PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua orang mendambakan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera
sebagaimana yang dicita-citakan masyarakat Indonesia, yaitu adil dan makmur bagi
seluruh lapisan masyarakat. Untuk mencapainya berbagai sistem kenegaraan muncul,
seperti demokrasi. Cita-cita suatu masyarakat tidak mungkin dicapai tanpa
mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia. Namun masih banyak permasalahan
bagi bangsa Indonesia, permasalahan yang timbul tersebut mengakibatkan banyaknya
konflik ataupun kekacauan yang terjadi dimasyarakat. Gonjang-ganjing ini tidak bisa
dibiarkan lebih lanjut karena akan sangat berakibat buruk bagi kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara di negeri ini.
Alangkah baiknya bila permasalah yang seiring waktu terus timbul akhir- akhir
ini dapat diselesaikan dengan tuntas, cepat dan transparan agar masyarakat tahu betul
posisi dan solusi dari masalah tersebut. Tetapi apa yang kita lihat akhir-akhir ini?
Maraknya adu fisik maraknya percecokan untuk menyelesaikan masalah yang timbul.
Apakah begini kondisi masyarakat kita saat ini? Mudah marah, terpancing emosi dan
tidak mempunyai tenggang rasa. Sebagai warga negara yang baik hendaknya kita
semua sadar akan koridor- koridor yang layak dan patuh kepada hukum. Negara
Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila, jadi selayaknya semua
permasalahan yang akan mengakibatkan perkelahian dapat dituntaskan dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Masyarakat Madani?
2. Sejarah Pemikiran Masyarakat Madani?
3. Karakteristik Masyarakat Madani?
4. Paradigma dan Praktek Masyarakat Madani di Indonesia?
5. Gerakan sosial untuk memperkuat Masyarakat Madani
6. Organisasi non Pemerintah dalam Ranah Masyarakat Madani
7. Masyarakat madani dan Relevansinya dangan penerapan Good Governance
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini agar pembaca dapat memahami apa itu
masyarakat madani serta sejarah lahirnya masyarakat madani di indonesia, dan
bagaimana Karakteristik masyarakat madani di indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah masyarakat madani atau masyarakat sipil lahir pertama kalinya dalam
perjalanan politik masyarakat sipil di barat. Istilah masyarakat sipil luas dengan
istiliah Civil Society. Yang didefenisikan oleh para ahli bahwasanya karagkter dari
masyarakat sipil sebagai komonitas sosial dan politik pada umumnya memiliki
peran dan fungsi yang berbeda dengan lembaga negara.
2
B. Sejarah Pemikiran Masyarakat Madani
Sejarah Civil Society tidak terlepas dari filsuf yunani Aris Toteles (384- 322
SM) yang mengandung konsep Civil Society sebagai sistem kenegaraan atau
identik dengan negara itu sendiri. Pada masa sekarang konsep Civil Society
dikenal dengan Istilah Koinonia Politeke yaitu sebuah koonitas politik tempat
warga negara dapat terlibat lansung dalam peraturan ekonomi-politik dalam
mengambil keputusan. Istilah Koinonia Politeke dikeukakan Aris Toteles untuk
menggambarkan sebuah masyarakat politis dan etis dimana warga negara
didalamnya berkedudukan sama didepan hukum. Yang kemudian mengalami
perubahan dengan pengertain Civil Society yaitu masyarakat sipil diluar dan
penyeimbang warga negara.
Pada 29 januari 1737- 8 juni 1809 aktivis politik Asal Inggris-Amerika yang
bernama Thomas Paine civil society sebagai suatu yang berlawanan dengan
lembaga negara bahkan ia dianggap sebagai antitetis negara. Berdasarkan
3
paradigma ini peran negara sudah saatnya untuk dibatasi. menurut paradigma ini
negara tidak lain hanyalah keniscayaan buruk belaka. Konsep negara yang absah
menurut pemikiran ini adalah perwujudan dari delegasi kekuasaan yang diberikan
oleh masyarakat demi terciptanya kesejahteraan bersama. Dengan demikian
menurutnya civil society adalah ruang dimana warga negara dapat
mengembangkan kepribadian dan memberi peluang bagi pemuasan kepentinganya
secara bebas dan tanpa paksaan.
Kemudian pada tahun 1770-1831 G.W.F. Hegel, Karl Max (1818-1883), dan
Antonio Gramsci (1891-1837) mengembangkan Istilah civil society ialah elemen
ideologis keelas dominan. Pemahaman ini merupakan reaksi atas pandangan paine
yang memisahkan civil society dari negara. Berbeda dengan pandangan paine,
Hegel Memandang civil society sebagai kelompok subordinatif terhadap negara.
Menurut Ryaas Rasyid seorang pakar politik indonesia, menurutnya pandangan
ini erat kaitanya dengan perkembangan sosial masyarakat borjuasi eropa yang
ditandai dengan pelepasan diri dari cengkraman dominasi negara.
Selanjutnya hegel menjelaskan bahwa struktur sosial civil society terdaat tiga
entitas sosial : keluarga, masyarakat sipil, dan negara. Keluarga merupakan ruang
sosialisasi pribadi anggota masyarakat yang bercirikan keharmonisan. Sedangkan
masyarakat sipil merupakan tempat berlansungya percaturan sebagai kepentingan
pribadi dan golongan terutama kepentingan ekonomi. Menurutnya negara
merupaka ide universa yang bertugas melindungi kepentingan politik warganya
dan mempunyai hak penuh untuk intervensi terhadap civil society.
4
Berbeda dengan hegel, karl max memandang civil society sebagai masyarakat borjuis.
Dalam konteks hubungan produksi kapitalis. Keberadaan civil societymerupakan kendala
besar bagi upaya pembebasan manusia dari penindasan kelas pemiik modal. Oleh karena itu
civil society harus dilenyapkan demi terwujudnya tatanan masyarakat tanpa kelas.
Berbeda dengan max. Antonio Gramsci tidak memandang masyarakat sipil dalam
konteks relasi produksi tetapi lebih pada sisi idiologis. Gramsci meletakan masyaraakat
madani pada struktur berdampingan degan negara yang disebut sebagaiPolitical society.
Menurutnya civil society merupakan tempat perebutan posisi hegemoni untuk membentuk
konsensus dalam masyarakat. Ia memberiakan pandangan penting kepada kaum
cendikiawan sebagai aktor dalam proses utama perubahan sosial dan politik.
Selanjutnya wacana civil society sebagai reaksi terhadap mazhab hegelian dikembangkan
oleh Alexis de Tocqueville (1805-1859 M) yang bersumber dari pengalamanya mengamati
budaya demokrasi america. Menurutnya Tocqueville kekuatan politik dalam masyarakat
sipil merupakan kekuatan utama yang menjadikan demokrasi amerika mempunyai daya
tahan yang kuat. Berkaca pada budaya amerika yang berciri Plural, Mandiri, dan
kedewasaan berpolitik warga negara manapun mampu mengimbangi dan mengontrol
kekuatan negara.
Dari sekian banyak pandangan mengenai civil society, Mazhab Gramscian dan
Tocquevillian telah menjadi inspirasi gerakan prodemokrasi di eropa timur dan eropa tengah
pada dasawarsa 80-an. Pengalaman kawasan ini hidup dibawah dominasi negara terbukti
telah melumpuhkan kehidupan masyarakat sipil.
Tidak hanya di eropa timur dan eropa tengah , muzhab pemikiran civil societytocquelville
juga dikembangkan oleh cendikiawan muslim indonesia Dawam Rahardjo dengan konsep
masyarakat madaninya, rahardjo mengilustrasikan bahwa peranan pasar sangat menenukan
unsur-unsur dalam masyarakat madani sedangkan menurut Wutnow dalam hubungan anrata
unsur-unsur pokok masyarakat madani faktorValuntary sangat menentukan pola interaksi
antara negara dan pasar.
2. Demokrasi
Demokrasi adalah persyaratan mutlak lainya bagi keberadaan civil society yang murni.
Tanpa demokrasi, masyarakat sipil tidak akan terwujud yang mana demokrasi adalah suatu
tatanan politik sosial yang bersumber dan dilakukan, oleh, dari, dan untuk warga negara.
3. Toleransi
Merupakan sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat. Menurut
Nurcholish Madjid toleransi adalah persoalan ajaran dan kewajiban melaksanakan ajaran itu.
Jika toleransi menghasilkan tata cara pergaulan yang menyenangkan antara kelompok yang
berbeda-beda maka hasil itu dipahami sebagai hikmah atau manfaat dari ajaran yang benar.
Toleransi bukan hanya tuntutan sosial masyarakat majemuk saja , tapi juga menjadi bagian
terpenting pelaksanaan ajaran moral.
4. Kemajemukan
Disebut juga pluralisme yang tidak hanya dipahami seagai sebatas sikap harus mengakui
dan memahami kenyataan sosial yang beragam, tetapi harus disertai dengan sikap ttulus
untuk menerima kenyataan pandangan sebagai suatu yang alamiah dan rahmat tuhan yang
bernilai positif bagi kehidupan masyarakat.
5. Sosial
Keadilan sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang propersional atas hak
dan kewajiban warga negara yang mencakup segala aspek kehidupan ekonomi, politik,
pengetahuan, dan pelengkapan. Dengan pengertian lain keadilan sosial adalah hilangnya
monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan yang dilakukan oleh kelompok atau
golongan tertentu.
7
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip
moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan
masyarakat akan berupa pemikiran seni, pelaksanaan pemerintahan yang berdasarkan
undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu.
Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar
terciptanya kesejahteraan umat maka kita sebagai generasi penerus supaya dapat
membuat suatu perubahan yang signifikan. Selain itu, kita juga harus dapat
menyesuaikan diri dengan apa yang sedang terjadi di masyarakat sekarang ini. Agar di
dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak ketinggalan berita. Adapun beberapa
kesimpulan yang dapat saya ambil dari pembahasan materi yang ada di bab II ialah
bahwa di dalam mewujudkan masyarakat madani dan kesejahteraan umat haruslah
berpacu.
Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat pada
potensi manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi yang ada di
dalam diri manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat madani.
Karena semakin besar potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam membangun agama
Islam maka akan semakin baik pula hasilnya. Begitu pula sebaliknya, apabila
seseorang memiliki potensi yang kurang di dalam membangun agamanya maka
hasilnya pun tidak akan memuaskan. Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba
dalam meningkatkan potensi diri melalui latihan-latihan spiritual dan praktek-praktek
di masyarakat.
B. SARAN
Melalui makalah ini saya berharap semoga pembahasan mengenai
Masyarakat Madani, sedikit banyaknya dapat dipahami oleh pembaca, selain itu
Saya sebagai penulis mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan-kesalahan
dalam penyusunan makalah ini, untuk itu saya mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca, untuk kesempurnaan dari makalah saya ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
10