Anda di halaman 1dari 10

Liberalisme, Ancaman Ideologi Terhadap Generasi Pancasila

Apakah kita pernah mendengar tentang Piagam Magma Carta yang berasal
dari Inggris dan dibuat pada 1215. Piagam Magma Carta sendiri lahir dari hasil
perselisihan antara Paus Innocent III, Raja John, dan bangsawan bangsawan yang
bergeral baron. Hal yang melatar belakangi Magna Carta adalah Ketika Raja John
berseteru dengan Paus Innocent III dengan menjual kantor gereja untuk
membangun pundi pundi kerajaan yang habis. Hal yang dilakukan Raja John
menimbulkan pemberontakan oleh bangsawan yang bergelar baron. Kemudia
pada Juni 1215, dibuatlah dokumen untuk memaksa Raja John dalam memberikan
jaminan spesifik atas haknya dan hak istimewa para bangsanya dan juga tentang
kebebasan gereja. Dokumen ini adalah Magna Carta yang selain berfungsi sebagai
perjanjian damai, Magna Carta berfungsi membatasi kekuatan monarki. Ini adalah
cerita dimana awal lahirnya paham Liberalisme. Liberalisme adalah salah satu
contoh ideologi.

Ideologi merupakan cerminan cara berpikir orang atau masyarakat yang


membentuk masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi adalah sesuatu yang
harus dihayati hingga menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan
yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin
mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka semakin tinggi juga komitmen
untuk melaksanakannya. Ideologi yang Bangsa Indonesia jadikan pedoman dalam
hidup berbangsa adalah Pancasila. Pancasila berisi lima dasar tentang jati diri
bangsa Indonesia. Sila-sila Pancasila menggambarkan tentang Pancasila sebagai
Pedoman Hidup Bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara bagi manusia
Indonesia seluruhnya dan seutuhnya.

Tiga fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara, pandangan hidup
bangsa, dan ideologi bangsa. Fungsi Pancasila sebagai Pedoman Hidup Bangsa
Indonesia yakni dipercaya oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai pedoman
berkehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi Pancasila inilah yang membuat
membuat pendidikan nilai dan moral Pancasila diperlukan sejak usia dini. Fungsi
Pancasila sebagai ideologi bangsa juga memiliki arti bahwa Pancasila harus
mampu menjadi pedoman hidup bagi rakyat Indonesia dalam memengaruhi
perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat. Masih dipegangnya nilai-nilai
Pancasila membuat bangsa Indonesia tidak terombang-ambing tanpa arah dan
tujuan.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila berasal dari budaya Indonesia.


Sebagai inti dari nilai-nilai budaya Indonesia, Pancasila juga disebut sebagai cita-
cita moral bangsa Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila sebagai Pedoman Hidup
Bangsa Indonesia juga memiliki arti bahwa Pancasila menjadi sumber cita-cita
moral bangsa dan menjadi bentuk budaya Indonesia. Pancasila juga mengatur cara
pandang bangsa Indonesia sebagai petunjuk kehidupan sehari-hari. Contoh
Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa yaitu menjadi arah dalam bertindak dan
berperilaku bagi warga negara Indonesia.

Ideologi merupakan acuan bagi suatu Negara dalam menjalankan


pemerintahannya. Hal ini bisa saja terancam, karena banyaknya paham–paham
yang berusaha untuk menguasai suatu Negara. Ancaman ini dapat berasal dari luar
negeri, misalnya masuknya paham komunisme dan liberalisme. Kedua paham ini
harus diwaspadai karena dapat merusak sendi–sendi kehidupan bangsa.

Ancaman di bidang ideologi akan berakibat, antara lain sebagai berikut,


Melemahnya pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa yaitu Pancasila,
sehingga mengakibatkan perilaku masyarakat tidak mencerminkan atau tidak
sesuai dengan nilai–nilai Pancasila, Timbulnya gerakan separatis karena
perbedaan ideologi, Rusaknya etika dan Moral Bangsa.

Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ideologi adalah ancaman yang


dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran masyarakat suatu
negara sehingga akan mengancam terhadap dasar falsafah Negara yaitu Pancasila.
Contoh ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi di Indonesia adalah
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, para tokoh-
tokoh bangsa melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
melaksanakan rapat untuk menentukan dasar (ideologi) negara. Rapat yang
dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945 memutuskan bahwa Pancasila sebagai
ideologi Indonesia. Walaupun ideologi atau dasar negara telah ditetapkan, tidak
serta merta membuat keutuhan bangsa aman. Hal tersebut dapat dilihat dari
adanya ancaman masuknya ideologi lainnya.

Liberalisme berasal dari bahasa Latin, libertas atau dalam bahasa Inggris
disebut liberty yang artinya kebebasan. Liberalisme adalah suatu paham yang
menghendaki adanya kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan
untuk bertempat tinggal, kemerdekaan pribadi, hak untuk menentang penindasan,
serta hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi dan hak milik. Selain itu,
liberalisme juga didefinisikan sebagai suatu paham yang menghendaki adanya
kebebasan individu, baik dalam bidang ekonomi, politik, ilmu pengetahuan,
kebudayaan, agama, maupun kebebasan sebagai warga Negara dinamakan
liberalisme.

Paham liberalisme mulai berkembang di pada abad ke-18 dan 19 di Prancis


dan Inggris. Sebagai suatu gerakan, liberalisme dimulai pada masa renaissance
yang memperjuangkan kebebasan manusia dari kungkungan gereja atau agama.
Saat itu, kekuasaan raja, bangsawan, dan gereja mendominasi seluruh kehidupan
masyarakat. Rakyat tidak memiliki kebebasan dalam berpendapat dan bertindak.
Keadaan tertekan ini menimbulkan kritik dari berbagai kalangan yang
menginginkan kebebasan di semua bidang kehidupan.

Konsep kebebasan dalam bidang politik melahirkan pemikiran tentang


negara yang demokrasi. Konsep bebas dalam bidang ekonomi membuat
masyarakat menentang monopoli dan campur tangan pemerintah, rakyat
menginginkan ekonomi bebas. ada empat unsur yang mendorong lahirnya
liberalisme, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan, pemanfaatan alat-alat
teknologi, perubahan sosial, dan timbulnya kesadaran memperbaharui cara hidup.
Beberapa tokoh yang mengusung terjadinya liberalisme dalam kehidupan saat itu,
antara lain Voltaire, Montesquieu, dan Rousseau. Salah satu peristiwa yang
menjadi tanda lahirnya liberalisme di Eropa ialah Revolusi Industri di Inggris
(1760-1840) dan Revolusi Perancis (1789-1815). Paham liberalisme memiliki
konsep kebebasan sebagai dasarnya, sehingga paham ini dapat berkembang
dengan baik dalam sistem demokrasi. Namun kebebasan individu yang dituliskan
disini adalah kebebasan yang dipertanggungjawabkan bukan semata-mata
kebebasan yang tidak terbatas.

Sebuah ideologi atau paham dapat dikenali dari karakteristiknya, begitupun


dengan paham liberalisme yang memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri,
diantaranya: Setiap individu punya kesempatan yang sama, Salah satu nilai utama
yang ada dalam liberalisme adalah setiap individu memiliki kesempatan yang
sama dalam semua bidang. Persamaan hak dan kesempatan merupakan hal yang
sudah pasti ada di dalam paham liberalisme, sedangkan hasil yang diperoleh
sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang dimiliki setiap individu itu sendiri.
Faktor-faktor tersebut seperti keuletan, keterampilan, dan sumber daya. Berhak
mendapatkan perlakuan yang sama, Berdasarkan pada poin pertama yaitu
persamaan hak dan kesempatan pada setiap individu maka setiap individu akan
memperoleh perlakuan yang sama dalam penyelesaian. Hukum diterapkan,
Karena Negara liberal adalah Negara yang menjujung tinggi kebebasan, maka
hukum tertinggi dalam Negara liberal adalah tentang persamaan kedudukan dari
setiap individu di mata hukum. Pemerintah ditentukan dengan persetujuan,
Negara liberal menerapkan sistem demokrasi, di mana kekuasaan tertinggi suatu
Negara berada pada rakyat. Disini jelas bahwa pemerintah harus berjalan sesuai
dengan keputusan dan kehendak dari rakyatnya.

Rakyat disini menentukan siapa saja yang akan mewakili mereka untuk
menjalankan pemerintahan. Negara hanyalah alat, Liberalisme dalam suatu
Negara berpikir bahwa Negara adalah suatu sistem yang digunakan untuk
mencapai tujuan-tujuan besar yang ingin dicapai Negara tersebut. Tidak menerima
ajaran dogmatisme, Paham dogmatism tidak bisa diterapkan di Negara liberal.
Dalam paham ini, kepercayaan adalah hal yang sangat dijunjung tinggi.

Liberalisme bertentangan dengan Pancasila sebab pengaruhnya tidak sesuai


dengan nilai-nilai Pancasila. Prinsip demokrasi Pancasila adalah Keterwakilan
dengan mengedepankan legalitarianisme, bukan Keterpilihan. Semua terwakili:
berbagai kelompok etnis, termasuk minoritas, seperti suku suku di Papua, Dayak,
Badui, Anak Dalam, serta berbagai golongan dan kelompok profesi harus
terwakili di parlemen agar kepentingan mereka dapat di perjuangkan. Maka,
diperlukan system penunjukan agar berbagai kelompok minoritas sampai pada
masyarakat tradisional pun terwakili. Tidak mungkin mereka terwakili dengan
cara pemilihan langsung melalui system kompetisi bebas, keterwakilan juga
merupakan perekat bagi masyarakat/bangsa yang serba majemuk seperti
Indonesia. Basis kulturalis bangsa Indonesia dalah kekeluargaan, kolektivisme.
Karena itu, Liberalisme tidak cocok diterapkan di Indonesia. Di samping itu,
tingkat Pendidikan dan kesejahteraan mayoritas masyarakat juga masih berada di
bawah sehingga, seperti dikatakan Prof Daoed Joesoef, “Rakyat pemilih kita
adalah rakyat yang pikirannya belum bebas untuk menentukan pendapat atau
pilihan masih harus tanya kiri-kanan atau akan terbuka jalannya oleh uang”. Maka
dari itu, sebagai remaja yang akan menjadi generasi penerus bangsa kita
diharuskan untuk selalu bijak dalam menghadapi arus globalisasi dengan cara
menyaring segala informasi yang diterima.

Pascareformasi 1998, kehidupan berbangsa bernegara di Indonesia praktis


dikuasai oleh liberalisme. Liberalisme berhasil mengerdikan dan mengalienasikan
Pancasila. Roh Pancasila pun kian lama kian pupus dalam dada anak anak bangsa
terlebih, setelah pelajaran tentang Pancasila menghilang atau dihilangkan dari
kurikulum pemdidikam. Konon, mata kuliah sosiologi pun telah dihilangkan dari
kurikulum fakultas ekonomi se Indonesia. Jelas ini merupakan upaya kaum liberal
untuk tak mengaitkan liberalisme dengan masalah sosial.

Era globalisasi menjadikan semua informasi semakin terbuka dan mudah


didapatkan. Era globalisasi menjadikan suatu negara dapat berhubungan dengan
negara lain dengan lebih mudah. Hal ini membawa adanya perubahan pemikiran
serta perilaku bagi banyak orang. Namun tidak semua perubahan tersebut
mengarah menuju hal positif melainkan banyak perubahan yang mengarah ke hal
negatif. Salah satu contohnya adalah banyak ideologi baru yang masuk ke
Indonesia. Suatu ideologi sebagai suatu rangkuman gagasan-gagasan dasar yang
terpadu dan bulat tanpa kontradiktif atau saling bertentangan dalam aspek-
aspeknya, pada hakikatnya berupa suatu tata nilai, di mana nilai dapat kita
rumuskan sebagai hal ihwal buruk baiknya sesuatu, yang dalam hal ini ialah apa
yang dicita-citakan (Padmo Wahyono, 1991).

Di zaman yang semakin maju ini, ideologi liberalisme ramai menyerang


kalangan remaja. Pergaulan bebas antar remaja kian ramai sebagai akibat dari
fenomena liberalisme. Contoh lainnya adalah penggunaan narkoba serta adanya
kasus LGBT di kalangan masyarakat Indonesia. Banyak dari mereka yang tidak
segan untuk menunjukkan pergaulan bebas, menggunakan obat terlarang karena
pengaruh liberalisme yang menuntut kebebasan setiap individu. Dari kasus-kasus
tersebut membuktikan bahwa globalisasi membawa pengaruh besar terhadap
ideologi suatu negara. Dari kasus tersebut juga menunjukkan bahwa liberalisme
bertentangan dengan Pancasila sebab pengaruhnya tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.

Namun akhir-akhir ini, nila-nilai pancasila sudah banyak diabaikan oleh


masyarakat termasuk generasi muda. Nilai pancasila yang seharusnya menjadi
pandangan hidup, ideologi negara, dasar Negara, dan pemersatu Negara yang
majemuk sekarang sudah terbengkalai tiada arti. Banyak masyarakat yang tidak
mementingkan Pancasila bahkan mengabaikannya begitu saja, sehingga norma,
dan bahkan moral bangsa ini sudah mulai memudar. Hal-hal tersebut ternyata
banyak dilakukan oleh remaja atau kaum muda Indonesia. Kaum muda yang
merupakan calon tulang punggung dan penerus bangsa malah melakukan hal yang
bertentangan dengan pancasila. Generasi akan kehilangan fungsinya sebagai
penerus bangsa jika hal ini terus berlangsung.

Dikhawatirkan generasi muda bukannya jadi pelopor pembangunan bangsa


melainkan jadi virus pembangunan, penghambat pembangunan bahkan
penghancur pembangunan. Adapun penyebabnya karena kurangnya rasa
nasionalisme generasi muda mengenai pentingnya memegang teguh identitas
bangsa . Perkembangan zaman yang semakin pesat , di era globalisasi dengan
mudah dan cepat mendapatkan segala informasi dari seluruh dunia. Informasi
tersebut termasuk kebudayaan dan cara hidup manusia dari berbagai belahan
dunia. Karena kurangnya pengetahuan dan bimbingan, kerap kali remaja tidak
mampu menyaring informasi yang mereka dapat serta tidak berpikir panjang
hanya mengikuti trend terkini.

Mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang berbau barat itu keren dan
dijadikan panutan. Padahal budaya barat sangat tidak sesuai dan berbeda dengan
budaya Indonesia. Pola pikir generasi muda yang liberalisme dan kapitalisme di
awali oleh kehidupan individualisme dapat merusak tatanan kehidupan yang
sudah terdapat pada nilai-nilai Pancasila. 

Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi yang


terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi
keberlangsungan hidup bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan adanya
kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. Apabila Indonesia tidak cermat,
maka masyarakat akan cenderung ikut arus ideologi luar tersebut, sedangkan
ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-
nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Berhubungan dengan keadaan liberalisme yang terjadi pada generasi


Pancasila saat ini yang juga dipengaruhi oleh globalisasi, ada beberapa
implementasi Pancasila yang bisa dijadikan pedoman dalam hal ini. Pertama,
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang menarik bagi generasi muda dan
masyarakat. membumikan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan/atau
pembelajaran berkesinambungan yang berkelanjutan di semua lini dan wilayah.
perlu ada kurikulum di satuan pendidikan dan perguruan tinggi yaitu Pendidikan
Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan (P3KN). 

Upaya untuk menangkal ancaman liberalisme ini adalah melalui kebijakan


dan langkah-langkah yang tepat dan intensif, yaitu dalam kerangka bela negara.
Bangsa Indonesia harus mampu menunjukkan eksistensinya sebagai negara yang
kuat dan mandiri, tetapi tidak meninggalkan kerja sama dengan negara-negara
lain. Strategi dalam mengatasi ancaman di bidang ideologi adalah dengan
menjadikan Pancasila sebagai nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat atau
sebagai living ideologi. Pancasila sebagai dasar dalam penyelenggaraan negara
dan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Ancaman integrasi nasional di bidang ideologi adalah ancaman yang dinilai
mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran masyarakat suatu negara
sehingga akan mengancam terhadap dasar falsafah negara yaitu Pancasila.

Bagi bangsa Indonesia, terutama Pancasila, Liberalisme merupakan


ancaman. Dunia yang menghadirkan gerak globalisasi dan universalitas nilai-nilai
liberalisme telah menciptakan perubahan yang begitu besar dalam tata cara
pergaulan internasional. Dampaknya telah dirasakan oleh semua negara di dunia
termasuk Indonesia. Atas kenyataan ini sikap politik yang harus diambil suatu
bangsa sangat bergantung dari ideologi yang dianut.

Bagi bangsa Indonesia, liberalisme jelas merupakan ideologi yang dapat


mengancam kelangsungan kebangsaan Indonesia karena secara material, di
dalamnya terkandung nilai-nilai sosial-politik yang tidak sesuai dan bertentangan
dengan sikap politik bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita, berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945.

Sebagai warga negara Indonesia kita harus benar-benar memahami falsafah


negara kita yaitu Pancasila. Jangan mudah terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran
orang barat yang berbeda ideologinya dengan kita. Karena etika dan moral bangsa
kita berbeda. Kita harus pintar-pintar menyeleksi media masa dan partai politik.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Heru 2016, Jurnal Ilmiah Bestari dengan judul Tinjauan Kritis
Liberalisme dan Sosialisme, Jurnal Bestari, Malang.

Siswanto, Dwi 2007, Konvergensi antara Liberalisme dan Kolektivisme sebagai


Dasar Etika Politik di Indonesia, Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

Prabowo, 1999, Mewaspadai Tampilnya Liberalisme/Kapitalisme Sebagai


Kekuatan Dominan Di Era Reformasi, Departemen Pertahanan Keamanan,
Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta.

Kuntara, 1986, Kelebihan Ideologi Pancasila Dibanding dengan Komunisme dan


Liberalisme, Lembaga Pertahanan Nasional Markas Besar Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia, Jakarta.

Bambang, Arianto 2021, Generasi Milenial dan Pancasila¸ Universitan Ahmad


Dahlan, Yogyakarta.
TUGAS KELOMPOK PPKN MEMBUAT ESSAY DENGAN TEMA
“PERAN GENERASI PANCASILAIS DALAM MEWASPADAI
ANCAMAN TERHADAP NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA“ DENGAN SUB TEMA IDEOLOGI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 2
PUTRI FARAH MARDHIAH
NABILA AZIZAH ANDIEN
SUCI HANY SYAFITRI
M. HAIDAR ALI MUBARAK
NAUFAL AZIZ BUDIANDRA
RAJA MUHAMMAD AN’NAFI
TEGUH ILHAM

Anda mungkin juga menyukai