1.
2. Mohammad Bagus Eriyanto ( 171240000713 )
3. Ahmad Fahmi ( 171240000642 )
4. Yehezkiel Dany Prabowo ( 171240000721 )
5. Muhammad Afif Ashar ( 171240000724 )
6. Muhammad Yusrul Hana ( 171240000727)
7.
8.
9.
10.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya
makalahyang berjudul “NU DAN DEMOKRASI” ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KE-NUan.
Dalam makalah ini membahas tentang NU DAN DEMOKRASI.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, tapi penyusun telah melakukan yang terbaik dalam penulisannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan positif bagi kita semua.
Penyusun
Daftar Isi
A. Latar Belakang
NU adalah organisasi keagamaan sekaligus organisasi kemasyarakatan
terbesar dalam lintasan sejarah bangsa Indonesia, mempunyai makna penting
dan ikut menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia, NU lahir dan
berkembang dengan corak dan kulturnya sendiri. Sebagai organisasi berwatak
keagamaan Ahlussunnah Wal Jama'ah, maka NU menampilkan sikap
akomodatif terhadap berbagai madzhab keagamaan yang ada di sekitarnya. NU
tidak pernah berfikir menyatukan apalagi menghilangkan mazdhab-mazdhab
keagamaan yang ada. Dan sebagai organisasi kemasyarakatan, NU
menampilkan sikap toleransi terhadap nilai-nilai lokal. NU berakulturasi dan
berinteraksi positif dengan tradisi dan budaya masyarakat lokal. Dengan
demikian NU memiliki wawasan multikultural, dalam arti kebijakan sosialnya
bukan melindungi tradisi atau budaya setempat, tetapi mengakui manifestasi
tradisi dan budaya setempat yang memiliki hak hidup di Republik Indonesia
tercinta ini.
Sebagai warga negara Indonesia, terkhusus sebagai warga Nahdlatul
‘Ulama alangkah baiknya kita mengetahui lebih dalam mengenai apa itu
Nahdlatul ‘Ulama. Banyak hal yang bisa kita temukan dan kita kaji dalam
perkembangan organisasi ini sehingga kita dapat memetik segala hikmah
kebaikan yang bisa dijadikan motivasi dan semangat untuk kehidupan kita.
Dalam Makalah ini, penulis akan mencoba menguraikan sedikit tentang apa itu
Nahdlatul ‘Ulama, bagaimana sejarah terbentuknya dan apa saja ajaran/pokok
pikiran yang mendasar di Nahdlatul ‘Ulama ini.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian Demokrasi
2. Peran Nahdlatul Ulama’ Dalam Pembentukan Negara Republik Indonesia
3. Demokrasi di Indonesia
4. NU Menerima Demokrasi
5. Prinsip-prinsip NU dalam bidang politik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah
hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik
secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan,
dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas
dan setara.
E. NU Menerima Demokrasi
Setelah Reformasi bergulir, para kyai NU tidak sekedar ikut-ikutan
dalam euvoria runtuhnya orde baru seperti yang dilakukan oleh orang-orang
yang anti otoriter. Para kyai sangat berhati-hati dalam memilih sistem yang
akan diterapkan dalam negara Indonesia, yang sekiranya tidak menjurus pada
disintegrasi bangsa, namun juga sekira tidak menyalahi dalam aturan Islam.
Dalam penutupan Bahtsul Masail FMPP (Forum Musyawarah Pondok
Pesantren) tahun 2013 yang lalu di PP Manbaul Maarif Denanyar Jombang,
yang dihadiri oleh dari Kediri, KH Nurul Huda Jazuli, salah seoarang gus
Denanyar bernama Gus Muhaimin berkisah:
Dalam pandangan Aswaja, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh
suatu negara. Persyaratan itu adalah:
Menurut ayat di atas, syura merupakan ajaran yang setara dengan iman
kepada Allah (iman billah), tawakal, menghindari dosa-dosa besar
(ijtinabul kaba'ir), memberi ma'af setelah marah, memenuhi titah ilahi,
mendirikan shalat, memberikan sedekah, dan lain sebagainya. Seakan-akan
musyawarah merupakan suatu bagian integral dan hakekat Iman dan Islam.
2. Al-'Adl (Keadilan)
3. Al-Hurriyyah (Kebebasan)
Kelima prinsip di atas beserta uraian derivatifnya dalam era sekarang ini
lebih menyerupai Hak Asasi Manusia (HAM).
Berkaitan dengan prinsip-prinsip Aswaja di atas, Prof. DR. KH. Said Agil
Siraj, MA, dalam artikelnya yang berjudul Doktrin Aswaja Di Bidang
Sosial dan Politik, menyatakan bahwa Aswaja tidak memiliki patokan
yang baku tentang negara. Suatu negara diberi kebebasan menentukan
bentuk pemerintahannya, bisa demokrasi, kerajaan, teokrasi ataupun
bentuk yang lainnya. Aswaja hanya memberikan kriteria (syarat-syarat)
yang harus dipenuhi oleh suatu negara. Sepanjang persyaratan tegaknya
negara tersebut terpenuhi, maka negara tersebut bisa diterima sebagai
pemerintahan yang sah dengan tidak mempedulikan bentuk negara
tersebut. Sebaliknya, meskipun suatu negara memakai bendera Islam,
tetapi di dalamnya terjadi banyak penyimpangan dan penyelewengan serta
menginjak-injak sistem pemerintahan yang berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, maka praktik semacam itu tidaklah dibenarkan dalam Aswaja.
Berikut kutipannya:
"Pertanyaan :
Apakah nama negara kita menurut syara’ agama Islam?
Jawaban :
Sesungguhnya negara kita Indonesia dinamakan “negara Islam”
karena telah pernah dikuasai sepenuhnya oleh orang Islam.
Walaupun pernah direbut oleh penjajah kafir, tetapi nama negara
islam tetap selamanya.
Keterangan diambil dari kitab Bughyatul Mustarsyidin karangan Sayed
Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar atau dikenal dengan
Syeikh Ba’lawi, pada bab Hudnah wal Imamah, redaksinya begini:
كل محل قدر مسلم ساكن به في زمن من اْلزمان يصير دار إسالم تجري عليه أحكامه في: مسألة
ذالك الزمان ومابعده وإن انقطع امتناع المسلمين باستيالء الكفار عليهم ومنعهم من دخوله
وإخراجهم منه وحينئذ فتسميته دار حرب صورة الحكما فعلم أن أرض بتاوي وغالب أرض جاوة
دار إسالم الستيالء المسلمين عليها قبل الكفار
Kesimpulan
Daftar Pustaka
http://www.muslimedianews.com/2014/05/mengapa-kyai-kyai-nu-menerima-
demokrasi.html
http://www.muslimedianews.com/2013/10/inilah-pandangan-nu-tentang-
dasar.html
http://www.kholidintok.net/2017/04/peran-nu-dalam-membentuk-dasar-
negara.html
http://www.nu.or.id/post/read/64734/bunyi-komitmen-nu-pada-demokrasi-
pancasila-di-muktamar-1967
http://www.pastiaswaja.org/2015/05/demokrasi-dalam-kacamata-aswaja-an-
nahdliyah.html
http://www.nu.or.id/post/read/35390/demokrasi-pemerintahan-islami