DI SUSUN OLEH :
Nama : YULI ARISANI, A.md. Keb
NIP : 199007292022212001
Golongan : VII
Jabatan : BIDAN TERAMPIL
Unit Kerja : PUSKESMAS MALUK
MODUL I
I. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap
sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan
Bhinneka Tunggal Ika guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi
mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
1. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan sidang BPUPKI
pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila merupakan philosofische
grondslag, suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupakan landasan atau
dasar bagi negara merdeka yang akan didirikan.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada masa itu Ir Soekarno menyampaikan gagasan
dasar pembentukan negara yang beliau sebut Pancasila. Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia BPUPKI
pada siang perdana mereka tanggal 28 Mei 1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945.
3. Bhineka Tunggal Ika
Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa oleh Mpu Tantular pada dasarnya adalah
sebuah pernyataan daya kreatif dalam upaya mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan,
sehubungan dengan usaha bina negara kerajaan Majapahit kala itu. Lambang NKRI Garuda Pancasila dengan
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 1951, pada tanggal 17
Oktober diundangkan pada tanggal 28 Oktober 1951 tentang Lambang Negara.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang periode II BPUPKI
(10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI
seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
(Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan fungsi negara Indonesia.)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk
Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.
Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan dasar negara Republik
Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini
dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan sebagai
sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD
1945, tidak bolehbertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dari sudut hukum,
UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran lima norma dasar negara Pancasila
beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadinorma hukum
yang memberi kerangka dasar hukum sistempenyelengagaran negara pada umumnya, atau khususnya
sistem penyelenggaraan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek
sumber daya manusianya.
MODUL II
Dengan menyimak pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa mulai saat ini kita harus
bergegas menentukan bentuk masa depan, jika tidak maka orang (bangsa) lain yang akan menentukan
masa depan (bangsa) kita. Perubahan yang diharapkan terjadi bukannya sesuatu yang “berbeda” saja,
namun lebih dari pada itu, perubahan yang diharapkan terjadi adalah perubahan ke arah yang lebih baik
untuk memuliakan manusia/humanity (memberikan manfaat bagi umat manusia).
Mengutip pepetah dari Minahasa “Sitou timou tumou tou” yang secara bebas diartikan “orang baru
bisa dikatakan hidup apabila mampu memuliakan orang lain”. Pada sisi yang lain, muncul satu
pertanyaan bagaimana PNS melakukan hal tersebut
Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa perubahan global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini,
memaksa semua bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka arus perubahan tersebut akan
menghilang dan akan meninggalkan semua yang tidak mau berubah
Cyber crime
Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan beroperasi di dunia
maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan internet.
Hate speech
Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang disampaikan
oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik merupakan salah satu bentuk
kejahatan dalam komunikasi massa.
Hoax
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau bohong atau
palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu domba kelompok-kelompok
yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak benar.
Apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat, pelayanan yang berorientasi
pada customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau dikenal
dengan sebutan pelayanan prima. Pelayanan prima didasarkan pada implementasi standar pelayanan
yang dimiliki oleh penyelenggara.
B. Akuntabel
C. Kompeten
1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur
dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan
3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, sukudan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral,
emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja
sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
D. Harmonis
Harmonis berasal kata harmoni, yakni kerja sama dari berbagai faktor dengan sedemikian rupa
sehingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkansuatu kesatuan yang luhur. Salah satu kunci kesuksesan
kinerja dari suatu organisasi berawal dari suasana lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang sehat akan
berdampak positif bagi karyawan yang berefek domino bagiproduktivitas, hubungan internal, dan kinerja
secara keseluruhan.
E. Loyal
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi
loyalitas.
F. Adaptif
Kata adaptif berasal dari kata Adaptasi, adaptasi merupakan suatu proses yang menempatkan
manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi
sosial yang berubah-ubahagar tetap bertahan (Robbins, 2003).
G. Kolaboratif
Kolaboratif pada pemerintahan adalahsebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan
interaksi saling menguntungkan antar aktor pemerintahan (Irawan, 2017). Kolaborasi pada pemerintahan
mencakupkemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik.
AGENDA 3
A. Smart ASN
B. Manajemen ASN
a. Kedudukan ASN
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntunganatau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
Fungsi kode etik dan kode perilaku ini sangat penting dalam birokrasi dalam
menyelenggarakan pemerintahan. Fungsi tersebut, antara lain:
1. Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam
menjalankan tugas dan kewanangan agar tindakannya dinilai baik.
2. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi publik/aparatur
sipil negara dalam menjalankan tugas dan