KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH :
1. Adyadaffa Bagas W (216131030)
2. Andi Muhammad Afdhal (216131040)
3. Nofita Humairah (216131043)
4. Tekad Wicaksono (216131050)
Soekarno mengusulkan gagasan dasar negara pada tanggal 1 Juni 1945. Gagasan dasar negara
yang dikemukakan sebagai berikut:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau Peri Kamanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan yang Berkebudayaan
Sidang BPUPKI yang dilaksanakan pada kurun waktu 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945 belum
menetapkan ketiga usulan rumusan dasar negara tersebut menjadi sebuah dasar dalam negara
Indonesia. Pada saat itu pula dibentuk panitia yang beranggota sembilan orang yang dikenal
dengan sebutan “Panitia Sembilan” dengan anggotanya sebagai berikut:
1) Ir. Soekarno
2) H. Agus Salim
3) Mr. Ahmad Soebardjo
4) Mr. Muhammad Yamin
5) Drs. Muhammad Hatta
6) Mr. AA. Maramis
7) Kh. Wachid Hasyim
8) Abdul Kahar Muzakkir
9) Abi Kusno Tjokrosujos
Panitia sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil
merumuskan naskah Rancangan Pembukaan UUD yang kemudian dikenal dengan Piagam
Jakarta (Djakarta Center) yang berisi, sebagai berikut:
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk- pemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Cyberbullying
Adalah tindakan perundungan yang terjadi di media sosial, game online dan berbagai
platform yang menyediakan kolom untuk chatting. Penyebab terjadinya cyberbullying adalah
ingin terlihat kuat dimata orang lain, rendahnya literasi sila ke-2 menimbulkan kebebasan
berpendapat sehingga tidak mempedulikan etika dan nilai moral.
2. Tutur bahasa
Kurangnya kesadaran akan pentingnya menghormati martabat dan harga diri setiap
individu. Faktor emosi, seperti kemarahan atau frustasi juga bisa menjadi pemicu bertutur
kata kasar. Selain itu lingkungan sosial dan budaya juga memainkan peran. Jika seseorang
tumbuh dalam lingkungan bertutur kata kasar yang dianggap biasa atau bahkan diterima, hal
ini dapat membentuk norma perilaku yang tidak memprioritaskan nilai-nilai kemanusiaan
dan adab dalam berkomunikasi.
Kurangnya pendidikan tentang pentingnya komunikasi yang santun dan penuh
penghargaan terhadap orang lain juga dapat berkontribusi terhadap perilaku berbahasa yang
kasar. Maka dari itu dengan memahami nilai sila ke-2 dan menjunjung tinggi kemanusiaan
serta adab dalam berbicara kita dapat membangun hubungan sosial yang diinginkan pada
nilai dan makna yang tercantum di sila ke-2.
Daftar Pustaka
https://hellosehat.com/mental/bahaya-cyber-bullying/
https://kaltimpost.jawapos.com/kolom-pembaca/27/12/2022/sila-kedua-sebagai-filter-di-era-
digital