Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK

MASYARAKAT MADANI SERTA URGENSINYA


DALAM MEMBANGUN KERUKUNAN UMAT DI
TENGAH MASYRAKAT YANG PLURAL

Kelompok 7
Oleh :
Khoirunnisa’ Ramadhani
205090400111030
Lufida Nessa Mauludia
205090400111036
Favian Sis Bagus F.
205090400111042
PENGERTIAN
MASYARAKAT MADANI
Masyarakat madani berasal dari bahasa Inggris, civil society. Kata civil society sebenarnya berasal
dari bahasa Latin yaitu civitas dei yang artinya kota Illahi dan society yang berarti masyarakat. Dari
kata civil akhirnya membentuk kata civilization yang berarti peradaban (Gellner seperti yang dikutip
Mahasin 1995). Oleh sebab itu, kata civil society dapat diartikan sebagai komunitas masyarakat
kota, yakni masyarakat yang telah berperadaban maju. Konsepsi seperti ini, menurut Madjid: seperti
yang dikutip Mahasin (1995), pada awalnya lebih merujuk pada dunia Islam yang ditunjukkan oleh
masyarakat kota Arab.

Istilah madani menurut Munawir (1997) sebenarnya berasal dari bahasa Arab, madaniy. Kata
madaniy berakar dari kata kerja madana yang berarti mendiami, tinggal, atau membangun.
Kemudian berubah istilah menjadi madaniy yang artinya beradab, orang kota, orang sipil, dan yang
bersifat sipil atau perdata. Dengan demikian istilah madaniy dalam bahasa Arab mempunyai banyak
arti. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Hall (1998), yang menyatakan bahwa masyarakat
madani identik dengan civil society, artinya suatu ide, angan-angan, bayangan, cita-cita suatu
komunitas yang dapat terjewantahkan ke dalam kehidupan social
● Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat
yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif,
bermotivasi, berpartisipasi, konsisten, memiliki perbandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron,
integral, mengakui emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominant adalah masyarakat yang
demokratis.

● Atau masyarakat madani juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem sosial yang tumbuh berdasarkan
prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat.
LATAR BELAKANG
MASYARAKAT MADANI
Masyarakat madani timbul karena faktor-faktor :

a. Adanya penguasa politik yang cenderung mendominasi (menguasai) masyarakat dalam segala bidang agar patuh
dan taat pada penguasa. Tidak adanya keseimbangan dan pembagian yang proporsional terhadap hak dan kewajiban
setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Adanya monopoli dan pemusatan salah satu aspek
kehidupan pada satu kelompok masyarakat,karena secara esensial masyarakat memiliki hak yang sama dalam
memperoleh kebijakan-kebijakan yang ditetapkan pemerintah.
b. Masyarakat diasumsikan sebagai orang yang tidak memiliki kemampuan
yang baik(bodoh) dibandingkan dengan penguasa (pemerintah). Warga
negara tidak memiliki kebebasan penuh untuk menjalankan aktivitas
kesehariannya.Sementara, demokratis merupakan satu entitas yang
menjadi penegak wacana masyarakat madani dalam menjalani kehidupan,
termasuk dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Demokratis berarti
masyarakat yang berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.tanpa
mempertimbangkan suku, ras dan agama. Prasyarat demokrasi ini banyak
dikemukakan oleh pakar yang mengkaji fenomena masyarakat madani.
Bahkan demokrasi (demokratis) di sini dapat mencakup sebagai bentuk
aspek kehidupan seperti politik, sosial, budaya, pendidikan dan ekonomi.

c. Adanya usaha membatasi ruang gerak dari masyarakat dalam kehidupan


politik.Keadaan ini sangat menyulitkan bagi masyarakat untuk
mengemukakan pendapat,karena pada ruang politik yang bebaslah individu
berada dalam posisi yang setara,dan akan mampu melakukan transaksi -
transaksi politik tanpa ada kekhawatiran
KARAKTERISTIK
MASYARAKAT MADANI
- Ciri utama masyarakat madani adalah kemajemukan budaya,
hubungan timbal balik, dan sikap saling memahami dan
menghargai. Secara khusus berikut karakteristik dari
masyarakat madani :

1. Free public sphere, maksudnya adalah ruang publik yang bebas sebagai sarana dalam
mengemukakan pendapat.
2. Demokratis, maksudnya adalah masyarakat dapat berlaku santun dalam pola
hubungan interaksi dengan masyarakat sekitarnya dengan tidak mempertimbangkan
aspek suku, ras, dan agama.
3. Toleran, maksudnya adalah sikap yang dikembangkan dalam masyarakat madani
untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati aktivitas yang dilakukan
oleh orang lain.
4. Pluralisme, maksudnya adalah pertalian sejati kebinekaan dalam ikatan-ikatan
keadaban. Pluralisme erat kaitannya dengan sikap toleransi kepada orang lain, yang
nyatanya dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Pluralisme bertujuan
mencerdaskan umat melalui perbedaan konstruktif dan dinamis dan sumber dan
motivator terwujudnya kreativitas.
5. Keadilan sosial, maksudnya adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional
terhadap hak dan kewajiban setiap warga yang meliputi seluruh aspek kehidupan.
URGENSI MEMBANGUN
KERUKUNAN ANTAR
UMAT DI TENGAH
MASYARAKAT PLURAL
Urgensi membangun kerukunan umat beragama sangatlah mendesak apalagi masyarakat Indonesia yang terdiri
dari beragam agama.Tidak jarang terjadi konflik antar umat beragama.
Lombok misalnya, setidaknya dalam satu dasawarsa terakhir ini, kerap kali terusik oleh serangkaian konflik yang
terjadi di mana-mana.
konflik yang terjadi di Lombok, misalnya:

(a) Urgensitas Masyarakat Madani Civil Society dalam Mengurai Problematika Sosial.Konflik keagamaan yang
meliputi, kasus ahmadiyah dengan masyarakat, konflik aliran salafi dengan masyarakat, konflik warga desa
gerung praya dengan tarekat siratul mustakim, konflik NW Pancor dengan NW Anjani, kasus 171 perusakan
gereja oleh masyarkat, dan kasus-kasus ketegangan hindu muslim.
(b) konflik antar kampung yang meliputi: konflik antar kampung Ketare dan Batujai, Ketare dengan Penujak,
Ketare dengan Sengkol, Karang Genteng dan Petemon.
(c) konflik yang disebabkan oleh faktor ekonomi politik yang meliputi: konflik pembangunan Bandara Intrnasional
Lombok, PNS dengan pemda Lombok Timur .
MEMBANGUN
KERUKUNAN ANTAR
UMAT BERAGAMA
Untuk mencairkan kebekuan yang terjadi antar umat beragama, alternatif yang bisa dikemukakan adalah
dengan mekanisme dialog keagamaan atau yang dikenal pula dengan istilah dialog antar iman. Dialog antar
umat beragama ini diperkirakan bisa mengantarkan para pemeluk agama pada satu corak kehidupan yang
inklusif dan terbuka. Dialog diharapkan akan membawa umat beragama pada konsep ‘unity in diversity’ dan ‘to
life together’ dengan didasari corak pemikiran teologi pluralitas. Model- model dialog di atas kiranya dapat
menjadi solusi alternatif sebagai sarana yang bisa digunakan untuk membangun keharmonisan hidup di antara
umat beragama. Melalui dialog itu akan berkembang model pemahaman keagamaan yang tidak semata
menegaskan perbedaan, melainkan juga mencari titik temu atau persamaan-persamaan yang ada di antara
agama-gama itu. Dialog antar iman ini diharapkan akan mengantarkan umat beragama dari paradigma
‘kesalehan ritual’ dan ‘kesalehan individual’ kepada bentuk ‘kesalehan sosial’.
Membangun Masyarakat Madani di Indonesia
Untuk membangun masyarakat madani di Indonesia, ada enam factor yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Adanya perbaikan di sektor ekonomi, dalam rangka peningkatan pandapatan
masyarakat, dan dapat mendukung kegiatan pemerintahan.
2. Tumbuhnya intelektualitas dalam rangka membangun manusia yang memiliki
komitmen untuk independent.
3. Terjadinya persegeran budaya dari masyarakat yang berbudaya paternalistic
menjadi budaya yang lebih modern dan lebih independent.
4. Berkembangnya pluralisme dalam kehidupan yang beragam
5. Adanya partisipasi aktif dalam menciptakan tata pamong yang baik
6. Adanya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang melandasi moral
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

sumber buku : Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. 2015.


Kewarganegaraan. Bahan Ajar, Rows Collection.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/21/141433969/masya
rakat-madani-definisi-dan-karakteristiknya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai