengertian aspek sosial,
budaya, politik, ekonomi, dan geografis serta batasan lain tentang manusia.
Sikap Indonesia Terhadap Tren Media

• Penggunaan internet semakin hari kian membanyak. Seseorang bisa


mendengarkan musik, melihat TV, dan membaca artikel melalui satu
media. Kini hampir semua media massa aus utama, baik cetak maupun
TV telah memiliki portal beritanya sendiri, hal tersebut merupakan
sebuah strategi untuk mempertahankan pasar di era digital.
• Indonesia sendir itelah memiliki undang-undang konvergensi
teematika (telekomunikasi dan inforatika). Undang-undang ini
menjadi penting di tengah perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang kian pesat.
(Shoelhi:136)
Bab 7
Media Baru Sebagai
Media Lintas Budaya

By : Diah Agung Esfandari


Media Baru dan Pengaruh Budaya
• Media baru, khususnya media sosial telah memungkinkan
orang dari setiap sudut dunia untuk menyatakan eksistensinya
dengan cara tertentu dan selamanya terhubung dengan dunia
maya. Banyaknya media sosial baru secara langsung
memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap
perkembangan hubungan lintas budaya di dalam masyarakat
virtual melalui jaringan koneksi personal (Shoelhi:140).
Penguatan Difusi Inovasi
• Roger menjelaskan bahwa ada 5 karakteristik yang mempengaruhi prilaku difusi
inovasi:
1. Keunggulan relative.
2. Kecocokan
3. Multihubungan
4. Kemampuan observasi
5. Kerumitan
Difusi inovasi muncul dalam fenomena jaringan sosial ketika jaringan sosial didukung
oleh teknologi inovasi serta informasi dan sangat bergantung pada partisipasi
pengguna secra terus menerus.
(Shoelhi:142-143)
Media Baru dan Lemburnya Identitas Budaya
• Media sosial baru yang canggih memiliki kecenderungan yang mampu
memanipulasi fakta sosial dari sesuatu yang nyata menjadi kabur, sebaliknya
juga mampu membawa fakta imajiner kepada suatu yang tampak realistis.
Oleh karena itu, dalam melakukan komunikasi melalui media baru diperlukan
daya nalar yang kritis untuk melihat pergerakan yang bisa membahayaan
kelangsungan hidup budaya (Shoelhi:143).
• Dengan kata lain, identitas budaya yang dipelihara media baru bukan
merupakan produk sejarah yang terkendala oleh proses pertukaran dan
pemaknaan dari orang-orang yang berinteraksi, baik dalam arti individual
maupun komunal. Pada akhirnya, identitas budaya baru yang dibentuk media
baru menjadi konsep atau praktik multifaset yang akan terus berkembang
selaras dengan dinamika komunikasi antara komunikator dan komunikan di
dalamnya (Shoelhi:144-145).
Hubungan Media Baru Dengan Komunikasi Lintas
Budaya
• Akhir-akhir ini, perkembangan pesat media komunikasi baru
(internet) telah menjadi kekuatan utama dalam percepatan tren
globalisasi di tengah masyarakat internasional. Studi komunikasi
sebagai bidang akademik cenderung mengabaikan hubungan antara
orang dan media atau tentang bagaimana masyarakat menggunakan
media dalam konteks budaya yang berbeda dan bagaimana hal itu
secara dekat berhubungan dengan globalisasi kehidupan masyarakat.
(Shoelhi:145-146)
Dampak Media Baru Terhadap Komunikasi Lintas Budaya

• Selain dampak positif, tentunya juga ada dampak negatif bagi komunikasi
lintas budaya. Pada sisi lain, secara intrinsik, budaya baru yang dilahirkan
media baru menciptakan kesenjangan abadi antara tradisi dan inovasi dalam
sebuah kebudayaan dengan tradisi dan inovasi dalam kebudayaan lainya
(Shoelhi:146).
• Secara ekstrinsik, media baru juga melahirkan kesenjangan komunikasi
antara kelompok etnik dan kebudayaan yang berbeda. Sifat media baru
telah menggeser gramatika budaya tradisional, tema budaya, atau peta
budaya ke pola baru sehingga menghilangkan logika budaya tradisional
yang tergerus oleh arus budaya baru (Shoelhi:147).
Konflik Lintas Budaya
• Bahwa hubungan antara media baru dan komunikasi lintas budaya sangat
erat kaitannya dalam perspektif kontekstual global. Media baru tidak hanya
menyediakan ruang sehingga setiap orang dari budaya yang berbeda dapat
dengan bebas menyatakan pendapat mereka dan menjalin hubungan sosial,
tetapi pada sisi lain juga menampilkan tantangan eksistensial komunikasi
antarumat manusia dalam konteks intra dan lintas budaya. Semua ini terjadi
akibat karakteristik spesifik media baru yang secara signifikan berbeda dari
karakteristik media tradisional (Shoelhi:149).
• Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di dalam komunikasi media baru
terjadi dinamika hubungan mutualistic antara media baru dan komunikasi
lintas budaya. Dari sini dapat diperkirakan leih jauh dampak media baru
terhadap pembentukan nilai-nilai kulural baru (Shoelhi:150).
Kekerasan Lintas Budaya
• Pada satu sisi, internet merupakan rahmat bagi umat manusia
karena dengan adanya internet setiap orang bisa melakukan
komunikasi dan interaksi dengan orang lain kapan pun dan di
penjuru dunia manapun. Namun, internet dengan segala media
sosisal di dalamnya juga merupakan bencana, karena
informasi yang buruk di dalamnya berpotensi merusak
hubungan antar manusia, bahkan merusak asyarakat, baik
secara mental, spiritual, moral maupun budaya (Shoelhi:150).
Adaptasi Lintas Budaya
• Adaptasi lintas budaya mencakup proses memajukan saling pengertian
melalui interaksi guna meningkatkan tingkat kecocokan sosial sehingga
kebutuhan lingkungan budaya baru dapat dipenuhi.
• Tahap-tahap adaptasi lintas budaya, menurut Risgar ad 4 tahap koneksi
yaitu:
1. Tahap bulan madu.
2. Tahap krisis.
3. Tahap penyesuaian.
4. Tahap adaptasi bikulturalisme.

(Shoelhi:152-155)
Pada era keterbukaan informasi, kompetensi komunikasi gloal
merupakan kemampuan yang penting untuk membantu
mengembangkan saling pengertian tentang budaya lain, dan
berkomunikasi secara efektif denan masyarakat. Menurut Chen
ada 4 dimensi dalam kompetensi ini yaitu:
1. Global mindset.
2. Pemetaan budaya.
3. Pembukaan diri.
4. Penyatuan diri dalam interaksi lintas budaya.
(Shoelhi:152-155)

Anda mungkin juga menyukai