KELOMPOK II
ANGGOTA :
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………..
1. Lalar Belakang………………………………………………………………..
2. Rumusan masalah…………………………………………………………….
3. Manfaat dan Tujuan…………………………………………………………...
1. Kesimpulan……………………………………………………………………..
2. Saran……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
PEMBAHASAN
Kemanusiaan yang adil dan beradab, memiliki tiga kata kunci di sini. Yaitu
kemanusiaan, adil, dan beradab. Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu
makhluk berbudi yang memiliki potensi pikir, rasa, krasa, dan cipta karena
berpotensi memiliki (menduduki) martabat yang tinggi. Dengan akal budinya
manuisa berkebudayaan dan dengan budi nuraninya manusia menyadari nilai-nilai
dan norma-norma.Sedangkan adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan
tindakan didasarkan atas norma-norma yang objektif, tidak subjektif apalagi
sewenang-wenang dan otoriter.Beradab sendiri berasal dari kata adab, memiliki arti
budaya yang telah berabad-abad dalam kehidupan manusia. Jadi, beradab berarti
berkebudayaan, bertata kesopanan, berkesusilaan (bermoral). Dengan kata lain
beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan manuisa dalam hubungan dengan
norma-norma, baik terhadap diri pribadi, sesama manusia, terhadap alam, dan sang
pencipta.
Sebagaimana yang telah kita ketahui sila-sila dari pancasila merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, maka di dalam tiap sila terkandung sila-sila
yang lain. Sehingga kemanusiaan adalah kemanusiaan yang berketuhanan yang Maha
Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab berarti
manusia harus diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang sama hak dan
kewajiban-kewajiban asasinya, tanpa menbedakan suku, agama dan kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Karena itu
dikembangkanlah sikap saling mencintai sesama manusia, sikap tenggang rasa serta
sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Dapat diketahui bahwa negara adalah
lembaga kemanusiaan yang diadakan oleh manusia. Maka manusia adalah subjek
pendukung pokok negara.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa negara adalah dari, oleh dan untuk
manusia itu sendiri. Yang pada hakikatnya yang bersatu untuk membentuk suatu
negara adalah manusia dan manusia yang bersatu dalam suatu negara disebut rakyat
sebagai unsur pokok negara, serta terwujudnya keadilan bersama adalah: keadilan
dalam hidup manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Kemanusiaan
yang adil dan beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah
laku manusia yang didasarkan pada potensi budi pekerti dan hati nurani manusia
dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap
diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. Nilai
kemanusiaan yang beradab pada sila ini adalah perwujudan nilai kemanusiaan
sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral dan beragama. Sedangkan nilai
kemanusiaan yang adil mengandung makna bahwa hakikat manusia sebagai makhluk
yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu
pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri,
adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap
lingkungannya serta adil terhadap tuhan yang maha Esa.
Dari penjelasan diatas makna atau nilai yang terkandung dalam sila
kemanusiaan yang adil dan beradab adalah menjunjung tinggi harkat martabat
manusia sebagai makhluk tuhan yang maha Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi
manusia, menghargai atas kesamaan hak dan derajat tanpa menbedakan suku, ras,
keturunan, status sosial maupun agama, mengembangkan sikap saling mencintai
sesama maunsia, tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap sesama manusia, yang
pada intinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Pokok – pokok yang terkandung dalam Sila Ke-2 Pancasila :
1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan.
Artinya, kemanusiaan itu universal.
2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Menghargai hak
setiap warga dan menolak rasialisme.
3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.
Dalam sila kedua pancasila terkandung nilai-nilai yang sarat akan makna.
Berikut nilai-nilai dari sila kedua pancasila:
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab menunjukkan bahwa manusia diakui
dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yang
Maha Esa. Berdasarkan nilai tersebut, dikembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia, sikap tenggang rasa dan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, maka Indonesia menentang segala macam
bentuk eksploitasi, penindasan oleh satu bangsa terhadap bangsa lain, oleh satu
golongan terhadap golongan lain, dan oleh manusia terhadap manusia lain, oleh
penguasa terhadap rakyatnya.
Kemanusian yang adil dan beradab berarti menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusian dan mengajarkan untuk menghormati harkat dan martabat manusia dan
menjamin hak-hak asasi manusia. Nilai ini didasarkan pada kesadaran bahwa manusia
adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya bagian dari seluruh umat
manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat-menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa-bangsa lain.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab membawa implikasi bahwa negara
memperlakukan setiap warga negara atas dasar pengakuan dan harkat martabat
manusia dan nilai kemanusiaan yang mengalir kepada martabatnya.
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang memiliki
potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta. Kemanusiaan terutama berarti sifat manusia yang
merupakan esensi dan identitas manusia karena martabatkemanusiaannya (human
dignity).
Adil terutama mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas
norma-norma yang obyektif; jadi, tidak subyektif apalagi sewenang-wenang.
Beradab berasal dari kata adab yang berarti budaya. Jadi,beradab berarti
berbudaya. Ini mengandung arti bahwa sikap hidup, keputusan, dan tindakan selalu
berdasarkan nila-nilai budaya, terutama norma sosial dan kesusilaan (moral). Adab
terutama mengandung pengertian tata kesopanan, kesusilaan atau moral.Dengan
demikian, beradab dapat ditafsirkan sebagai berdasar nilai-nilai kesusilaan atau
moralitas khususnya dan kebudayaan umumnya.
Jadi, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah kesadaran sikap dan
perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam
hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik terhadap diri
pribadi, sesama manusia,maupun terhadap alam dan hewan.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab secara sistematis didasari dan
dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila
berikutnya. Sila kedua dilambangkan dengan RANTAI. Sila kemanusiaan sebagai
dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan
kemasyarakatan.Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis
bahwa hakekat manusia adalah susunan kodrat rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrat
individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri sendiri
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Pasal 28A sampai Pasal 28I memuat hak-hak asasi manusia. Pasal-pasal itu
lalu ditutup dengan Pasal 28J ayat (1) dan (2) bahwa: (1) Setiap orang wajib
menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.” Ini berarti, pelaksanaan hak asasi harus diiringi dengan
kewajibannya. Pasal 28J ayat (2) merupakan terjemahan dari Pasal 29 ayat (2)
DUHAM, sehingga penyeimbangan antara hak dan kewajiban juga merupakan
ketentuan HAM yang berlaku secara universal. Bunyi dari Pasal 29 ayat(2) DUHAM
adalah: “(2) Dalam menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya, setiap orang
harus tunduk hanya pada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang-
undang yang tujuannya semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
yang tepat terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan orang lain, dan untuk
memenuhi tuntutan moralitas, ketertiban dan kesejahteraan umum dalam suatu
masyarakat yang demokratis.”
Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakekat manusia
sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil.Hal ini
mengandung suatu pengertian bahwa hakekat manusia harus adil dalam hubungan
dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat, bangsa dan
negara, adil terhadap lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Konsekuensinya nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan yang adil dan beradab
adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai atas kesamaan hak
dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial maupun agama.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, tidak
semena-mena terhadap manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
(Darmodihardjo, 1996).
Nilai dasar dari sila kedua mencakup peningkatan martabat, hak, dan kewajiban asasi
warga negara, penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidak adilan dari muka
bumi. Harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Tidak
semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.Gemar
melakukan kegiatan kemanusiaan.Berani membela kebenaran dan keadilan, hormat
menghormati dan bekerjasama dengan bangsa-bangsalain.
Di dalam sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab telah tersimpul cita-cita
kemanusiaan yang lengkap, yang memenuhi seluruh hakekat makhluk
manusia.Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah suatu rumusan sifat keluhuran
budi manusia (Indonesia). Dengan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, maka setiap
warga negara mempunyai kedudukan yang sederajat dan samaterhadap undang-
undang negara, mempunyai hak dan kewajiban yang sama; setiap warga negara
dijamin haknya serta kebebasannya yang menyangkut hubungan dengan Tuhan,
dengan orang-orang seorang, dengan negara, dengan masyarakat, dan menyangkut
pula kemerdekaan menyatakan pendapat dan mencapai kehidupan yang layak sesuai
dengan hak asasi manusia.
Hakekat pengertian di atas sesuai dengan :
2. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab dalam
pembangunan bidang ekonomi
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan
pedoman hidup bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin
dalam masyarakat yang heterogen (beraneka ragam). Pancasila kemudian menjadi
jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.Pancasila lahir bersama dengan lahirnya
bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental
maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain. Setiap
sila Pancasila mengandung nilai-nilai yang menjadi dasar norma dan aturan dalam
kehidupan sehari-hari dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Banyak sekali nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab dan harus kita terapkan, antara lain : Mengakui dan memperlakukan
manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
Berbicara keadilan maka bisa dilihat dari adanya pemerataan hasil pembangunan
ekonomi di Indonesia yang mana pembangunan ekonomi merupakan salah satu pilar
tumbuhnya rezim Orde Baru. Pemerintah Orde Baru bukannya tidak berusaha
mengatasi ketidaksesuaian rencana dan hasil pembangunan ekonomi berupa
ketimpangan dan belum meratanya hasil pembangunan. Sejak Pelita III (1979 – 1984)
terjadi perubahan pokok. Trilogi Pembangunan yang pada mulanya, urutannya ialah
pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas. Kemudian sejak Pelita tersebut diubah
menjadi pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas. Disusul pula dengan pencanangan
dua pokok kebijaksanaan pembangunan, yaitu: (1) mengurangi jumlah penduduk
yang hidup di bawah garis kemiskinan; dan (2) melaksanakan delapan jalur
pemerataan yang meliputi pemerataan pembagian pendapatan, penyebaran
pembangunan di seluruh daerah, kesempatan memperoleh pendidikan, kesehatan,
kesempatan kerja, berusaha, berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan dan
kesempatan memperoleh keadilan.
Wujud nyata dari silaKemanusiaan yang adil dan beradab itu dapat
dipertimbangankan beberapa prinsip pemikiran implementatif dalam bidang ekonomi,
antara lain:
1. Distribusi pendapatan dalam suatu kegiatan usaha sesuai dengan hak dan
kewajiban serta kedudukan masing-masing.
2. Membantu pekerja yang lemah baik melalui bimbingan keterampilan maupun
dalam bentuk material.
3. Gemar memberikan sebagian rezekinya kepada orang lain
4. Mengakui bahwa keberhasilan suatu usaha atas kerja semua pihak
5. Menghormati rekan kerja serta menjamin hubungan baik antara orang-orang yang
terlibat dalam komunitas produsen dengan konsumen.
3. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab dalam
pembangunan sosial budaya
Penerapan sila kedua di dalam lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan
cara adanya lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang memberikan penyuluhan
tentang bagaimana cara hidup bernegara yang baik. Penyuluhan yang dilakukan tidak
hanya dengan cara formil (mengajarkan cara menjadi warga negara yang baik), tetapi
dapat dengan cara-cara seperti gotong royong membersihkan lingkungan, siskamling
dan cara-cara lain yang dapat mengajarkan secara langsung apa artinya tenggang-rasa
antara sesama manusia.
Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi
dewasa ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai
dasar nilai yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai
yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
Selain itu, implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan sosial budaya juga
dapat dipahami dengan pasal 32 ayat 1 dan 2 UUD 1945 yaitu:
Pasal 1
Pasal 2
Dari kedua pasal terebut, dapat kita laihat bahwa dalam membangun social budaya
diperlukan kemanusiaan yang beradab dalam implementasinya di kehidupan
masyarakat adalah dengan menghormati dan memelihara serta mengembangkan
budaya bangsa.
Wujud nyata dari silaKemanusiaan yang adil dan beradab itu dapat
dipertimbangankan beberapa prinsip pemikiran implementatif dalam bidang sosial
budaya, antara lain:
4. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab dalam
pembangunan bidang Hankam
Pemahaman nasionalisme yang berkurang turut menjadikan sila kedua Pancasila
merupakan sesuatu yang amat penting untuk dikaji. Di saat negara membutuhkan
soliditas dan persatuan hingga sikap gotong royong, sebagian kecil masyarakat
terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih mengutamakan kelompoknya,
golongannya bahkan negara lain dibandingkan kepentingan negaranya. Untuk itu
sebaiknya setiap komponen masyarakat saling berinterospeksi diri untuk
di kemudianhari bersatu bahu membahu membawa bangsa ini dari keterpurukan dan
krisis multidimensi.
Dari beberapa butir isi dari sila kedua Pancasila kita dapat merasakan adanya
degradasi (kemunduran) perilaku masyarakat Indonesia.Pada butir pertama kita
diharapkan dapat mengakui dan memperlakukan sesama sesuai dengan harkat
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.Pada era sekarang ini hal ini tampak sangat sulit
sekali ditemui, banyaknya prilaku chaos di dalam masyarakat membuktikan bahwa
butir pertama ini sudah dilupakan.Sama seperti butir pertama, butir-butir dari sila ke
dua Pancasila sudah mulai tidak diperhatikan oleh masyarakat dalam kehidupan
bernegaranya.
Sebagai warga negara kita memiliki kewajiban untuk hidup bernegara sesuai dengan
dasar-dasar negara kita. Perilaku-perilaku yang menyimpang seperti adanya sikap
premanisme yang brutal seperti yang kita lihat dalam kejadian “Kasus
sidang Blowfish di daerah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan” menunjukkan bahwa
perlunya pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat baik itu di jenjang pendidikan
formal ataupun pendidikan berwarganegara di dalam lingkungan masyarakat.
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dapat terwujud salah satunya dengan
adanya sistem pertahanan dan keamanan negara. Oleh karena itu, pembangunan
dalam bidang pertahanan dan keamanan mutlak dilakukan dengan senantiasa
berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam
pembangunan bidang ini dapat dilakukan dengan cara:
5. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab dalam
pembangunan bidang Hukum dan HAM
Alam mengaktualisasikan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab dalam
pembangunan bidang hokum dan hak asasi manusia harus bersumber dari
ketentuan UUD 1945, yaitu:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Alinea keempat :
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara.
PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Sila kedua Pancasila mengandung nilai dan makna yaitu dalam kehidupan
kenegaraan haruslah oleh moral kemanusiaan, saling menghargai dan adil.
b. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan
pedoman hidup bangsa beserta sila-silanya.
c. Implementasi dari sila kedua lebih mengutamakan pada rasa saling
menghargai, tenggang rasa dan keadilan terhadap manusia.
2. SARAN
Sumber :http://nachabu.ilmci.com/6482/08/makna-penerapan-sila-kedua-dalam-
kehidupan-2.aspx
Author : Lukman
https://www.kompasiana.com/ardiishere/sila-ke-2-pancasila-dasar-filosofis-
pengembangan-hakikat-manusia-individu-sosial-dan-
susila_54f3be4f745513992b6c7f61
Author : Christophorus Ardi Nugraha
Date update : 17 Juni 2015
Date Viewed : 28 Februari 2018
Title : Sila ke-2 Pancasila: Dasar Filosofis Pengembangan Hakikat Manusia Individu,
Sosial dan Susila
SUMBER:http://sriwahyuniputriwulandari.blogspot.co.id/2016/11/makalah-
pancasila-sila-ke-2.html