Anda di halaman 1dari 5

Nama: Aprilia Tri Handayani

NIM: B200210437
Analisis Pengembangan IPTEK di Indonesia berdasarkan Pancasila

Dengan berkembangnya zaman dan berkembangnya IPTEK yang semakin canggih kini.
Begitu banyak dampak yang dirasakan oleh kita, baik negative maupun positif. Contohnya
kita dapat dengan mudah mencari informasi dan bahkan berpendapat mengenai suatu hal dan
lain di media sosial. Media sosial merupakan contoh perkembangan dari IPTEK. Banyak
yang menggunakan media sosial dengan baik namun ada juga yang tidak. Dalam
perkembangan IPTEK ini sebenarnya dapat berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila.
Diantaranya.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: di Indonesia begitu beragam suku dan agama yang
dimiliki. Maka dari itu sikap toleransi harus kita tingkatkan.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab: meskipun saat ini sudah lebih modern tetapi,
kita sebagai manusia harus tetap memiliki adab yang baik. Terutama dalam bermedia
sosial. Janganlah semena-mena dalam menyampaikan pendapat di media sosial,
jangan sampai mendeskriminasi salah satu pengguna media sosial.
3. Persatuan Indonesia : menciptakan persatuan dan kesatuan, jangan sampai kita salah
dalam menggunakan media sosial yang bahkan dapat memecah persatuan dan
kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyarawatan
Perwakilan: tidak ada larangan dalam menggunakan media sosial akan tetapi kita
harus bisa memanfaatkan media sosial secara bijak dan benar.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia: menciptakan keadilan dalam
bersosial di media sosial. Dengan tidak mendeskriminasi sesama pengguna sosial
media.
6. Kita sebagai manusia yang mengikuti zaman, harus bijak dalam menggunakan media
sosial. Karena jika kita salah dalam bertindak di media sosial, yang terkena
dampaknya bukan hanya kita saja melainkan orang lain juga. Media sosial memiliki
jangkaun yang luas bahkan seluruh dunia, oleh karenanya pembatasan dalam
bermedia sosial perlu dilakukan.

Pengembangan IPTEK kini mencapai kemajuan pesat sehingga peradaban manusia


mengalami perubahan yang luar biasa. Perkembangan IPTEK pada saat ini bersentuhan
dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga, di satu pihak dibutuhkan semangat
objektivitas, di lain sisi IPTEK perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam
pengembangannya supaya tidak merugikan umat manusia.
Relasi IPTEK dan budaya merupakan persoalan yang sering kali menimbulkan perdebatan,
meskipun hal tersebut belum berlangsung secara optimal, mengingat keragaman agama dan
budaya di Indonesia itu sendiri. Keragaman tersebut di satu sisi dapat menjadi kekayaan,
tetapi di sisi lain dapat memicu terjadinya konflik dan perpecahan.
Adapun contoh kasus penggunaan IPTEK yang melenceng dari nilai-nilai Pancasila :
 Disaat bom atom dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki dalam Perang Dunia ke-2.
Dampaknya tidak hanya dirasakan warga Jepang saja, melainkan juga menimbulkan
traumatik yang berkempanjangan pada generasi berikutnya. Bahkan menyentuh nilai
kemanusiaan secara universal. Nilai kemanusiaan bukan milik individu atau
kelompok orang atau bangsa semata, tetapi milik bersama umat manusia. Berawal
dari penemuan bom atom jenis baru yang mampu menghancurkan sutau negara,
membuat perang dunia ke-2 menjadi ajang penggunaan bom atom untuk pertama
kalinya dalam peperangan.
 Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Akibatnya ,ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan
ilmu menjadi terbatas. Bahkan hampir diseluruh bidang kehidupan tidak luput dari
kapitalisme.
 Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam
pemgembangan IPTEK, sehingga Indonesia lebih berperan sebagai konsumen
daripada produsen dibandingkan dengan negara-negara lain. Globalisasi juga
membuat budaya Indonesia luntur dan tergantikan dengan budaya barat yang pada
umumnya sangatlah berbeda dengan budaya asli Indonesia. Pengembangan IPTEK
mutlak untuk mewujudkan agar bangsa Indonesia bisa bersaing secara global.
Meskupun begitu, pengembangan IPTEK tidak bisa sepenuhnya berfokus untuk
mengejar kemajuan materiil.
 Konsumenrisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk-produk
teknologi negara lain yang lebih maju IPTEK nya. Pancasila sebagai pengembangan
ilmu baru pada taraf wacana yang belum barada pada tingkat aplikasi kebijakan
negara. Tentu saja konsumenrisme sangat bertentangan dengan budaya Indonesia.
Sangat melencenng dari pribadi masyarakat Indonesia yang notabenenya hidup dalam
kesederhanaan.
 Pragmatisme yang berorientasi pada 3 ciri. Workability (keberhasilan), satisfaction
(kepuasan), dan result (hasil). Ilmu pengetahuan dan teknologi di sekitar kita ibarat
belati bermata 2, di satu sisi IPTEK memberikan kemudahan untuk memecahkan
berbagai persoalan hidup dan kehidupan yang dihadapi, tetapi di pihak lain dapat
membunuh peradaban umat manusia.

Pancasila sangatlah penting digunakan sebagai paradigma pengembangan IPTEK karena,


nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila mengandung hal-hal yang penting
dalam pengembangan IPTEK dan menunjukkan system etika dalam pengembangan IPTEK.
Pancasila telah dijadikan dasar nilai bagi pengembangan IPTEK demi kesejahteraan hidup
masyarakat Indonesia. Pengembangan IPTEK sebagai hasil budaya masyarakat Indonesia
harus didasarkan pada nilai moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Pada
dasarnya sila-sila pada Pancasila merupakan sumber nilai, kerangka pikir, dan dasar moralitas
bagi pengembangan IPTEK.
Pengembangan, penggunaan, dan pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sekarang ini udah
menjadi keharusan. Namun penggunaan yang tanpa tanggungjawab akan menimbulkan hal-
hal negative. Oleh karena itu tak ayal banyak sekali masyarakat Indonesia yang
menyalahgunakan IPTEK. Sastrapratedja (dalam Dikti, 2016) dalam artikelnya mnegaskan
ada 2 peran Pancasila dalam pengembangan IPTEK, yaitu.
1. Pancasila merupakan landasan dari kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan.
Mencakup sebagai berikut:
i) Pengembangan ilmu pengetahuan harus menghormati keyakinan religious
masyarakat karena dapat saja penemuan ilmu yang tidak sejalan dengan keyakinan
religious, tetapi tidak harus dipertentangkan, karena keduanya mempunyai logika
sendiri.
ii) Ilmu pengetahuan diajukan bagi pengembangan kemanusiaan dan dituntun oleh
nilai-nilai etis yang berdasarkan kemanusiaan.
iii) IPTEK merupakan unsur yang “menghomogenisasikan” budaya sehingga
merupakan unsur yang mempersatukan dan memungkinkan komunikasi antar
masyarakat. Membangun penguasaan IPTEK melalui system Pendidikan
merupakan sarana memperkokoh kesatuan dan membangun identitas nasional.
iv) Prinsip demokrasi akan menuntut bahwa IPTEK harus merata ke semua
masyarakat karena Pendidikan merupakan tuntutan seluruh masyarakat.
v) Kesenjangan dalam penguasaan IPTEK harus dipersempit terus menerus hingga
semakin merata, sebagai konsekuensi prinsip keadilan sosial.
a) .
2. Ilmu pengetahuan ditunjukan bagi pengembangan kemanusiaan dan dituntun oleh
nilai-nilai etis yang berdasarkan kemanusiaan.
3. IPTEK merupakan unsur yang membangun dan memperkokoh kesatuan identitas
nasional.
4. Prinsip demmokrasi akan menuntut bahwa penguasaan IPTEK harus merata ke semua
masyarakat karena Pendidikan merupakan tuntutan seluruh masyarakat.
5. Kesenjanngan dalam penguasaan IPTEK harus dipersempit terus menerus hingga
semakin merata, sebagai konsekuensi prinsip keadilan sosial.
Hal kedua yang meletakkan Pancasila sebagai landasan etika pengembangan IPTEK
dapat dirinci sebagai berikut,
 Pengembangan IPTEK terlebih dahulu yang menyangkut manusia haruslah selalu
menghormati martabat manusia, misalnya dalam rekayasa genetic.
 IPTEK haruslah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik sekarang maupun di
masa depan.
 Pengembangan IPTEK hendaknya membantu pemekaran komunitas manusia, baik
local, nasional, maupun internasional.
 IPTEK harus terbuka untuk masyarakat, lebih-lebih yang memiliki dampak lansung
kepada kondisi hidup masyarakat.
 IPTEK hendaknya membantu penciptaan masyarakat yang semakin lebih adil
Kelima landasan kebijakan Pancasila ilmu pengetahuan tersebut dirasa telah
mengakomodir seluruh kekhawatiran masyarakat Indonesia terkait perkembangan IPTEK
di era Revolusi Industri 4.0 ini.
Analisis kasus yang melenceng dari nilai-nilai Pancasila: • Disaat bom atom
dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki dalam Perang Dunia ke-2. Tak hanya sehari
berlangsung bahkan radioaktif masih tersisa sampai sekarang di tempat kejadian.
Dampaknya tidak hanya dirasakan warga Jepang saja, melainkan juga menimbulkan
traumatik yang berkepanjangan pada generasi berikutnya. Bahkan menyentuh nilai
kemanusiaan secara universal. Nilai kemanusiaan bukan milik individu atau kelompok
orang atau bangsa semata, tetapi milik bersama umat manusia. Banyak warga sipil dan
anak-anak menjadi korban, bahwasanya kita tahu dalam hukum perang tidak
diperbolehkan untuk membunuh bahkan melukai warga sipil yang tak ikut andil sekalipun
dalam perang. Berawal dari penemuan bom atom jenis baru yang mampu menghancurkan
suatu negara, membuat perang dunia ke-2 menjadi ajang penggunaan bom atom untuk
pertama kalinya dalam peperangan. Penggunaan bom atom sangat melanggar Hak Asasi
Manusia, dimana manusia dibuat tak berdaya dengan serangan bom tersebut. Kini banyak
negara yang telah menandatangani perjanjian mengenai tidak akan memakai bom atom
maupun nuklir dalam pertahanan militernya, salah satunya Indonesia yang dengan
gamblang sangat menolak penggunaan senjata berbahaya tersebut. Tidak seperti
Indonesia, ada beberapa negara yang tetap menggunakan bom tersebut sebagai basis
pertahanan negaranya, yaitu Rusia, USA, dan Korea Utara. Pengembangan IPTEK dalam
bidang pertahanan sangatlah bagus tapi tetap harus mempertimbangkan nilai kemanusiaan.
Sudah banyak Negara yang menjadi contoh dari ganasnya bom atom maupun bom nuklir,
banyak negara yang mengembangkan nuklir sebagai tenaga listrik dan banyak juga
kegagalan dalam pengoprasianya.

Hal positif dari penggunaan boom nuklir.


1. Senjata nuklir merupakan sebuah penghalang yang utama dalam sebuah konflik antar
negara. Dengan adanya bom nuklir suatu negara pasti akan berpikir dua kali untuk
menyerang negara yang notabenenya memiliki bom tersebut. Mengingat dampaknya tak
hanya berdampak pada satu pihak saja, melainkan pihak yang tak ikut dalam konflik bisa
saja terkena dampaknya. Itulah mengapa banyak negara mengambil ajrur diplomasi dari
pada dengan penggunaan senjata nuklir.
2. Memperkuat batas-batas negara.
Dengan adanya perkembangan IPTEK semakin maju membuat masyarakat tumbuh
dengan mengembangkan hubungan internasional yang secara langsung akan dengan
mudah terselesaikan peorsoalan batas-batass negara.
3. Meningkatkan status sebuah negara.
Negara yang memiliki nuklir akan lebih diutamakan dalam hal diplomasi dari pada yang
tidak memilikinya, hal ini dikarenakan negara tersebut mempunyai kekuatan dan potensi
besar dalam menghadapi negara lain.

Kesimpulan: pengembangan IPTEK di Indonesia sangat berkembang sangat pesat dan tentu
saja banyak terdapat yang melenceng dari nilai-nilai Pancasila. Terutama penggunaan boom
atom ataupun bom nuklir di dunia. Seharusnya IPTEK dipergunakan secara baik dan bijak
menurut pada nilai-nilai kemanusiaan.
Daftar Pustaka:
Yoursay.id
Kompasiana.com
SEMNAS PENDIDIKAN FKIP UNILA 2019 Hermi Yanzi

Anda mungkin juga menyukai