0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pertentangan antara Pancasila dengan ideologi komunisme di Indonesia. Pancasila yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sangat bertentangan dengan ideologi komunisme yang tidak mengakui adanya Tuhan. Komunisme juga dianggap membunuh nasionalisme dan hak asasi manusia serta bergerak secara radikal. Mahasiswa perlu memahami Pancasila dan kepribadian bangsa untuk menghadapi pengaruh ideologi
Dokumen tersebut membahas tentang pertentangan antara Pancasila dengan ideologi komunisme di Indonesia. Pancasila yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sangat bertentangan dengan ideologi komunisme yang tidak mengakui adanya Tuhan. Komunisme juga dianggap membunuh nasionalisme dan hak asasi manusia serta bergerak secara radikal. Mahasiswa perlu memahami Pancasila dan kepribadian bangsa untuk menghadapi pengaruh ideologi
Dokumen tersebut membahas tentang pertentangan antara Pancasila dengan ideologi komunisme di Indonesia. Pancasila yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sangat bertentangan dengan ideologi komunisme yang tidak mengakui adanya Tuhan. Komunisme juga dianggap membunuh nasionalisme dan hak asasi manusia serta bergerak secara radikal. Mahasiswa perlu memahami Pancasila dan kepribadian bangsa untuk menghadapi pengaruh ideologi
1. Dalam permasalahan kasus Di indonesia tentang pancasila bagaimanakah
pertentangan pancasila dengan komunisme dan apa konsekuensinya dalam kenegaraan RI? Jawab : Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam dasar negara Pancasila pada sila pertama merupakan manifestasi dari kalimat tauhid yang diterima agama-agama di Indonesia. Sebagai ideologi negara, pada dasarnya Pancasila merupakan ideologi yang terbuka. Ketika di zaman Orde Lama, Soekarno sendiri masih membiarkan PKI hidup dan mengikuti pemilu padahal ideologi itu sangat bertentangan dengan Pancasila. Begitu pula ketika rezim Orde Baru Soeharto, penguasa sering menggunakan tameng “ideologi Pancasila” untuk memberangus segala hal yang berbau Islam, yang dituduhnya bertentangan dengan Pancasila. Terlepas dari sikap pro-kontra soal Pancasila sebagai ideologi terbuka atau ideologi tertutup semua tentu sepakat bahwa tidak semua jenis penafsiran Pancasila bisa diterima. Betapa pun dinamis dan terbukanya, pasti ada kesepakatan bersama. Misalnya, penafsiran bahwa sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengizinkan kebebasan untuk mengembangkan paham ateisme di Indonesia, tentu merupakan tafsir yang salah. Jika seorang menjadi ateis, tentu itu urusan dirinya sendiri. Tetapi, ketika ia menyebarkan paham itu atau mendirikan organisasi berpaham ateisme, tentu masalahnya menjadi lain. Dalam suatu pidato Jenderal Nasution menyatakan, “Manusia yang tidak beragama adalah bukan manusia yang memiliki rasa rasio. Dengan rasa maka dipancarkan estetica susila dan nosrma yang bersumber dalam jiwa nanusia. Rasa-rasa ini dalam hidup nyata satu sama lain dikehendaki harmonisasi hal mana hanya akan dapat selaras bila didasari norma-norma dan etika dari keagamaan yang sifatnya universal dapat diterima. Sila Ketuhanan Pancasila menuntut bahwa manusia setiap manusia Indonesia hendaknya bertuhan minimal dia menghargai dan berusaha kearah bertuhan.” Prinsip Ketuhanan Pancasila ini sangat bertentangan dengan ideologi komunis yang tidak mengakui adanya Tuhan. Mengutip pasal 13 Program Partai Komunis Rusia, bahwa “tiap-tiap anggota Partai Komunis tidak boleh beragama dan harus mengambil bagian dengan giat untuk menghentikannya.” Seorang tokoh komunis Indonesia, Alimin pernah mengatakan, “Partai Komunis yang betul-betul revolusioner, harus berkata dengan terus terang, bahwa Partai Komunis tidak dapat menerima Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan orangorang komunis merasa jijik untuk menutupnutupi pandangan dan tujuannya. Pancasila adalah bertentangan dengan dialektika materialisme.” Lebih dalam, kandungan komunisme dari segi ideologi, politik, sosial, dan ekonomi sangat bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai Pancasila.
KONSEKUENSINYA TERHADAP NEGARA RI
1. Komunisme Dianggap Membunuh Nasionalisme Paham komunisme dianggap membunuh rasa nasionalis karena di dalam komunisme semua hal diatur oleh negara. Apa yang dikatakan benar oleh negara, adalah benar dan apa yang dikatakan salah oleh negara, adalah salah. Namun di Indonesia, gerakan komunisme sangat nasionalis dan turut berperan dalam kemerdekaan. PKI sebagai salah satu partai terbesar saat itu, sangat berpegangan pada Pancasila. 2. Komunisme Dianggap Membunuh Hak Asasi Manusia PKI dicap buruk akibat keterlibatannya dalam konflik pada tahun 1926, 1948, dan 1965. Beberapa tokoh PKI memang melakukan serangkaian tindakan radikal yang menghilangkan nyawa orang lain seperti pembunuhan Gubernur Jawa Timur Ario Soerjo pada Peristiwa Madiun 1948. Akan tetapi, komunisme yang masuk ke Indonesia sejak sebelum kemerdekaan, sebenarnya tidak membenarkan kekerasan sebagai jalan utama oleh penganutnya. Sehingga, tidak sepenuhnya komunisme Indonesia mengabaikan hak asasi manusia. Adapun G30S, rencana awalnya bukan membunuh melainkan menculik untuk dihadapkan ke Soekarno. Pelaku dan pihak yang bertanggung jawab terhadap G30S adalah tentara. 3. Komunisme Dianggap Bergerak Secara Radikal Radikalisme dalam ajaran komunis ditunjukkan dengan memaksakan satu paham atau aliran kepada semua orang. Ketika ada orang atau kelompok yang memiliki pandangan yang berbeda, maka bisa dianggap sebagai lawan. Hal tersebut bertentangan dengan demokrasi yang diterapkan di Indonesia. Indonesia sangat menghargai hadirnya oposisi dalam menjalankan pemerintahan untuk menciptakan keseimbangan atau check and balances. Selain itu, Indonesia juga melarang dan membendung munculnya gerakan-gerakan radikal dalam bentuk apapun yang dianggap akan merusak persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Namun dalam praktiknya, PKI menjadi pelaku demokrasi lewat pemilu yang demokratis. Komunisme di Indonesia di era awal kemerdekaan tidak memaksakan sistem partai tunggal. Seperti kita ketahui, pemilu pada tahun 1955 diikuti oleh banyak partai politik termasuk PKI. Dalam upayanya mewujudkan demokratisasi, sistem multipartai sebagai salah satu bukti kebebasan masyarakat dalam berorganisasi.
2. Sekarang ini banyak permasalahan IDEOLOGI dari berbagai bidang ,
Bagaimana peran mahasiswa dalam menghadapi pengaruh negative ideologi yang bertentangan dengan pancasila? Jawab : Kebudayaan dalam aspek filosofi (contoh: pandangan politik dan ilmu pengetahuan) dan sosial masyarakat (contoh: sifat manusia, kesenian dan kebiasaan) di Indonesia mengalami masa percampuran budaya, sementara itu tidak semua budaya yang diterima memberikan efek yang baik untuk perkembangan bangsa.
Pancasila melalui penerapannya dapat menyaring kebudayaan luar yang tidak
menguntungkan, Kesadaran akan poin-poin Pancasila dapat dilaksanakan oleh seluruh aspek masyarakat, dalam hal ini pemuda sebagai calon penerus bangsa haruslah memiliki pemahaman dengan baik mengenai ideologi Pancasila dan kepribadian bangsa untuk mengendalikan masuknya budaya bangsa asing. Pencapaiannya melalui pengajaran atau diskusi mengenai penerapan Pancasila pada kebudayaan masyarakat di tataran pemuda. Pemuda yang kelak akan memegang kendali negara haruslah memahami dengan baik ideologi Pancasila dan kepribadian bangsa. Dimulai dari kegiatan perkuliahan hingga kegiatan kemahasiswaan Pancasila harus mulai digalakkan kembali. Untuk saat ini faktor lingkungan seperti Universitas, lembaga pendidikan atau organisasi mahasiswa yang berperan penuh dalam menjaga kepribadian bangsa agar tetap utuh tanpa harus memboikot masuknya kebudayan lain.