Anda di halaman 1dari 11

JURNAL MATERI

MASSIVE OPEN ONLINE COURSE


(MOOC)

PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN


PERJANJIAN KERJA ( PPPK)
GELOMBANG 9
ANGKATAN 178

Nama PPPK : Herdi Sunardi, S.Pd.


NDH : 14
INIP : 198210282022211010
MATERI KEBIJAKAN

1. Sambutan Kepala LAN


RI Dr. Adi Suryanto,
M.Si

Indonesia tengah berbenah menyongsong era baru, Indonesia Emas 2045, dan juga era Revolusi
Industri 4.0 dan tantangan global lainnya. Oleh karena itu kita perlu mempersiapkan sumber daya
aparatur / ASN yang kompeten dan professional dalam pelayanan publik dan birokrasi. Pelatihan
dasar melalui platform MOOC ini menjadi pondasi penting untuk mewujudkan “SMART ASN”
untuk mencetak ASN yang unggul dan kompeten untuk menuju birokrasi berkelas dunia dan
Indonesia Emas 2045.

2. Kebijakan Pengembangan Kompetensi


ASN Dr. Muhammad Taufiq, DEA
Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI

Kita sebagai ASN merupakan sebuah kebanggan, karena dapat melayani bangsa Indonesia.
Presiden telah meluncurkan “core value” ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pada pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif). Penguasaan “core value” ini
bertujuan agar kita terus mengembangkan diri agar menjadi “SMART ASN”.

3. Manajemen Penyelenggaraan
PPPK Erna Irawati, S.Sos, M.Pol
Adm. Kepala Pusat Pembinaan Program & Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI

Pelatihan dasar PPPK dengan MOOC dibagi menjadi 3 bagian :


1) Sikap Perilaku Bela Negara
2) Nilai (core value) dalam penyelenggaraan pemerintahan
3) Kedudukan PPPK dalam penyelenggaraan pemerintahan
AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

I. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara


Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia dimulai pada tanggal 20 Mei 1908 dengan
dibentuknya organisasi Boedi Oetomo oleh para mahasiswa STOVIA, yang diinisiasi oleh
Soetomo atas gagasan dari Wahidin Soedirohoesodo. Pada tahun yang sama, 1908, beberapa
mahasiswa Indonesia di Belanda juga mendirikan organisasi Indische Vereeniging (IV) yang
pada tahun 1825 berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Kongres Pemuda I dilaksanakan
pada tanggal 2 Mei 1926, dan Kongres Pemuda II dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Sjahrir menyampaikan kepada Bung Karno untuk menyatakan
kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Hatta mengusulkan rapat kepada
Bung Karno, dan pada malam harinya Naskah Proklamassi diketik. Pada tanggal 17 Agustus
1945 pukul 10.00 WIB, teks proklamasi dibacakan dan Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Wawasan Kebangsaan yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa dan kesadaran terhadap
sistem nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,
guna memecah berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat
yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. 4 Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara, yaitu :
1. Pancasila
Rumusan pancasila tertuang dalam UUD 1945 sebagai Ideologi Negara, pandangan hidup
bangsa, dasar negara dan sumber dari segala sumber hukum Indonesia. Selain berfungsi
sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, Pancasila juga berfungsi sebagai
bintang pemandu (Leitstar), sebagai ideologi nasional, pandangan hidup bangsa, perekat dan
pemersatu bangsa, serta sebagai wawasan pokok bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita
nasional.
2. UUD 1945
Naskah UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh BPUPKI. Setelah
rancangan jadi, diserahkan pada PPKI untuk diperiksa ulang. Perubahan terjadi pada bagian
mukadimah “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” dihilangkan.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 Piagam Jakarta disahkan menjadi Pembukaan UUD 1945 oleh
PPKI. UUD 1945 memiliki fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah,
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Kata Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa dilontarkan pada masa Majapahit
oleh Mpu Tantular pada kitab Sutasoma (Purudasanta). Lambang NKRI berupa Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan pada PP No.66 Tahun 1951
tanggal 17 Oktober dan diundangkan pada tanggal 28 Oktober 1951 tentang Lambang
Negara.
4. NKRI
NKRI lahir pada tanggal 17 Agustus 1945. Tujuan NKRI tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 Alinea IV, yaitu :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejakteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Adapun Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Bendera
Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3
dari panjang, bagian atas berwarna merah, dan bagian bawah berwarna putih.
2. Bahasa
Bahasa Indonesia menjadi bahas resmi Negara dalam pasal 36 UUD 1945.
3. Lambang Negara
Lambang Negara berupa Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Bagian
kepala menoleh ke sebelah kanan, perisai digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis diatas pita yang dicengkram oleh Garuda. Jumlah
bulu pada masing-masing sayap 17, ekor 8, pangkal ekor 19, dan leher 45.
4. Lagu Kebangsaan
Lagu kebangsaan Negara Indonesia adalah Indonesia Raya.
Nilai-nilai Bela Negara dikutip dari UU No.23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Nasional untuk pertahanan Negara pasal 7 Ayat 3, meliputi :
1. Cinta Tanah Air
2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi Negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
5. Kemampuan awal Bela Negara
Pada UUD 1945 BAB 1, pasal 1 disebutkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara kesatuan
berbentuk Replubik. Pentingnya penyelenggaraan birokrasi pemerintahan dimuat dalam UU
No.30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UU AP) yang diberlakukan sejak 17
Oktober 2014.
Pancasila sebagai landasan idiil negara dipertegas dalam UU No.12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara.
UUD 1945 merupakan landasan konstitusional Sistem Administrasi NKRI, yang berfungsi
sebagai hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam hierarki perundang-undangan
NKRI. Peran ASN berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN, meliputi :
1. Melaksanakan kebijakan publik yang diubah oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
2. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI

II. Analisis Isu Kontemporer


ASN yang profesional ditandai dengan dapat mengambil tanggungjawab, menunjukkan sikap
mental positif, mengutamakan keprimaan, menunjukkan kompetensi, memegang teguh kode etik.
Modal Insani dalam menghadapai perubahan lingkungan strategis meliputi intelektual,
emosional, sosial, ketabahan, etika, kesehatan fisik.
Isu-isu strategis kontemporer meliputi korupsi, narkoba dan zat adiktif, terorisme dan
radikalis, pencucian uang, dan proxy war. Isu kritikal secara umum terbagi dalam 3 kelompok,
yaitu Current Issue (isu saat ini), Emerging Issue (isu berkembang) dan Isu Potensial.
Teknik analisis Isu meliputi memahami isu kritikal, teknik tapisan isu, teknik analisis isu dan
teknik analisis SWOT.

III. Kesiapsiagaan Bela Negara


Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang telah dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam
yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga dilandasi kecintaan terhadap NKRI.
Aksi Bela Negara yaitu sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa untuk
mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
Kemampuan awal Bela Negara meliputi :
1. Kesiapsiagaan jasmani
2. Kesiapsiagaan mental
3. Kesiapsiagaan etika/moral
4. Menjunjung kearifan lokal.
AGENDA II
NILAI-NILAI DASAR ASN

I. Berorientasi Pelayanan
Panduan perilaku / kode etik “Berorientasi Pelayanan” meliputi:
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
3. Melakukan perbaikan tiada henti
Fungsi dan tugas ASN berdasarkan UU ASN, meliputi :
1. Pelaksana Kebijakan Publik
2. Pelayan Publik
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
Hal fundamental mengenai pelayanan publik, antara lain:
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi.
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara.
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis
bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
4. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan perlindungan
bagi warga negara (proteksi).
Prinsip dalam pelayanan publik :
1. Partisipatif : melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi hasil
2. Transparan : menyediakan akses bagi warga negara terkait pelayanan publik, seperti
persyaratan, prosedur, biaya, dll
3. Responsif : mendengar dan memenuhi tuntutan warga negaranya
4. Tidak diskriminatif : tidak membedakan antara satu warga dengan warga lainnya
5. Mudah & Murah : mudah dalam memenuhi persyaratan, murah dalam
mendapatkan layanan
6. Efektif & Efisien : dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit dan biaya yang murah
7. Aksesibel : dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan
8. Akuntabel : menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai
oleh pajak
9. Berkeadilan : melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh
warga negara lain.
II. Akuntabel
Akuntabel yaitu kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang atau lembaga yang
memberikan amanat dari segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik
Fungsi pentingnya akuntabilitas :
1. Untuk menyediakan control demokratis
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas Langkah akuntabilitas :
1. Menentukan tujuan dan tanggungjawab
2. Rencanakan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
3. Lakukan implementasi monitoring kemajuan
4. Berikan laporan lengkap
5. Berikan evaluasi dan masukan perbaikan

III. Kompeten
Kompetensi ASN meliputi :
1. Kompetensi Teknis
Diukur dari tingkat spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman
bekerja secara teknis
2. Kompetensi Manajerial
Diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan structural/manajemen, dan pengalaman
kepemimpinan
3. Kompetensi Sosial Kultural
Diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku,
dan budaya, sehingga memiliki wawasan kebangsaan
Prinsip pengembangan kompetensi ASN, meliputi :
1. Upaya peningkatan kompetensi melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
kebutuhan organisasi dan pegawai
2. Setiap ASN memiliki hak dan kewajiban untuk mengembangkan kompetensi
3. Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan
4. Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar pengangkatan jabatan/karir
Pelaksanaan pengembangan kompetensi ASN dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu : Pendidikan,
dengan pemberian tugas belajar serta pelatihan klasikal dan non klasikal
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk pengembangan kompetensi ASN antara lain dengan
training, OJT, proyek, coaching, maupun mentoring.
IV. Harmonis
Harmonis yaitu kerja sama antara berbagai faktor hingga menghasilkan suatu kesatuan yang
luhur. Pentingnya suasana harmonis dalam lingkungan kerja agar mencptakan suasana tenang,
memungkinkan kerjasama/kolaborasi, meningkatkan produktivitas bekerja, dan kualitas layanan
kepada pelanggan. Peran ASN harmonis meliputi :
1. ASN harus bersikap netral dan adil
2. ASN harus bias mengayomi kepentingan kelompok minoritas
3. ASN harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
4. ASN harus tolong menolong
5. ASN menjadi figure dan teladan di lingkungan masyarakat.

V. Loyal
Loyal berarti berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. Sikap loyalitas
dapat ditunjukkan melalui komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan juga pengabdian.
Perilaku loyal bagi ASN dapat ditunjukkan melalui sikap :
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI, serta pemerintahan yang sah
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pemimpin instansi, dan Negara
3. Menjaga rahasia jabatan dan Negara.

VI. Adaptif
Adaptif berarti mampu menempatkan diri dalam mencapai tujuan / kebutuhan untuk menghadapi
lingkungan dan kondisi sosial tertentu. Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN meliputi :
1. Terus mengasah pengetahuan hingga tingkat mahir
2. Berkomunikasi hingga tercapai suatu visi dan misi serta citra yang akan dicapai bersama
3. Memiliki mental model yang mencerminkan realitas organisasi
4. Sinergis dalam melaksanakan kegiatan
5. Berpikir sistematik

VII. Kolaboratif
Kolaboratif diartikan sebagai proses melibatkan / mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk
pelayanan publik. Dasar hukum kolaborasi pemerintahan ada pada UU No.30 Tahun 2014 pasal
34 ayat 4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga meliputi :
kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen, dan formalisasi
pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif
Sedangkan faktor yang menghambat kolaborasi antar lembaga antara lain : ketidakjelasan
batasan masalah dan dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

I. Smart ASN

Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media digital
(digital skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital (digital culture), etis
menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital
safety). Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital
culture, digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan
sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam
menguasai teknologi digital. Kominfo menjabarkan Literasi Digital ke dalam 4 Kompetensi
yaitu :

1. Digital skill : kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan


perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan
sehari-hari.

2. Digital culture : kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,


memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui
pemanfaatan TIK.

3. Digital safety : kemampuan user dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,


menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi serta
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
4. Digital ethics : kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan
diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat Tiga Pilar Utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu:
1. Masyarakat digital : meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan
infrastruktur digital;
2. Pemerintah digital : meliputi regulasi, kebijakan, dan pengendalian sistem digital;
3. Ekonomi digital meliputi aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan riset inovasi
digital.
II. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri
Sipil (PNS); dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas: 1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 2)
Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan 3) Mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.

Anda mungkin juga menyukai