Review Jurnal Peranan Pancasila Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (Y. Ch. Nany S., M. Si.) Civil Society dan Multikulturalisme Dalam Pendidikan Islam (Usman)
Oleh : MULHAKIM (200603053)
PRODI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 1. Review Jurnal Pertama Judul Peran Pancasila Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani Jurnal Humanika Volume 10 ISSN (P) 1412-1271 ISSN (E) 2579-4248 Tahun 2010 Penulis Y. Ch. Nany S., M. Si. Abstrak Pada zaman ini banyak penyimpangan moral yang terjadi masifnya isu shara dan lain sebagainya Sudah semakin tidak sesui dengan norma-norma kemanusiaan. Di Indonesia memiliki landasan negara yaitu pancasila hal ini semestinya akan menjadi acuan masyarakat Indonesia agar tidak terjebak dalam situasi penyimpangan, akan tetap fakta mengungkapkan, bahwa nilai- nilai pancasila hanya sebatas skriptual saja tapi tidak untuk di amalkan. Pendahuluan Marwah suatu bangsa itu terlihat ketika masyarakatnya memiliki adan dan sopan santun yang baik. Pada era ini kita telah menemukan fenomena masyarakat yang sudah tidak terkontrol lagi oleh konstitusi ataupun landasan negara di Indonesia, baanyak kita temukan kriminalitas yang terjadi, penyimpangan moral, prcahan antara kelompok dan perbedaan ideologi, bahkan di tataran kepemerintahan, korupsi marak terjadi. Moralitas seperti demikian menghancurkan martabat suatu negara termasuk di Indonesia yang memiliki landasan pancasila tetapi nihilnya hanya doxa semata. Maka jika realitas seperti ini maraka terjadi di masyarakat Indonesia pemerintah harus bersinergi menbangin masyarakat yang madani dengan mempergunakan power atau kekuasaan, mensejahterakan masyarakat, menyediakan lowongan pekerjaan, dan lain sebagainya. Jadi hal ini di ulas oleh penulis untuk mengetahui peran pancasila dalam pembangunan masyarakat yang madani, kemudian apa penyeba moralitas bangsa ini hancur? Pembahasan 1. Pengertian Masyarakat Madani Istilah dari masyarakat madani berasal dari bahasa arab madaniy artinya mediami, madani memiliki beberapa arti yaitu beradab, orang kota, orang sipil, atau perdata. Civil Society merupakan konsep atau teori yang sejak lama di kenal masa Aristoteles pada zaman Yunani Kuno, Cicero, pada zaman Roma Kuno, pada abad pertengahan, masa pencerahan dan masa modern. Dengan istilah yang berbeda-beda, civil society mengalami evolusi pengertian yang berubah dari masa ke masa. Di zaman pencerahan dan modern, istilah tersebut dibahas oleh para filsuf dan tokoh-tokoh ilmu-ilmu sosial seperti John Locke, Thomas Hobbes, Ferguson, J. J. Rousseau, Hegel, Tocquiville, Gramsci, Hebermas, Dahrendorf, Gellner dan di Indonesia dibahas oleh Arief.Budiman, M. Amien Rais, Fransz. Magnis Suseso, Ryaas Rasyid, AS.Hikam, Mansour Fakih. Masyarakat madani bukan hanya merevitalisasi, tetapi membagun budaya yang baik, dapat menghargai hal-hal kemanusiaan. Dalam bahasa Inggris masyarakat madani sering di sebut cipil society yang berarti masyarakat sipil. B. Sligman mendefinisikan civil society ialah seperangkat gagasan etnis yang mejewanthkan dalam berbagai tatanan sosial. 2. Prinsip-prinsip dasar masyarakat madani a. Persaudaraan Saling tolong dalam kebaikan sebagai hal dasar kesetiaan b. Ikatan iman Dasar yang kuat untuk mengikat keharmonisan c. Ikatan cinta Ini yang membuat kesataraaan antara status sosial d. Persamaan anatara miskin dan kaya di hadapan tuhan dengan peradilan e. Toleransi umat beragama f. Demokrasi dalam masyarakat g. Keadilan sosial 3. Pembentukan moral Moral knowing ( pengetahuan moral) Kesadaran terdiri dari tangung jawab, kemudian pengetahuan tentang nilai-nilai moral, pandangan yang mengikat hati, petimbangan mora, pengambilan keputusan untuk dampak yang positif,kemampuan untuk mengenal diri sendiri. Moral feeling (perasaan) yaitu kemampuan berempati. Moral action (aksi nyata moral) memiliki kemampuan moral yang nyata untuk melakukan kebaikan 4. Masyarakat madani (civil society) di Indonesia Pertumbuhan masyarakat madani di Indonesia pernah mengalami Suatu masa yang menjanjikan bagi pertumbuhannya. Hal ini terjadi sejak Kemerdekaan sampai dengan tahun 1950-an, yaitu saat organisasi-organisasi Sosial dan politik dibiarkan tumbuh bebas dan memperoleh dukungan kuat Dari warga yang baru saja merdeka, sehingga terdapat adanya demokrasi Masyarakat dan toleransi menyikapi adanya pluralisme. Tetapi kenyataan Sekarang ternyata aliran politik dan sosial yang tumbuh digunakan untuk Persaingan atau pertarungan politik sehingga rasa kebersamaan berbangsa Dan toleransi terkikis karena ego masing-masing. 5. Hubungan pancasila dengan masyarakat madani Sila ke-1 : Ketuhanan Yang Maha Esa 1) Pengakuan adanya kausa prima (sebab pertama). Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan masyarakat memiliki adab terhadap Tuhan seperti melakukan ibadah sesuai kepercayaan masing-masing. 2) Tidak ada saling memaksakan kehendak memeluk agama akrena adanya toleransi antar umat beragama. 3) Pelarangan atheisme di Indonesia. Negara atau pemerintah mengadakan fasilitas dalam menunaikan agama masing-masing. b. Sila ke-2 : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. 1) Memanusiakan manusia atau menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan, tidak ada pembedaan antara si kaya dan si miskin, yang kuat dan yang lemah karena semuanya sama di hadapan Tuhan. 2) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, dalam masyarakat madani diwujudkan dengan adanya ruang publik yang luas untuk berpendapat dan adanya demokrasi dalam masyarakat. Misalnya dengan melkukan musyawarah dalam menyelesaikan konflik/permasalahan. 3) Adanya penegakan hukum yang tegas, karena merupakan sebuah kedewasaan dan tanggung jawab yang besar dalam penegakan hukum. c. Sila ke-3 : Persatuan Indonesia. 1) Rasa nasionalisme terhadap negara yang tidak berlebihan, denganmenjaga kebudayaan asli Indonesia seperti sopan santun, gotong royong, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain. 2) Cinta bangsa dan tanah air, dengan memiliki moral yang baik. 3) Menggalang kesatuan dan persatuan, dengan bermusyawarah untuk menyelesaikan suatu masalah dan tidak membeda-bedakan karena semuanya bersaudara. 4) Memahami pluralisme. 5) Menumbuhkan rasa senasib sepennaggungan, dengan keswasembadaan , keswadayaan, dan kemandirian untuk menghasilkan. d. Sila ke-4 : Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan. 1) Adanya demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. 2) Dalam mengambil keputusan dengan musyawarah mufakat seperti dalam masyarakat madani. 3) Adanya kejujuran bersama dalam pengambilan keputusan. 4) Pemutusan masalah menghasilkan keputusan yang bulat bukan dengan pemungutan suara seperti yang terjadi di dunia Barat. e.Sila ke-5 : Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. 1) Kemakmuran yang merata pada seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat seperti rasa kebersamaan yang diciptakan masyarakat madani, tidak egois dan selalu ada rasa saling tolong menolong. 2) Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan untuk kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing. 3) Melindungi yang lemah agar kelompok masyarakat dapat bekerja sesuai bidangnya, dalam masyarakat yang beradab tentunya perlindungan terhadap yang lemah ada dengan jika yang lemah tertindas itu artinya telah melanggar hak asasi manusia maka hukum yang tegas diperlukan. 6. Cara Mewujudkan Masyarakat Madani Lewat Pancasila Perwujudan yang nyata untuk bangsa dan negara Indonesia dalam pelaksanaan masyarakat madani harus dimulai dari lingkungan yang terkecil yaitu keluarga. Keluarga merupakan madrasah pertama seorang manusia bisa belajar melalui ayah bundanya. Orang tua yang telah memberikan didikan terbaik kepada anaknya tentu saja akan menghhasilkan generasi yang bermoral. Penciptaan persaudaraan, kebersamaan, kemandirian, toleransi, harus dilekatkan sejak dini sehingga ketika anak dewasa lingkungan yang merupakan perwujudan masyarakat madani tersebut tidak hilang. Akhirnya dari lingkungan keluarga akan merambah ke lingkungan masyarakat, dan akhirnya harapan bangsa dan negara yang beradab atau masyarakat yang madani dapat terwujud. Penutup Masyarakat madani adalah masyarakat yang demokratis, menyukai persaudaraan, musyawarah dalam menyelesaikan masalah, dan moral-moral beradab seperti nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila sangat berperan sebagai sarana kontorol yaitu mengendikan kondisi sosial yang lebih baik juga dapat sebagai sarana pembentukan moral kemasyarakatan agar lebih baik. 2. Review Jurnal Kedua Judul Civil Society dan Multikulturalisme Dalam Pendidikan Islam Jurnal Tadris Volume 11 DOI 10.19105/tjpi.v11i1.970 Lisensi CC BY-NC 4.0 Tahun 2016 Penulis Usman Abstrak Menjadi salah satu kaya akan suku dan kemajemukan membuat Indonesia rawan terjadi konflik bahkan terindikasi terjadi disintegrasi, maka multi- kulturalisme harus di perkuat, wacana civil society dan multi-kulturalisme harus di tanam sejak dini melalui pendidikan Pendahuluan Pendidikan agama di hadapkan pada fungsinya ketika keadaan masyarakat di Indonesia terindikasi berbagai macam multi, pendidikan di harapkan sebagai penanggulangan hal tersebut pasal nya pendidikan agam terutama akan membentuk karektr budi manusia sehingga tidak terisolir sebagai masyarakat yang beradab, dalam fenomena dewasa ini kita telah melihat fakta dari berbagai segi termasuk perpecahan agam, suku ras, etnik, dan sebagainya. Maka hadir nya civil society dan multi-kulturalisme di Indonesia akan menjadi wacana dalam membentuk masyarakat madani Pembahasan Civil society dan pendidikan. Civil society merupakan solusi dari keberagaman dalam suatu negara maka pendidikan menjadi perlu di laksanakan untuk menumbuhkan budi pekerti tersebut. Di Indonesia, istilah masyarakat madani secara substantial menuju pada perlunya penguatan masyarakat (warga) dalam sebuah komunitas negara untuk mengimbangi dan mampu mengontrol kebijakan negara yang cenderung memposisikan warga negara di posisi yang lebih lemahlemah. Maka fungsi pendidikan agama akan menjadi pemerhati dalam sivil society. Pembaharuan pendidikan menjadi sangat perlu di lakukan, pembaharuan pendidikan hanya dapat di lakukan dengan baik jika di dasarkan pada konsep dasar filsafat Multi-kulturalisme dalam islam. Pendidikan multikultural secara psikologis memandang manusia memiliki beberapa dimensi yang harus diakomodir dan dikembangkan secara keseluruhan. Pada dasarnya, manusia adalah pengakuan akan pluralitas, heterogenitas, dan keberagaman manusia itu sendiri. Keberagaman itu berupa ideologi, agama, paradigma, pola pikir, kebutuhan, keinginan dan tingkat intelektualitas. Penutup Secara substansial masyarakat madani di tujukan pengutan untuk mengimbangi dominasi penguasa, selein dari pada itu tujuan pendidikan ialah mengembangkan wawasan ilmu, maka pembaharuan pendidikan itu perlu di lakukan untuk berdasarkan pada ajaran islam, kemudian pada pinsip dan teori filsafat