Indonesia tengah berbenah menyongsong era baru, Indonesia Emas 2045, dan juga era Revolusi
Industri 4.0 dan tantangan global lainnya. Oleh karena itu kita perlu mempersiapkan sumber daya
aparatur / ASN yang kompeten dan professional dalam pelayanan publik dan birokrasi. Pelatihan
dasar melalui platform MOOC ini menjadi pondasi penting untuk mewujudkan “SMART ASN”
untuk mencetak ASN yang unggul dan kompeten untuk menuju birokrasi berkelas dunia dan
Indonesia Emas 2045.
Kita sebagai ASN merupakan sebuah kebanggan, karena dapat melayani bangsa Indonesia.
Presiden telah meluncurkan “core value” ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pada pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif). Penguasaan “core value” ini
bertujuan agar kita terus mengembangkan diri agar menjadi “SMART ASN”.
3. Manajemen Penyelenggaraan
PPPK Erna Irawati, S.Sos, M.Pol
Adm. Kepala Pusat Pembinaan Program & Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI
I. Berorientasi Pelayanan
Panduan perilaku / kode etik “Berorientasi Pelayanan” meliputi:
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
3. Melakukan perbaikan tiada henti
Fungsi dan tugas ASN berdasarkan UU ASN, meliputi :
1. Pelaksana Kebijakan Publik
2. Pelayan Publik
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
Hal fundamental mengenai pelayanan publik, antara lain:
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi.
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara.
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis
bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
4. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan perlindungan
bagi warga negara (proteksi).
Prinsip dalam pelayanan publik :
1. Partisipatif : melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi hasil
2. Transparan : menyediakan akses bagi warga negara terkait pelayanan publik, seperti
persyaratan, prosedur, biaya, dll
3. Responsif : mendengar dan memenuhi tuntutan warga negaranya
4. Tidak diskriminatif : tidak membedakan antara satu warga dengan warga lainnya
5. Mudah & Murah : mudah dalam memenuhi persyaratan, murah dalam
mendapatkan layanan
6. Efektif & Efisien : dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit dan biaya yang murah
7. Aksesibel : dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan
8. Akuntabel : menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai
oleh pajak
9. Berkeadilan : melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh
warga negara lain.
II. Akuntabel
Akuntabel yaitu kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang atau lembaga yang
memberikan amanat dari segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik
Fungsi pentingnya akuntabilitas :
1. Untuk menyediakan control demokratis
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas Langkah akuntabilitas :
1. Menentukan tujuan dan tanggungjawab
2. Rencanakan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
3. Lakukan implementasi monitoring kemajuan
4. Berikan laporan lengkap
5. Berikan evaluasi dan masukan perbaikan
III. Kompeten
Kompetensi ASN meliputi :
1. Kompetensi Teknis
Diukur dari tingkat spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman
bekerja secara teknis
2. Kompetensi Manajerial
Diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan structural/manajemen, dan pengalaman
kepemimpinan
3. Kompetensi Sosial Kultural
Diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku,
dan budaya, sehingga memiliki wawasan kebangsaan
Prinsip pengembangan kompetensi ASN, meliputi :
1. Upaya peningkatan kompetensi melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
kebutuhan organisasi dan pegawai
2. Setiap ASN memiliki hak dan kewajiban untuk mengembangkan kompetensi
3. Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan
4. Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar pengangkatan jabatan/karir
Pelaksanaan pengembangan kompetensi ASN dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu : Pendidikan,
dengan pemberian tugas belajar serta pelatihan klasikal dan non klasikal
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk pengembangan kompetensi ASN antara lain dengan
training, OJT, proyek, coaching, maupun mentoring.
IV. Harmonis
Harmonis yaitu kerja sama antara berbagai faktor hingga menghasilkan suatu kesatuan yang
luhur. Pentingnya suasana harmonis dalam lingkungan kerja agar mencptakan suasana tenang,
memungkinkan kerjasama/kolaborasi, meningkatkan produktivitas bekerja, dan kualitas layanan
kepada pelanggan. Peran ASN harmonis meliputi :
1. ASN harus bersikap netral dan adil
2. ASN harus bias mengayomi kepentingan kelompok minoritas
3. ASN harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
4. ASN harus tolong menolong
5. ASN menjadi figure dan teladan di lingkungan masyarakat.
V. Loyal
Loyal berarti berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. Sikap loyalitas
dapat ditunjukkan melalui komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan juga pengabdian.
Perilaku loyal bagi ASN dapat ditunjukkan melalui sikap :
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI, serta pemerintahan yang sah
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pemimpin instansi, dan Negara
3. Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
VI. Adaptif
Adaptif berarti mampu menempatkan diri dalam mencapai tujuan / kebutuhan untuk menghadapi
lingkungan dan kondisi sosial tertentu. Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN meliputi :
1. Terus mengasah pengetahuan hingga tingkat mahir
2. Berkomunikasi hingga tercapai suatu visi dan misi serta citra yang akan dicapai bersama
3. Memiliki mental model yang mencerminkan realitas organisasi
4. Sinergis dalam melaksanakan kegiatan
5. Berpikir sistematik
VII. Kolaboratif
Kolaboratif diartikan sebagai proses melibatkan / mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk
pelayanan publik. Dasar hukum kolaborasi pemerintahan ada pada UU No.30 Tahun 2014 pasal
34 ayat 4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga meliputi :
kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen, dan formalisasi
pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif
Sedangkan faktor yang menghambat kolaborasi antar lembaga antara lain : ketidakjelasan
batasan masalah dan dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI
I. Smart ASN
Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media digital
(digital skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital (digital culture), etis
menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital
safety). Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital
culture, digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan
sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam
menguasai teknologi digital. Kominfo menjabarkan Literasi Digital ke dalam 4 Kompetensi
yaitu :