Anda di halaman 1dari 9

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN

ANGKATAN ……

TUGAS MATA KULIAH HUKUM KEPOLISIAN


TASKAP
“UPAYA PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN
TERHADAP DUGAAN TINDAK PIDANA DALAM
TABLOID INDONESIA BAROKAH”

Oleh :

NAMA : ……….
SIN / ANGKT : … (…..) /
NO.SIS :

JAKARTA
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN
MARET 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini di tengah riuhnya politik
Indonesia, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan
beredarnya Tabloid Indonesia Barokah. Tabloid itu
dikirim melalui Pos menuju masjid-masjid dan pondok
pesantren di daerah. Badan Pemenangan Nasional (BPN)
Prabowo-Sandi menilai bahwa tabloid itu berisi
kampanye hitam. Tabloid Indonesia Barokah menyasar
sejumlah masjid di Tanah Air. Selain beredar dalam
bentuk cetak, PDF Tabloid Indonesia Barokah juga
beredar di media sosial Whatsapp (WA) Group. Tabloid
tersebut terbit tiap dua bulan sekali.
Cover tabloid tersebut memang tampak
provokatif "Reuni 212: Kepentingan Umat atau
Kepentingan Politik?" Temuan tabloid ini kini dalam
pengusutan Bawaslu dan kepolisian. Namun karena
terkait media, pengusutannya berkoordinasi dengan
Dewan Pers untuk memastikan tabloid itu media resmi
dan karya jurnalistik atau bukan. Kapolri Jenderal
Tito Karnavian mengatakan pihaknya sedang
mempelajari penerbitan dan peredaran tabloid
'Indonesia Barokah' yang diprotes kubu Prabowo
Subianto-Sandiaga Uno. Kapolri menegaskan Polri tak
mau tergesa-gesa mengambil keputusan atas kemunculan
tabloid tersebut. Polri sebagai aparatur penegak
hokum justru bersikap tenang dengan berkoordinasi
dengan Dewan Pers, Bawaslu, ataupun ahli bahasa
sebelum memutuskan tindakan lebih lanjut.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas,
permasalahan dalam taskap ini adalah bagaimana upaya
penegakan hukum oleh Kepolisian terhadap dugaan
tindak pidana dalam Tabloid Indonesia Barokah?

C. Tujuan
Penulisan Taskap ini bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai upaya penegakan hukum
oleh Kepolisian terhadap dugaan tindak pidana dalam
Tabloid Indonesia Barokah.
BAB II
Tinjauan Kepustakaan

Aliran neo klasik ini berkembang pada abad ke 19,


aliran ini mempunyai basis yang sama dengan aliran
klasik yakni kepercayaan kepada kebebasan berkehendak
manusia. Penganut aliran neo klasik ini beranggapan
bahwa pidana yang dihasilkan oleh aliran klasik terlalu
berat dan merusak semangat kemanusiaan yang berkembang
pada saat itu. Inti dari konsep mahzab klasik adalah
hukuman yang sama untuk perbuatan-perbuatan yang sama
tanpa memperhatikan sifat dari pelaku dan tidak pula
memperhatikan kemungkinan adanya peristiwa-peristiwa
tertentu yang memaksa terjadinya perbuatan tersebut.
Hal ini yang kemudian di ubah oleh para sarjana
penganut mahzab neo klasik ini yang menyatakan bahwa
pandangan klasik yang mendaasarkan pada kehendak bebas
manusia tidaklah seluruhnya benar. Dalam Aliran neo
klasik ini, mulai mempertimbangkan kebutuhan adanya
pembinaan individual dari pelaku tindak pidana. Para
penganut aliran ini menyatakan bahwa konsep keadilan
sosial berdasarkan hukum tidak realities dan bahkan
tidak adil (Muladi, 2002).
BAB III
Pembahasan

 Amplop cokelat muncul di beberapa masjid di Jawa


Tengah dan Jawa Barat beberapa waktu yang lalu. Isinya
adalah setumpuk tabloid berjudul Indonesia
Barokah edisi pertama. Di sana tertulis tabloid terbit
pada Desember 2018, tapi memang baru ramai dibicarakan
Selasa (22/1/2019). Tabloid Indonesia Barokah mengusung
tajuk berjudul “Reuni 212: Kepentingan Umat atau
Kepentingan Politik?” dengan semua huruf kapital.
Gambar di halaman depan menampilkan karikatur orang
memakai sorban dan memainkan dua wayang. Tabloid berisi
16 halaman ini menampilkan 13 macam rubrik berita,
mulai dari Mukadimah hingga Galeri.
Dari sekian banyak tulisan itu, yang paling
menarik disorot adalah Laporan Utama (hlm. 5) dan
Liputan Khusus (hlm. 6). Laporan Utama menurunkan
berita berjudul “Prabowo Marah, Media Dibelah.” Kalimat
pertamanya lumayan menghantam: “Prabowo Subianto
kembali berulah dengan marah-marah dan melontarkan
pernyataan kontroversial.” Isi laporan itu adalah soal
tuduhan bahwa Prabowo terlibat, atau minimal punya
kepentingan besar di balik Reuni 212. Ini ditunjukkan
ketika ia marah-marah ke media yang dianggap
mengecilkan jumlah massa yang mengikuti acara. Juru
Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-
Sandiaga, Ferdinand Hutahaean menilai karena isi berita
seperti itu patut diduga pembuat tabloid ini
berasosiasi dengan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Polisi mengatakan konten tabloid Indonesia
Barokah, yang dipermasalahkan Badan Pemenangan Nasional
(BPN) Prabowo-Sandi, merupakan ranah Dewan Pers. Polri
akan menangani masalah tersebut bila Dewan Pers
menyatakan ada dugaan pelanggaran pidana atas konten
Indonesia Barokah.
Menurut analisa penulis, kepolisian dalam
menangani laporan konten tabloid Indonesia Barokah
sangat menunjukkan kehati-hatian. Hal tersebut tidak
terlepas dari karakteristik secara politis dan
ideologis, Indonesia merupakan negara kesatuan, namun
secara rasional, tidak akan ada yang mengingkari bahwa
masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat
heterogen, majemuk, plural. Isu-isu yang belum terbukti
kebenarannya dalam konten tabloid Indonesia Barokah
dapat memecah belah persatuan ketika tidak mendapatkan
penanganan yang tepat.
Agenda abadi kehidupan berbangsa dan bernegara
yang terdiri dari masyarakat yang sangat mejemuk ini,
adalah persoalan bagaimana mempersatukan seluruh
masyarakat agar tetapi dalam satu bingkai negara
kesatuan yang utuh. Penegakan hukum yang ditopang
dengan aparat penegak hukum yang memiliki pikiran
kreatif dan komitmen moral, terlepas dari belenggu
dogmatisme, formalisme dan legalisme merupakan
prasyarat utama terwujudnya penegakan hukum yang adil.
Ciri khas dari aliran Neo Klasik adalah adanya
pelunakan atau perubahan pada doktrin kehendak bebas.
Kebebasan kehendak untuk memilih dapat dipengaruhi
patologi (ketidakmampuan untuk bertindak), premeditasi
(niat yang dijadikan ukuran kebebasan kehendak),
pengakuan tentang situasi, lingkungan, dan keadaan
mental individu. Perubahan doktrin tanggung jawab
sempurna, menjadi tanggung jawab sebagian, seperti
kegilaan, kedunguan, usia, juga dimasukkannya
persaksian, dan keterangan ahli di dalam acara
pengadilan untuk menentukan besarnya tanggung jawab
terhadap terdakwa, untuk mampu memilih antara benar dan
yang salah. Salah satu karakteristik dari teori neo
klasik adalah menggalakkan expert testimony (testimoni
ahli). Hal tersebut dilakukan agar pidana hanya
diberikan kepada orang yang bersalah (asas
culpabilitas; tiada pidana tanpa kesalahan). Kepolisian
dalam mensikapi adanya laporan terkait Tabloid
Indonesia Barokah berupaya untuk melibatkan para ahli
terkait pelaksanaan Pemilu ataupun Pers, seperti
Bawaslu dan Dewan Pers. Keputusan tersebut dilakukan
agar para ahli di bidangnya tersebut dapat memastikan
bahwa keberadaan Tabloid Indonesia Barokah memenuhi
unsur pidana. Tindakan yang dilakukan kepolisian dengan
melibatkan Dewan Pers dan Bawaslu merupakan langkah
yang tepat untuk mendapatkan pertimbangan-pertimbangan
matang dari pihak yang kompeten dan bertanggung jawab
terkait peredaran Tabloid Indonesia Barokah sebelum
melakukan penyidikan. Hal ini dikarenakan adanya
kesadaran bahwa kesalahan dalam penanganan kasus
Tabloid Indonesia Barokah dapat membawa polemik
berkepanjangan dan mengancam situasi keamanan
masyarakat.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Polri dalam penanganan kasus tabloid Indonesia
Barokah berusaha untuk tetap menjaga netralitas
dalam Pemilu 2019. Netralitas dan keinginan untuk
menegakkan hukum yang berkeadilan diwujudkan dalam
pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan untuk
mendapatkan bukti-bukti bahwa konten dalam tabloid
Indonesia Barokah memenuhi unsur pidana. Sikap
profesionalisme Polri dalam melibatkan Dewan Pers
dan Bawaslu merupakan perwujudkan teori neo-klasik
yang bertujuan untuk menjaga keserasian antara
penegakan hukum dan perlindungan kepada masyarakat.

B. Saran
Penegakan hukum yang dilakukan oleh Polri,
tidak sekedar menurut katakata hitam putih dari
hukum pidana, tetapi di harus melakukan penafsiran
dan mengaktualisasikannya dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya sebagai penyidik untuk mewujudkan
tujuan sosial dan hukum.
Pembaruan hukum pidana (formil), Polri dapat
mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan, dengan
tetap melakukan tugas-tugas penegakan hukum
(penyidikan) dengan melibatkan elemen-elemen penting
lain guna mendapatkan bukti terjadinya suatu tindak
pidana.
DAFTAR PUSTAKA

Muladi dan Barda Nawawi Arief. 2002. Teori-Teori dan


Kebijakan Hukum Pidana. Bandung: Alumni.

Nawawi Arief, Barda, 1994, Beberapa Aspek Perkembangan


Ilmu Hukum Pidana (Menyongsong GenerasiBaruHukum
Pidana Indonesia), Pidato Pengukuhan Guru Besar
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang, 25
Juni 1994.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999


tentang Pers.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian


Republik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017


tentang Pemilihan Umum.

Anda mungkin juga menyukai