Anda di halaman 1dari 23

JURU MAKALAH IDEOLOGI PANCASILA

Kelompok A5 :

Ketua : Arif Satriawan 1811000134

Anggota 1 : Tania Ester Fransisca 1811000026

Anggota 2 Sindy Damayanti 1811000110

Anggota 3 : Nindia ErikaPutri 1811000125

Perbanas Institute Kampus Kuningan Jakarta Tahun 2019


BAB I

PENDAHULUAN

I.I. Latar belakang

Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi
komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan
pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun
1948, serta dituduh membunuh 6 jenderal TNI AD di Jakarta pada tanggal 30 September
1965 yang di kenal dengan peristiwa G30S/PKI. Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah
partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha
melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi
pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948, serta dituduh membunuh 6 jenderal TNI AD di
Jakarta pada tanggal 30 September 1965 yang di kenal dengan peristiwa G30S/PKI. Dan
dimana ideologi komunis merupakan paham yang sangat bertentangan dengan ideology
bangsa Indonesia yaitu ideologi Pancasila.
Pentingnya Pancasila untuk mengatasi komunisme dan pentingnya generasi sekarang
memperkuat ideology bangsa yaitu ideology Pancasila, yaitu dengan menerapakan apa yang
ada dalam Pancasila, pertama, kita harus tetap memiliki keyakinan kepada tuhan dan agama
kita, agar iman kita kuat dan mintalah pada tuhan kita agar selalu melindungi kita dan negara
kita tercinta ini dari segala ancaman dari idiologi yang dapat merusak Pancasila. Kedua,
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, jadi akuilah persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia, saling mencintai sesama manusia,
mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap orang lain, menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, berani membela
kebenaran dan keadilan. Ketiga, Persatuan Indonesia, dengan menjaga Persatuan dan
Kesatuan NKRI, rela berkorban demi bangsa dan Negara, cinta akan Tanah Air, berbangga
sebagai bagian dari Indonesia dan ikut memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, nilai yang terkandung adalah
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, tidak memaksakan kehendak kepada
orang lain, mengutamakan budaya ngariyung atau musyawarah dalam mengambil keputusan
bersama (mufakat) diliputi dengan semangat kekeluargaan. Kelima, Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia, dalam sila ini kita harus bersikap adil terhadap sesama,
menghormati hak-hak orang lain, menolong sesama, menghargai orang lain, melakukan
pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama. Dari nilai-nilai Pancasila di
atas pada intinyaialah bagaimana kita memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila
dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan merupakan rangkaian
kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan yang
beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita. Dengan begitu
idiologi sebesar apapun dan sekuat apapun tidak akan bisa mempengaruhi idiologi kita
Pancasila. Oleh karenanya kita harus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.

I.II. Tujuan
1. Menyadari pentingnya Ideologi bagi suatu bangasa dan negara,
2. Mampu memahami dan melaksanakan pancasila sebagai ideologi negara,
3. Memahami sumber historis,sosiologis,politis tentang pancasila sebagai ideologi
negara.
4. Mengetahui latar belakang masuknya komunis di Indonesia,
5. Memahami sejarah perjuangan Pancasila melawan Kominisme,

I.II. Manfaat Ideologi Pancasila


1. Bagi generasi Millenial
Keberadaan generasi milennials tentunya banyak mengubah pandang hidup mereka
sendiri dari lingkungan yang mereka dapatkan dan pembelajaran yang mereka
lakukan setiap harinya. Kehadiran gadget merupakan salah satu penghambat besar
bagi generasi ini untuk menjalani kesehariannya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Milennials menghabiskan harinya hampir 6 jam didepan gadget atau laptop. Melauli
hal-hal tersebut, mereka bisa saja terjerumus ke hal yang tidak seharusnya dan mereka
melakukan banyak hal yang tidak seharusnya mereka lakukan. Salah satunya adalah
dengan berbicara kotor, menyinggung orang lain, bahkan menyebarkan aib orang di
media tersebut. Tentunya ini sangat menyimpang dengan nila-nilai Pancasila yang
seharusnya menjadi pondasi bagi mereka dalam mengamalkan Pancasila. Sebenarnya
penerapan atau implementasi dari nilai-nilai pancasila jika diterapkan secara
mendalam akan begitu baik walaupun dengan perkembangan zaman yang mungkin
sangat kacau karena semua bangsa Indonesia

bahkan dunia telah tahu bahwa Pancasila sebagai ideologi negara turun temurun
memiliki nilai-nilai luhur yang jika diterakan akan menghindari semua generasi secara
khusus generasi millenials dari penyimpangan perkembangan zaman.jadi, jika kita
bisa menerapkan nilai-nilai pancasila dengan baik dapat meminimalisirkan
penggunaan gadget saat ada acara formal maupun non formal jika perlu,
menggunakan teknologi elektronik secara bijaksana dan terhindari dari berbagai
penyimpangan dan sebagainya. Kemudian, jauh dari itu diterapkan dalam skala
nasional seperti menggunakan jejaring social secara bijaksana tentunya.
2. Bagi kelompok
Untuk memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehngga ancaman berupa penyalahgunaan
narkoba, terorisme, dan korupsi dapat dicegah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Ideologi bagi suatu bangsa dan negara.

Ideologi berasal dari bahasa latin, dari kata idea yang berarti gagasan/ide danlogos yang
berarti ilmu. Jadi, ideologi adalah ilmu yang mempelajari gagasan dan pemikiran atau
pembelajaran yang menggunakan metode.

Jika ideologi kita Liberal, maka undang-undang tidak seperti sekarang. Jika Pancasila diubah
menjadi Sosialis dan Liberalis maka akan terpecah-belah. Ideologi tidak identik dengan
negara saja. Hedonisme ataupun Matrealisme mungkin dimiliki salah satu orang tetapi yang
lain belum tentu. Ideologi Liberalis adalah Ideologi yang tertua. Ideologi Sosialis menurut
Karl Max adalah ideologi yang muncul untuk menghentikan Ideologi Liberalis. Untuk
mempraktekkan Ideologi Sosialis tidak bisa hanya sukarela saja tetapi harus ada kekerasan.
Negara yang menerapkan Ideologi Liberalis akan menimbulkan pajak yang besar.

Tokoh pemikir Indonesia yang mendefinisikan Ideologi:


1. Sastrapratedja
“Ideologi adalah seperangkat gagasan / pemikiran yang berorientasi pada tindakan dan
diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur”
2. Soerjanto
“Ideologi adalah hasil refleksi manusia berkat kemampuannya menjaga jarak dengan
dunia kehidupannya.”
3. Mubyarto
“Ideologi adalah sejumlah doktrin,kepercayaan,dan simbol-simbol sekelompok
masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman kerja untuk
mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu”.

Tokoh pemikir didunia yang mendefinisikan Ideologi


1. Martin seliger
Ideologi sebagai Sistem Kepercayaan
2. Alvin Gouldner
Ideologi sebagai Proyek Nasional
3. Paul Hirst
Ideologi sebagai Relasi Sosial.

Berikut ini beberapa corak ideologi :


a. Seperangkat prinsip dasar sosial politik yang menjadi pegangan kehidupan sosial politik
yang diinkorporasikan dalam dokumen resmi negara.
b. Suatu pandangan hidup yang merupakan cara menafsirkan realitas serta mengutamakan
nilai tertentu yang memengaruhi kehidupan sosial, politik, budaya.
c. Suatu model atau paradigma tentang perubahan sosial yang tidak dinyatakan sebagai
ideologi, tetapi berfungsi sebagai ideologi, misalnya ideologi pembangunan.
d. Berbagai aliran pemikiran yang menonjolkan nilai tertentu yang menjadi pedoman
gerakan suatu kelompok (Sastrapratedja, 2001: 45-46)

Fungsi ideologi sebagai berikut:


a. Struktur kognitif; keseluruhan pengetahuan yang dapat menjadi landasan untuk
memahami dan menafsirkan dunia, serta kejadiankejadian di lingkungan sekitarnya.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan
tujuan dalam kehidupan manusia.
c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah
dan bertindak.
d. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya
e. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuan.
f. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,menghayati serta
memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung
di dalamnya (Soerjanto, 1991: 48).

Untuk mengetahui posisi ideologi Pancasila di antara ideologi besar dunia, maka Anda perlu
mengenal beberapa jenis ideologi dunia sebagai berikut:
a. Marxisme-Leninisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif evolusi
sejarah yang didasarkan pada dua prinsip; pertama, penentu akhir dari perubahan sosial
adalah perubahan dari cara produksi; kedua, proses perubahan sosial bersifat dialektis.
b. Liberalisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kebebasan
individual, artinya lebih mengutamakan hak-hak individu.
c. Sosialisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kepentingan
masyarakat, artinya negara wajib menyejahterakan seluruh masyarakat atau yang dikenal
dengan kosep welfare state.
d. Kapitalisme; suatu paham yang memberi kebebasan kepada setiap individu untuk
menguasai sistem pereknomian dengan kemampuan modal yang ia miliki
(Sastrapratedja, 2001: 50 – 69).

B. Sumber-sumber Pancasila Sebagai Ideologi Negara :


1. Sumber Historis Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno
b. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno
c. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Habibie
d. Pancasila sebagai Ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Abdurrahman
Wahid
e. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Megawati
f. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY)
2. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
c. Sila Persatuan Indonesia
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
3. Sumber Politis Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
c. Sila Persatuan Indonesia
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara


1. Hakikat Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Dimensi realitas
b. Dimensi idealitas
c. Dimensi fleksibilitas
2. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara
b. Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai
dengan sila-sila Pancasila
Bab III

Laporan Kunjungan Museum Pancasila

Dari kunjungan kami kemarin ke Museum Pancasila banyak pelajaran –pelajaran penting
dalam sejarah yang dapat kita pelajari terutama tentang kejadian sebelum, sesaat, dan sesudah
pemberontakan Gerakan 30 September PKI (G30SPKI). Tetapi saat ini banyak sekali remaja-
remaja yang sudah tidak peduli lagi dengan sejarah, bahkan saat kami mengunjungi ke
museum tersebut sangat sepi sekali padahal fasilitas ditempat tersebut sudah bagus, seperti
sudah diberikan mesin pendingin pada ruangan-ruangannya. Tetapi sebagian dari kelompok
kami juga baru tau tempat tersebut.

Disana terdapat sejarah awal mula hingga setalah terjadi pemberontakan G30SPKI, dan juga
banyak sekali pemberontakan-pemberontakan yang terjadi. Berikut beberapa peristiwa yang
terjadi di beberapa daerah di Indonesia yang terjadi sebelum G30SPKI:

 Peristiwa Tiga Daerah (4 November 1945)

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, kelompok komunis bawah tanah mulai


memasuki organisasi massa dan pemuda seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API) dan
Angkatan Muda Repubilik Indonesia (AMRI). Dengan menggunakan organisasi massa,
orang-orang komunis memimpin aksi penggantian pejabat pemerintah di tiga kabupaten
Karesidenan Pekalongan yang meliputi Brebes, Tegal dan Pemalang.

 Pemberontakan PKI di Madiun ( 18 September 1948)

Pada saat Pemerintah dan Angkatan Perang memusatkan perhatian untuk menghadapi
Belanda, PKI melakukan pengkhianatan yang didahului dengan kampanye menyerang politik
pemerintah, aksi teror, mengadu domba kekuatan bersenjata dan sabotase di bidang ekonomi.
Dini hari tanggal 18 September 1948 PKI mengadakan pemberontakan di Madiun. Sejumlah
tokoh militer, pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat dibunuh. Di gedung Karesidenan
Madiun PKI mengumumkan bcrdirinya “Soviet Republik Indonesia” dan pembentukan
Pemerintah Front Nasional.
 Pembunuhan di Kawedanan Ngawen (Blora) (20 September 1948)

Pada tanggal 18 September 1948 Markas Kepolisian Distrik Ngawen (Blora) diserang oleh
pasukan PKI. Dua puluh empat orang anggota polisi itu ditahan dan tujuh orang yang masih
muda dipisahkan. Kemudian datang perintah dari Komandan Pasukan PKI Blora agar mereka
dihukum mati

 Peristiwa Tanjung Morawa (16 Maret 1953)

Pada tahun 1953 Pemerintah RI Karesidenan Sumatera Timur merencanakan untuk mencetak
sawah percontohan bekas perkebunan tembakau di desa Perdamaian, Tanjung Morawa. Akan
tetapi rencana itu ditentang oleh penggarap liar yang sudah menempati areal tersebut. Pada
tanggal 16 Maret 1953 pemerintah terpaksa mentraktor areal tersebut dengan dikawal oleh
sepasukan polisi. Ketika itulah massa tani yang didalangi oleh Barisan Tani Indonesia (BTI)
orma PKI, melakukan tindak brutal.

 Kampanye Budaya PKI (25 Maret 1963)

Tidak hanya dibidang politik yang ingin dikuasai oleh PKI tetapi juga bidang Iain seperti
sastra dan budaya. Salah satu usaha yang dilaksanakan oleh Lembaga Kebudayaan Rakyat
(Lekra) bersama semua lembaga yang ada di bawahnya adalah memasukan komunisme ke
dalam seni dan sastra, mempolitikan budayawan dan mendiskreditkan lawan. Pada tanggal 22
sampai 25 Maret 1963 diselenggarakan Konferensi Nasional I Lembaga Sastra Indonesia di
Medan.

 Rongrongan PKI terhadap ABRI (1964 -1965) .

Kampanye anti ABRI, khususnya TNI-AD berlatar belakang pada kecemburuan PKI karena
ABRI berhasil membendung pengaruh PKI dikalangan rakyat. Berbagai macam cara
kampanye anti ABRI telah dilakukan PKI seperti tuduhan, isyu, provokasi, fitnah politik, dan
Iain-Iain. Sejak tahun 1964 PKI dengan “Ofensif Revolusionernya” secara gencar menyerang
ABRI seperti tuntutan pembubaran aparat teritorial dan puncaknya isyu Dewan Jenderal
1965.
 Peristiwa Kanigoro (13 januari 1965)

Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Kras, Kedtri, tanggal 13 Januari 1965, dimana para peserta
Mental Training Pelajar Islam Indonesia Jawa Timur diserang oleh masssa Pemuda Rakyat
(PR) dan Barisan Tani Indonesia (BTI).

 Peristiwa Bandar Betsy (14 Mei 1965)

Untuk menggagalkan rencana pemerintah di bidang landreform, PKI dan organisasi


massanya melancarkan aksi sepihak yakni menguasai secara tidak syah tanah negara di
beberapa tempat. Salah satu di antaranya di Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Karet IX
Bandar Betsi, Pematangan Siantar. Pada tanggal 14 Mei 1965, kurang lebih 200 anggota
Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Rakyat (PR), dan Gerakan Wanita Indonesia
(Gerwani) menanami secara liar tanah perkebunan karet tersebut.

 Pawai Ofensif Revolusioner PKI di Jakarta (23 Mei 1965)

Setelah merasa dirinya kuat, PKI mulai melancarkan ofensif revolusioner yang bertujuan
untuk menggalang dan mempengaruhi massa agar berpihak kepadanya. Bentuk unjuk
kekuatan itu ialah aksi kekerasan. aksi terror tuntutan pembentukan Kabinet Nasakom dan
Angkatan Kelima dan sebagainya. Salah satu unjuk kekuatan itu ialah penyelenggaraan rapat
raksasa di Stadion Utama Senayan tanggal 23 Mei 1965 dalam rangka peringatan ulang tahun
ke-45 PKI.

 Penyerbuan Gubernuran .lawa Timur (27 September 1965)

Salah satu usaha mendiskreditkan aparatur pemerintah telah dilakukan PKI terhadap
Gubernur Jawa Timur. Dengan dalih akan menyampaikan resolusi tuntutan penurunan harga
9 bahan pokok..

Sehabis bagian- bagian pemberontakan tersebut kita melewati bagian sejarah terjadinya
G30SPKI, seperti:
 Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan

Pada bulan September 1965 ketua CC PKI D.N Aidit memerintahkan Syam Kamaruzaman
Pimpinan Biro Khusus untuk menyusun suatu rencana pemberontakan. Syam mengadakan
rapat sebanyak 16 kali dengan Pono dan Waluyo anggota Pimpinan Biro Khusus Pusat,
Kepala Biro Khusus Daerah dan oknum-oknum ABRI yang sudah dibina PKI.

 Latihan Sukarelawan di Lubang Buaya 5 Juli – 30 September

Untuk persiapan melancarkan pemberontakan, PKI mengadakan latihan kemiliteran


bagi para anggotanya. Dalih yang dipakai ialah melatih para sukarelawan dalam rangka
konfrontasi terhadap Malaysia. PKI menuntut agar pemerintah membentuk Angkatan kelima
dengan mempersenjatai buruh dan tani. Anggota-anggota yang dilatih berjumlah kurang lebih
3700 orang terdiri atas anggota-anggota Pemuda Rakyat (PR), Gerakan Wanita Indonesia
(Gerwani) dan organisasi massa PKI lainya di Lubang Buaya.

 Penculikan Men/Pangad Letjen TNI A. Yani (1 Oktober 1965)

Pukul 02.30 tanggal 1 Oktober 1965) pasukan penculik G.30.S/PKI sudah berkumpul di
Lubang Buaya. Pasukan dengan nama Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief. Pasukan
penculikan Men/Pangad Letjen TNI A. Yani memakai seragarn Cakrabirawa tiba disasaran
pukul 04.00 dan berhasil melucuti regu pengawal. Kemudian segera membawa ke kawasan
Lubang Buaya

Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)

Dini hari tanggai 1 Oktober 1965 gerombolan G.30.S/PKI menculik 6 pejabat teras TNI AD
dan seorang perwira pertama. Di Lubang Buaya tubuh mereka dirusak dengan benda-benda
tumpul dan senjata tajam yan masih hidup disiksa satu demi satu kemudian kepalanya
ditembak. Sesudah disiksa para korban dilemparkan kedalam sumur tua sempit. Penyiksaan
dan pembunuhan itu dilakukan oleh anggota Pemuda Rakyat (PR), Gerakan Wanita Indonesia
(Gerwani) dan ormas-ormas PKI lainnya

.
 Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)

Panglima Kostrad Mayjen TNI Seoharto rnengeluarkan perintah untuk segera mengamankan
Lapangan Udara Halim Perdanakusuma mengingat kekuatan G.30.S/PKI berpusat
dipangkalan tersebut.Pasukan yang akan melaksanakan tugas pengamanan terdiri atas 1 Yon
RPKAD, 1 Yon Para Kujang Siliwangi yang diperkuat 1 kompi panser. Pasukan bergerak
pukul 03.00 tanggal 2 Oktober 1965 dari Markas Kostrad menuju Lapangan Udara Halim
Perdanakusuma dari arah timur. Mereka tiba dilempat sasaran pukul 06.00 pagi tanggal 2
Oktober 1965. Lapangan Halim Perdanakusuma dijaga oleh Yon 454/Diponegoro yang
diperalat G.30.S/PKI. Beberapa orang anggota RPKAD berhasil menyusup sampai ketempat
parkir pesawat-pesawat terbang, sedang anggota lainya sudah berada didepan Yon 454.
Dengan gerakan pendadakan, maka pasukan RPKAD dan Kujang berhasil melumpuhkan
pasukan Yon 454. Pukul 06.10 Halim berhasil dikuasai oleh RPKAD dan Yon Para Kujang
dan gerakan selanjutnya ialah menguasai Lubang Buaya.

Setelah kejadian pemberontakan yang dilakukan oleh PKI:

 Pengangkatan Jenazah (4 Oktober 1965)

Setelah menguasai Halim Perdanakusuma, pasukan RPKAD melanjutkan gerakan ke Lubang


Buaya. Setelah daerah iu diamankan, mulai melakukan pencarian jenazah perwira-perwira
TNI-AD yang diculik oleh gerombolan G.30.S/PKI. Sore hari tanggal 3 Oktober 1965
diperolah pentunjuk dari anggota POLRI yang pernah ditawan oleh gerombolan G.30.S/PKI.
la memberitahu bahwa perwira-perwira tersebut jenazahnya dikubur di sekitar tempat
pelatihan musuh.

 Tindak Lanjut Pelarangan Partai Komunis Indonesia (26 Juni 1982)

Pada tanggal 12 Maret 1966, Partai Komunis Indonesia berikut semua organisasinya yang
seazaz/berlindung/bernaung dibawahnya, dibubarkan oleh Ketetapan MPRS No.
XXV/MPRS/I966. Untuk mengantisipasi munculnya bahaya laten komunis, berdasarkan
Intruksi Presiden No. 10 tahun 1982, Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
(Kopkamtib) berkerja sama dengan Lembaga Pertahanan Nasional mengadakan Penataran
Kewaspadaan Nasional (Tarpadnas). Sejak tanggal 19 September 1991 Tarpadnas diikuti
oleh wakil-wakil pemuda dari 27 Provinsi dan berbagai organisasi massa pemuda.
BAB IV

PENUTUP

IV.I. KESIMPULAN

Peristiwa G30S/PKI yang lebih dikenal dengan peristiwa pemberontakan yang


dilakukan PKI,bertujuan untuk menyebarkan paham komunis di Indonesia.Pemberontakan ini
menimbulkan banyak korban, dan banyak korban berasal dari para Jendral AD. Gerakan PKI
ini menjadi isu politik untuk menolak laporan pertanggungjawaban Presiden Soekarno
kepada MPRS.Dengan ditolaknya laporan presiden Soekarno ini,maka Indonesia kembali ke
pemerintahan yang berazaskan kepada pancasila dan UUD 1945. Peristiwa G30S/PKI yang
terjadi di Indonesia telah member dampak negative dalam kehidupan social dan politik
masyarakat.Setelah Supersemar diumumkan,perjalanan politik di Indonesia mengalami masa
transisi. Kepemimpinan Soekarno kehilangan supermasinya. MPRS kemudian meminta
Prtesiden Soekarno untuk mempertanggung jawabkan hasil pemerintahannya, terutama
berkaitan dengan G30S/PKI.Dalam Sidang Umum MPRS tahun 1996,Presiden Soekarno
memberikan pertangggung jawaban pemerintahannya,khusunya mengenai maslah yang
menyangkut peristiwa G30S/PKI.

Disana terdapat sejarah awal mula hingga setalah terjadi pemberontakan G30S/PKI, dan
juga banyak sekali pemberontakan-pemberontakan yang terjadi. Berikut beberapa peristiwa
yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia sebelum G30S/PKI:

 PeristiwaTiga Daerah (4 November 1945)


 Pemberontakan PKI di Madiun( 18 September 1948)
 Pembunuhan di KawedananNgawen (Blora) (20 September 1948)
 PeristiwaTanjungMorawa (16 Maret 1953)
 KampanyeBudaya PKI (25 Maret 1963)
 Rongrongan PKI terhadap ABRI (1964 -1965) .
 PeristiwaKanigoro (13 januari 1965)
 Peristiwa Bandar Betsy (14 Mei 1965)
 PawaiOfensifRevolusioner PKI di Jakarta (23 Mei 1965)
 PenyerbuanGubernuran .lawa Timur (27 September 1965)
Ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu idea dan logos yang berarti gagsan,konsep, dan cita-
cita.Ideologi pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religious bagi bangsa
Indonesia Ideologi pancasila adalah ideology Terbuka. Artinya,Ideologi Pancasila dapat
mengikuti perkembangan yang terjadi pada Negara lain yang memiliki Ideologi yang berbeda
dengan Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

IV.II. SARAN

Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kalian lebih memahami tentang
Pancasila sebagai Ideologi Negara yang lebih mendalam. Mohon permakluman dari
semuanya jika dalam makalah ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa
maupun pemahaman.

IV.III. DAFTAR PUSTAKA

A, Hamid. S. (1991). Pancasila sebagai Ideologi dalam berbagai bidang kehidupan


bermasyarakat dan bernegara. Pusat, Jakarta.

https://www.rmol.co/read/2015/11/27/226109/Pancasila-Penangkal-Paham-Liberalisme,-
Kapitalisme,-dan-Komunisme-

http://mediaindonesia.com/read/detail/163965-nilai-nilai-pancasila-bagi-generasi-milenial-
di-zaman-now

http://shabrina911.blogspot.com/2015/01/contoh-karya-tulis-atau-laporan.html?m=1

https://www.academia.edu/35335600/Penerapan_Nilai-
Nilai_Pancasila_dari_Pengaruh_Teknologi_terhadap_Generasi_Milennials

https://www.google.com/amp/s/amp.rappler.com/indonesia/142700-4-langkah-dunia-cegah-
aksi-terorisme

https://www.kompasiana.com/sri.nuraini/55530d41b67e611308130978/peranan-pancasila-
dalam-menanggulangi-terorisme

https://www.google.com/amp/s/ahmadjurnaidi.wordpress.com/2014/01/02/makalah-
pancasila-sebagai-ideologi-nasional/amp/
IV.IV. LAMPIRAN

 Hasil diskusi kasus serta soal dan jawaban

Kasus Terorisme dan Nilai Pancasila


Senin, 14 mei 2018 08:47
Opini ditulis oleh Syahrul Kirom, M.Phil, Anggota kaukus Aliansi Kebangsaan dan
Alumnus Pascasarjana UGM
TRIBUNJATENG.COM, SEMARNAG - Aksi keji bom bunuh diri terjadi kembali di
Surabaya, Insiden ledakan bom itu terjadi di tiga tempat di Surabaya, Jawa Timur. Diantara
nya ledakan terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya Nomor 1
Kelurahan Baratajaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya. Korban meninggal dinyatakan ada 2
orang (TribunNews, 13 Mei 2018). Tindakan bom bunuh diri itu sangat kita prihatinkan
secara bersama.
Teror yang berarti sebuah ancaman harus dihancurkan, karena berbahaya bagi kehidupan
umat manusia. Ideologi teroris itu terus yang justru membuat umat manusia Indonesia
semakin goyah. Teroris merupakan musuh bersama kemanusiaan, karena tindakan mereka
yang membuat orang lain tidak aman, tidak nyaman, selalu diselimuti rasa ketakutan dan
mengacaukan sistem sosial, dan hukum yang sudah mapan dianut bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai pilar bangsa Indonesia sejatinya harus mampu dipahami oleh seluruh
bangsa Indonesia dan umat Islam di Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
ini tentunya, diharapkan mampu menyelesaikan persoalan terorisme di Indonesia. Pancasila
adalah petunjuk, pandangan hidup masyarakat Indonesia dalam bertindak dan berbuat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pelaku teroris di Indonesia sejatinya tidak mampu memahami nilai-nilai pancasila secara
komprehensif, mereka cenderung mengagungkan ideologinya dengan cara menebar teror.
Cara teror atau kekerasan itulah yang menimbulkan disintegrasi bangsa Indonesia yang sudah
semestinya harus dihancurkan dan dimusnahkan dalam masyarakat Indonesia.
Persoalan munculnya terorisme di Indonesia dapat pula disebabkan karena bangsa Indonesia
melupakan nilai-nilai luhur Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, yang sesungguhnya
mempunyai nilai moral positif sebagai upaya pencegahan terhadap aksi terorisme. Pancasila
tidak pernah diamalkan secara praksis sehingga menumbuh suburkan terorisme. Kalau
bangsa Indonesia ini mampu memahami secara komprehensif nilai-nilai pancasila, maka
tidak mungkin tercipta terorisme. Pancasila adalah penyelamat dan pemersatu bangsa
Indonesia.
Karena itu, untuk mengatasi persoalan terorisme di Indonesia dapat dilakukan dengan jalan
mencegah melalui empat pilar kebangsaan, yakni melalu nilai-nilai pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika serta NKRI, UUD 1945. Merebaknya aksi terorisme saat ini karena manusia
Indonesia tidak mau secara bersungguh-sungguh mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
Bung Karno secara tegas berkata: ” Apabila bangsa Indonesia ini melupakan Pancasila, tidak
melaksanakan dan bahkan mengamalkannya maka bangsa ini akan hancur berkeping-
keping”. Oleh karena itu, manusia Indonesia harus mengimplementasikan seluruh nilai-nilai
pancasila tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila jangan hanya di sebuah wacana saja dan manis di bibir saja, akan tetapi, nilai-nilai
pancasila perlu di ejawantahkan dalam setiap tindakan dan perbuatan manusia Indonesia.
Penanaman dan pemberian pemahaman pancasila menjadi sangat signifikant saat untuk
memerangi aksi terorisme, yang mana mereka telah mengabaikan nilai-nilai pancasila.
Pelaku terorisme saat ini telah menyalahi nilai-nilai pancasila, terutama dalam Dalam sila
Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam sila pertama, setiap warga negara wajib
berketuhanan Yang Maha Esa, sikap saling menghormati dan bekerjasama antar umat
beragama perlu diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai upaya
menjalankan sila pertama dengan tujuan untuk menghindari praktik aksi terorisme dan
kekerasan atas nama agama dengan tujuan menciptakan kerukunan antar umat manusia.
Eksistensi manusia harus berdialog dalam hidup bersama melalui nilai-nilai pancasila yang
pada nantinya akan membawa kedamaiaan, ketenteraman, dan penuh kasih sayang antar
sesama manusia, dengan tujuan agar Tuhan pun mencintai manusia. Jika sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa ini mampu dilaksanakan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegera. Tentunya, aksi terorisme dapat dihindari sejak dini. Pancasila memuat makna
keberagamaan dan kebersamaan yang dapat mencegah aksi terorisme.
Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Sila kedua ini menekankan bahwa setiap
warga negara harus selalu menghargai harkat dan martabat orang lain, tidak boleh berbuat
tercela menghina atau bahkan melakukan ancaman atau teror. Harkat dan martabat manusia
harus dijunjung dengan cara yang adil dan beradab. Pengakuan atas harkat dan martabat
kemanusiaan yakni kedudukan dan derajat yang sama. Saling mencintai sesama manusia.
Sila ketiga, upaya merajut rasa kebangsaan dan cara mengatasi persoalan terorisme harus
dipererat kembali dengan mengimplementasikan sila ketiga atas pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, sehingga aksi terorisme dapat diatasi dengan menggunakan
pemahaman atas sila ketiga, yakni mengedepankan rasa kebangsaan bersama untuk persatuan
dan kesatuan di antara warga negara Indonesia

Pertanyaan

1. Bagaimana peran Pancasila sebagai Ideologi bangsa dalam kasus tersebut


2. Menurut Anda bagaimana upaya yang tepat yang dapat dilakukan pemerintah dalam
mencegah kejahatan terorisme?
3. Menurut Anda mengapa di Indonesia marak terjadi terorisme yang membuktikan
rendahnya kesadaran akan Ideologi Pancasila

Jawaban
1. Sebagaimana yang sempat disinggung di atas, Pancasila kini tengah mengalami
gempuran beragam ideologi yang mengancam eksistensinya. Terlebih di era
globalisasi seperti saat ini, berbagai ideologi saling berebut masuk ke Indonesia guna
menancapkan pengaruhnya, seperti salah satunya adalah ideologi terorisme. Hal
pertama yang di atas mengingatkan kita bahwa Indonesia adalah negara yang
didirikan atas kesepakatan bersama mengenai kehidupan multikultur. Oleh karena itu,
adalah sangat menyalahi aturan jika terorisme dipaksakan ideologinya di Indonesia.
Hal kedua jelas melarang terorisne hadir di Indonesia karena menyalahi aturan
hukum, di mana pemerintah dengan sangat tegas mengecam segala tindakan terorisme
karena berpotensi menimbulkan keresahan dan kedamaian hidup bermasyarakat.
Adapun mengenai hal ketiga, terorisme sudah barang tentu menjauhkan masyarakat
dari cita-cita kehidupan yang damai. Oleh karenanya,sebagai rakyat Indonesia yang
berdasar pada Pancasila, kita harus senantian memegang teguh prinsip persatuan dan
kesatuan dalam kehidupan berangsa dan bernegara.

2. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah dalam mencegah kejahatan terorisme,antara


lain:

Menegakan hukum, berbagi informasi dan data intelijen, pengendalian yang efektif
terhadap area perbatasan, mencegah jaringan teroris dalam menggunakan teknologi
siber termasuk berbagi informasi global melalui Interpol.
Mendorong PBB agar mengambil posisi sebagai pemimpin dan memainkan peranan
yang lebih signifikan dalam mengatasi tindak terorisme, termasuk mencari solusi akar
permasalahan

Melanjutkan finalisasi konvensi komprehensif mengenai terorisme internasional yang


nantinya akan menjadi dasar hukum dalam mengatasi tindak terorisme internasional.

Memperkuat pusat deradikalisasi yang sudah dimiliki .

3. Persoalan munculnya terorisme diindonesia dapat pula disebabkan karena bangsa


Indonesia melupakan niali-nilai luhur Pancasila DAN Bhineka Tunggal Ika, yang
sesungguhnya mempunyai niali moral positif sebagai upaya pencegahan terhadap aksi
terorisme. Pancasila tidak pernah diamalkan secara praktis sehingga menyebabkan
terorisme. Kalau bangsa Indonesia ini mampu memahami secara komprehensif nilai-
nilai pancsila,maka tidak mungkin tercipta terorisme di Indonesia.
 LAMPIRAN II

Dokumentasi observasi Museum Pancasila Sakti . Jalan Raya Pondok Gede


RT.4/RW.12, Lubang Buaya, Cipayung, RT.4/RW.12, Lubang Buaya, Cipayung, Kota Jakarta
Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13810.
 Sepuluh Pahlawan Revolusi  Sumur Maut
 Isi Pancasila

 Pembahasan G30SPKI
 Penyerangan PKI & Di adakannya Pertemuan-pertemuan

Anda mungkin juga menyukai