Anda di halaman 1dari 12

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa

Unsur-Unsur Pancasila dalam Kebudayaan Indonesia


Sila 1 ttg KeTuhanan, Maha Esa (aspek religius)
• Masyarakat memiliki kepercayaan animism dan dinamisme yg mempunyai kekuatan
supranatural.
• Manusia memiliki keterbatasan sekalipun sbg mahkluk yg paling mulia.
Sila 2 ttg kemanusiaan, adil, beradab (aspek hukum)
• Sejarah kekuasaan Kerajaan Ho-ling atau Kalingga ttg hukum dan sanksinya
Sila 3 ttg persatuan (aspek nasionalisme)
• Sumpah Amukti Palapa ttg mempersatukan nusantara
Sila 4 ttg kerakyatan, dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dlm permusyawaratan,
perwakilan (aspek politik)
• Kekuasaan: Kedaulatan
• Demokrasi: Musyawarah / perwakilan
• Bentuk bangunan seperti terung, auli, alun- alun
Sila 5 ttg keadilan sosial, seluruh rakyat (aspek sosial)
• Gotong royong, koperasi, mapalus dapat dilihat dlm falsafah hidup masyarakat, misalnya Jawa;
mangan ora mangan sing penting ngumpul, misalnya Minahasa; terkenal dgn slogan Sam
Ratulangie; si tou timou tumou tou, dll
Konsep Dasar Negara
• Rapat BPUPKI 29 mei – 1 Juni 1945
• Diadakan di gedung Chuo Sangi In (Gedung Pancasila :
sekarang)
• Tema Rapat : perumusan dasar negara
1). Moh. Yamin , tanggal 29 Mei 1945 : Konsep asas negara
Lisan
1. Pri kebangsaan
2. Pri kemanusiaan
3. Pri Ketuhanan
4. Pri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
ü Tulisan
• 1. KeTuhanan YME
• 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
• 3. Rasa Pri Kemanusiaan yg adil dan beradab
• 4. Kerakyatan yg dipimpin, dstnya
• 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2). Soepomo, tanggal 30 Mei 1945:
Konsep paham negara melahirkan yg kita kenal dengan paham integralistik. Paham negara
Soepomo sebenarnya tersirat dalam konsep paham negara yg disampaikannya dlm siding
BPUPKI yakni:
1. Persatuan.
2. Mufakat dan demokrasi.
3. Keadilan sosial.
4. Kekeluargaan.
5. Musyawarah

3). Soekarno, tanggal 1 Juni 1945 : asas negara atau dasar negara
• Pancasila:
1. Kebangsaan Indonesia (Nasionalisme).
2. Peri Kemanusiaan (Internasionalisme).
3. Mufakat (demokrasi).
4. Kesejahteraan sosial (sosialisme).
5. KeTuhanan yg berkebudayaan
• Trisila:
1.Sosio-nasionalisme.
2.Sosio-demokasi.
3.KeTuhanan Yang Maha Esa.
• Eka sila: Gotong Royong

4. Panitia Sembilan
Ketua : Ir. Soekarno
Wakil : Drs. Moh. Hatta
Anggota : Mr. Achmad Soebardjo ,Mr. Muhammad Yamin ,KH. Wachid Hasyim
Abdul Kahar Muzakir ,Abikoesno Tjokrosoejoso ,H. Agus Salim ,Mr. A. A. Maramis

Pancasila dalam Piagam Jakarta


1. KeTuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Catatan:
Kegagalan tidak disahkannya Piagam Jakarta sebagai hukum dasar tertulis, disebabkan
karena ada penarikan diri untuk tidak masuk sebagai bagian NKRI jika nanti merdeka dari
kelompok masyarakat yang bukan mayoritas Islam. Selain itu berdasarkan isi dari sila 1
dalam Piagam Jakarta, menunjukkan adanya pergeseran berpikir yang semula berawal dari
keinginan hidup bersama dalam sebuah negara dengan saling mengerti akan perbedaan,
seperti yang dipidatokan oleh Soekarno bahwa philosophische groundslag atau
weltanschauung Indonesia bukan merupakan kompromis tetapi keinginan bersama untuk
mencarinya. Penolakan terhadap Piagam Jakarta menyebabkan BPUPKI mengadakan sidang
yang ke 2 tetapi dengan menggantikan nama menjadi PPK

PPKI (Dokuritsu Junbi Iinkai)


diselenggarakan pada tanggal 10-17 Juli 1945. Tujuan utamanya adalah untuk membuat Hukum
Dasar Tertulis karena Piagam Jakarta gagal disahkan.
Ketua : Ir. Soekarno
Wakil : Moh. Hatta
Penasehat: Ahmad Soebarjo
Hasil Sidang
• Setelah proklamasi tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI memutuskan antara lain:
1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar,
2. Memilih dan mengangkat Ir.Soekarno sebagai presiden dan Drs. M. Hatta sebagai
wakil presiden RI,
3. Membentuk Komite nasional untuk membantu tugas presiden sebelum DPR/MPR terbentuk.
• Berkaitan dengan UUD, terdapat perubahan dari bahan yang dihasilkan oleh BPUPKI, antara
lain:
1. Kata Muqaddimah diganti dengan kata Pembukaan,
2. Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan yang Maha Esa,
3. Pada pembukaan alinea keempat anak kalimat Menurut kemanusiaan yang adil dan beradab
diganti menjadi Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Keterlibatan Orang Kristen dalam Masyarakat
Respon manusia terhadap penugasan Ilahi :
Tanggung jawab Pemberitaan Injil, dan tanggung jawab Sosial. Mengapa?
1. Allah yang hidup adalah Allah atas alam maupun atas agama. Allah atas yg ‘sekuler’ dan
Allah atas yg ‘sakral’. (semua yg diciptakan baik)
2. Allah yg hidup adalah Allah dari alam semesta; seluruh ciptaanNya.

Kebersamaan dalam Perbedaan sebagai Kesepakatan Bersama Menuju


Negara Kesatuan

Pokok bahasan
 Pancasila identitas budaya
 Pancasila identitas pikir bangsa
 Pemikiran dan konsep persatuan, kesatuan
 Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa
Garuda Pancasila sebagai lambang negara

TIK
Menjelaskan peran setiap perwakilan kelompok dan golongan dalam mengambil
keputusan Bersama tentang persatuan dan kesatuan.

 Setiap bangsa manapun di dunia ini pasti memiliki identitas yang disesuaikan
dengan latar belakang budaya masing-masing. Dengan kata lain, budayadapat
membentuk identitas suatu bangsa dalam proses yang dikenal dengan
enkulturasi dan akulturasi.
 Enkulturasi mengarah pada sebuah proses suatu kebudayaan diturunkan dari
satu generasi dan generasi lainnya. Sedangkan akulturasi mengarah pada
pertemuan berbagai budaya yang berbeda, namun perbedaan setiap unsurnya
masih nampak.
 Pancasila sebagai identitas bangsa merupakan konsekuensi dari kedua proses
di atas yang telah berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama.

Indentitas-pikir dan Indentitas Budaya


 Identitas nasional artinya karakteristik atau ciri khusus sebuah bangsa yang tidak
dimiliki oleh bangsa Lain, yang secara filosofis membedakan suatu bangsa dengan
bangsa lainnya. Dalam diagram di atas ditunjukan bahwa Pancasila menjadi salah satu
unsur identitas nasional.
 Identitas bangsa Indonesia ini, yaitu Pancasila dijadikan sebagai identitas-pikir bangsa
dan identitas budaya.
 Pancasila sebagai identitas-pikir bangsa memiliki makna bahwa Pancasila lahir dari
pemikiran yang mendalam dan refleksi historis mengenai Indonesia bukan dari
pertarungan ideologi-ideologi besar, sehingga sebagai identitas-pikir Pancasila menjadi
ciri yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Misalnya manusia
Indonesia adalah manusia yang berketuhanan, sehingga setiap aspek dalam hidup
manusia Indonesia tidak bisa lepas dari konsep-konsep transenden atau konsep
Ketuhanan.
 Identitas budaya atau mengatakan bahwa Pancasila sebagai identitas kultural dapat
ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat Indonesia. Karena
tradisi dan kultur bangsa Indonesia dapat diitelusuri melalui peran agama-agama besar,
seperti: peradaban Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Agama-agama tersebut
menyumbang dan menyempurnakan konstruksi nilai, norma, tradisi, dan kebiasaan-
kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya, konstruksi tradisi dan kultur
masyarakat Melayu, Minangkabau, dan Aceh tidak bisa dilepaskan dari peran peradaban
Islam. Sementara konstruksi budaya Toraja dan Papua tidak terlepas dari peradaban
Kristen
Konsep persatuan dan kesatuan
 Konsep persatuan dan kesatuan Indonesia tidak bisa lepas dari kenyataan bahwa setiap
individu Indonesia memiliki entitas yang berbeda dan beragam dalam hal kepercayaan,
karakter diri, perilaku dan pola pikir.
 Individu-individu yang beragam itu membentuk kelompok masyarakat yang beragam
pula.
 Fakta tersebut menciptakan pluralism dan multikulturalisme atas bangsa ini. Sejarah
Indonesia memang menunjukan bahwa beberapa peristiwa meperdebatkan masalah
pluralism dan multikulturalisme dalam masyarakat Indonesia.
 Dalam proses penyusunan dasar negara sendiri tidak lepas dari
perdebatan sengit antara golongan elite nasionalis netral dan nasionalis agama, namun
sikap elite nasionalis agama, dalam hal ini nasionalis muslim yang merendahkan egonya
demi persatuan Indonesia patut dihargai dan dijadikan pembelajaran berharga masa kini.
 Indonesia merupakan bangsa yang plural dan multikultural. Pluralisme memiliki makna
sebuah pandangan yang mengakui adanya keberagaman. Sedangkan multikultalisme lahir
dari keragaman budaya
 Kesadaran 2 konsep diatas akan membuat Indonesia kuat ketika ada
kekuatan-kekuatan yang hendak menyeragamkan bangsa ini.
 Karena Indonesia merupakan bangsa yang plural dan multicultural, maka konsep
persatuan dan kesatuan bangsa ini terbilang unik.
 Persatuan Indonesia mengandung makna persatuan orang dan wilayahnya. Soekarno
dalam buku Camkan Pancasila (1964, hal.20)
Persatuan antara orang dan tempat, tuan-tuan sekalian, persatuan antara manusia dan
tempatnja!.... Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapat dipisahkan rakjat
dari bumi jang ada dibawah kakinja· Ernest Renan dan Otto Bauer hanja sekedar melihat
orangnja· Mereka hanja memikirkan ,,Gemeinschaft"nja danperasaan orangnja, ,,l's.me et
le desir". Mereka hanja mengingat karakter; tidak
meilgingat tempat, tidak mengingat bumi, bumi jang didiami
manusia itu. Apakah tempat itu? Tempat itu jaitu tanah air.
 Sehingga dapat disimpulkan konsep persatuan Indonesia bukan hanya tentang gabungan
atau bergabungnya kelompok masyarakat indonesia , melainkan konsep geopolitiknya
tetap diperhitungkan.
 Konsep kesatuan indonesia berwujud karena adanya keberagaman. Jika semuanya sama,
misalnya orang Jawa saja maka nilainya hanya satu. Kesatuan dari keberagaman adalah
bagaimana menjalin sistem hubungan saling menghidupi antara yang beragam itu. Satu
kelompok masyarakat di Indonesia tidak akan utuh tanpa adanya kelompok masyarakat
lain.
Pancasila sebagai Alat Pemersatu Bangsa
 Pancasila merupakan pemersatu bangsa. Dengan jelas dalam pembukan buku camkan
Pancasila (hal.65), Soekarno mengungkapkan bahwa “.... dan bahwa Pantja Sila adalah
ketjuali satu Weltanschauung adalah satu alat pemersatu daripada rakjat Indonesia jang
aneka warna ini.
 Pancasila dianggap sebagai alat pemersatu karena berisi cita-
cita dan gambaran tentang nilai-nilai ideal yang akan diwujudkan bangsa ini
 Pancasila melandasi semua aspek dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara Indonesia.
Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara

 Lambang negara menjadi kekuatan yang sangup menghimpun segenap


serpihan sejarah nusantara yang beragam sebagai bangsa yang besar dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Penjelasan umum UU no.24 2009)
 Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal
Ika
 Garuda sebagai lambang negara muncul dalam berbagai kisah, sudah menjadi lambing
kerajaan, seperti Kerajaan Airlangga. Di Bali kisah Garuda melambangkan kebajikan,
pengetahuan, kekuatan, keberanian, kesetiaan dan disiplin. Garuda sebagai kendaraan
dewa Wisnu dipercaya memiliki sikap pemelihara dan penjaga tatanan alam semesta.
 Soekarno memperkenalkan lambing negara Indonesia untuk pertama kalinya dihadapan
khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta, 15 Februari 1950.
 Berdasarkan proses Panjang pembentukannya, maka makna burung
Garuda lambang Negara Indonesia ialah:
 Garuda Pancasila adalah burung Garuda yang sudah dikenal dari mitologi kuno dalam
sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan dewa Wisnu.
 Warna keemas-an melambangkan keagungan dan kejayaan
 Garuda memiliki paruh, sayap, ekor dan cakar yang melambangkan
kekuatan dan tenaga pembangunan
 Semboyan “Bhineka Tunggal Ika” dari Bahasa Jawa Kuno jika diterjemahkan secara
harafiah berarti “beraneka satu itu” yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi
hakikatnya bangsa Indonesia merupaka satu kesatuan.

PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT


a. Pengertian Filsafat
Secara etimologis filsafat merupakan padanan kata Falsafah dan Philosophia yang berarti
kebijaksanaan pengetahuan. Selain itu ada dua ilmuan yang berpendapat tentang
pengertian dari filsafat yaitu, Plato dan Aristoteles.
 Menurut Plato, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran
yang asli dan murni.
 Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmupengetahuan yang senantiasa berupaya
mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada.
b. Ciri Berpikir Filsafat
• Berpikir kritis
• Berpikir sistematis
• Berpikir runtut dan koheren
• Berpikir radikal
• Berpikir komprehensif
c. Percabangan & Pokok-pokok Bahasan dalam Ilmu Filsafat terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Metafisika Yang digolongkan secara:
• Umum : Ontologi dan Kosmologi
• Khusus : Antropologi Metafisik
2. Epistemologi
 Logika
3. Aksiologi
 Etika dan Estetika
d. Pancasila sebagai Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Dalam Imlu Pengetahuan Pancasila telah menjadi cita-cita dan keyakinan
keyakinan (belief system) yg telah menyangkut praktis karena dijadikan landasan bagi
cara hidup manusia atau kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan.
Sebagai suatu Ideologi maka Pancasila memiliki tiga unsur pokok yaitu:

1. Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya


2. Phatos, yaitu penghayatannya
3. Ethos, yaitu kesusilaannya
Dalam Kebudayaan pancasila mengandung nilai-nilai budaya yang menyatukan
masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, budaya, agama, Bahasa
sehingga dapat bersatu menjadi Bangsa yang satu. Nilai-nilai Pancasila merupakan
pengikat sekaligus pendorong dalam usaha menegakkan dan memperjuangkan
kemerdekaan bangsa Indonesia.

Asal Mula dan Substansi Pancasila dikaji dari Pemikiran Aristoteles

Berikut 4 Kausa menurut Aristoteles:


1. Kausa Materialis
Kausa Materialis yaitu kausa tentang material, tentang oleh mana suatu materi itu
terbentuk dan darimana materi itu terbuat. Dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-
nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
2. Kausa Formalis
Kausa Formalis yaitu kausa tentang esensi dari segala sesuatu. Forma menunjuk pada
struktur atau hakekat yang membuat suatu materi berbeda dari materi lainnya. Dalam
hal ini dimaksudkan bagaimana Pancasila itu dibentuk rumusannya seperti yang
terdapat pada Pembukaan UUD 1945.
3. Kausa Efisiensi
Kausa Efisiensi yaitu kausa tentang penggerak atau pelaku yang dapat mengubah satu
materi menjadi materi lain. Dalam hal ini, Pancasila yang merupakan calon dasar
negara telah menjadi Pancasila yang sah sebagai dasar negara sebagai hasil dari
pembahasan dalam sidang-sidang yg dilaksanakan oleh PPKI sebagai pembentuk
negara.
4. Kausa Finalis
Kausa Finalis yaitu kausa tentang untuk apa sesuatu itu ada, atau untuk apa setiap hal
dibuat. Aristoteles mengatakan bahwa kausa finalis adalah kebaikan dari setiap hal.

Menurut Notonagoro, Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan satu kesatuan yang utuh dan
tak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang
saling terkait satu sama lain serta saling berhubungan dan koheren.Sistem Filsafat Pancasila yang
Bulat-Utuh dan Hierarkis-Piramidal. Sistem Filsafat Pancasila yang Bulat-Utuh dan Hierarkis-
Piramidal Kesatuan sila-sila Pancasila digambarkan oleh Notonagoro dengan mengacu pada sila
Ketuhanan Yang Maha Esa (sila pertama) yang berada di puncak pyramidal sebagai basis dari
keempat sila lainnya, dan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (sila kelima)
sebagai alas piramida.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
a. Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 berbunyi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hiklmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Pancasila dalam UUDS
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Peri kemanusiaan.
3. Kebangsaan.
4. Kerakyatan.
5. Keadilam sosial.
Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945
* Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD alinea 1V
* Pancasila sbg Dasar negara
* Pokok pikiran dlm Pembukaan :
• Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasarkan atas persatuan.
• Negara mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Negara Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan atas kerakyatan
dan permusyawaratan / perwakilan.
• Negara Indonesia berdasarkan atas KeTuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan
yang adil dan beradab.

Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD 1945


1. Ketuhanan Yang Maha Esa. Pasal 29
(1) Negara berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiaptiap penduduk untuk memeluk agamanya masing -
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu
Pasal 28E (amandemen)
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkanya, serta berhak kembali.
2 . Kemanusiaan yang adil dan beradab. Pasal 27
(1) Segala Warganegara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan
dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang
3. Persatuan Indonesia.
Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.
(3) Negara Indonesia adalah negara hokum
Pasal 32
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai
budayanya.
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
Penjelasan : negara memajukan budaya nasional, negara juga memelihara kekayaan budaya,
walaupun beragam, namun tetap satu negara.

Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
Penjelasan : bendera Indonesia hanya satu, yaitu merah putih, disemua daerah di Indonesia
semua bendera negara sama yaitumerah-putih, jika bukan, maka itu bukan bendera negara
Indonesia.

Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Penjelasan : bahasa daerah di Indonesia ada banyak, sehingga untuk berkomunikasi dengan
orang dari daerah lain cukup sulit, untuk itu bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu, yang
mempersatukan semua rakyat di Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hiklmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /


perwakilan.Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang¬-Undang Dasar.
(3 )Negara Indonesia adalah negara hokum
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional
4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari
anggaran pendapatan negara.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
Pandangan Kristen tentang Pancasila sebagai Dasar Negara
• Allah adalah sumber objektif pada kosmos moral : Imago Dei;
*Posisi manusia sbg mahkota ciptaan
*Natur manusia sbg makhluk moral, rasional, dan personal yg sepenuhnya bisa memiliki hub. yg
intim dgn Pencipta
*fungsi manusia untuk memerintah bumi (terbatas)
*Tanpa Ke-tuhanan negara akan jatuh

(Implementasi Pancasila sebagai dasar negara)

Menggali sumber yuridis, historis, sosiologis dan politis Pancasila sebagai Dasar Negara

• Sumber Politis: Pada Pasal 1 ayat 1 UUD 1945, terkandung makna Indonesia sebagai negara kesatuan.
Pancasila dalam tataran tertentu merupakan ideologi politik, yaitu mengandung nilai-nilai yang
mewujudkan tata tertib sosial politik yang ideal.

• Sumber Sosiologis: Uraian pokok-pokok moralitas dan haluan kebangsaan-kenegaraan menurut alam
Pancasila (nilai ketuhanan, kemanusiaan universal, nilai etis kemanusiaan yang dapat mempertemukan
berbagai kemajemukan, menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, dan mewujudkan keadilan sosial)
Menggali sumber yuridis, historis, sosiologis dan politis Pancasila sebagai Dasar Negara

- Sumber yuridis: Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara (UU no.12 tahun 2011)

- Sumber Historis: menurut Mahfud MD (2009, 14) berdasarkan penjelajahan historis diketahui bahwa
Pancasila yang berlaku sekarang merupakan hasil karya Bersama dari berbagai aliran politik yang ada di
BPUPKI yang disempurnakan dan disahkan oleh PPKI pada saat negara didirikan.

Argumen tentang Dinamika dan Tantangan dari Pancasila sebagai Dasar Negara
 DI / TII : Usaha mengganti Pancasila sebagai dasar negara menjadi negara berdasarkan pada agama
tertentu, yaitu Islam.

 Nasakom: Nasionalisme, Agama, Komunis yang terinspirasi dari harapan Soekarno untuk menjadikan
Indonesia sebagai negara yang kuat

 P4 (Orde Baru): Pancasila juga mengalami tantangan dengan munculnya gagasan menerapkan

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila berdasarkan ketetapan MPR No.II/MPR/1978.

 Reformasi: Pancasila mengalami dinamika, yaitu sejak masa reformasi belum terlihat adanya
penghayatan dan pengamalan Pancasila yang sesuai harapan. Namun sejak tahun 2004 hingga sekarang,
para akademisi dan pemerhati serta pencinta Pancasila kembali menyuarakan Pancasila sebagai dasar
negara melalui berbagai seminar dan kongres. Implementasi Prinsip-prinsip yang terdapat dalam
Pancasila sebagai dasar negara

- Bidang Politik : Demokrasi Pancasila berpegang teguh pada prinsip keharmonisan. Pengembangan
politik khususnya di era reformasi ini harus berdasar pada landasan ontologis manusia itu sendir.

- Bidang ekonomi: pengembangan ekonomi berdasarkan Pancasila artinya mengembangkan ekonomi


yang humanistis dan mengandung nilai gotong royong, yang bertujuan demi tercapainya kesejahteraan
rakyat secara luas.

- Bidang hukum: secara normatif, Pancasila merupakan norma fundamen negara sekaligus norma
tertinggi di Indonesia. Sehingga kebijakan hukum nasional yang ada sekarang ini, tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila.

- Bidang sosial budaya: keberagaman masyarakat melalui multikulturalisme menjadi sangat penting
untuk senantiasa dibina, kerukunan juga perlu dirawat. Itu semua dapat terwujud dengan
pengembangan sosial budaya dengan berdasarkan nilai-nilai dalam Pancasila.

- Bidang Pertahanan dan Keamanan: Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab adalah basis moralitas
pertahanan dan keamanan negara. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama jelas disebutkan
beberapa poin penting yaitu memperhatikan dasar kemanusiaan:

a. Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa

b. Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan

Anda mungkin juga menyukai