Anda di halaman 1dari 10

WAWASAN KEBANGSAAN

A. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia


Tanggal 20 Mei ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi
dengan terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908.
Penetapan tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda dilatarbelakangi
Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928. Kongres
Pemuda II sendiri merupakan hasil dari Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada
tanggal 2 Mei 1926. Muhammad Yamin, yang saat itu menjadi Ketua Jong
Sumatranen Bond, menyampaikan sebuah resolusi setelah mendengarkan pidato
dari beberapa peserta kongres berupa 3 (tiga) klausul yang menjadi dasar dari
Sumpah Pemuda, yaitu: Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah
yang satu tanah Indonesia, Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa
yang satu, Bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung Bahasa
persatuan, Bahasa Melayu. Penggunaan Bahasa Melayu yang diusulkan oleh
Muhammad Yamin menjadi kontroversi saat Kongres Pemuda I, barulah setelah
diganti menjadi Bahasa Indonesia pada Kongres Pemuda II, kontroversi tersebut
dapat berakhir dan menjadi sebuah kesepakatan. Detik-detik Proklamasi
Kemerdekaan RI diawali dengan menyerahnya Jepang kepada Tentara Sekutu.

B. Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara


1. Pancasila
Merupakan kulminasi dari endapan nilai-nilai tersebut dijadikan oleh para pendiri
bangsa sebagai soko guru bagi falsafah negara indonesia modern yakni pancasila
yang rumusannya tertuang dalam UUD 1945, sebagai ideologi negara, pandangan
hidup bangsa, dasar negara dan sumber dari segala sumber hukum Indonesia.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Undang-undang dasar memiliki fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga Negara terlindungi.
Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme. Kunci pokok pertama dari sistem
Pemerintahan Negara yang berbunyi “Indonesia ialah Negara yang berdasar atas
hukum (rechstaat) dan bukan berdasar atas kekuasaan belaka (machtstaat)”.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya
satu. Sebab meskipun secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada
hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi persyaratan
berdirinya negara yaitu berupa pemerintah yang berdaulat dengan mengangkat
Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara.
Disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya.

C. Lambang-lambang Negara
1. Bendera Negara
Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih.
2. Bahasa Negara
Bahasa Negara yaitu Bahasa Indonesia.
3. Lambang Negara
Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila.
4. Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Yang merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia.

NILAI-NILAI BELA NEGARA

A. SEJARAH BELA NEGARA


Diawali dengan agresi militer belanda II yang berhasil menguasai Ibukota
Yogyakarta dan memunculkan perlawanan baik dengan hard power(perang gerilya)
maupun soft power(pemerintahan darurat).
B. ANCAMAN
Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa.
C. KEWASPADAAN DINI
Adalah serangkaian upaya/tindakan untuk menangkal segala potensi ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan dengan meningkatkan pendeteksian dan
pencegahan dini.
D. PENGERTIAN BELA NEGARA
Adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman.
E. NILAI-NILAI DASAR BELA NEGARA
Meliputi cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila
sebagai ideologi Negara, rela berkorban untuk bangsa dan Negara, dan kemampuan
awal Bela Negara.
F. PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM PEKERJAAN
Adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan kepada warga negara
guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela
Negara.
G. INDIKATOR BELA NEGARA
Meliputi indikator cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada
Pancasila sebagai ideologi Negara, rela berkorban untuk bangsa dan Negara, dan
kemampuan awal Bela Negara.
H. AKTUALISASI KESADARAN BELA NEGARA BAGI ASN
Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah, menjalankan tugas secara profesional
dan tidak berpihak, menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif, serta selalu
berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan wawasan sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


A. PERSPEKTIF SEJARAH NEGARA INDONESIA
Sejarah administrasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1816, dimana setelah
pemerintahan diambilalih oleh Belanda dari pihak Inggris, segera dibentuk suatu
dinas pemerintahan tersendiri. Lalu sistem pemerintahan saling berganti dari kabinet
parlementer ke presidensiil kepada kabinet parlementer dan sebaliknya dari
presidensiil ke parlementer. Keragaman suku bangsa, perbedaan sejarah dan
karakteristik daerah, hingga keanekaragaman bahasa dan budaya, semuanya
adalah fenomena ke-Indonesia-an yang membentuk identitas bersama yakni
Indonesia.
B. MAKNA KESATUAN DALAM SISTEM PENYELENGGARAAN NEGARA
Dengan memahami secara benar makna kesatuan, diharapkan seluruh komponen
bangsa Indonesia memiliki pandangan, tekat, dan mimpi yang sama untuk terus
mempertahankan dan memperkuat kesatuan bangsa dan negara.
C. BENTUK NEGARA BERDASARKAN UUD NEGARA RI TAHUN 1945
Sebagaimana disebutkan dalam Bab I, pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”.
Ini berarti bahwa Organisasi Pemerintahan Negara Republik Indonesia bersifat
unitaris, walaupun dalam penyelenggaraan pemerintahan kemudian
terdesentralisasikan.
D. UUD NEGARA RI TH 1945 DAN UU NO.5 TH 2014
Menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum SANKRI pada
umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan negara yang mencakup aspek
kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.
Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara diperlukan ASN
yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan
mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS
A. KONSEP PERUBAHAN
Adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia. Sosok PNS yang bertanggung jawab dan berorientasi pada
kualitas merupakan gambaran implementasi sikap mental positif PNS yang
kompeten dengan kuat memegang teguh kode etik dalam menjalankan tugas
jabatannya berdasarkan tuntutan unit kerja/organisasinya merupakan wujud nyata
PNS menunjukan sikap perilaku bela Negara.
B. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS
Ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS
dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu,
keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture),
Nasional (Society), dan Dunia (Global). Maka yang menjadi fokus perhatian adalah
mulai membenahi diri dengan segala kemampuan, kemudian mengembangkan
berbagai potensi yang dimiliki dengan memperhatikan modal insani (manusia).
C. MODAL INSANI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN LINSTRA
Konsep ini pada intinya menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk
modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas,
keterampilan, dan produktivitas kerja. Enam komponen dari modal manusia (Ancok,
2002) meliputi, modal intelektual, modal emosional, modal sosial, modal ketabahan
(adversity), modal etika/moral, dan modal kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani.
ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER
A. KORUPSI
Peningkatan kasus tindak pidana korupsi di Indonesia membuat pemerintah
memberikan respon dengan terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam hal
pengaturan tentang tindak pidana korupsi. Tidak hanya dalam perundang-undangan
nasional, bukti keseriusan pemerintah Indonesia dalam memerangi korupsi pada
tahun 2003 dengan turut berpartisipasi dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa (United Nations Convention Against Corruption/UNCAC) untuk menentang
Korupsi di dunia.
B. NARKOBA
Yaitu obat-obatan atau untuk menyebutkan suatu hal yang bersifat adiktif, yaitu
dapat mengakibatkan ketergantungan (addiction) apabila disalahgunakan atau
penggunaannya tidak sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter. Masing-masing
negara telah berusaha menjawab Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan
tersebut dengan berbagai pendekatan, metode, dan cara sesuai dengan situasi dan
kondisi serta sistem dan cara pemerintah masing-masing, termasuk Indonesia
dengan menggugah kesadaran ASN khususnya PNS untuk memberikan
sumbangsih pemikiran dan tenaga untuk menyelamatkan negara dari bahaya Tindak
Pidana Narkotika yang pada saat ini Darurat Narkoba.
C. TERORISME/RADIKALISME
Terorisme merupakan kejahatan luar biasa yang menjadi musuh dunia karena
nyawa manusia menjadi korban, mengganggu stabilitas keamanan, menghancurkan
tatanan ekonomi dan pembangunan, sehingga terorisme berdampak negatif
terhadap masyarakat. Kewaspadaan masyarakat memainkan peran penting dalam
meredam aksi-aksi kekerasan. Setiap individu saling menjaga keamanan diri dan
lingkungannya dengan cara saling memperingatkan satu sama lain bila ada potensi
kekerasan atau teror.
D. MONEY LAUNDRING
Berupa uang ataupun harta kekayaan yang diputihkan atau dicuci tersebut adalah
uang/harta kekayaan yang berasal dari hasil kejahatan, sehingga diharapkan setelah
pemutihan atau pencucian tersebut, uang/harta kekayaan tadi tidak terdeteksi lagi
sebagai uang hasil kejahatan melainkan telah menjadi uang/harta kekayaan yang
halal seperti uang-uang bersih ataupun aset-aset berupa harta kekayaan bersih
lainnya. UU No. 15 Tahun 2002 ini secara formal dan tegas menyatakan praktik
pencucian uang adalah suatu tindak pidana. Sebagai seorang CPNS, jaga integritas
dan komitmen untuk menjaga serta memelihara Indonesia bebas dari pencucian
uang dan pendanaan teroris.
E. PROXY WAR
Indonesia saat ini sedang berada dalam ancaman proxy war atau perang proksi dari
berbagai arah. Saat ini, perang proksi tidak harus dilakukan dengan menggunakan
kekuatan militer. Pancasila dalam rangka mencegah terjadinya konflik antar suku,
agama, dan daerah yang timbul akibat dari proxy war serta mengantisipasi
menghindari adanya keinginan pemisahan dari NKRI sesuai dengan simbol Bhineka
Tunggal Ika pada lambang Negara, Persatuan dan Kesatuan tidak boleh mematikan
keanekaragaman dan kemajemukan sebagaimana kemajemukan tidak boleh
menjadi faktor pemecah belah, tetapi harus menjadi sumber daya yang kaya untuk
memajukan kesatuan dan persatuan itu.
F. KEJAHATAN MASS COMMUNICATION
Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, potensi tindak pidana dan
bentuk kejahatan lainnya sangat dimungkinkan terjadi dalam komunikasi massa.
Pelaku bisa memasuki ranah pelanggaran pidana manakala penggunaan media
dalam berkomunikasi tidak sesuai dengan ketentuan norma serta peraturan
perundangan yang berlaku. Sehingga perlu bagi kita untuk memahami regulasi yang
ada, menegakan etika ber-media sosial, memasang identitas asli diri dengan benar,
cek terlebih dahulu kebenaran informasi yang akan dibagikan ke publik, lebih
berhati-hati bila ingin memposting hal-hal atau data yang bersifat pribadi.
TEKNIK ANALISIS ISU
A. ISU KRITIKAL
Isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi, kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya, kabar angin, desas desus. Isu kritikal
dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan masalah-masalah sumber daya
yang memerlukan pemecahan disertai dengan adanya kesadaran publik akan isu
tersebut. Pendekatan lain dalam memahami apakah isu yang dianalisis tergolong isu
kritikal atau tidak adalah dengan melakukan “issue scan”, yaitu teknik untuk
mengenali isu melalui proses scanning untuk mengetahui sumber informasi terkait
isu tersebut meliputi, media scanning, existing data, knowledgeable others, public
and private organizations, dan public at large.
B. TEKNIK TAPISAN ISU
Perlu dilakukan analisis untuk bagaimana memahami isu tersebut secara utuh dan
kemudian dengan menggunakan kemampuan berpikir konseptual dicarikan alternatif
jalan keluar pemecahan isu. Alat bantu tapisan misalnya menggunakan kriteria
AKPK(Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan) atau USG(Urgency,
Seriousness, Growth).
C. TEKNIK ANALISIS ISU
Selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam menggunakan sistem berpikir mind
mapping, fishbone, SWOT, tabel frekuensi, analisis kesenjangan, atau sekurangnya-
kurangnya menerapkan kemampuan berpikir hubungan sebab-akibat untuk
menggambarkan akar dari isu atau permasalahan, aktor dan peran aktor, dan
alternatif pemecahan isu yang akan diusulkan.
KERANGKA KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
A. KONSEP KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun social dalam menghadapi situasi kerja
yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas
dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh
kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
B. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA DALAM LATSAR CPNS
CPNS yang siap siaga adalah CPNS yang mampu meminimalisir terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan terkait dengan pelaksanaan kerja. Dengan memiliki
kesiapsiagaan yang baik, maka CPNS akan mampu mengatasi segala ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar. Terdapat hal
yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan mau tahu terkait dengan
kejadian-kejadian
permasalahan yang dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi,
tidak mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal usulnya, tidak
terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan permasalahan
bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada mempersiapkan jasmani dan mental
untuk turut bela negara.
C. MANFAAT KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan, kegiatan lain,
membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesame rekan seperjuangan,
membentuk mental dan fisik yang tangguh, menanamkan rasa kecintaan pada
bangsa dan patriotism sesuai dengan kemampuan diri, melatih jiwa leadership
dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam materi Team Building.

KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA


A. KESIAPSIAGAAN JASMANI DAN MENTAL
Merupakan serangkaian kemampuan jasmani atau fisik yang dimiliki oleh seorang
PNS atau CPNS yang akan menjadi calon pegawai sehingga memiliki ketahanan
melakukan pekerjaan yang berat dengan tidak mengalami kelelahan yang berarti
ataupun cedera, sehingga banyak hasil yang dicapai dalam pekerjaannya. Dikatakan
telah memiliki kesiapsiagaan mental, jika Anda mampu menerima dan berbagi rasa
aman, kasih sayang, kebahagiaan, dan rasa diterima oleh orang lain dalam
melakukan berbagai aktivitas.
B. ETIKA, ETIKET DAN MORAL
Seorang aparatur harus dapat menjadikan dirinya sebagai model panutan tentang
kebaikan dan moralitas pemerintahan terutama yang berkenaan dengan pelayanan
kepada publik. Etiket sebagai bentuk aturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai
aturan tata krama, sopan santun, dan tata cara pergaulan dalam berhubungan
sesame manusia dengan cara yang baik, patut, dan pantas sehingga dapat diterima
dan menimbulkan komunikasi, hubungan baik, dan saling memahami antara satu
dengan yang lain. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang
berkenaan dengan baik dan buruk.
C. KEARIFAN LOKAL
Adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh manusia di tempat ia hidup
dengan lingkungan alam sekitarnya untuk memperoleh kebaikan. Kearifan Lokal
dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat, bahan dan perlengkapan yang
dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup di berbagai bidang kehidupan
manusia. Dengan menjaga dan melestarikan kearfian lokal yang mengandung nilai-
nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat tersebut merupakan sesuatu hal yang
tidak bisa terbantahkan lagi sebagai salah satu modal yang kita miliki untuk
melakukan bela negara.

RENCANA AKSI BELA NEGARA


Aksi Nasional Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga negara
guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan
dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang
berdaulat, adil, dan makmur. Sebagai bentuk yuridis dalam modul pembelajaran
Agenda Bela Negara ini diamanatkan untuk melaksanakan program-program Aksi
Nasional Bela Negara yang aplikatif sesuai dengan spesifikasi, tugas dan fungsinya
masing-masing dan melibatkan seluruh komponen bangsa dan mencakup seluruh
segmentasi masyarakat.
KEGIATAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
A. BARIS BERBARIS DAN TATA UPACARA
Bertujuan untuk mewujudkan disiplin yang prima, agar dapat menunjang pelayanan
yang prima pula, juga dapat membentuk sikap, pembentukan disiplin, membina
kebersamaan dan kesetiakawanan dan lain sebagainya. Sehingga senantiasa dapat
mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu dan secara tidak
langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Tata Upacara secara umum
adalah suatu kegiatan upacara secara umum dilapangan yang urut-urutan acaranya
telah ditentukan di instansi/ perkantoran resmi pemerintah.
B. KEPROTOKOLAN
Keprotokolan adalah pengaturan yang berisi norma-norma atau aturan-aturan atau
kebiasaan-kebiasaan mengenai tata cara agar suatu tujuan yang telah disepakati
dapat dicapai.
C. KEWASPADAAN DIRI
Kemampuan yang dikembangkan untuk mendukung sinergisme penyelenggaraan
pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter secara optimal, sehingga terwujud
kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi
potensi ancaman. Di sisi lain, kewaspadaan dini dilakukan untuk mengantisipasi
berbagai dampak ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang bisa menjadi
ancaman bagi kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa.
D. MEMBANGUN TIM
PNS yang samapta adalah PNS yang mampu meminimalisir terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan terkait dengan pelaksanaan kerja. Dengan memiliki kesiapsiagaan
yang baik maka PNS akan mampu mengatasi segala ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar.
E. CARAKA MALAM DAN API SEMANGAT BELA NEGARA
Caraka malam atau jurit malam bertujuan untuk menanamkan disiplin, keberanian,
semangat serta loyalitas dan kemampuan peserta Latsar CPNS dalam
melaksanakan tugas dengan melewati barbagai bentuk godaan, cobaan serta
kemampuan memegang/penyimpanan rahasia organisasi dan rahasia Negara.
Dalam kegiatan Latsar CPNS api unggun dilaksanakan dengan tujuan untuk
mendidik dan melatih keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai