Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KASUS

UNTUK MEMENUHI TUGAS UJIAN SEMESTER MATA KULIAH


PENDIDIKAN PANCASILA
Dosen Pengampu: Ahmad Fauzan, S.Pd.,M.Pd.

Nama Mahasiswa : Aulia Salsabila


Kelas : 2B
NIM : E1D022174

Kasus Pemberontakan PKI di Madiun 1948 dan Pertentangannya Dengan Ideologi


Pancasila

Kasus

Partai Komunis Indonesia atau biasa kita sebut dengan PKI adalah sebuah partai
politik yang terdapat di Hindia Belanda (Indonesia) yang telah bubar. PKI memiliki sejarah
yang begitu panjang apabila dijabarkan secara rinci, namun disini saya hanya akan membahas
kaitan dari kasus PKI dengan alasan PKI adalah ancaman yang mengancam Ideologi
Pancasila. Terutama sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.

PKI adalah partai komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan
Tiongkok, yang pada akhirnya dihancurkan pada tahun 1965 dan dinyatakan sebagai partai
terlarang pada tahun berikutnya di Indonesia. Penggagas awal Partai Komunis Indonesia
merupakan mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Belanda bernama Henk Sneevliet.
Awalnya perkumpulan Komunis di Hindia Belanda (Indonesia) diawali dengan organisasi
komunis yang juga didirikan oleh orang yang sama.

Kemudian oleh Semaoen seorang bagian dari organisasi Sarekat Islam (SI) yang juga
merupakan juga bagian dari Pendiri Pertama dan Ketua PKI pertama di Indonesia. Semaoen
yang merupakan buruh di perusahaan kereta api di surabaya pada saat itu bertemu dengan
Henk Sneevliet pada 1915, dimana dengan pendekatan, Henk akhirnya berhasil mengajak
Semaoen bergabung dengan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) yang
merupakan organisasi politik yang didirikan oleh Sneevliet. Kemudian dari ISDV inilah
nantinya akan menjadi cikal bakal terbentuknya Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pada 18 september 1948, terjadi pemberontakan PKI Madiun yang bertujuan untuk
melengserkan pemerintahan yang sah yakni Republik Indonesia dan ingin mengganti
landasan negara dimana gerakan pemberontakan ini diketuai oleh Amir Sjarifuddin dan
Musso.
Selain ingin menggulingkan pemerintahan Indonesia, pemberontakan PKI di Madiun
juga bertujuan untuk membentuk negara Republik Indonesia Soviet, mengganti dasar negara
Pancasila dengan Komunisme, dan mengajak petani dan buruh untuk melakukan
pemberontakan.

Pemerintah Republik Indonesia pada saat itu melakukan beberapa cara untuk
menghentikan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI, Soekarno presiden Republik
Indonesia saat itu menunjukkan pengaruhnya dengan meminta rakyat untuk memilih
Soekarno-Hatta atau Muso-Amir. dan Panglima Besar Sudirman menugaskan Kolonel Gatot
Subroto ke Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono ke Jawa Timur untuk melakukan operasi
pemusnahan dengan bantuan Santri.

Sebab dari pemberontakan yang dilakukan yakni menelan sebanyak 84 korban nyawa
dari kalangan rakyat biasa, hingga letnan dan kolonel dari TNI dan sebagainya. Hingga pada
akhirnya kemudian pada 20 September 1948, dilakukan operasi penumpasan yang dipimpin
oleh kolonel A.H. Nasution. Yang mana dalam operasi ini, Musso, Amir dan para tokoh
komunis lainnya ditemukan dan dijatuhi hukuman mati.

Analisis Kasus

Dari kasus diatas dapat kita simpulkan bahwa begitu keras perjuangan Republik
indonesia dalam mempertahankan martabat dan ideologinya agar tetap bertahan dengan
berbagai ancaman termasuk Pemberontakan yang dilakukan oleh PKI di Madiun.

Seperti yang sudah dipaparkan pada kasus pemberontakan PKI di Madiun,


pemberontakan yang dilakukan oleh PKI bertujuan untuk mengganti Ideologi Pancasila
menjadi Ideologi Komunis dan juga bertujuan untuk membuat negara baru dengan nama
Republik Indonesia Soviet. dan kita mengetahui bahwasanya Ideologi Pancasila adalah dasar
negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Mengakui adanya Tuhan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab: Menghormati martabat dan hak asasi manusia.
3. Persatuan Indonesia: Mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan: Menerapkan demokrasi dengan prinsip musyawarah
dan mufakat.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Mengupayakan kesejahteraan sosial
yang merata.

PKI, di sisi lain, mengusung ideologi komunis yang memiliki prinsip-prinsip berbeda.
Komunisme menekankan pada kepemilikan bersama atas sumber daya dan produksi, serta
menghapuskan kelas sosial. Ideologi ini juga mengusung konsep diktatur proletariat, di mana
kekuasaan negara berada di tangan kelas buruh atau pekerja.
Pancasila dan komunisme memiliki perbedaan mendasar dalam pandangan tentang
agama, kepemilikan, demokrasi, dan peran kelas sosial. Pancasila mengakui keberadaan
Tuhan, sementara komunisme cenderung bersifat ateistik atau sekuler (tidak mengakui
adanya ketuhanan). Pancasila mengakui kepemilikan individu dan mempromosikan
kesejahteraan sosial bagi semua, sedangkan komunisme menekankan kepemilikan bersama
dan penghapusan kelas sosial. Pancasila menganut demokrasi berdasarkan musyawarah dan
mufakat, sementara komunisme mengusung sistem otoriter dengan diktator proletariat.

Selama pemberontakan PKI, terjadi upaya untuk menggulingkan pemerintah


Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan menggantikannya dengan rezim komunis. Oleh
karena itu, pemberontakan PKI bertentangan dengan ideologi Pancasila yang menjadi dasar
negara Indonesia. Pemerintah dan banyak masyarakat Indonesia pada saat itu melihat PKI
sebagai ancaman terhadap keutuhan nasional dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam
Pancasila.

Sumber Kasus

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5744199/sejarah-pki-tujuan-tokoh-pemberontakan-madiun-d
an-gerakan-30-september

Anda mungkin juga menyukai