Disusun Oleh
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, hidayah, taufik, dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul
“Etika Komunikasi” disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak Edi Cahyono, M.A.
Harapan kami dengan adanya makalah ini semoga dapat
dipergunakan sebagai salah satu referensi belajar mengenai hubungan
agama dan negara serta dapat membantu menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan. Untuk itu, kami sangat menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar penulis mampu membuat karya yang
lebih baik lagi untuk kedepannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Civil Society merupakan sebuah konsep yang pertama kali muncul di
dunia barat. Permaknaan tentang civil society oleh berbagai kalangan
berariasi.. Ada yang mengartikan sebagai masyarakat sipil, masyarakat
kewargaan, masyarakat madani, dan ada juga yang menggunakan civil
society. Terjemahan tersebut disuguhkan kepada publik dengan argumentasi
masing-masing. Civil society sebenarnya merupakan suatu ide atau gagasan
yang terus diperjuangkan manifestasinya agar pada akhirnya terbentuk suatu
masyarakat bermoral, masyarakat sadar hukum, masyarakat beradab atau
terbentuknya suatu tatanan sosial yang baik, teratur dan progesif.
Masyarakat madani akan terbentuk ketika tatanan suatu masyarakat
menjadi harmonis, bebas dari eksploitasi dan penindasan. Konsep ini
menekankan pada kondisi ideal dari suatu masyarakat. Suatu masyarakat
madani memiliki kondisi komunitas yang jauh dari monopoli kebenaran dan
kekuasaan. Konsep ini muncul akibat kesenjangan yang terjadi di
masyarakat. Oleh karena itu, perwujudan konsep masyarakat madani
mengikiskan tekanan dari penguasa atau rezim yang berlaku dalam
masyarakat.
Kuatnya tekanan pemerintah Orde baru pada tatanan kehidupan
masyarakat Indonesia menjadikan civil society mulai diperbincangkan. Hal
ini membuat cendekiawan kesulitan mencari konsep yang tepat untuk
memaknai suatu perjuangan menuju perubahan yang dicita-citakan.
Ditambah dengan munculnya sistem demokrasi, semakin mendorong
terbentuknya civil society. Setiap anggota masyarakat madani tidak bisa
ditekan, ditakut-takuti, dianggu kebebasannya, semakin dijauhkan dari
demokrasi, dan sejenisnya. Hal imi terjadi karena civil society memberikan
suatu kondisi dimana kesenjangan minim terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari civil society?
2. Apa karakteristik civil society?
3. Apa lembaga civil society?
4. Bagaimana perjalanan civil society di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
3
Azyumari Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusai dan Masyarakat Madani, (Jakarta : ICCE
UIN Hidayatullah, 2004), h. 247
4) Perguruan Tinggi
5) Partai politik
3. Toleransi
Toleransi merupakan sikap yang menghargai kepentingan orang lain.
Sikap ini akan menimbulkan sadar diri, jika setiap individu punya
kepercayaann atau sikap sendiri yang tidak boleh diganggu. Adanya
toleransi akan membantu setiap individu hidup berdampingan tanpa
mengusik orang lain.
4. Pluralisme
Pluralisme menunjukkan kemajemukan. Hal ini dimaksudkan pada
adanya perbedaan dalam masyarakat. Masyarakat madani diharuskan
memahami, menghormati, dan menghargai kemajemukan dalam
masyarakat sehingga setiap perbedaan dapat di selesaikan tanpa
konflik yang berkepanjangan.
5. Keadilan sosial
Keadilan menunjukkan keseimbangan kondisi bagi setiap individu.
Konsep ini membawa setiap individu pada kondisi hak dan kewajiban
yang sama dalam segala bidang. Hal ini menandakan hilangnya sikap
otoriteisme atau absolutisme kekuasaan, sehingga dalam masyarakat
madani setiap individu memiliki porsi yang sama.
C. Institusi Penegak Civil Society di Indonesia
Institusi atau lembaga masyarakat madani terbentuk atas kesadaran dan
motivasi suatu masyarakat. Lembaga ini bertujuan membentuk suatu
masyarakat yang baru dengan keadaan yang ideal, dimana masyarakat
menjadi madiri dan sesuai cita-cita dari suatu masyarakat. Lembaga ini
terlepas dari perintah dari pemerintah, melainkan atas dasar masyarakat itu
sendiri. Sifat atau karakteristik lembaga (institusi) masyarakat madani
adalah4:
1. Independen adalah bahwa lembaga ini memiliki sifat yang bebas (netral)
dari intervensi lembaga lain, baik lembaga pemerintah maupun
nonpemerintah.
4
Pasaribu, Rowland B. F.(2008).Masyarakat Madani. rowland_pasaribu.staff. gunadarma.ac.id
2. Mandiri, yaitu bahwa lembaga ini memiliki kemampuan dan kekuatan
untuk melaksanakan tugas dan fungsi lembaga, dengan tidak melibatkan
pihak lain di luar institusi.
3. Swaorganisasi, yaitu bahwa pengelolaan dan pengendalian institusi
(lembaga) dilakukan secara swadaya oleh SDM lembaga.
4. Transparan, yaitu bahwa dalam pengelolaan dan pengendalian institusi
(lembaga) dilakukan secara terbuka.
5. Idealis, yaitu bahwa pengelolaan dan pengendalian, serta pelaksanaan
institusi (lembaga) diselenggarakan dengan nilai-nilai yang jujur, ikhlas,
dan ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat banyak.
6. Demokratis, yaitu institusi (lembaga) yang dibentuk, dikelola, serta
dikendalikan dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri
7. Disiplin, yaitu bahwa institusi (lembaga) dalam menjalankan tugas dan
fungsinya harus taat dan setia terhadap segenap peraturan perundangan
yang berlaku.
Bentuk institusi (lembaga) masyarakat madani dapat diklasifikasi dalam tiga
macam, yaitu5 :
1. Institusi (lembaga) Sosial, yang dibentuk untuk mengelola pogram-
program sosial di massyarakat, seperti :
a. Lembaga sosial
b. Masyarakat (LSM) dan partai politik
c. Organisasi kepemudaan, seperti KNPI, HMI, PMII, KAMMI
d. Organisasi kemahasiswaan
e. Organisasi profesi, seperti LBH, IAI, PWI, HTI
f. Organisasi kemasyarakatan, seperti MKGR, Kosgoro, dan SOKSI
2. Institusi (lembaga) Keagamaan
Institusi ini adalah institusi (lembaga) yang dibentuk dan dikembangkan
masyarakat, untuk melakukan mengelola program-program keagamaan.
Bentuk institusi ini meliputi, antara lain :
a. Institusi (lembaga) keagamaan dalam Islam, seperti NU,Muhammadiyah,
MUI, dan lain-lain
5
Ibid.,
b. Institusi (lembaga) keagamaan Kristen, seperti PGI
c. Institusi (lembaga) keagamaan Budha, seperti Walubi
d. Institusi (lembaga) keagamaan Hindu, seperti Parisada Hindu Darma.
e. Institusi (lembaga) Katholik, seperti KWI
3. Institusi (lembaga) Paguyuban
Institusi ini adalah institusi (lembaga) yang dibentuk dan dikembangkan
masyarakat untuk mengelola peningkatan kekeluargaan dari suatu daerah,
suku atau bangsa. antara lain; himpunan paguyuban masyarakat Jember,
Batak Karo, Sulawesi, Puwokerta, Bima, Wonogiri, Sunda, Betawi,dan lain-
lain.
6
Syah Sirikit. 2014. Membincang Pers, Kepala Negara, dan Etika Media. Jakarta: Gramedia.
7
Hastusi Rita Sri dan De Fretes Yvonne. 2012. megawati Anak Sang Putra Fajar. Jakarta:
Kompas Gramedia
yang stabil. Banyak kalangan mensinyalir, bahwa kekerasan-kekerasan
masyarakat yang terjadi di Maluku, Poso dan di berbagai daerah lainnya.
Baru-baru ini tersiar kabar bahwa adanya kasus bom bunuh diri oleh teroris
di beberapa titik di Surabaya. Kasus ini mengganggu kestabilan dan
keamanan negara. Dampaknya sangat terasa bagi golongan tertentu dimana
ada stigma negatif bahwa golongan tersebut termasuk ke dalam kelompok
teroris. Bukan hanya itu, mereka juga dicekal untuk menikmati fasilitas
publik. Dari sini terlihat bahwa karena oknum-oknum tertentu, pluralisme
sebagai bagian dari karakteristik Civic Society terganggu. Masyarakat belum
mampu menghormati, menghargai, dan memahami adanya perbedaan dengan
berasumsi bahwa golongan terterntu merupakan bagian dari teroris hanya
karena satu-dua sudut padang. Fenomena ini tak lain adalah hanya mencoba
mengganggu terwujudnya civil society yang ideal di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsep civil society tidak lepas dari terjemahan masyarakat madani.
Karena masyarakat madani merupakan salah satu istilah dari
penerjemahan konsep civil society
2. Masyarakat madani memiliki karakteristik, antara lain: 1). Free public
sphere 2). demokrasi 3). pluralitas 4). toleransi 5). keadilan sosial.
3. Civil Society di orde lama dan orde baru cenderung bersifat political
society adapun di era reformasi civil society mulai nampak di
kepemimpinan BJ Habibie. Meski demikian, saat ini Indonesia belum
sepernuhnya dikatakan sebagai Civil Soeciety akibat beberapa faktor.
4. Institusi masyarat madani terdiri 3 jenis, yaitu 1).institusi sosial 2).
Institusi keagamaan 3). Institusi paguyuban.
DAFTAR PUSTAKA
Azyumari Azra, 2004. Demokrasi, Hak Asasi Manusai dan Masyarakat Madani,
Jakarta : ICCE UIN Hidayatullah.
Hastusi Rita Sri dan De Fretes Yvonne. 2012. megawati Anak Sang Putra Fajar.
Jakarta: Kompas Gramedia
Magniz Suseno, Franz. 2000. Demokrasi dan Civil Society. LP3ES: Jakarta.
Pasaribu, Rowland B. F.(2008).Masyarakat Madani. rowland_pasaribu.staff.
gunadarma.ac.id, diakes 19 April 2018 pukul 13.45 WIB.
Prasetyo, Hendro. 2002. Islam dan Civil Society Pandangan Muslim Indonesia.
Gramedia. Jakarta.
Syah Sirikit. 2014. Membincang Pers, Kepala Negara, dan Etika Media. Jakarta:
Gramedia