Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Istilah masyarakat madani atau (Civil Society) pertama kali dikenalkan oleh perdana menteri
Malaysia yang bernama Anwar Ibrahim. Beliau menjelaskan bahwa istilah tersebut berarti sebagai
sistem kehidupan sosial yang didasari oleh prinsop moral.
Setiap warganya dijamin kesetaraanya tanpa ada yang diunggulkan. Selain itu kebebasan pribadi juga
disesuaikan dengan keadaanya sosial kemasyarakatan.
Ada juga pengertian masyarakat madani sebagai kelembagaan sosial yang dibentuk untuk menjamin
setiap anggotanya tidak ditindas. Oleh sebab itu, negara demokratis tentu harus mampu mewujudkan
masyarakat yang madani.
Setiap warga akan mendapatkan perlindungan dari negara. Serta memiliki hak untuk menyuarakan
aspirasi pribadinya.
Thomas Paine
Pengetian Civil Society menurut Thomas Paine adalah sebuah wilayah yang menjadi tempat hidup
sekumpulan manusia. Di dalamnya mereka mengembangkan kepribadiannya serta meluapkan
keinginan pribadi tanpa mengganggu orang lain.
Nurcholish Madjid
Beliau menjelaskan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat yang ada di dalam peradaban Islam.
Yang dimaksud ialah masyarakat yang berada di kota Madinah, sebuah wilayah yang dibangun oleh
Nabi Muhammad saw.
Dawan Rahardho
Menurut Beliau masyarakat madani merupakan proses terbentuknya sebuah peradaban manusia yang
didasari nilai kebijaksanaan.
W.J.S Poerwadarminton
Menurut Poerwadarminto, Masyarakat adalah sebuah hubungan yang dilakukan masyarakat dengan
adanya ikatan atau aturan tertentu. Kemudian untuk kata madani berasal dari bahasa Arab yang
merujuk pada kota madinah.
Secara bahasa arti masyarakat madani adalah masyarakat kota. Perlu dipahami juga pemakaian kata
kota bukan berarti merujuk pada letak geografis suatu wilayah. Namun pada kepribadian yang pantas
untuk masyarakat kota.
Sehingga makna yang terkandung didalamnya bukan untuk mengartikan asal suatu masyarakat.
Namun pada sikap kepribadian yang berperadaban.
Ciri-ciri utama masyakat ini adalah kesukarelaan, keswasembadaan dan keswadayaan, dan
kemandirian yang tinggi kepada negara. Serta memiliki keterikatan dengan nila-nilai norma
dalam kehidupannya.
Hasyim
Menurut M. Hasyim pengertian dari masyarakat madani adalah kumpulan manusia atau
masyarakat yang selalu memelihara perilaku yang beradab. Serta memiliki sikap budaya yang
luhur.
1. Kebutuhan dasar Individu, keluarga, dan kelompok terpenuhi dengan baik dalam
komunitas masyarakat.
2. Berkembang human capital atau modal manusia dan social capital atau modal sosial
yang saling bersinergi. Kemudian membentuk keahlihan dalam melaksakan tugas
kehidupan serta terbentuknya kepercayaan dan hubungan antar kelompokdengan
baik.
3. Tidak terjadi diskriminasi dalam segala aspek kemasyarakatan.
4. Semua individu memiliki hak, kemampuan, dan kesempatan yang sama untuk ikut
terlibat disetiap forum publik. Sehingga isu-isu kepentingan umum serta kebijakan
publik dapat dikawal dengan baik.
5. Persatuan dan kesatuan antara kelompok yang tumbuh untuk saling menghargai
perbedaan yang ada.
6. Sistem pemerintahan dapat dilaksanakan dengan baik oleh lembaga-lembaga yang
memiliki wewenang. Sehingga terciata keadilan sosial bagi seluruh individu.
7. Terdapat jaminan, kepastian, serta kepercayaan oleh setiap individu dalam
masyarakat. Sehingga hal tersebut membentuk hubungan dan komunikasi yang baik
antar masyarakat.
d) Unsur Unsur Masyrakat Madani
Unsur-unsur masyarakat madani merupakan hal yang mendorong munculnya tananan
individu yang diharapkan ini. Oleh sebab itu masyarakat yang partisipan akan hadir dengan
beberapa unsur pokok dibawah ini.
2. Adanya Demokrasi
Demokrasi menjadi syarat utama untuk membentuk masyarakat madani (civil society) yang
sejati.
3. Sikap Toleransi
Toleransi merupakan sikap yang saling menghormati perbedaan. Oleh sebab itu sikap ini
juga harus dimiliki setiap anggota masyarakat.
4. Pluralisme
Ada keberanekaragaman dianggap sebagai fakta sosial yang tidak bisa dipungkiri. Selain itu,
menerima perbedaan sebagai rahmat Tuhan yang memiliki kebaikan untuk keberlangsungan
hidup manusia.
5. Keadilan Sosial
Makna dari keadilan sosial adalah kesetaraan dan pembagian secara proporsional antara hak
dan kewajiban bagi setiap warga negara. Ini mencakup segala asperk kehidupan semisal
ekonomi, politik, pengetahuan, dan kesempatan yang sama.
Tentu dalam pemaknaan hal ini sangat berbeda dengan cara pandang barat dengan civil
society-nya. Masyarakat barat merupakan individu-individu sekular, yakni menafikkan agama
masuk ke ranah publik. Selain itu, mereka juga hidup secara individual. Inilah yang menjadi
pembeda denagn masyarakat timur khususnya Indonesia yang mengutamakan hidup
bergotong royong.
Agama bagi masyarakat barat dianggap sebagai penghambat dalam kemajuan peradaban.
Sedangkan bagi masyrakat timur, agama merupakan rahmat yang dapat dijadikan pemersatu
bangsa-bangsa. Sehingga dapatlah tercipta suatu kesatuan umat yang di dalam agama Islam
dikenal dengan ummatan wahidah.
Pemahaman mengenai masyarakat madani yang berkembang di Indonesia tentu tidak jauh
dari apa yang pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Ketika itu, Beliau hijrah
(berpindah) dari negeri tempat kelahirannya menuju wilayah baru bernama yastrib. Di
tempat itulah Beliau membangun sebuah peradaban di kota tersebut dengan memberi nama
wilayah tersebut sebagai Madinah.
Masyarakat Madinah merupakan role model dari konsep masyarakat madani. Dahulunya
Madinah merupakan tempat yang berisikan berbagai macam suku, terutama ada kaum
Anshar dan Muhajirin. Nabi Muhammad mendidik umatnya untuk hidup dalam kesetaraan.
Tidak ada yang merasa lebih unggul karena kekayaannya. Sebaliknya tidak ada yang
terkucilkan disebabkan memiliki kedudukan yang rendah.
Perlu diketahui juga bahwa Nabi Muhammad menerapakan nilai-nilai agama Islam pada
masyarakat Madinah secara Kaffah (keseluruhan). Semisal pemahaman mengenai kesetaraan
atau egilitarian diterapkan melalui pendekatan dalil-dalil agama Islam, yakni al-Qur’an dan
as-Sunnah.
Para pendukung demokrasi mengeluh terkait kondisi negara yang saat itu tampak hanya
dikuasi oleh segelintir kelompok. Oleh sebab kondisi tersebutlah ide ini semakin gencar
disebarkan oleh kelompok pro-demokrasi dan menjadi cukup populer saat itu.
Beberapa tahun sebelum kejatuhan orde baru pada tahun 1998. Anwar Ibrahim yang saat itu
menjabat sebagai Deputi Perdana Menteri Malaysia datang ke Indonesia dalam acara festival
Istiqlal tahun 1995.
Pada kesempatan tersebut Anwar Ibrahim menjelaskan mengenai makna dari masyarakat
madani yang sering disanding dengan civil society. Dari situ ide ini kemudian dikembangkan
pada masa B.J. Habibie dengan membuat sebuah tim kenegaraan. Gagasan ini terus
berlanjut sampai pada masa K.H. Abdurrahman Wahid.
Gagasan ini terus berkembang dengan didorong keinginan untuk menghapus supremasi
militer atas hak masyarakat sipil. Kemudian menegakkan supremasi hukum dan pengadilan
HAM yang menjadi syarat dari terlahirnya masyarakat madani.
Khusus masyarakat madani Indonesia memiliki beberapa ciri yang berbeda dengan negara
lain. Sebab bangsa ini memiliki catatan sejarah yang cukup panjang, masyarakat yang sangat
majemuk, dan di kombinasikan dengan ideologi nasional. Ciri-ciri civil society alaIndonesia
sebagai berikut:
1. religius dan berbudi luhur
2. adil dan sejahtera
3. demokratis dan toleran
4. mandiri dan bertanggung jawab
5. tertib dan teratur
6. setara dan berkebersamaan
7. berintegritas dan berketangguhan budaya
8. dinamis dan berorientasi ke depan
h) Proses Menuju Masyarakat Madani
Salah satu dari bangsa Indonesia adalah mewujudkan masyarakat madani atau civil society
melalui berbagai cara. Salah satu bentuk usaha untuk mewujudkannya adalah diadakannya
otonomi daerah.
Seperti yang diketahui bahwa otonomi daerah adalah pemberian wewenang daerah untuk
mengelola daerahnya sesuai dengan keperluan dari wilayah tersebut. Tentu disesuaikan juga
dengan aspirasi dari masyarakat yang ada di daerah yang bersangkutan.
Di Indonesia sendiri wewenang pelaksanaan otonomi daerah masih dibatasi. Ada beberapa
kewenangan yang harus menunggu persetujuan pemerintahn pusat. Semisal masalah yang
berhubungan dengan hubungan dengan negara luar.
Bisa dikatakan otonomi daerah merupakan bentuk civil society di Indonesia yang
menunjukkan kemandirian dalam bertindak. Contoh termasuk kemandirian disini semisal
terkait dengan bidang politik. Adanya organisasi sosial politik yakni partai-partai politik,
organisasi masyarakat, dan kelompok yang memiliki kepentingan tertentu. Selain itu juga
ada kelompok penekan, namun tetap harus sesuai dengan hukum yang berlaku.
Negara Indonesia dalam mewujudkan civil society mendudukan negara sebagai fasilitator.
Maksudnya negara memiliki fungsi sebagai sarana yang bisa memberikan hak-hak daerah
sekaligus melindungi hak-haknya.