Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau
kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat
dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam
pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan kata lain
unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan
hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakankausa materialistis
(asal bahan) Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para
pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi
bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya
mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan
hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya
memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal
dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk
seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif. Oleh karena ciri khas
Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan Ideologi terbuka hal ini dimaksudkan bahwa ideologi
Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisifasif dan senentiasa mampu menyelesaikan
dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika
perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung didalamnya, namun mengeksplisitkan
wawasannya lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk
memecahkan masalah-masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring dengan
aspirasi rakyat, perkembangan iptek dan zaman.

Ciri-Ciri ideologi Pancasila

Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi,


bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.

Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia


adalah milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan
mereka.

Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi kekini-an mereka.

Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan


menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan
falsafah itu.

Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal


dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

a. Pancasila dan Liberalisme


Pancasila merupakan idelogi dasar yang dianut oleh bangsa Indonesia yang
didalamnya terdapat lima sila sebagai dasar hukum negara Indonesia. Dari sila-sila
tersebutlah Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unik.
Sedangkan Liberalisme adalah suatu ideologi yang sangat mementingkan
kebebasan dalam kehidupan bernegara.Tidak ada batasan kebebasan dalam bangsa yang
menganut liberalisme. Ciri-ciri ideologi Liberalisme yaitu, :
Negara sebagai penjagamalam. Rakyat atau warganya mempunyai kebebasan
untuk berbuat atau bertindak apa saja asal tidak melanggar tertib hukum .

Kepentingan dan hak warga Negara lebih diutamakan daripada kepentingan


Negara . Negara didirikan untuk menjamin kebebasan dan kepentingan warga
Negara.
Negara tidak mencampuri urusan agama . Agama menjadi urusan pribadi setiap
warga negaranya . Negara terpisah dengan agama .Warga negara bebas
beragama ,tetapi bebas juga tidak beragama.
Ideologi Pancasila memiliki persamaan dengan ideologi Liberalisme, yaitu dalam
hal demokrasi. Dua-duanya sangat mernghargai kebebasan dalam hal mengemukakan
pendapat dari setiap orang dan keduanya menjunjung tinggi musyawarah sebagai cara
untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan baik.
Sedangkan perbedaannya adalah dalam hal ke-Tuhanan. Liberalisme tidak ingin
dibatasi oleh apapun bahkan agama, jadi mereka adalah orang yang sangat bebas, berbeda
dengan Pancasila yang menghormati dan berada dibawah hukum agama masing-masing
orang. Indonesia tidak menerima liberasime karena individualisme Barat yang
mengutamakan kebebasan mahluknya, sedangkan paham integralistik yang kita anut
memandang manusia sebagai individu dan sekaligus juga mahluk sosial (Alfian dan
Oesman,1990).
Dalam Negara liberal diberikan kebebasan untuk tidak percaya terhadap Tuhan
atau atheis, bahkan Negara liberal member kebebasan warganya untuk menilai dan
mengkritik agama. Berdasarkan pandangan tersebut, hamper dipastikan bahwa system
Negara liberal membedakan dan memisahkan antara Negara dan agama atau bersifat
sekuler. Berbeda dengan rumusan Pancasila, dimana sila pertama yang berbunyi
Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Pancasila dan Komunisme


Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia. Komunisme sebagai anti
kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan sebagai Prinsip semua
adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham
kapitalisme di awal abad ke-19an, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh
dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan
kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa

faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dengan komunis
revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangannya yang saling
berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya
sebagai masyarakat utopia.
Secara umum komunisme berlandasan pada teori Dialektika materi oleh karenanya
tidak bersandarkan pada kepercayaan agama dengan demikian pemberian doktrin pada
rakyatnya, dengan prinsip bahwa agama dianggap candu yang membuat orang
berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap
tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
Komunisme merupakan ideologi yang menghendaki penghapusan pranata kaum
kapitalis serta berkeinginan membentuk masryarakat kolektif agar tanah dan modal
(faktor produksi) dimiliki secara sosial dan pertentangan kelas serta sifat kekuatan
menindas dari negara tidak berlangsung lagi. Dalam setiap upaya-upaya untuk
menanamkan ideologinya itu, Paham komunis berusaha mengambil jalan pintas yakni
dengan jalan revolusi dengan metode kekerasan. Hal inilah yang menyebabkan antipati
masyarakat dunia terhadap paham ini. Kalau kita membuka lembaran sejarah berikutnya,
Afganistan yang pernah berada di bawah jajahan Unisoviet mengalami tragedi
kemanusiaan yang panjang akibat cara-cara kekerasan yang dilakukan Penganut paham
komunis tersebut. Adapun cirri-ciri ideologi Komunisme yaitu :
1. Ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Tuhan. Orang
komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan
tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan
terserah kepada manusia.
2. Sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. terbukti dari
ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
3. Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya
proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis.
4. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution
(revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka,
komunisme sering disebut go international.
5. Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur,
masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke

sana, ada fase diktator proletariat yang bertugas membersihkan kelas-kelas


lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah yang bertentangan dengan
demokrasi
6. Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai
komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan
Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara
bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme
itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.

Selain itu, ideologi komunis juga tidak menghormati manusia sebagai makhluk
individu. Prestasi dan hak milik individu tidak diakui. Ideologi komunis bersifat totaliter,
karena tidak membuka pintu sedikit pun terhadap alam pikiran lain. Ideologi semacam ini
bersifat otoriter dengan menuntut penganutnya bersikap dogmatis, suatu ideologi yang
bersifat tertutup. Berbeda dengan Pancasila yang bersifat terbuka, Pancasila memberikan
kemungkinan dan bahkan menuntut sikap kritis dan rasional. Pancasila bersifat dinamis,
yang mampu memberikan jawaban atas tantangan yang berbeda-beda dalam zaman
sekarang
Pelarangan penyebaran ideologi komunis ditegaskan dalam Tap MPR No.
XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI, pernyataan sebagai organisasi terlarang di
seluruh wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia dan larangan
setiap kegiatan untuk menyebarkan atau mengembangkan faham atau ajaran
komunisme/marxisme dan leninisme yang diperkuat dengan Tap MPR No. IX/MPR/1978
dan Tap MPR No VIII/MPR/1983.

Tabel Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, dan Komunisme


No

Komunisme

Pancasila

Liberalisme

1.

Atheis

Monotheisme

Sekuler

HAM dilindungi tanpa


2.
3.

HAM diabaikan

melupakan kewajiban

Nasionalisme ditolak

asasi
Nasionalisme

HAM dijunjung secara


mutlak
Nasionalisme diabaikan

dijunjung tinggi
Keputusan melalui
4.

Keputusan ditangan

musyawarah mufakat

pimpinan partai

dan voting
(pemungutan suara)

5.

Dominasi partai

6.

Tidak ada oposisi

7.

Tidak ada perbedaan

8.

Tidak ada dominasi


Ada oposisi dengan
alasan
Ada perbedaan

Kepentingan negara-

pendapat-pendapat
Kepentingan seluruh

negara

rakyat

Keputusan melalui
voting (pemungutan
suara)
Dominsi mayoritas
Ada oposisi
Ada perbedaan
pendapat
Kepentingan mayoritas

c. Pancasila dan Agama


Pancasila sendiri sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh
agama yang tertuang dalam sila pertama yang berbunyi sila Ketuhanan yang Maha Esa.
yang pada awalnya berbunyi dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi
pemeluknya yang sejak saat itu dikenal sebagai Piagam Jakarta. Namun ada dua ormas
Islam terbesar saat itu yang menentang bunyi sila pertama tersebut, karena dua ormas
Islam tersebut menyadari bahwa jika syariat Islam diterapkan maka secara tidak langsung
akan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam yang utuh.maka hal tersebut dapat
memojokkan umat beragama lainnya. Yang lebih buruk lagi adalah akan memecah belah
bangsa ini khususnya bagi provingsi-provingsi yangsebagian besar penduduknya
nonmuslim. Karena itulah sampai detik ini bunyi sila pertama adalah ketuhanan yang
maha esa yang berarti bahwa Pancasila mengakui dan menyakralkan keberadaan Agama,
tidak hanya Islam namun termasuk juga Kristen, Katolik, Budha,Khonhucu dan Hindu
sebagai agama resmi negara pada saat itu.
Ternyata banyak diantara kita yang belum mengetahui apa dasar pemikiran bung
karno pada waktu mencetuskan ide dasar negara hingga tercetuslah ide pancasila. Dasar
pemikiran Bung Karno dalam mencetuskan istilah Pancasila sebagai Dasar Negara adalah
mengadopsi istilah praktek-praktek moral orang Jawa kuno yang di dasarkan pada ajaran
Buddhisme. Dalam ajaran Buddhisme terdapat praktek-praktek moral yang disebut
dengan Panca Sila yang berarti lima kemoralan. Sila pertama dari pancasila dasar negara
NKRI adalah ketuhanaan yang maha esa. Kalimat pada sila pertama ini menggunakan

bahasa sensakerta. Banyak dari kita yang salah paham mengartikan makna dari sila
pertama ini. Baik dari sekolah dasar sampai sekolah menengah umum. kita diajarkan
bahwa arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Satu, atau Tuhan Yang
jumlahnya satu.
Jika kita membahasnya dari sudut pandang bahasa senksekerta maka ketuhanan
yang maha esa bukanlah bermakna tuhan yang satu. Lalu apa makna sebenarnya? Mari
kita bahas bersama. Ketuhanan berasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan berupa
awalan kedan akhiran an. Penggunaan awalan ke- dan akhiran an pada suatu kata dapat
merubah makna dari kata itu dan membentuk makna baru. Penambahan awalan kedan
akhiran -an dapat memberi perubahan makna menjadi antara lain : mengalami hal.,
sifat-sifat . Contoh kalimat : ia sedang kepanasan. Kata panas diberi imbuhan ke- dan
an maka menjadi kata kepanasan yang bermakna mengalami hal yang panas.
Begitu juga dengan kata ketuhanan yang berasal dari kata tuhan, berimbuhan ke_
dan _ an yang maknanya sifat siafat tuhan atau sifat sifat yang berhubungan dengan tuhan.
Kata maha berasal dari bahasa Sanskerta yang bisa berarti mulia atau besar (bukan
dalam pengertian bentuk). Kata maha bukan berarti sangat. Jadi adalah salah jika
penggunaan kata maha di samakan dengan kata seperti besar menjadi maha besar yang
berarti sangat besar. Kata esa juga berasal dari bahasa Sanskerta . Kata esa bukan
berarti satu atau tunggal dalam jumlah. Kata esa berasal dari kata etad yang lebih
mengarah pada pengertian keberadaan yang mutlak atau mengacu pada kata ini
Sedangkan kata satu dalam pengertian jumlah dalam bahasa Sankserta adalah
kata eka. Jika yang dimaksud dalam sila pertama adalah jumlah Tuhan yang satu, maka
kata yang seharusnya digunakan adalah eka, bukan kata esa Kesimpulan yang dapat
diambil dari pernyataan di atas adalah arti dari ketuhanan yang maha esa bukan tuhan
yang jumlahnya hanya satu, bukan mengacu pada suatu individual yang kita sebut Tuhan
yang jumlahnya satu.
Tetapi sesungguhnya, Ketuhanan Yang Maha Esa berarti Sifat-sifat Luhur / Mulia
Tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari Pancasila ini
adalah sifat-sifat luhur / mulia, bukan Tuhannya. Dan apakah sifat-sifat luhur atau mulia
(sifat-sifat Tuhan) itu ? Sifat-sifat luhur atau mulia itu antara lain : cinta kasih, kasih
sayang, jujur, rela berkorban, rendah hati, memaafkan, dan sebagainya. Setelah kita
mengetahui hal ini, kita dapat melihat bahwa sila pertama dari Pancasila NKRI ternyata
begitu dalam dan bermakna luas, tidak membahas apakah tuhan itu satu atau tuhan itu

lebih dari satu seperti anggapan kita selama ini tetapi sebenarnya sila pertama ini
membahas sifat sifat luhur atau mulia yang harus di miliki oleh segenap bangsa indonesia.
Konsep negara hukum pancasila menjamin setiap pemeluk agama untuk menjalankan
agamanya secara utuh, penuh dan sempurna.
Negara Pancasila tidak bisa di sebut negara agama, bukan pula negara sekuler
apalagi negara atheis. Negara pancasila adalah Sebuah negara yang tidak tunduk pada
salah satu agama saja, tidak pula memisahkan negara dai agama, apalagi sampai
mengakui tidak tunduk pada agama manapun. Negara Pancasila mendorong dan
memfasilitasi semua penduduk untuk tunduk pada agamanya. Penerapan hukumhukum
agama secara utuh dalam negara Pancasila adalah dimungkinkan,agar rakyat indonesia
memliki adap atau sopan santun yang sama dengan apa yang diterapkan oleh agama. Jadi
Tak perlu ada ketakutan ataupun kecemburuan apapun, karena hukum-hukum agama
hanya berlaku pada pemeluknya.
Penerapan konsep negara agama-agama akan menghapus superioritas satu agama
atas agama lainnya. Tak ada lagi asumsi mayoritas minoritas. Bahkan pemeluk agama
dapat hidup berdampingan secara damai dan sederajat. Adopsi hukum-hukum agama
dalam negara Pancasila akan menjamin kelestarian dasar negara Pancasila, prinsip
Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Apa yang terjadi apabila hukum di indonesia hanya
mengadobsi satu agama saja yaitu hukum islam. Pastinya banyak dari nonmuslim akan
merasa dirugikan, merasa tidak adil dan lain sebagainya.

d. Pelanggaran Terhadap Pancasila Saat Ini


Sebagai ideologi saat ini sebagai warga negara Indonesia kita tidak perlu
meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap agama. Karena Ideologi Pancasila
merupakan dasar negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam
pemerintahan. Sehingga kita Tidak perlu berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan
ideologi berbasis agama dengan alasan bahwa ideologi Pancasila bukan ideologi
beragama. Ideologi Pancasila adalah ideologi beragama. Diharapkan sebagai bangsa
indonesia yang rakyatnya memiliki berbagai macam suku , budaya dan agama, harus
saling menghormati, manghargai dan menyayangi antara satu suku dan suku lainnya dan
antara satu agama dan agama lainnya. Agar timbul kedamaian dan kerukunan di negara
ini. Jangan Hanya karena merasa berasal dari agama mayoritas, kita merendahkan umat
yang berbeda agama ataupun membuat aturan yang secara langsung dan tidak langsung
memaksakan aturan agama yang dianut atau standar agama tertentu kepada pemeluk

agama lainya dengan dalih moralitas. Hendaknya kita tidak menggunakan standar sebuah
agama tertentu untuk dijadikan tolak ukur nilai moralitas bangsa Indonesia.
Sesungguhnya tidak ada agama yang salah dan mengajarkan permusuhan. Agama
yang diakui di Indonesia ada 5, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu. Sebuah
kesalahan fatal bila menjadikan salah satu agama sebagai standar tolak ukur benar salah
dan moralitas bangsa. Karena akan terjadi chaos dan timbul gesekan antar agama.
kalaupun penggunaan dasar agama haruslah mengakomodir standar dari Islam, Kristen,
Katolik, Budha dan Hindu bukan berdasarkan salah satu agama entah agama mayoritas
ataupun minoritas.

TUGAS PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Desak Nyoman Puspa Indah Saraswati

1502305035

Elfiera Kang

1502305036

Ni Made Maya Risna Ayu

1502305037

Ni Luh Gede Puji Andini

1502305038

Made Adelia Pradnya Saraswati

1502305039

Putu Leli Juniari

1502305040

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA

Anda mungkin juga menyukai