Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Civil Society

Civil Society dapat diartikan sebagai komunitas masyarakat kota yakni masyarakat
yang telah berperadaban maju. Menurut Mahasin (1995:ix) dengan mengutip pendapat
Gellner juga menyatakan bahwa masyarakat madani sebagai terjemahan inggris, civil
society. Kata civil society sebenarnya berasal dari bahasa latin yaitu civitas dei yang
artinya kota illahi dan society yang berarti masyarakat.

Beberapa tokoh besar yang berbicara mengenai civil society antara lain Hegel, Cicero,
John Locke, Rousseau, Hobbes, Karl Max, Adam Ferguson, dan masih banyak yang
lainnya. Civil society sebagai sebuah konsep yang memiliki akar dari proses sejarah
Barat. Istilah ini sendiri bahkan telah cukup berkembang dalm pembicaraan tentang
filsafat sosial pada abad ke-18 di Eropa Barat dan masih berlanjut sampai abada ke-19.

Istilah civil society dalam tradisi eropa sampai abad ke-18, pada prinsipnya merujuk
kepada Negara (state), yaiotu suatu kelompok/kekuatan yang mendominasi seluruh
kelompok masyarakat lain. Namun pada pertengahan abad ke-18, sejalan dengan proses
pembentukan social dan perubahan struktur politik di eropa sebagai akibat era pencerahan
dan modernisasi, Negara dan civil society merupakan dua entitas yang berbeda.

Menurut Hegel (filsuf jerman) civil society adalah suatu wilayah kehidupan orang-
orang yang telah meninggalkan kesatuan keluarga dan masuk ke dalam kehidupan
ekonomi yang kompetitif. Tegasnya bahwa civil society yang mendefinisikan Negara dan
mengelola organisasi dan tujuan-tujuan Negara yang dikaitkan dengan hubungan
produksi material dalam tahap tertentu dari perkembangan kapitalisme.

Menurut Havel civil society seperti yang dikutip Hikam (1994:6) ialah rakyat sebagai
warga Negara yang mampu belajar tentang aturan-aturan main melalui dialog demokratis
dan penciptaan bersama batang tubuh politik partisipatoris yang murni. Sedangkan
Mun’im (1994:6) dengan mengutip pendapat Seligman mendefinisikan istilah civil
society sebagai seperangkat gagasan etis yang mengejawantah dalam berbagai tatanan
sosial, dan yang palin g penting dari gagasan ini adalah usahanya untuk menyelaraskan
berbagai konflik kepentingan antar individu, masyarakat, dan Negara.

Masyarakat madani (Civil Society) adalah sebuah konsep dalam bentuk masyarakat
yang sering di perbincangkan hingga saat ini. Makna dan arti dari civil society sendiri
bermacam-macam dan bervariasi. Civil society dalam bahasa Indonesia mengandung
banyak istilah dimana istilah yang satu dengan lainnya hampir sama. Istilah-istilah
tersebut dicetuskan oleh orang-orang yang berbeda seperti Masyarakat Sipil (Mansour
Fakih), Masyarakat Kewargaan (Franz Magnis Suseno dan M. Ryaas Rasyid),
Masyarakat Madani (Anwar Ibrahim, Nurcholis Madjid, dan M. Dawam Rahardjo).
Masyarakat Sipil merupakan terjemahan dari istilah Inggris Civil Society yang
mengambil dari bahasa Latin civilas societas. Secara historis karya Adam Ferguson
merupakan salah satu titik asal penggunaan ungkapan masyarakat sipil (civil society),
yang kemudian diterjemahkan sebagai Masyarakat Madani . Masyarakat sipil, memiliki
dua bidang yang berlainan yaitu bidang politik (juga moral) dan bidang sosial ekonomi
yang secara bersamaan diperjuangkan untuk kepentingan masyarakat. Adapun pengertian
masyarakat madani menurut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) adalah masyarakat yang
demokratis dan menghargai hak-hak tanggung jawab manusia.

Masyarakat madani dapat didefinisikan sebagai sebuah wilayah kehidupan sosial yang
terorganisasi, yang bercirikan kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self
generating), keswadayaan (self supporting), kemandirian tinggi dalam berhadapan dengan
negara, dan berkaitan dengan norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti warganya. Makna
lain bagi istilah civil society yaitu adanya penekanan pada ruang (space) yang dimana
individu dan kelompok masyarakat saling berinteraksi dalam semangat toleransi di suatu
wilayah atau negara. Di dalam ruang tersebut masyarakat berpartisipasi dalam proses
pembuatan kebijakan publik. Selain itu ada juga yang memahami civil society sebagai
sebuah asosiasi masyarakat yang beradab dan sukarela hidup dalam suatu tatanan sosial
dimana terjadi mobilitas yang tinggi dan kerja sama antar seluruh elemen masyarakat.

Sementara itu, Nurcholis Madjid menekankan istilah Civil society sebagai masyarakat
madani yang berasal dari kata madinah, dalam istilah yang modern mengarah pada
semangat dan pengertian Civil society yang berarti masyarakat yang memiliki sopan
santun, beradab, dan teratur yang terbentuk dalam negara yang baik. Di dalam negara ini
terdapat kedaulatan rakyat sebagai prinsip kemanusiaan dan musyawarah, terdapat
partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses menentukan kehidupan bersama di bidang
politik.

Dapat dikatakan bahwa civil society merupakan suatu ruang (space) yang terletak
antara negara di satu pihak dan masyarakat di pihak lain, dan di dalam ruang tersebut
terdapat asosiasi warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun sebuah jaringan
hubungan di antara asosiasi tersebut. Oleh karena itu, civil society merupakan suatu
bentuk hubungan antara negara dengan sejumlah kelompok sosial dan gerakan sosial
yang ada dan bersifat independen terhadap Negara.

Dari berbagai pengertian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa civil
society berwujud kedalam berbagai organisasi yang dibuat masyarakat secara otonom
diluar pengaruh negara. Eksistensi organisasi-organisasi ini memberikan peluang bagi
adanya ruang publik (public sphare) yang memungkinkan untuk memperjuangkan
kepentingan-kepentingan tertentu. Wujud lain dari civil society ini seperti Lembaga
swadaya masyarakat (LSM), organisasi sosial keagamaan, paguyuban, dan kelompok-
kelompok kepentingan lainnya.
2.2 Tujuan Civil Society

Tujuan dari masyarakat madani adalah:

1. Menciptakan masyarakat yang tidak berdasarkan pada interaksi yang bersifat kelas
atau menghilangkan diskriminasi dalam kehidupan sosial.
2. Selain itu, tujuan masyarakat madani, yakni menjadi kekuatan penyeimbang bagi
kecenderungan dominasi Negara.

2.3 Ciri-Ciri Mayarakat Civil Society (Madani)

Secara umum ciri-ciri yang dimiliki oleh civil society yaitu seperti hidup mandiri,
memiliki rasa toleransi yang tinggi, berpartisipasi aktif dalam segala pembentukan
kebijakan publik, bekerja sama secara sukarela, menjunjung tinggi nilia-nilai keadilan dan
kejujuran, mengakui dan menghargai perbedaan, memiliki integritas nasional yang kokoh,
menjunjung tinggi HAM dan supremasi hukum serta terbuka dan transparan. Dari
keseluruhan ciri-ciri tersebut, setidaknya terdapat lima point penting dalam civil society,
yaitu sebagai berikut :

a. Partisipasi rakyat. Rakyat dalam sebuah masyarakat madani tidak bergantung secara
penuh terhadap negara, tetapi ia berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan
dirinya secara mandiri.
b. Otonom. Masyarakat sipil atau masyarakat madani diartikan sebagai masyarakat yang
berupaya memenuhi kebutuhannya sendiri, selalu mengembangkan daya kreatifitas
untuk memperoleh kebahagiaan dan memenuhi tuntutan hidup secara bebas dan
mandiri, dengan tetap mengacu pada perundangan dan hukum yang berlaku.
c. Tidak bebas nilai. Masyarakat madani sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan agar hal-hal yang dikerjakan selalu berada dalam jalur kebajikan dan
menghasilan dampak positif yang dirinya (masyarakat) secara umum.
d. Menjunjung tinggi rasa saling menghargai, menghormati, dan menerima segala
bentuk perbedaan sehingga dalam kedamaian sosial yang dibangun terpancar
keindahan ragam perbedaan yang memperkaya budaya dan menjadi nilai lebih yang
positif. Masyarakat madani harus meletakkan permasalahan di atas perbedaan
sehingga tidak ditemui pertikaian antar kelompok yang berbau SARA.
e. Terwujudnya dalam badan organisasi yang rapi dan modern dalam upaya penciptaan
hubungan stabil antar elemen masyarakat.

2.4 Elemen – Elemen Masyarakat Madani (Civil Society)

Elemen-elemen masyarakat madani merupakan perwujudan dari civil society itu


sendiri. Elemen-elemen ini merupakan pilar penegak dari masyarakat madani yang
tergabung dalam institusi-institusi yang menjadi bagian dari social control yang berfungsi
untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang diskriminatif serta mampu
memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas. Elemen-elemen tersebut adalah
lembaga swadaya masyarakat (LSM), pers, supremasi hukum, perguruan tinggi dan partai
politik.
a) Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga swadaya Masyarakat -disingkat LSM- adalah salah satu elemen dari
masyarakat sipil (Civil Society) yang termasuk dalam kategori NonGovernment
Organization (NGO), yaitu sebuah organisasi yang tidak mencari keuntungan materi.
LSM didirikan secara sukarela oleh masyarakat dengan skala lokal maupun
internasional, dan bertujuan dengan mengangkat kesejahteraan masyarakat. LSM
merupakan organisasi yang didirikan oleh perorangan atau kelompok yang secara
sukarela memberikan pelayanannya kepada masyarakat. LSM berperan dalam
memonitor atau mengawasi implementasi kebijakan dan program pemerintah serta
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan negara. LSM juga
dapat berperan sebagai media analisis dan konsultasi bagi warga atau anggotanya
terkait dengan persoalan-persoalan ekonomi, sosial atau politik serta berperan sebagai
pemberi peringatan dini kepada pemerintah jika ada indikasi penyelewengan
kekuasaan. Baik itu dalam pembuatan kebijakan atau pada saat kebijakan telah di
implementasikan. LSM sebagai kepanjangan tangan antara masyarakat dengan
pemerintah mampu memberikan fungsi kontrol yang baik dengan memberikan
masukan dan mendorong pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan
pemerintah yang baik (good governance).

b) Pers dan Media Massa


Pers dan media massa merupakan salah satu institusi yang menjadi bagian dari social
control. Pers dan media massa mampu menyediakan informasi kepada masyarakat
secara cepat, khususnya terkait dengan informasi kebijakan pemerintah. Pers juga
menjadi salah satu sarana komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat dan
antara masyarakat dengan masyarakat. Bagi pemerintah, pers akan melakukan
pengontrolan atau pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah di lakukan,
sehingga pemerintah akan berupaya melakukan perubahanperubahan ke arah yang
lebih baik. Sedangkan bagi masyarakat, pers akan memberikan informasi, pendidikan
dan wawasan yang diperlukan sehingga akan menjadi umpan balik bagi pemerintah
mengoreksi dirinya demi kemajuan.

c) Supremasi Hukum
Supremasi hukum menjadi salah satu elemen penting dan juga sebagai salah satu pilar
penegaknya masyarakat madani, karena salah satu ciri dari masyarakat madani adalah
keadilan sosial. Supremasi hukum memberikan jaminan dan perlindungan terhadap
segala bentuk penindasan terhadap individu ataupun kelompok. Dengan adanya
supremasi hukum maka memberikan jaminan terciptanya keadilan. Dalam supremasi
hukum juga keadilan harus ditegakka secara netral, yakni setiap warga negara harus
tunduk pada aturan hukum dan mempunyai kedudukan yang sama di mata hukum.
d) Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan sebuah instansi atau lembaga pendidikan yang mampu
menciptakan aktivis-aktivis ataupun pemuda-pemudi golongan intelektual. Perguruan
tinggi mempunyai perannya tersendiri sebagai agen social control melalui
mahasiswanya. Dengan kemampuan akademik yang dimiliki oleh mahasiswa dan juga
berstatus sebagai agent of change diharapkan mampu memberikan masukan dan juga
kritik terhadap pemerintah dalam upaya mendorong pemerintah untuk menciptakan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance).

e) Partai Politik
Partai politik merupakan sebuah kendaraan politik dimana dalam elemen masyarakat
sipil mempunyai kontrol sosial sebagai penyalur aspirasi masyarakat. Partai politik
mempunyai fungsi sebagai wadah pengartikulasian dan pengagregasian kepentingan
masyarakat. Selain itu, partai politik adalah salah satu struktur politik yang berada di
posisi input dan sangat berperan dalam menggerakkan sistem politik10. Partai politik
menjadi salah satu pilar penegak masyarakat madani karena partai politik sendiri
merupakan kendaraan untuk menduduki kursi parlemen dengan bersaing melalui
pemilu. Di kursi parlemen inilah partai-partai kemudian memperjuangkan aspirasi
masyarakatnya.

2.5 Unsur-Unsur Masyarakat Madani (Civil Society)

Masyarakat madani tidak muncul dengan sendirinya. Ia menghajatkan unsur- unsur


sosial yang menjadi prasayarat terwujudnya tatanan masyarakat madani Beberapa unsur
pokok yang dimiliki oleh masyarakat madani adalah:
a. Adanya Wilayah Publik yang Luas
Free Public Sphere adalah ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk
mengemukakan pendapat warga masyarakat Di wilayah ruang publik ini semua
warga Negara memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial
dan politik tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan – kekuatan di luar civil
society. Secara teoritis, The Free Public Sphere dapat diartikan sebagai suatu
kawasan di mana setiap orang sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap
semua aktivitas publik. Warga negara memiliki hak untuk mengambil tindakan
independen dalam mengungkapkan pendapat, mengasosiasikan, mengumpulkan, dan
menerbitkan publikasi kepentingan umum. Bagi Arendt, perjuangan menciptakan
ruang publik yang bebas merupakan prasyarat untuk mewujudkan masyarakat politik
yang tahan terhadap hegemoni negara. Sebab, hanya dalam ruang publik yang bebas
aksi politik nyata benar-benar dapat mengangkat harkat dan martabat manusia.
Sebagai prasyarat, dalam rangka membangun dan mewujudkan civil society dalam
suatu masyarakat, ruang publik menjadi bagian yang perlu diperhatikan.
b. Demokrasi
Demokrasi adalah prasayarat mutlak lainnya bagi keberadaan civil society yang
murni (genuine). Tanpa demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud.
Demokrasi tidak akan berjalan stabil bila tidak mendapat dukungan riil dari
masyarakat. Secara umum demokrasi adalah suatu tatanan sosial politik yang
bersumber dan dilakukan oleh, dari, dan untuk warga negara.
Demokrasi adalah entitas yang mengedepankan wacana masyarakat madani, dimana
warga negara memiliki kebebasan penuh untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
dalam menjalani kehidupan, termasuk berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya. Azyumardi Azra menambahkan, demokrasi merupakan langkah yang
memperhatikan pemberdayaan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, tidak
hanya politik, tetapi juga sosial, budaya, pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Lebih
lanjut ia mengungkapkan, dalam hal ini, demokratisasi dipahami sebagai upaya
perbaikan, bukan pemahaman demokratisasi sebagai justifikasi perjuangan melawan
negara. Itulah mengapa demokrasi kembali memainkan peran sentral dalam
membentuk masyarakat madani.
c. Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat.
Toleransi merupakan sikap yang berkembang dalam masyarakat madani untuk
menunjukkan rasa saling menghormati dan menghargai aktivitas orang lain. Begitu
pula pengertian toleransi ini tidak berarti percaya pada kebenaran orang lain,
meskipun kita anggap itu adalah sesuatu yang tidak benar.
d. Pluralisme
Kemajemukan atau pluralisme merupakan prasayarat lain bagi civil society.
Pluralisme tidak hanya dipahami sebatas sikap harus mengakui dan menerima
kenyataan sosial yang beragam, tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus untuk
menerima kenyataan perbedaan sebagai sesuatu yang alamiah dan rahmat Tuhan
yang bernilai positif bagi kehidupan masyarakat.
Pluralisme adalah penghubung nyata antara kebhinekaan dan ikatan keadaban.
Pluralsime sebenarnya memiliki keterkaitan yang erat dengan toleransi kepada orang
lain, yang pada kenyataannya memang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat
yang majemuk.
e. Keadilan social
Keadilan sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang proporsional atas
hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan:
ekonomi, politik, pengetahuan dan kesempatan. Dengan pengertian lain, keadilan
sosial adalah hilangnya monopoli dan pemusatan salah satu aspek
kehidupan yang dilakukan oleh kelompok atau golongan tertentu. Syarat utama
lainnya untuk membentuk masyarakat adalah adanya keadilan sosial. Keadilan sosial
di sini dipahami sebagai keadilan yang harus dipersepsikan oleh masyarakat untuk
diberikan oleh negara baik dalam bidang ekonomi, politik maupun hak-hak lainnya.
Di samping itu, secara lebih sederhana, keadilan sosial, yang dimaksud dengan
adanya distribusi hak dan kewajiban yang seimbang dan proporsional dari seluruh
warga negara, yang mencakup seluruh aspek kehidupan.

2.6 Civil Society di Indonesia


Berbicara mengenai Civil Society, di negara Demokrasi ini pastinya mengenal apa itu
Civil Society. Khususnya di Inonesia, Civil Society mempunyai peran andil dalam proses
negara Indonesia menjadi negara yang demokratis.
Kata Civil Society atau masyarakat madani mempunyai banyak arti yang berbeda-beda.
Civil society di Indonesia sudaah ada sejak masa penjajahan Belanda. Civil society lebuh
merujuk kepada institusi yang non pemerintah dan mampu untuk mengimbangi sebuah
negara. Menurut Alexiz De Toucqueville ,civil society merupakan kekuatan dari politik
sendiri, kekuatan pengimbang yang dapat melakukan check and balance terhadap
kekuatan negara. Bentuk dari civil society yaitu bermacam-macam. Seperti, lembaga
swadaya maysaralat, organisasi non pemerintah, yayasan dalam bidang kesehatan dan
juga bisa dari sekelompok orang-orang yang mempunyai respon terhadap isu sosial dan
politik.

Peran Civil Society dalam menuju negara demokratis sangat penting. Seperti pada saat
kepemimpinan Baharuddin Jusuf Habibi yang telah membentuk satu tim dengan
keputusan Presiden Nomor 198 Tahun 1998, tentang pembentukan Tim Nasional
Reformasi menuju Masyarakat Madani. Hal tersebut membuktikan bahwa peranan
masyarakat sipil sangat penting dalam negara demokrasi. Dalam hal ini Civil Society
mempunyai tiga fungsi dalam negara demokrasi yaitu : 1)Advokkasi, 2) empowerment,
dan 3) social control, yang dapat menopang terciptanya demokrasi yang intensif. Upaya
masyarakat civil mendorong demokrasi dalam berbagai aspek pembangunan yaitu seperti:
anti korupsi, mengawasi kerja parlemen dan memperjuangkan hak buruh.

Pada kehidupan modern seperti saat ini banyak munculnya fakta bahwa seolah olah
negara merupakan kekuatan yang paling besar, faktanya jika kita lihat bahwa negara tidak
akan maju jika tanpa adanya peran andil atau campur tangan masyarakatnya terlebih lagi
masyarakat sipil. Dalam negara demokrasi, masyarakat merupakan pemiliki kedaulatan
sejati. Dan mengapa Civil Society dengan demokrasi mempunyai hubungan yang saling
bergantungan? Karena masyarakat sipil tanpa adanya negara tidak dapat tumbuh
berkembang dengan baik dan begitu juga dengan negara. Negara tanpa masyarakat sipil
akan menjadi negara yang otoriter seperti halnya pada kepemimpinan Soeharto. Pada saat
kepemimpinan Soeharto civil society memang sudah ada, tetapi peran civil society pada
saaat itu sangat lemah.
DAFTAR PUSTAKA

Komaruddin Hidayat dan Azyumari Azra. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani.Jakarta: ICCE UIN Hidayatullah Jakarta dan The Asia Foundation, 2006, hal. 302-
325.
Qodri Azizy. 2004. Melawan Golbalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam: Persiapan SDM dan
Terciptanya Masyarakat Madani. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm 126-128.
H.A.R Tilaar. Pendidikan, Kebudayaan Dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation), 2002 hal.
5.
Burhanuddin, 2003 Civil Society & Demokrasi: Survey tentang Prtisipasi Sosial-Politik
Warga Jakarta. Ciputat: Indonesian Insitute for Civil Society (INCIS). hal 49
Pratiwi, Emy Yunita Rahma. 2021. Kewarganegaraan. Solok: Insan Cendekia Mandiri

Herdiawanto, Heri, Fokky Fuad Wasitaatmadja, dan Jumanta Hamdayama. 2019.


Kewarganegaraan dan Masyarakat Madani: Edisi Pertama. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai