Nama kelompok 6:
Andri Rusadi
AlKholid
Josiron kogoya
Pengertian Masyarakat Madani (Civil Society)
Masyarakat madani atau civil society merupakan bagian
masyarakat yang memiliki adab dalam membangun, memaknai,
dan menjalani kehidupannya. Masyarakat madani seringkali
diartikan dengan makna yang berbeda-beda. Hal ini merupakan
salah satu konsep berwayuh wajah.
Adapun pengertian lain dari masyarakat madani yaitu mereka
adalah golongan masyarakat yang beradab, berperikemanusiaan,
menguasai ilmu pengetahuan, unggul dalam hal teknologi
Ahli filsafat Petrus mengungkapkan bahwa masyarakat madani
bisa diartikan sebagai masyarakat yang beradab dalam
memaknai kehidupan. Asal mula kata madani yaitu dari Bahasa
Inggris, yang artinya beradab atau berbudaya.
Sedangkan istilah masyarakat sipil diambil dari terjemahan
masyarakat madani sendiri, yaitu masyarakat yang beradab.
Konsep terjemahan tersebut pertama kali dikenalkan oleh Dato
Seri Anwar Ibrahim, melalui ceramahnya di Simposium
Nasional pada tahun 1995.
1. Mun’im (1994)
Mengungkapkan bahwa istilah civil society atau masyarakat
madani adalah sebuah gagasan eris yang mengejawantah di
berbagai tatanan sosial. Dimana hal terpenting dari gagasan
tersebut adalah usaha ya dalam menyelaraskan berbagai konflik
kepentingan. Entah itu kepentingan masyarakat, individu, dan
juga negara
2. Hefner
Hefner mengungkapkan bahwa masyarakat madani merupakan
sebuah masyarakat yang memiliki ciri khas demokratis dalam
berinteraksi dengan masyarakat lain. Selain itu, masyarakat
madani biasanya lebih heterogen.
Dalam kondisi tersebut, mereka diharapkan bisa mengorganisasi
dirinya sendiri serta bisa menumbuhkan kesadaran untuk
mewujudkan peradaban. Dengan begitu, mereka pada akhirnya
mampu berpartisipasi dan mengatasi kondisi global yang cukup
kompleks dan juga penuh dengan persaingan.
3. Mahasin (1995)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat
madani merupakan terjemahan dari civil society (dalam Bahasa
Inggris). Kata civil society tersebut terdiri dari dua kata dari
Bahasa Latin, civitas dei yang artinya kota, Illahi dan society
yang artinya masyarakat. Dari kata tersebut membentuk satu
kata yaitu civilization yang artinya peradaban. Oleh karena itu,
civil society memiliki arti sebagai komunitas atau kelompok
masyarakat kota yang telah memiliki peradaban yang maju.
4. Munawir (1997)
Menurutnya, masyarakat madani itu berasal dari Bahasa Arab.
Kata Madani berasal dari kata madana yang artinya mendiami,
membangun, atau tinggal. Namun berubah lagi menjadi madaniy
yang berarti orang kota, beradab, dan orang sipil.Dengan begitu,
bisa kita simpulkan bahwa kata madani dalam Bahasa Arab
memiliki banyak arti.
7. Supremasi Hukum
Supremasi hukum adalah upaya untuk memberikan jaminan
terciptanya keadilan. Dalam masyarakat madani, keadilan
bersifat netral dan tidak ada pengecualian dalam memperoleh
kebenaran di mata hukum.
Kesimpulan
Masyarakat madani atau civil society dapat
diartikan sebagai suatu corak kehidupan
masyarakat yang terorganisir, mempunyai
sifat kesukarelaan, keswadayaan,
kemandirian, namun mempunyai
kesadaran hukum yang tinggi.
2. Masyarakat Indonesia mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan negara
lainnya. Karakteristik tersebut diantaranya
adalah:
(1) Pluralistik/keberagaman,
(2)sikap saling pengertian antara sesama anggota masyarakat,
(3) toleransi yang tinggi
(4) memiliki sanksi moral.
Beberapa permasalahan yang bisa
menjadi hambatan sekaligus tantangan
dalam mewujudkan masyarakat madani
model Indonesia, yaitu sebagai berikut :
(a)semakin berkembang miskin dan orang yang merasa miskin,
(b) LSM dan partai politik muncul bagaikan jamur
yang tumbuh di musim penghujan
sehingga memungkinkan berbagaiTantangan yang harus
dihadapi oleh
masyarakat Indonesia ke depan adalah
(1)sikap demokratis,
(2) sikap toleran,
(3)saling pengertian,
(4) berakhlak tinggi,beriman dan bertaqwa,
(5) berwawasan global.
Referensi
1) Dwipayana Ari, A.A.GN, 2005, Materi Kuliah Teori Politik,
Program Pascasarjana Ilmu Politik, Konsentrasi Politik Lokal dan
Otonomi Daerah, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta.
2) Faqih, Mansour, Dr., 2000, Masyarakat Sipil untuk
Transformasi Sosial; Pergolakan Ideologi LSM Indonesia,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
3) Patria, Nezar dan Andi Arief, 2003, Antonio Gramsci;
Negara dan Hegemoni, Cet. Ke 2, Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
4) Suwondo, Kutut, 2005, Civil Society Di Aras Lokal,
Perkembangan Hubungan antara Rakyat dan Negara di
Pedesaan Jawa, Cet. Ke 2, Yogyakarta, Pustaka Pelajar
belerjasama dengan Percik,
5) Wiratmoko, Nick, T. (ed.), 2004, Yang Pusat dan Yang
Lokal, Antara Dominasi, Resistensi, dan Akomodasi Politik di
Tingkat Lokal, Yogyakarta, Pustaka Pelajar bekerjasama dengan
Percik.
6) Fukuyama Francis, Memperkuat Kapasitas Negara,
Gramedia, Jakarta, 2005Arifin, Zainal. "Konsep Pendidikan Islam
Menuju Pembentukan Civil society". Almufida. Vol. II No. 1.
2017.
Djohar, “Pendidikan yang Membebaskan sebagai Konstruksi
Masyarakat Madani:”dalam Membongkar Mitos Masyarakat
Madani. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2000.
Gollnick, Donna M. and Philip C. Chinn, Multikultural Education
in a Pluralistic Society, Sixth Edition. New Jersey: Merril Prentice
Hall. 2002.
Hikam, M. A. Demokrasi dan Civil Society. Jakarta. PT Pustaka
LP3ES Indonesia. 1996.
Jama, Saverinus Rio. "The Essence of Civil Society in
Democracy", Journal of Etika Demokrasi Vol. 6 No. 1. 2021.
Ma’arif, Ahmad Syafii. “Universalisme Nilai-Nilai Politik Islam
Menuju Masyarakat Madani”, Profetika, Vol. 1. No. 2. 1999.
Mahfud, Choirul. Pendidikan multikultur. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar. 2006.
Rahman, Mohamad Taufiq. Paelani Setia. "Pluralism in the Light
of Islam”. Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol. 1, No. 2. 2021.
Rosyada, Dede. Pendidikan Kewargaan, Demokrasi, Hak Asasi
Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta. Kencana. 2003.
Sanaky, Hujair A.H. “Pembaharuan Pendidikan Islam Menuju
Masyarakat Madani (Tinjauan Filosofis)“, Jurnal Mukaddimah.
Yogyakarta. Kopertais III. 1999.
Tibi, Bassam. Islam and Cultural accommodation Of social
Change. San Fransisco. Westview Press. 1991.