Anda di halaman 1dari 30

C.

PENERAPAN PANCASILA DALAM


KONTEKS BERBANGSA DAN BERNEGARA
Pada 1 Juni 1977 di Gedung Kebangkitan Nasional Jakarta Moh. Hatta
menyampaikan pidato memperingati hari lahir Pancasila sebagai berikut
"Adakah cukup rasa tanggung jawab untuk menyelenggarakan cita-cita
bangsa dan tujuan negara sebagaimana mestinya menurut Pancasila? Soal
inilah yang sangat disangsikan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila
itu hanya diamalkan di bibir saja. Apabila kita perhatikan kejadian-
kejadian dalam masyarakat sejak beberapa tahun yang akhir ini, ternyata
benar bahwa Pancasila itu belum meresap ke dalam jiwa rakyat". Mari
kita pelajari penerapan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila.
1. Nilai-nilai Pancasila

pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman dalam


kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai dalam
Pancasila terdiri atas nilai dasar, nilai Cour instrumental, dan nilai
praksis. a. Nilai Dasar

Nilai dasar Pancasila merupakan hakikat dari kelima sila. Nilai dasar
dari Pancasila meliputi nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Nilai Instrumental

Nilai instrumental menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai-nilai dasar


Pancasila yang bersifat umum. Nilai instrumental merupakan penjabaran
lebih lanjut dari nilai-nilai dasar Pancasila. Nilai ini bersifat kontekstual.
Nilai instrumental dapat berupa penjabaran nilai dasar dalam peraturan
perundang-undangan, program-program pembangunan yang dapat
disesuaikan dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat, serta
beberapa kementerian sebagai lembaga pelaksana. Contoh nilai
instrumental adalah dijabarkannya nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
sebagai nilai dasar Pancasila dalam pasal 28E dan pasal 29 UUD NRI
Tahun 1945.
C. nilai Praksis

Nilai praksis merupakan realisasi nilai dasar dan instrumental.


Nilai praksis dapat dijumpai dalam kenyataan hidup sehari-hari,
baik dalam konteks kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.
Realisasi nilai Pancasila tersebut dilakukan oleh lembaga negara
(eksekutif, legislatif, dan yudikatif) atau oleh organisasi
masyarakat, serta warga negara secara perseorangan.
2. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila

Nilai-nilai luhur yang ada dalam Pancasila tidak akan ada


artinya jika tidak diamalkan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Pengamalan Pancasila dapat dibedakan
menjadi pengamalan subjektif dan objektif.
A. Pengamalan secara Subjektif

Pengamalan Pancasila yang subjektif adalah pelaksanaan dalam pribadi


seseorang, warga negara, individu, penduduk, wakil rakyat, dan orang
Indonesia. Pengamalan Pancasila yang subjektif ini merupakan syarat
pengamalan Pancasila yang objektif. Pelaksanaan Pancasila yang
subjektif berkaitan dengan kesadaran, ketaatan, serta kesiapan individu
untuk mengamalkan Pancasila. Jika setiap orang mengamalkan Pancasila,
otomatis pengamalan objektif terwujud.
B. Pengamalan secara Objektif

Pengamalan Pancasila yang objektif adalah pelaksanaan dalam


bentuk realisasi dalam setiap penyelengaraan negara, baik di bidang
legislatif, eksekutif, maupun yudikatif dan semua bidang kenegaraan
terutama realisasinya dalam bentuk peraturan perundang- undangan
negara Indonesia.
Berikut contoh penerapan atau pengamalan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
CONTOH :

A. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila ini berkaitan dengan keyakinan terhadap Tuhan. Salah satu praktik
penerapan sila ini adalah diberikannya kebebasan beragama bagi penduduk
Indonesia. Jaminan tersebut dituangkan dalam ketentuan pasal 29 ayat (2)
UUD NRI Tahun 1945 "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu."
B. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila kemanusiaan

berkaitan dengan penghormat- an HAM dan kegiatan kemanusiaan


lainnya. Praktik penerapan sila ini dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah diberikannya jaminan HAM dalam ketentuan UUD
NRI Tahun 1945. Salah satunya pada pasal 281 ayat 4 UUD 1945,
yang berbunyi "Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan
hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama
pemerintah".
C. Persatuan Indonesia

Sila ini berkaitan dengan nasionalisme dan alat- alat pemersatu


seperti lambang negara, bahasa persatuan, dan bendera negara.
Ketentuan ini juga diatur dalam ketentuan UUD NRI Tahun 1945.
Salah satunya pasal 36A UUD 1945 yang menerangkan bahwa
lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Iką.
D. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan

Sila ini berkaitan dengan pelaksanaan kedaulatan rakyat atau demokrasi


Pancasila. Penerapan sila ini dapat diamati dalam kegiatan pemilu. Salah satu
ketentuan tentang pemilihan umum diatur dalam pasal 19 ayat (1) UUD 1945
yaitu "Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui Pemilihan Umum."
E. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila ini

merupakan cita-cita yang akan dicapai negara Indonesia yaitu mewujudkan


kemakmuran yang merata. Salah satu nilai instrumental sila kelima ini
adalah Pasal 34 ayat (1), (2), dan ayat (3) UUD 1945, yang berbunyi: (1)
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara; (2)
Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan; (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
D. Peluang dan Tantangan Penerapan Pancasila dalam

Kehidupan Global Pada awal 2020 lalu Indonesia menghadapi pandemi covid
19. Kegiatan belajar di sekolah dilakukan di rumah dengan memanfaatkan
jaringan internet. Berbagai fasilitas belajar online tersedia mulai dari zoom
hingga google classroom. Fasilitas tersebut merupakan bukti bahwa kita
berada di era modern di abad 21.
Abad 21 merupakan abad keterbukaan informasi dalam kehidupan global.
Abad 21 ditandai dengan berkembangannya teknologi informasi yang sangat
pesat serta digantikannya berbagai pekerjaan manusia dengan mesin, baik
mesin produksi maupun mesin komputer. Berbagai kemudahan yang disajikan
di abad 21 tentu memberikan banyak peluang dan tantangan.
1. Tantangan Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Global

Globalisasi adalah proses mendunia. Artinya, suatu negara dapat


mengetahui informasi yang ada di negara lain tanpa harus
mengunjunginya. Contohnya, pecinta sepak bola dapat menyaksikan
piala dunia hanya melalui layar kaca. Globalisasi memberikan
tantangan tersendiri dalam penerapan Pancasia sebagai berikut.
a. Tantangan Ideologi

Negara-negara di dunia tidak dapat menghindar dari globalisasi


termasuk budaya dan ideologi yang dibawa oleh globalisasi.
Ideologi yang menjadi tantangan adalah ideologi yang tidak sesuai
dengan Pancasila. Ideologi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila sebagai berikut.
1) Radikalisme dan Ekstremisme

Pindal/Scan Barcodel

Radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik;


paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan
sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Adapun
ekstremisme kekerasan (violent extremism) adalah pilihan sadar untuk
menggunakan kekerasan atau untuk mendukung penggunaan kekerasan
demi meraih keuntungan politik, agama, dan ideologi. Hal ini tentu
dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
2) Terorisme

Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan


membangkit- kan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat.
Terorisme dilakukan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan situasi teror atau rasa takut terhadap orang secara
meluas dan menimbulkan korban yang bersifat massal. Terorisme jelas
bertentangan dengan nilai kemanusiaan dalam sila Pancasila.
Terorisme juga melanggar hak asasi manusia. Oleh karena itu, aksi
teroris dikecam oleh masyarakat dunia.
3). Komunisme

Ideologi komunis bertentangan dengan ideologi


Pancasila karena hak individu tidak diakui dalam
ideologi ini. Padahal manusia merupakan makhluk
individu sekaligus makhluk sosial yang hak-haknya
harus dijamin.
4) Liberalisme

Liberalisme adalah paham yang menekankan pada


aspek kebebasan individual, Pancasila memberikan
paham bahwa manusia sebagai makhluk sosial harus
mementingkan kepentingan masyarakat di atas
kepentingan pribadi.
5) Konsumerisme

Paham terhadap gaya hidup yang menganggap barang-


barang (mewah) sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan,
dan sebagainya. Akibatnya, seseorang dapat menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan barang-barang tersebut.
B. Tantangan Informasi

Pernahkah Anda mendapat informasi tetapi setelah dicek ternyata


informasi tersebut tidak benar bahkan menimbulkan
kesalahpahaman? Berita tersebut dikenal dengan hoaks atau
berita palsu. Itulah salah satu tantangan informasi yang harus
diperangi dalam penerapan Pancasila.
1) Hoaks

Menurut data yang dirilis We Are Social tahun 2019, pengguna media sosial di
Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi rakyat
Indonesia. Dan setiap tahunnya pengguna internet terus mengalami peningkatan
signifikan. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa media sosial menjadi
tempat penyebaran hoaks yang sangat masif. Selain hoaks, media sosial juga
digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian, pemikiran intoleransi, dan
radikalisme.
Namun di sisi lain, media sosial juga dapat digunakan untuk menyebarkan
sejumlah gagasan dan program yang baik. Kata kuncinya adalah bagaimana
agar media sosial dapat digunakan untuk melakukan kebaikan, membantu
sesama, dan menyuarakan keadilan.
Cara memerangi hoaks salah satunya dengan berhati-hati ketika
menerima informasi. Jangan asal disebarkan tetapi pastikan
terlebih dahulu kebenarannya. Selain itu, setiap orang harus
menerapkan etika bermedia sosial sebagai berikut.
a) Pergunakan bahasa yang baik.
b) Hindari penyebaran SARA, pornografi, dan aksi kekerasan.
c) Kroscek kebenaran berita.
d) Menghargai hasil karya orang lain. e) Jangan terlalu
mengumbar informasi pribadi.
2) Post Truth

Selain hoaks tantagan informasi lainnya adalah Post truth yaitu


kebohongan yang dapat menyamar menjadi kebenaran. Baik
post truth maupun hoaks, biasanya akan dibungkus dengan
tajuk berita yang menarik dan menggelitik rasa ingin tahu
pembaca. Bahkan berita tersebut dilengkapi data palsu yang
tidak jelas kebenarannya. Munculnya akun-akun bayaran
(buzzer) yang membuat pengguna media sosial bingung
bahkan percaya akan "kebenaran" berita hoaks tersebut.
2. Peluang Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Global

Peluang penerapan Pancasila merupakan kesempatan dan usaha


mencapai tujuan bangsa dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila.
Dengan bantuan teknologi informasi, kita dapat mengkampanyekan
nilai-nilai Pancasila ke seantero dunia dengan mudah dan cepat. Tak
hanya itu, praktik kehidupan kita yang berlandaskan Pancasila juga
dapat menjadi inspirasi bagi bangsa-bagsa di dunia. Contohnya,
Indonesia dikenal dengan bangsa yang sangat beragam. Namun di
tengah keragaman tersebut, bangsa Indonesia tetap dapat hidup rukun
dan damai.
Tradisi-tradisi yang menunjukkan persaudaraan, kerukunan,
dan kedamaian yang dipegang teguh oleh bangsa Indonesia
dapat menjadi bahan kampanye kepada dunia tentang
kerukunan dalam kebhinnekaan. Hal tersebut dapat menjadi
inspirasi bagi daerah- daerah yang berkonflik.
Peluang penerapan Pancasila di tengah kemajuan teknologi
terletak pada kemudahan- kemudahan di berbagai bidang
sebagai berikut.
A. Kemudahan dalam Berkomunikasi

Kemajuan teknologi mampu membuat jarak makin


dekat, meskipun jaraknya sangat jauh. Kehadiran
internet dapat dimanfaatkan untuk mencari informasi
dan menyebarkan informasi tetang nilai Pancasila dan
penerapannya pada khalayak. Kehadiran teknologi
membuat kegiatan belajar lebih menarik.
B. Kemudahan dalam Mencari Informasi

Hampir semua informasi dapat dicari melalui internet. Ini akan


memudahkan masyarakat dalam mendalami nilai-nilai
Pancasila. Seorang pelajar dengan mudah mengakses
informasi dan budaya Indonesia. Melalui kemajuan teknologi
ini seseorang dapat mengunggah dan mengunduh infomasi.
C. kemudahan dalam bertransaksi jual beli

Melalui internet, masyarakat dapat melakukan berbagai


cara promosi yang efektif menyesuaikan dengan produk
yang dijual. Pada akhirnya pergerakan ekonomi yang sehat
akan memberikan kemakmuran bagi rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai