Anda di halaman 1dari 34

MOOC PPPK TAHUN 2023

NAMA : IAN HERDIANA, S.Pd.I

NIPPPK : 198409072022211003

JABATAN : AHLI PERTAMA – GURU IPS

UNIT KERJA : SMP NEGERI 2 PLERED

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON


TAHUN 2023
AGENDA 1

I. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara


Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan
martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan sendiri, seseorang atau golongan. Kepentingan bangsa dan Negara harus
ditempatkan di atas kepentingan lainnya. Agar kepentingan bangsa dan Negara dapat selalu
ditempatkan di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, melalui:
Memantapkan wawasan kebangsaan, Menumbuhkembangkan kesadaran bela Negara dan
Mengimplementaskani Sistem Administrasi NKRI.
1. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Soetomo menyampaikan gagasan Wahidin Soedirohoesodo tentang pentingnya
membentuk organisasi yang memajukan pendidikan dan kebudayaan di Hindia Belanda.
Beberapa mahasiswa yang hadir saat itu, antara lain : Goenawan Mangoenkoesoemo,
Soeradji, Soewarno, dan lain-lain. Tanpa mereka sadari, rapat kecil tersebut
sesungguhnya menjadi titik awal dimulainya pergerakan nasional menuju Indonesia
Merdeka. Juni 1908, koran Bataviasch Niewsblad mengumumkan untuk pertamakalinya
berdirinya Boedi Oetomo. Dalam maklumat yang ditandatangani oleh Soewarno selaku
Sekretaris diumumkan bahwa : “Boedi Oetomo berdiri untuk memperbaiki keadaan
rakyat kita, terutama rakyat kecil”
2. Pengertian Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
Ada 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
a. Pancasila
Sebelum lahirnya Indonesia, masyarakat yang menempati kepulauan yang
sekarang menjadi wilayah geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
dikenal sebagai masyarakat religius dengan pengertian mereka adalah
masyarakat yang percaya kepada Tuhan, sesuatu yang memiliki kekuatan yang
luar biasa mengatasi kekuatan alam dan manusia.
b. Undang-Undang Dasar 1945
Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945
oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada
masa itu Ir Soekarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang
beliau sebut Pancasila. Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada
siang perdana mereka tanggal 28 Mei 1945 dan berlangsung hingga tanggal 1
Juni 1945.
c. Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa dilontarkan secara lebih
nyata masa Majapahit sebenarnya telah dimulai sejak masa Wisnuwarddhana,
ketika aliran Tantrayana mencapai puncak tertinggi perkembangannya,
karenanya Narayya Wisnuwarddhana didharmakan pada dua loka di Waleri
bersifat Siwa dan di Jajaghu (Candi Jago) bersifat Buddha. Juga putra mahkota
Kertanegara (Nararyya Murddhaja) ditahbiskan sebagai JINA = Jnyanabajreswara
atau Jnyaneswarabajra.
d. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan
dalam sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :
 Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsadan
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan
fungsi negara Indonesia.)
 Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan

3. Nilai-nilai bela negara


a. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar
Bela Negara meliputi : a. cinta tanah air; b. sadar berbangsa dan bernegara; 26 c.
setia pada Pancasila sebagai ideologi negara; d. rela berkorban untuk bangsa
dan negara; dan e. kemampuan awal Bela Negara.
b. NegaraakanmengoptimalkanFungsi ASN sebagai:
 PelaksanaKebijakanPublik
 PelayanPublik
 PerekatdanPemersatuBangsa

4. Sistem administrasi negara kesatuan republik indonesia


Perubahan penting dalam perkembangan tata pemerintahan selama jaman
pendudukan Jepang, ditandai dengan ditetapkannya Undang-Undang No.27 yang
berlaku secara efektif mulai tanggal 8 Agustus 1942 Yaitu Pada awal masa
kemerdekaan, Pada saat pertama lahirnya negara Republik Indonesia, suasana masih
penuh dengan kekacauan dan ketegangan. Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag
antara Pemerintah Belanda dengan pemerintah Indonesia pada tanggal 23 Agustus-2
November 1949.Negara Indonesia resmi berubah dari negara kesatuan menjadi negara
serikat dengan konstitusi RIS (KRIS) 1949 sebagai Undang-Undang Dasar. Undang-
Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950.
 Makna Kesatuan dalam Sistem Penyelenggaraan Negara
 Bentuk Negara Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
 Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol
ialah sebagai berikut: 1. Perasaan senasib. 2. Kebangkitan Nasional 3. Sumpah
Pemuda 4. Proklamasi Kemerdekaan

II. ANALISIS ISU KONTEMPORER


Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa
persyaratan berikut:
o Mengambil Tanggung Jawab, antara lain dilakukan dengan menunjukkan sikap dan
perilaku yang mencerminkan tetap disiplin dan akuntabilitas, mengakui dan
memperbaiki kesalahan yang dibuat, fair dan berbicara berdasarkan data,
menindaklanjuti dan menuntaskan komitmen, serta menghargai integritas pribadi.
o Menunjukkan Sikap Mental Positif, antara lain diwujudkan dalam sikap dan perilaku
bersedia menerima tanggung jawab kerja, suka menolong, menunjukkan respek dan
membantu orang lain sepenuh hati, tidak tamak dan tidak arogan, serta tidak
bersikap diskriminatif atau melecehkan orang lain.
o Mengutamakan Keprimaan, antara lain ditunjukkan melalui sikap dan perilaku
belajar terus menerus, semangat memberi kontribusi melebihi harapan, dan selalu
berjuang menjadi lebih baik.
o Menunjukkan Kompetensi, antara lain dimanifestasikan dalam bentuk kesadaran
diri, keyakinan diri, dan keterampilan bergaul, mampu mengendalikan diri,
menunjukkan kemampuan bekerja sama, memimpin, dan mengambil keputusan,
serta mampu mendengarkan dan memberi informasi yang diperlukan.
o Memegang Teguh Kode Etik, antara lain menampilkan diri sesuai profesinya sebagai
PNS, menjaga konfidensialitas, tidak pernah berlaku buruk terhadap masyarakat
yang dilayani maupun rekan kerja, berpakaian sopan sesuai profesi PNS, dan
menjunjung tinggi etika-moral PNS
1. Korupsi

Perilaku korupsi pada konteks birokrasi dapat disimpulkan


dandigeneralisasi,bahwa tingginya kasus korupsi dapat dilihat berdasarkan
beberapa persoalan, yaitu: (1)keteladanan pemimpin dan elite bangsa, (2)
kesejahteraan Pegawai, (3) komitmen dankonsistensi penegakan hukum, (4)
integritas dan profesionalisme, (5) Mekanismepengawasan yang internal dan
independen, (6) kondisi lingkungan kerja, kewenangan tugas jabatan, dan
(7)upaya-upayapelemahanlembagaantikorupsi.

Berikut ini adalah jenis tindak pidana korupsi dan setiap bentuk
tindakan korupsidiancam dengan sanksi sebagaimana diatur di dalam UU No.
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU No. 20
Tahun 2001 tentang PerubahanAtasUU No.31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,yaitu bentuk tindakan:

• Melawan hukum, memperkaya diriorang/badan lain yang merugikan


keuangan/perekonomian negara(Pasal 2)

• Menyalah gunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan yang


dapat merugikan keuangan/kedudukan yang dapat merugikan
keuangan/perekonomian Negara(Pasal3)

• Penyuapan(Pasal5,Pasal 6,danPasal11)

• Penggelapan dalam jabatan (Pasal8,Pasal9,dan Pasal10)


• Pemerasan dalam jabatan(Pasal12)

• Berkaitan dengan pemborongan (Pasal 7 ) 7) Gratifikasi (Pasal 12B dan


Pasal12C)
2. Narkoba

Tindak Pidana Narkotika adalah kejahatan induk atau kejahatan


permulaan dantidak berdiri sendiri, artinya Kejahatan narkotika biasanya diikuti
dengan kejahatanlainnya atau mempunyai kejahatan turunan. Kejahatan
narkotika bisa terkait dengankejahatan Terorisme, Kejahatan Pencucian Uang,
Kejahatan Korupsi atau Gratifikasi, Kejahatan Perbankan, Permasalahan Imigran
Gelapatau Kejahatan Penyelupan Manusia

(People Smuggling) atau bahkan terkait dengan Pemberontak atau


gerakan memisahkandari suatu negara berdaulat (Gerakan Separatisme) serta
sebagai alat untuk melemahkan bahkan memusnahkan suatu negara yang
dikenal dengan Perang Candu.

Ancaman dari pada tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran


gelapnarkotika yang terjadi di Indonesia sudah pada tingkat yang
memperihatinkan, danapabila digambarkan tingkat ancamannya sudah tidak
pada tingkat ancaman Minor,Moderat ataupun Serius, tetapi sudah pada
tingkat ancaman yang tertinggi, yaitu tingkatancaman Kritis. Hal tersebut
terlihat dari luas persebaran tindak pidana penyalahgunaandan peredaran gelap
narkotika yang terjadi hampir diseluruh wilayah Negara KesatuanRepubik
Indonesia serta jumlah (kuantitas) barang bukti narkotika yang
disitadanberbagai jenis narkotika, dapat mangancam eksistensi dan
kelangsungan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Terorisme dan
Radikalisme

3. Terorisme dan Radikalisme

Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan


untukpenggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk
mencapai tujuanpolitik, dalam skala lebih kecil dari pada perang. Dari segi
bahasa, istilah teroris berasaldari Perancis pada abad 18. Kata Terorisme yang
artinya dalam keadaan teror (under theterror), berasal dari bahasa latin
”terrere” yang berarti gemetaran dan ”detererre” yangberarti takut. Istilah
terorisme pada awalnya digunakan untuk menunjuk suatu musuhdari sengketa
teritorial atau kultural melawan ideologi atau agama yang melakukan
aksikekerasan terhadap publik. Istilah terorisme dan teroris sekarang ini
memiliki arti politisdan sering digunakan untuk mempolarisasi efek yang mana
terorisme tadinya hanyauntuk istilah kekerasan yang dilakukan oleh pihak
musuh, dari sudut pandang yangdiserang. Sedangkan teroris merupakan
individu yang secara personal terlibat dalam aksiterorisme. Penggunaan istilah
teroris meluas dari warga yang tidak puas sampai padanon komformis politik.
Aksi terorisme dapat dilakukan oleh individu, sekelompok orang atau negara
sebagai alternatif dari pernyataan perang secara terbuka.

III. Kesiapan bela negara


Perilaku kesiapsiagaan akan muncul bila tumbuh keinginan ASN untuk memiliki
kemampuan dalam menyikapi setiap perubahan dengan baik. Berdasarkan teoriPsikologi
medan yang dikemukakan oleh Kurt Lewin (1943) kemampuan menyikapiperubahan adalah
hasil interaksi faktor-faktor biologis-psikologis individu ASN, denganfaktor perubahan
lingkungan (perubahan masyarakat, birokrasi, tatanan dunia dalamberbagai dimensi). ASN
yang siap siaga adalah ASN yang mampu meminimalisir terjadinya halhal yang tidak diinginkan
terkait dengan pelaksanaan kerja. Denganmemiliki kesiapsiagaan yang baik, maka ASN akan
mampu mengatasi segala ancaman ,tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) baik dari
dalam maupun dari luar.

Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu kegiatan bela
negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer atau kegiatan semacam
militerisasi, namun lebih bagaimana menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air
(dengan menjaga kelestarian hayati), menjaga asset bangsa, menggunakan produksi
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik dalam rangka
menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan kebugaran sifik saja. Oleh sebab itu maka
dalam pelaksanaan pelatihan dasar bagi CPNS, peserta akan dibekali dengan kegiatan-
kegiatan dan latihan-latihan seperti :

o Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik


o Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental
o Kegiatan Baris-berbaris dan Tata Upacara
o Keprotokolan
o Pemahaman Dasar Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan
o Kegiatan Ketangkasan dan Permainan dalam Membangun Tim

Untuk pelatihan kesiapasiagaan bela negara bagi ASN ada beberapa hal
yangdapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan mau tahu terkait
dengankejadiankejadian permasalahan yang dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak
mudahterprovokasi, tidak mudah percaya dengan barita gosip yang belum jelas asal
usulnya,tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahanbangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada mempersiapkan jasmani
dan mentaluntukturutbelanegara.
AGENDA II
NILAI- NILAI DASAR PNS

Terdiri atas Materi :

A. Berorientasi Pelayanan
B. Akuntabel
C. Kompeten
D. Harmonis
E. Loyal
F. Adaptif
G. Kolaboratif

A. BERORIENTASI PELAYANAN
Pelayanan publik yang prima dan memenuhi harapan masyarakat merupakan muara dari
Reformasi Birokrasi, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang menyatakan bahwa visi Reformasi
Birokrasi adalah pemerintahan berkelas dunia yang ditandai dengan pelayanan publik yang
berkualitas.
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.

Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya: 1) memelihara dan menjunjung tinggi
standar etika yang luhur; 2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah; dan 3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku yang semestinya
ditampilkan untuk memberikan layanan prima adalah: 1) Menyapa dan memberi salam; 2)
Ramah dan senyum manis; 3) Cepat dan tepat waktu; 4) Mendengar dengan sabar dan aktif;
5) Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan; 6) Terangkan apa yang Saudara
lakukan; 7) Jangan lupa mengucapkan terima kasih; 8) Perlakukan teman sekerja seperti
pelanggan; dan 9) Mengingat nama pelanggan.

Dengan penjabaran tersebut, pegawai ASN dituntut untuk memberikan pelayanan


dengan ramah, ditandai senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapi;
cekatan ditandai dengan cepat dan tepat waktu; solutif 39 ditandai dengan mampu
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memilih layanan yang tersedia; dan dapat
diandalkan ditandai dengan mampu, akan dan pasti menyelesaikan tugas yang mereka terima
atau pelayanan yang diberikan.

Tidak hanya itu saja, karena kondisi sosial ekonomi yang terus membaik, masyarakat pun terus
menerus menuntut standard pelayanan yang semakin tinggi dan semakin responsif terhadap
kemampuan dan kebutuhan yang beragam.

B. AKUNTABILITAS

 Accountability is a Relationship adalah hubungan dua pihak antara


 individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
 Accountability is Result-Oriented (Akuntabilitas berorientasi pada hasil) adalah perilaku
 aparat pemerintah yang bertanggungjawab, adil dan inovatif.
 Accountability Requiers Reporting (Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan).
 Laporan Kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau instansi untuk
memenuhi tanggjung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit
organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan
kegiatan kepada atasannya.

Aspek-Aspek Akuntablitias

 Hasrat untuk mencapai Kesatuan


 Hasrat untuk mencapai Kemerdekaan
 Hasrat untuk mencapai Keaslian
 Hasrat untuk mencapai Kehormatan Bangsa

ETIKA PUBLIK

Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada
kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Kode Etik adalah aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Tuntutan Etika Publik dan Kompetensi Pelayanan Publik yang Profesional tidak hanya
membutuhkan Kompetensi Teknik dan Leadership, namun juga kompentensi etika. Tanpa
kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan diskriminatif,
terutama pada masyarakat kalangan bawah. Etika Publik merupakan merupakan refleksi kritis
yang mengarahkan bagaimana nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll)
dipraktikan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat
atau kebaikan orang lain.
 Goals (Tujuan)
 Roles (Peran)
 Procedures (Prosedur)
 Relationships (Hubungan)
 Leadership (Kepemimpinan)

Informasi publik disini adalah “Informasi publik adalah informasi yang dihasilkan,
disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan
penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan
Badan Publik lainnya yang sesuai dengan Undang-undang ini serta informasi lain yang
berkaitan dengan kepentingan publik” (Pasal 1 Ayat 2).

Sedangkan Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain
yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian
atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah yang sebagian
atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri
(Pasal 1 Ayat 3).

Atas dasar prinsip tersebut, maka pada dasarnya semua PNS berhak memberikan
informasi, namun dalam prakteknya tidak semua PNS punya kemampuan untuk memberikan

informasi berdasarkan berapa prinsip-prinsip diatas (seperti resiko dampak kerugian yang
muncul, utuh dan benar). Perilaku Berkaitan dengan Transparansi dan Akses Informasi
(Transparency and Official Information Access) • ASN tidak akan mengungkapkan informasi
resmi atau dokumen yang diperoleh selain seperti yang dipersyaratkan oleh hukum atau
otorisas yang diberikan oleh institusi. ASN tidak akan menyalahgunakan informasi resmi
untuk keuntungan pribadi atau komersial untuk diri mereka sendiri atau yang lain.

Penyalahgunaan informasi resmi termasuk spekulasi saham berdasarkan informasi


rahasia dan mengungkapkan isi dari surat-surat resmi untuk orang yang tidak berwenang; •
ASN akan mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiap instansi dan semua arahan yang
sah lainnya mengenai komunikasi dengan menteri, staf menteri, anggota media dan
masyarakat pada umumnya. Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan
yang harus 53 dipatuhi oleh para pelayan publik atau birokratuntuk
menyelenggarakanpelayanan yang baik untuk publik.

Keberhasilan pembangunan suatu etika perilaku dan kultur organisasi yang anti
kecurangan dapat mendukung secara efektif penerapan nilai-nilai budaya kerja, yang sangat
erat hubungannya dengan hal-hal atau faktor-faktor penentu keberhasilannya yang saling
terkait antara satu dengan yang lainnya, yaitu : 1) Komitmen dari Top Manajemen Dalam
Organisasi; 2) Membangun Lingkungan Organisasi Yang Kondusif: 3) Perekrutan dan Promosi
Pegawai; 4)Pelatihan nilai- nilai organisasi atau entitas dan standar-standar pelaksanaan; 5)
Menciptakan Saluran Komunikasi yang Efektif; dan 6) Penegakan kedisiplinan.

Setiap orang dapat memberikan pandangan-pandangan dalam pengembangan dan


pembaharuan etika dan aturan perilaku (code of conduct) yang berlaku dalam organisasi;
berperilaku yang sesuai dengan code of conduct; memberikan masukan kepada pimpinan
sebelum mengambil keputusan penting atau yang berhubungan dengan masalah hukum dan
implementasinya terhadap pelaksanaan sanksi pelanggaran etika dan aturan perilaku
organisasi.

Perilaku berkaitan dengan menghindari perilaku yang curang dan koruptif


(Fraudulent and Corrupt Behaviour): • ASN tidak akan terlibat dalam penipuan atau korupsi; •
ASN dilarang untuk melakukan penipuan yang menyebabkan kerugian keuangan aktual atau
potensial untuk setiap orang atau institusinya; 56 • ASN dilarang berbuat curang dalam
menggunakan posisi dan kewenangan mereka untuk keuntungan pribadinya; • ASN akan
melaporkan setiap perilaku curang atau korup; • ASN akan melaporkan setiap pelanggaran
kode etik badan mereka; • ASN akan memahami dan menerapkan kerangka akuntabilitas
yang berlaku di sektor publik.

Mulgan (1997) mengidentifikasikan bahwa proses suatu organisasi akuntabel karena


adanya kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan informasi dan data yang dibutuhkan
oleh masyarakat atau pembuat kebijakan atau pengguna informasi dan data pemerintah
lainnya.Informasi ini dapat berupa data maupun penyampaian/penjelasan terhadap apa yang
sudah terjadi, apa yang sedang dikerjakan, dan apa yang akan dilakukan. Hal yang tidak kalah
pentingnya adalah akses dan distribusi dari data dan informasi yang telah dikumpulkan
tersebut, sehingga pengguna/stakeholders mudah untuk mendapatkan informasi tersebut.
Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan tersebut harus relevant
(relevan), reliable (dapat dipercaya), understandable (dapat dimengerti), serta comparable
(dapat diperbandingkan), sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil
keputusan dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.

Untuk lebih jelasnya, data dan informasi yang disimpan dan digunakan harus sesuai
dengan prinsip sebagai berikut: • Relevant information diartikan sebagai data dan informasi
yang disediakan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi sebelumnya (past), saat ini
(present) dan yang akan datang (future).• Understandable information diartikan sebagai
informasi yang disajikan dengan cara yang mudah dipahami pengguna (user friendly) atau
orang yang awam sekalipun.

Perilaku berkaitan dengan Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah
(Record Keeping and Use of Government Information):

o ASN bertindak dan mengambil keputusan secara transparan


o ASN menjamin penyimpanan informasi yang bersifat rahasia
o ASN mematuhi perencanaan yang telah ditetapkan
o ASN diperbolehkan berbagi informasi untuk mendorong efisiensi dan kreativitasASN
menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
o ASN memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
o ASN tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain.

C. KOMPETEN

Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan


tuntutan keahlian baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu,
sesuai kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran
perubahan teknologi itu sendiri.

Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:

1. Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti
2. Akuntabel:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi

b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,


efektif, dan efesien.

3. Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu
berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis:
a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya
b. Suka mendorong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal:
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintahan yang sah

b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara


c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

6. Adaptif:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas
c. Bertindak proaktif

7. Kolaboratif:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN
harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada
perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial
lainnya yang bersifat subyektif. Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter
birokrasi yang berkelas dunia ( world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal,
yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan
efisien Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut
meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing,
hospitality, networking, dan entrepreneurship.

Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang
spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan
untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural
adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman

berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku,
wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh
setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non- klasikal, baik
untuk kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural. Salah satu kebijakan penting
dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak
pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan
maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK). Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan
peta nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan
hasil pemetaan pegawai dalam nine box tersebut.
D. HARMONIS
1. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah
tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan
perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang
amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi
nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri
bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam
Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan
berbangsa tersebut.
3. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik
Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah

4. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu
organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai
bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam
mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di
lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

E. LOYAL
1. Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi PNS sebagaimana ketentuan
perundang- undangangan yang berlaku.

2. Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil. Hanya PNS- PNS yang memiliki loyalitas yang tinggilah yang dapat menegakkan kentuan-
ketentuan kedisiplinan ini dengan baik.
3. Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
serta perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi
tersebut merupakan perwujudan dari implementai nilai-nilai loyal dalam konteks individu
maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah.

4. Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila menunjukkan
kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN
yang merupakan bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari
anggota

F. ADAPTIF
1. Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya.

2. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang


ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan
mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.

3. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan


organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam
organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi tingkat
kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya.

4. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter
adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai
tujuanya
G. KOLABORATIF

Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk


pelayanan publik Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif,
serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan
berbagi tanggung jawab dan sumber daya.

A. Enam Kriteria Penting Untuk Kolaborasi :

a. Forum Yang Diprakarsai Oleh Lembaga Publik Atau Lembaga;


b. Peserta Dalam Forum Termasuk Aktor Nonstate
c. Peserta Terlibat Langsung Dalam Pengambilan Keputusan Dan Bukan Hanya
'‘Dikonsultasikan’ Oleh Agensi Publik
d. Forum Secara Resmi Diatur Dan Bertemu Secara Kolektif;
e. Forum Ini Bertujuan Untuk Membuat Keputusan Dengan
Konsensus (Bahkan Jika Konsensus Tidak Tercapai Dalam Praktik
f. Dan Fokus kolaborasi Adalah Kebijakan Publik Atau Manajemen

B. Tahapan Dalam Melakukan Assessment Terhadap Tata Kelola Kolaborasi

a. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang


b. Merencanakan aksi kolaborasi dan
c. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi
C. Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:

a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu


terjadi

b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan


membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka
c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba
dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka
(bahkan ketika terjadi kesalahan
d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
(universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik
f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas
layanan yang diberikan.
D. Aktivitas Antar Organisasi meliputi :

a. Kerjasama Informal
b. Perjanjian Bantuan Bersama
c. Memberikan Pelatihan
d. Menerima Pelatihan
e. Perencanaan Bersama
f. Menyediakan Peralatan
g. Menerima Peralatan
h. Memberikan Bantuan Teknis
i. Menerima Bantuan Teknis
j. Memberikan Pengelolaan Hibah dan
k. Menerima Pengelolaan Hibah.

Proses yang harus dilalui dalam menjalankan: kolaborasi adalah

1) Trust building : membangun kepercayaan dengan negosiasi stakeholder mitra kolaborasi

2) Face to face Dialogue: melakukan dan baik dan bersungguh-sungguh

3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan sharing ownership dalam


proses serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;

4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait


permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan

5) Menetapkan outcome antara factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam


kolaborasi antar Lembaga pemerintah : Kepercayaan, Pembagian kekuasaan, Gaya
kepemimpinan, Strategi manajemen dan Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang
efisien efektif antara entitas public.

Sementara Factor-faktor yang menghambat keberhasilan dalam kolaborasi antar


Lembaga pemerintah yaitu : Ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan
pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi dan Dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.
AGENDA III
A. SMART ASN

Pandemi Covid-19 telah mengantarkan dunia pada sebuah masa revoulusioner dengan
berpindahnya sebagian kehidupan manusia menuju dunia tanpa batas, yakni dunia digital. Kita
dipaksa untuk masuk dan mengikuti segala perkembangan yang ada di dunia digital atau sering
disebut dengan istilah Mendadak Digital. Kondisi “Mendadak Digital” ini telah mengguncang
Ekonomi, Sosial, dan Budaya masyarakat Abad 21. Berbagai berkah dan bencana di ruang digital
silih berganti menghampiri seluruh profesi tak terkecuali Aparatur Sipil Negara (ASN).

A. LITERASI DIGITAL

Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan


Transformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang
akan datang akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi,
belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke
daring yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat termasuk ASN.
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat menggunakan
media digital secara bertanggung jawab
1. Percepatan Transformasi Digital

karakteristik Keterangan
dorongan Masyarakat dan tren industry,
keputusan organisasi
Entitas target Organisasi, platform, ekosistem,
industri, masyarakat
Jangkauan Transformasi dapat bersifat mendalam
dan memiliki implikasi di luar jaringan nilai
langsung organisasi (misalnya,
masyarakat, pelanggan).
Sarana Kombinasi teknologi digital (misalnya
analitik, seluler, dan aplikasi).
Hasil yang Diharapkan Proses bisnis diubah dan fokus model
bisnis organisasi diubah; dalam beberapa
kasus proses bisnis
dioptimalkan
Lokus ketidakpastian Eksternal (pertama): terletak di luar
organisasi. Internal (kedua): terletak di
dalam organisasi
Lima (5) visi Presiden untuk Indonesia:
 Pembangunan infrastruktur
 Pembangunan SDM
 Keterbukaan Investasi
 Reformasi Birokrasi
 Penggunaan APBN fokus & tepas sasaran

Lima (5) arahan presiden untuk percepatan transformasi digital


 Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor
kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
 Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
 Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital Smart ASN
 Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya (Oktari, 2020)
 Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.

2. Pengertian Literasi Digital


Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan
(affordances) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi,
diskusi, dan evaluasi opini publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee, 2013).
Affordance berarti alat yang memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal baru,
berpikir dengan cara baru, mengekspresikan jenis makna baru, membangun jenis
hubungan baru dan menjadi tipe orang baru. Affordance dalam literasi digital adalah
akses, perangkat, dan platform digital.
Sementara pasangannya yaitu kendala (constraint), mencegah kita dari melakukan
hal-hal lain, berpikir dengan cara lain, memiliki jenis lain dari hubungan. Constraint
dalam literasi digital bisa meliputi kurangnya infrastruktur, akses, dan minimnya
penguatan literasi digital (Jones dan Hafner, 2012)

Menurut definisi UNESCO dalam modul UNESCO Digital Literacy Framework (Law,
dkk., 2018) literasi digital adalah... “...kemampuan untuk mengakses, mengelola,
memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan
informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan
yang layak, dan kewirausahaan.
Literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media
digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara
produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017)
Kominfo menjabarkan literasi digital ke dalam 4 kompetensi yaitu kecakapan
menggunakan media digital (digital skills), budaya menggunakan digital (digital
culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan
media digital (digital safety).

3. Peta Jalan Literasi Digital


Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat digital
yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat digital
meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan infrastruktur digital.
Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan, dan pengendalian sistem digital.
Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan
riset inovasi digital.
Peta Jalan Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan
Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi persoalan
terkait percepatan transformasi digital dalam konteks literasi digital. Dalam peta jalan
ini, dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi
yaitu: kecakapan digital (digital skills), budaya digital (digital culture), etika digital
(digital ethics) dan keamanan digital (digital safety)

4. Lingkup Literasi Digital


Dalam mencapai target program literasi digital, perlu diperhitungkan estimasi
jumlah masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan akses internet berdasarkan
data dari APJII dan BPS. Identifikasi Target User dan Total Serviceable Market penting
untuk menentukan target spesifik program literasi digital. Saat ini, tingkat penetrasi
internet di Indonesia sebesar 73,7%

5. Tantangan Kesenjangan Digital


Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada kemampuan
memiliki (ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital (komputer) dan akses
(Internet).
6. Penguatan Literasi Digital
Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital. Pada
Kurikulum 2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sempat
menjadi bagian penting di bangku sekolah menengah dan atas. Namun dihapus pada
Kurikulum 2013, untuk kemudian direstorasi di Kurikulum 2013 terbaru. Namun,
penguatan literasi digital tidak hanya datang dari Kemendikbud selaku otoritas
pendidikan beberapa lembaga pemerintah, akademisi, dan nonpemerintah

7. Implementasi Literasi Digital


Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication and Technology),
muncul berbagai model pembelajaran secara daring. Selanjutnya, muncul pula istilah
sekolah berbasis web (web-school). Bermula dari kedua istilah tersebut, munculah
berbagai istilah baru dalam pembelajaran yang menggunakan internet, seperti online
learning, distance learning, web-based learning, dan elearning (Kuntarto dan Asyhar,
2016). Gerakan Literasi Nasional dalam Materi Pendukung Literasi Digital dari
Kemendikbud 2017 (Kemendikbud, 2017) juga telah menggariskan beberapa indikator
terkait penguatan literasi digital di basis sekolah, masyarakat dan keluarga

B. PILAR LITERASI DIGITAL

Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan
media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan
teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah
konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada
kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang
dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang
pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung
jawab. Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu
dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam
kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital
dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras
dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

1. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:


 Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)
 Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi
dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar

 Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings
 Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:


 Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan
kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia
 Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan
nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll.
 Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam
berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika
 Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat,menabung
mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.
3. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada :
 Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint)
Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi)
 Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber yang
terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
 Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan
menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed
 Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digital
serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi
C. IMPLEMENTASI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas
dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan
solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat
Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini
melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit
setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat

Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk
belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet.
Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warga Negara.
Fenomena dan permasalahan di dunia digital semakin marak dan semakin canggih. Peran
dan tanggung jawab para peserta CPNS sangatlah besar. Modul ini membantu para
peserta CPNS mampu beradaptasi dan juga memberikan solusi bagi permasalah yang ada
di dunia digital.
Pada bagian ini, akan dipelajari lebih mendalam mengenai penerapan dari masing-
masing keempat pilar literasi digital, yakni etika, keamanan, budaya, dan kecakapan dalam
bermedia digital.
Pengetahuan dasar mengenai lanskap digital meliputi berbagai perangkat keras dan
perangkat lunak karena lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan sosial,
surel, situs daring, perangkat seluler, dan lain sebagainya. Fungsi perangkat keras dan
perangkat lunak saling berkaitan sehingga tidak bisa lepas satu sama lain. Kita tidak bisa
mengakses dunia digital tanpa fungsi dari keduanya. Dengan demikian, kita perlu
mengetahui dan memahami fungsi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan
dalam mengakses dunia digital. Salah satu perangkat keras yang sering kali digunakan
dalam dunia digital adalah komputer. Komputer yang paling dekat dengan kehidupan kita
adalah komputer pribadi. Komputer merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut
komputer yang didesain untuk penggunaan individu (Wempen, 2015)

Berikut ini beberapa kategori untuk mesin komputer yang sering kita jumpai (Wempen,
2015) :
 Komputer pribadi yang biasa diletakkan di atas meja kerja atau meja belajar dan jarang
dipindah-pindahkan. Komputer ini terdiri dari kotak besar yang disebut unit sistem
yang berisi berbagai komponen penting agar komputer ini dapat bekerja. Kemudian
komputer desktop ini dihubungkan juga dengan perangkat keras lain seperti monitor,
keyboard, dan mouse. Perangkat keras tersebut disambungkan dengan unit sistem
menggunakan kabel atau teknologi wireless. Kelebihan komputer desktop ini adalah
kita meningkatkan performa dan fungsi komputer dengan mudah. Contohnya adalah
menambah kapasitas
 Notebook merupakan istilah lain dari laptop. Notebook merupakan komputer yang
didesain agar bisa dilipat dan mudah dibawa kemana-mana. Dalam perangkat keras ini
sudah terdapat monitor, keyboard, dan keypad yang merangkai jadi satu dengan unit
sistemnya. Notebook dapat mengoperasikan berbagai perangkat lunak yang juga
dioperasikan oleh komputer desktop. Karena kemudahannya dibawa kemana-mana,
maka notebook menjadi perangkat keras yang populer. Walau begitu, kita perlu usaha
ekstra jika ingin meningkatkan performa perangkat keras ini.
 Netbook merupakan singkatan dari internet notebook. Perangkat keras ini yang lebih
kecil ukurannya dan kemampuannya juga tidak sehandal notebook. Faktor
kemampuan ini membuat netbook mungkin tidak dapat mengoperasikan perangkat
lunak tertentu
 Tablet merupakan komputer portabel yang terdiri dari layar sentuh dengan komponen
komputer di dalamnya. Perangkat keras ini tidak memiliki keyboard. Fungsi keyboard
dapat kita jumpai dalam layar sentuh tersebut. Perangkat keras ini sangat simpel dan
mudah dibawa kemana-mana. Namun, perangkat ini biasanya tidak dapat
mengoperasikan beberapa aplikasi perangkat lunak tertentu karena keterbatasan
kemampuannya.
 Telepon pintar merupakan perangkat telepon yang memiliki kemampuan untuk
mengoperasikan berbagai aplikasi perangkat lunak dan mengakses internet. Sama
seperti tablet, telepon pintar biasanya dilengkapi dengan layar sentuh. Telepon pintar
dapat mengoperasikan berbagai perangkat lunak namun tidak sehandal komputer
desktop atau notebook.

Salah satu hal yang sering kita jumpai dalam dunia digital adalah internet. Internet
merupakan jaringan komputer yang memungkinkan satu komputer saling berhubungan
dengan komputer lain (Levine & Smart Young, 2010)
Komputer yang kita gunakan tidak terhubung secara langsung dengan internet. Komputer
kita dapat terkoneksi karena adanya perusahaan penyedia jasa internet (internet service
provider) yang menyediakannya (Miller, 2016). Kita perlu mendaftar agar memperoleh
jasa koneksi internet dari penyedia jasa internet di sekitarnya
Ada beberapa pertimbangan dalam memilih jasa internet yang bisa kita gunakan.
 Kecepatan akses. Kita perlu mengetahui kecepatan akses internet yang bisa kita
dapatkan.
 Stabilitas. Kita perlu memastikan bahwa penyedia jasa internet tersebut menyediakan
akses internet yang stabil, terutama di lokasi tempat kita berada.
 Pelayanan terhadap pelanggan. Kita perlu mengetahui bagaimana pelayanan yang
diberikan terhadap kendala yang mungkin kita temui saat mengakses internet
(Handayani, 2020).
Dengan mendaftar ke penyedia jasa internet, kita bisa mengakses internet secara
personal dengan teknologi kabel atau Wi-Fi. Wi-Fi, singkatan dari wireless fidelity,
merupakan istilah bagi koneksi standar tanpa kabel (Miller, 2016). Jaringan publik bisa saja
tidak seaman jaringan pribadi yang memerlukan kata kunci untuk mengaksesnya. Karena
semua orang dapat mengakses jaringan publik, bisa saja ada kemungkinan pengguna yang
berniat buruk. Pengguna ini secara tidak bertanggung jawab dapat mencegat sinyal yang
dikirimkan dari komputer kita ke situs di internet. Jadi sebaiknya jangan mengirimkan
informasi pribadi dan sensitif dengan menggunakan koneksi publik (Miller, 2016)
Setelah dapat mengakses internet, maka kita perlu menyeleksi dan memahami
berbagai hal berkaitan dengan internet. Istilah yang sering kita dengar adalah web. Web
adalah kumpulan halaman yang menghubungkan satu informasi dengan informasi lainnya
(Levine & Young, 2010). Setiap halaman informasi ini bisa berisi berbagai tulisan,

gambar, suara, video, animasi, atau hal lain (Levine & Young, 2010). Kita bisa mengunjungi
berbagai halaman tersebut dengan menuliskan alamat web yang sesuai. Untuk dapat
mengakses web, maka kita perlu browser. Browser adalah program dalam komputer yang
dapat menemukan dan menyajikan halaman web di layar gawai kita (Levine & Young,
2010)
Selain web, kita juga perlu mengenal electronic mail (email) atau surel. Surel
merupakan layanan dalam jaringan internet yang memungkinkan kita mengirimkan pesan
kepada pengguna surel lain di seluruh dunia (Levine & Young, 2010). Selain memiliki
jaringan internet, untuk dapat melakukan hal tersebut, maka kita perlu memiliki alamat
surel. Alamat surel dapat diibaratkan seperti alamat pos atau bahkan nomor telepon
(Levine & Young, 2010: 208). Kita mengirimkan pesan sesuai dengan alamat surel yang kita
ketikkan dalam program layanan surel. Hal ini membuat pesan yang kita kirimkan dapat
diterima oleh pengguna yang memiliki alamat surel yang kita tuju
Dalam menggunakan internet, salah satu aktivitas yang sering kita lakukan adalah
menggunakan mesin pencarian informasi untuk menunjang kegiatan. Hasil survei yang
dikeluarkan oleh Hootsuite dan We are Social di tahun 2020 menunjukkan bahwa Google
menempati peringkat pertama sebagai mesin pencarian informasi yang paling banyak
diakses. Ia lebih banyak diakses secara mobile dibandingkan melalui komputer. Situs ini
digunakan oleh semua kelompok usia hampir secara merata. Pengguna terbanyak ada
pada kelompok usia 25-34 tahun yaitu sebesar 32%. Sedangkan penggunaan Google pada
kelompok usia lainnya berkisar antara 9 hingga 17% (Hootsuite & We Are Social, 2021).
Google masih berada pada peringkat pertama mesin pencarian informasi terfavorit, baik di
dunia maupun Indonesia. Dilansir dari Statcounter (2021) sebanyak 98,32% masyarakat
Indonesia memilih menggunakan Google. Hanya kurang dari 2% populasi masyarakat
Indonesia yang menggunakan Yahoo, Bing, Yandex, DuckDuckGo, dan Ecosia.

Mesin pencarian informasi memiliki tiga tahapan kerja sebelum menyajikan


informasi yang kita butuhkan. Pertama, penelusuran (crawling), yaitu langkah ketika mesin
pencarian informasi yang kita akses menelusuri triliunan sumber informasi di internet.
Penelusuran tersebut tentu mengacu pada kata kunci yang diketikkan pada mesin
pencarian informasi. Kedua, pengindeksan (indexing), yakni pemilahan data atau informasi
yang relevan dengan kata kunci yang kita ketikkan. Ketiga, pemeringkatan (ranking), yaitu
proses pemeringkatan data atau informasi yang dianggap paling sesuai dengan yang kita
cari

Aplikasi percakapan dan media sosial adalah salah satu bagian dari perkembangan
teknologi yang disebut sebagai tolok ukur yang sangat menarik yang memiliki kaitan
dengan berbagai aspek (Sun, 2020). Akses sebagai kompetensi dasar pertama memiliki
peranan kunci sebab ketidakmampuan pengguna dalam mengakses aplikasi tertentu akan
menghambat penggunaan aplikasi tersebut. Akses percakapan biasanya diperoleh secara
personal maupun atas saran dari kelompok tertentu, seperti kelompok kaum
perempuan yang mengakses grup WhatsApp untuk memperoleh informasi (Monggilo,
dkk., 2020; Wenerda & Supenti, 2019)
Anggaran untuk internet selalu diprioritaskan bahkan cenderung semakin besar
(APJII, 2020). Contohnya saja dalam transaksi jual beli. Dengan koneksi internet, kita tak
harus datang ke toko luring. Sebagai pembeli, kita dimanjakan dengan kemudahan dan
kenyamanan. Sementara itu, sebagai penjual, tidak perlu menghabiskan biaya operasional
untuk meningkatkan pendapatan penjualan mereka (Kurnia dkk., 2020
Internet hadir bagai pisau bermata dua yaitu dapat memberikan manfaat positif
sekaligus memberikan dampak negatif sehingga diperlukan pengetahuan serta
kedewasaan. Demikian pula ragam informasi yang didapatkan juga semakin terbuka baik
konten positif maupun konten negatif. Sehingga kita butuh tahu dan terapkan netiket. Di
dunia digital kita juga mengenal etika berinternet atau yang lebih dikenal dengan
Netiquette (Network Etiquette) yaitu tata krama dalam menggunakan Internet. Hal paling
mendasar dari netiket adalah kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan
manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekedar dengan deretan karakter huruf di layar
monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya (Pane, 2016, dalam Firda dan
Astuti 2021
Terdapat dua macam jenis netiket jika dilihat dari konteks ruang digital dimana kita
berinteraksi dan berkomunikasi, yaitu one to one communications dan one to many
communication
Konten negatif yang membarengi perkembangan dunia digital tentu menyasar para
pengguna internet, termasuk di Indonesia. Konten negatif atau konten ilegal di dalam UU
Nomor 19/2016 tentang Perubahan Atas UU Nomor 11/2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik dijelaskan sebagai informasi dan/atau dokumen elektronik yang
memiliki muatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan atau pencemaran
nama baik, pemerasan dan/atau pengancaman, penyebaran berita bohong dan
menyesatkan sehingga mengakibatkan kerugian pengguna. Selain itu, konten negatif juga
diartikan sebagai substansi yang mengarah pada penyebaran kebencian atau permusuhan
berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan. Konten negatif muncul karena motivasi-
motivasi pembuatnya yang memiliki kepentingan ekonomi (mencari uang), politik
(menjatuhkan kelompok politik tertentu), mencari kambing hitam, dan memecah belah
masyarakat (berkaitan suku agama ras dan antargolongan/SARA) (Posetti & Bontcheva,
2020)
Proses interaksi yang terjadi di media sosial ini merupakan bagian dari komunikasi
sosial, bahkan semakin kompleks dan dapat menimbulkan masalah jika tidak dikelola
dengan baik. Permasalahan yang biasanya muncul terkait dengan privasi, hak cipta karya,
pornografi, kekerasan online, dan isu etika lainnya. Misalnya, penggunaan foto unggahan
dari pihak lain tanpa izin atau pengutipan yang tidak layak, opini yang merugikan,
penyebaran video porno, dll. Khususnya yang saat ini sedang menjadi permasalahan
utama di dunia internet Indonesia adalah terkait pembuatan dan penyebaran berita palsu
atau hoaks. Sifat media digital yang user generated content yaitu siapapun dapat
memproduksi konten dalam berbagai bentuk (audio, video, gambar, teks) dan
menyebarkannya di media
Hasil penelitian Joint Research Centre (JRC) European Commission dengan program
yang bernama The European Digital Competence Framework for Citizens atau disingkat
DigComp 2.1 mencetuskan lima kompetensi literasi media yaitu kelola data dan informasi,
komunikasi dan kolaborasi, kreasi konten, keamanan digital, serta partisipasi dan aksi.
Di balik kemudahan bertransaksi daring, terdapat bahaya yang mengintai, oleh sebab
itu, kita sebagai pengguna harus lebih bijak dalam menggunakan transaksi ini dengan
menjalankan tips dari Young Americans : Centre for Financial Education (n.d) dan Goodwill
Foundation (n.d) berikut ini:
 Periksalah koneksi https, artinya situs web menggunakan koneksi yang aman bagi
data pribadi yang kita masukkan
 Meneliti akun penjual. Kita dapat meneliti dari nomor telepon yang mungkin
dapat dihubungi jika kita mengalami kendala saat bertransaksi. Selain itu, kita juga
dapat menelitinya dari ulasan pembeli sebelumnya
 Menggunakan metode pembayaran yang aman. Sebaiknya hindari pembayaran
transfer langsung ke rekening penjual. Kartu kredit dapat menjadi pilihan yang
paling aman, jika kita tidak mau membagikan nomor kartu ke banyak penjual,
maka kita bisa menggunakan jasa pembayaran seperti Paypal, Google Wallet, dan
sebagainya
 Simpan riwayat transaksi, termasuk diantaranya tanggal, nomor transaksi, deskripsi,
harga produk, hingga riwayat surel transaksi. Hal ini mungkin berguna saat terjadi
kendala
 Hindari memberikan password, kode OTP, dan data penting lainnya kepada
siapapun.
 Jangan gunakan tanggal lahir, nomor ponsel, nama teman/hewan/saudara kata
kata sandi.
 Berhati-hati dengan pesan scam melalui surel (yang terkadang disertai tautan
tertentu) dan situs web yang mencurigakan

Kita tahu bahwa sebuah sistem komputer berisi perangkat keras seperti prosesor,
monitor, RAM dan banyak lagi, dan satu hal yang sistem operasi memastikan bahwa
perangkat tersebut tidak dapat diakses langsung oleh pengguna. Pada dasarnya,
perlindungan perangkat kerasdibagi menjadi 3 kategori: perlindungan CPU, Perlindungan
Memori, dan perlindungan I/O

Perangkat digital seperti gawai atau peranti komputer yang kita miliki adalah alat
utama yang bisa digunakan untuk mengakses internet dan berselancar di dunia maya.
Secara standar perangkat ini sudah dirancang dengan segudang fitur pengaman untuk
memastikan aktivitas kita saat bermedia digital aman dan nyaman. Namun setiap
teknologi memiliki beragam celah yang bisa dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung
jawab. Faktanya, salah satu celah terbesar dalam teknologi digital ada pada pengguna,
baik karena pengguna lalai dalam mengoperasikan perangkat maupun lupa mengaktifkan
fitur pengaman. Perangkat keras adalah perangkat yang secara fisik bisa kita lihat dan
pegang, seperti layar ponsel, monitor, keyboard, hardisk, dan kartu penyimpanan.
Sedangkan perangkat lunak merupakan aplikasi dan program yang ditanamkan di dalam
perangkat untuk membuatnya mampu bekerja dengan baik. Kedua komponen ini saling
terkait sehingga upaya pengamanannya pun dilakukan secara berkesinambungan

Proteksi perangkat digital pada dasarnya merupakan perlindungan yang bertujuan


untuk melindungi perangkat digital dari berbagai ancaman malware. Malware, singkatan
dari malicious software, adalah perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol
perangkat secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi milik kita atau uang dari
pemilik perangkat

Dalam berbagai kasus serangan siber di atas, penipuan digital menjadi salah satu
bentuk kejahatan digital yang cukup rentan dan banyak dialami oleh masyarakat.
Setidaknya ada empat bentuk penipuan digital, yaitu scam, spam, phising, dan hacking.
Secara teknis, penipuan dapat bersifat social engineering dengan ragam bentuk yang kita
terima mulai dari SMS, telepon, email bahkan dalam bentuk virus serta
pembajakan/peretasan akun dan cloning platform yang kita miliki.

Pemanfaatan jejak digital adalah penggunaan jejak digital secara positif. Jejak digital
yang ditinggalkan seringkali digunakan oleh aparat penegak hukum. Bagi mereka, jejak
digital tersebut akan sangat membantu dalam mengungkap kasus-kasus kriminal, baik
yang berbasis dunia daring (cyber crime) maupun yang terjadi di dunia luring Bentuknya
beragam. Mulai dari aktivitas sinyal seluler pada ponsel, riwayat login akun media sosial,
sampai dengan jejak pengiriman SMS atau panggilan telepon. Bahkan, jika seseorang
meretas sebuah situs web atau aplikasi berbasis Internet, sejatinya jejak digital itu akan
tertinggal dan bisa dilacak (Kumparan.com, 2017)

B. MANAGEMEN ASN
terdapat 2 macam ASN yakni :

 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan


 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

Pegawai ASN berkedudukan Sebagai Aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik

 Setia dan Taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Pemerintah yang Sah.
 Menjaga Kesatuan dan Kesatuan Bangsa.
 Melaksanakan Kebijakan Pemerintah
 Menaati ketentuan Peraturan PerUU
 Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan
tanggungjawab.
 Menunjukan Integritas dan Keteladanan.
 Menyimpan Rahasia Jabatan.

Peran, Tugas dan Kode Etik ASN antara lain :

- Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai


dengan Peraturan Perundang-Undangan.
- Memberikan Pelayanan Publik yang Profesional dan Berkualitas.
- Mempererat Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kode Etik ASN : Kode Etik dan Kode Prilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
Kehormatan ASN

Perencana, Pelaksana dan Pengawas Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan


pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervensi politik serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

Fungsi Kode Etik ASN

 sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas
dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik.

 Sebagai standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi publik/aparatur sipil
negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya,
 Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam menjalankan
tugas pelayanan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan publik diatas
kepentingan pribadi.

C. PELAYANAN PUBLIK

Pelayanan Publik pada Hakikatnya pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang
merupakan kewajiban aparatur negara sebagai abdi masyarakat. (Keputusan Mentri Aparatur Sipil
Negara No. 63/2003)

 Pengertian Pelayanan Publik

berdasarkan UU No. 25 Tahun 2009 Tentang

Pelayanan Publik :

"Pelayanan Publik adalah Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik

 Pelayanan ADM : Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang
dibutuhkan oleh publik.
 Pelayanan Barang : Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang
digunakan oleh publik
 Pelayanan Jasa : Pelayanan yang menghasilkan berbagai jasa yang dibutuhkan oleh
publik.
 Pelayanan Regulasi : Pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan perundang-
undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Melayani masyarakat baik sebagai kewajiban maupun sebagai kehormatan, merupakan dasar bagi
terbentuknya masyarakat yang manusiawi (Tjosvold, 1993 : x)

D. WHOLE OF GOVERMENT (WOG)

Whole Of Goverment (WoG)

adalah Sebuah pendekatan fungsi dalam ruang lingkup kordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan bersama dalam :

 Pembangunan Kebijakan
 Manajemen Program dan
 Pelayanan publik

WOG goverment diperlukan karena

 Dorongan Publik untuk kinerja Good Goverment


 Keberagaman
 Perkembangan Teknologi dan Informasi
 Ego Sentral dan Siloisasi.

Anda mungkin juga menyukai