Etik Jurnalistik
Kelompok 4
Meet the Group
Ivanna C. Final Aulia C.
1502204081 1502204376
PEMBERITAAN
GUBERNUR
BANTEN
Pada (03/06/2021) Gubernur Banten melaporkan dua
perkara berita yang ditulis di media online detik.com
Latar
DetikX adalah sebuah media besar di
indonesia yang selalu menyajikan berita
update.
Belakang
Dalam pemberitaan penerimaan dana hibah
banten kepada beberapa pondok pesantren,
Detikx melakukan pelanggaran kode etik
jurnalistik penyebaran berita tidak sesuai fakta
yang mengatakan alamat ponpes yang di
hibahkan fiktif.
Sumber :
https://news.detik.com/x/detail/investigasi/20210607/Asal-Cair-demi-Gubernur-Wahidin/
Latar
Belakang
Pengambilan kata yang kurang tepat
kepada ponpes yang di anggap fiktif
dengan ponpes hantu karena yang
ditemukan oleh tim detikX kuburan.
Analisis Pelanggaran
Kode Etik
Berdasarkan berita
tersebut, DetikX kekeliru
dalam menyebarkan
informasi.
DetikX menduga jika ada pemotongan dana bantuan pesantren yang dilakukan
oleh pejabat pemprov. Serta ada data pesantren yang fiktif.
Lalu, DetikX menelusuri
keberadaan lokasi Pondok
Pesantren penerima dana
hibah Pemprov Banten yang
diduga fiktif dan ketik sampai
di tempat bukannya bangunan
ponpes yang ditemukan
melainkan tanah kosong dan
TPU.
Sumber : https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/423917/andi-kasus-detikcom-pengingat-untuk-media-agar-
perhatikan-kode-etik-jurnalistik
Jurnalistik
yang Pasal 3
Dilanggar Wartawan Indonesia selalu menguji informasi,
memberitakan secara berimbang, tidak
mencampurkan fakta dan opini yang
menghakimi, serta menerapkan asas praduga
tak bersalah.
Pelanggaran Pasal 1
Dipenuhi
pembaca, pendengar, atau pemirsa.
Salah Satu Sanksi
Dewan Pers memerintahkan detikX untuk meminta maaf kepada Wahidin
Halim dan pembaca dan manayangkan hak jawab Wahidin Halim yang di
detikcom. Dalam hal ini, konsekuensi dari kekeliruan yang redaksi detikX
lakukan selaras dengan bunyi pada Pasal 10.
DetikX "Tidak" Kredibel
Terlepas dari nama besar situs berita Detik,
misinformasi yang disajikan dalam kasus ini
dapat memengaruhi reputasi keseluruhan
dari redaksi Detik.
Konsekuensi Hukum
Gubernus Banten pada saat itu, Wahidin Halim
tidak hanya memperingati, bahkan
melaporkan Detik ke polisi.
Kesimpulan
Pencemaran Nama Baik
Walau sudah diusut, komentar buruk dan
mungkin anggapan orang awam yang
mengikuti berita kasus ini belum tahu
kebenarannya. (bukti di slide selanjutnya)
Komentar netizen yang belum hilang dan belum pula
diperbaharui, menandakan anggapan masyarakat belum
sepenuhnya dipulihkan dari berita keliru tersebut.
Thank you!