Anda di halaman 1dari 8

Slide 1.

Baiklah, saya akan menjelaskan mengenai meteri masyarakat madani, informasi dan beradab
dan adapun sub pokok bahasannya adalah pernertiannya, konsep, ciri-ciri, pilar penegak dan
sejarahnya.

Slide 2. pengertian

Pengertian masyarakat madani menurut Definisi Menurut Para Ahli Menurut Syamsudin
Haris, masyarakat madani adalah suatu lingkup interaksisosial yang berada di luar pengaruh
negara dan model yang tersusun dari lingkungan masyarakat paling akrab seperti
keluarga,asosiasi suka rela gerakan kemasyarakatan dan berbagai bentuk lingkungan
komunikasi antar warga masyarakat. Maksudnya masyarakat madani suatu ruang lingkup
sebagai bentuk interaksi antar mesyarakat seperti keluarga, gerakan kemasyarakatan sosial
dan berbagai bentuk lingkungan komunikasi antar warga masyarakat tersebut.

Pengertian informasi masyarakat yang melakukan kegiatan distribusi, penggunaan, dan


manipulasi informasi dalam aktivitas Ekonomi, Politik, dan Budaya secara signifikan.
Maksudnya masyarakat informasi ini menggunakan teknologi informasi untuk melakukan
kegiatan distribusi, penggunaan, dan manipulasi informasi dalam kegiatan ekonomi, pilitik
dan budaya.Tujuannya untuk mendapatkan keuntungan kompetitif secara internasional melalui
penggunaan Teknologi Informasi dengan cara kreatif dan produktif. Pengetahuan ekonomi adalah
mitra dimana kekayaan diciptakan melalui eksploitasi pemahaman tentang Ekonomi.

Pengertian masyarakat beradab Massyarakat yang kumpulan manusianya terdiri dari orang-
orang yang halus, sopan, dan dan baik budi pekertinya agar masyarakat tersebut selamat dan
terbebas dari kesukaran. Maksudnya masyarakat yang mementingkan adab seperti halnya
sopan santun dan baik budi pekertinya.

Slide 3. konsep

Konsep masyarakat madani Masyarakat Madani


1. Yang merujuk kepada masyarakat sipil maksudnya suatu masyarakat yang beradab dalam
membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya
2. Yang mengacu pada konsep tamadhun (masyarakat yang beradaban yang doperkenalkan
Ibnu Khaldun.
Koknsep informasi
1. Penerus masyarakat industri/pascaindustri
2. Masyarakat pengetahuan.

Konsep beradab
• Masyarakat yang halus, sopan, dan dan baik budi pekertinya agar masyarakat

Slide 4 ciri-ciri masyarakat madani, informasi dan beradab

Adapun masyarakat madani memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Free public sphere (ruang publik yang bebas)


Ruang publik yang diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warga
negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, warga negara berhak
melakukan kegiatan secara merdeka dalam  menyampaikan pendapat, berserikat,
berkumpul serta memublikasikan pendapat, berserikat, berkumpul serta
memublikasikan informasi kepada publik.
2. Demokratisasi
Menurut Neera Candoke, masyarakat sosial berkaitan dengan wacana kritik rasional
masyarakat yang secara ekspisit mensyaratkan tumbuhnya demokrasi., dalam
kerangka ini hanya negara demokratis yang mampu menjamin masyarakat madani.
3. Toleransi
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik
dan sikap sosial yang berbeda.  Toleransi merupakan sikap yang dikembangkan dalam
masyarakat madani untuk menunjukan sikap saling  menghargai dan menghormati
pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok masyarakat yang
lain yang berbeda.
4. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan disertai sikap tulus bahwa
masyarakat itu majemuk. Kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan rahmat
tuhan.
5. Keadilan Sosial (Socialjustice)
Keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional
antara hak dan kewajiban
setiap warga dan negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan.
6. Partisipasi Sosial
Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik
bagi terciptanya masyarakat
madam. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi apabila tersedia iklim yang
memunkinkan otonomi individu terjaga. Supermasi hokum

Suito, Deny. 2006. Membangun Masyarakat Madani. Centre For Moderate Muslim Indonesia:
Jakarta.
Ciri masyarakat informasi

1. Kebutuhan akan informasi sangat tinggi dalam kehidupan masyarakat, baik untuk
berinteraksi antar manusia maupun untuk menunjang kegiatan kerja, kegiatan Sosial,
pengajaran, serta aktivitas lainnya[2].
2. Masyarakat informasi bergantung pada inovasi Teknologi yang terus berkembang.
3. Spatial, masyarakat informasi terhubung dengan lokasi yang mempunyai efek pada
pengorganisasian waktu dan ruang[3].
4. Occupational, perubahan yang terjadi dalam masyarakat informasi menyebabkan
perubahan dalam ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja di bidang informasi.
5. Masyarakat informasi mengalami perubahan siklus Budaya dalam kehidupan sehari-
hari karena ketersediaan informasi dari berbagai saluran Media, termasuk Media
sosial.

Ciri beradab

6. Menjunjung tinggi nilai. Menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang
dengan iman, ilmu, dan tekhnologi. ...
7. Memiliki perabadan yang tinggi. ...
8. Mengedepankan kesederajatan dan transparansi. ...
9. Ruang publik yang bebas. ...
10. Supremasi hukum. ...
11. Keadilan sosial. ...
12. Partisipasi sosial.

https://seputarilmu.com/2019/09/masyarakat-madani.html#Pilar_Penegak_Masyarakat_Madani

slide 5 Pilar Penegak Masyarakat Madani

1. Pers

Pers ialah sebuah institusi independen yang memiliki fungsi sebagai kontrol sosial yang
dalam pelaksanaannya dapat mengkritisi, menganalisis, dan mempublikasi kebijakan
pemerintah.

Selain itu, pers juga dapat menyampaikan informasi terkait aspirasi masyarakat dan berita
secara transparan dan objektif.

2. Supremasi Hukum

Setiap warga negara harus tunduk dan dilindungi oleh hukum. Dengan begitu, setiap warga
negara mendapat jaminan dan perlindungan terhadap segala bentuk penindasan dari individu
maupun kelompok masyarakat.

3. Lembaga Swadaya Masyarakat


Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yakni sebuah institusi yang memiliki tugas dalam
membantu dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat yang mengalami
penindasan.

4. Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi yaitu salah satu bagian kekuatan sosial yang bergerak dalam jalur moral
porce untuk menyampaikan aspirasi dan mengkritisi kebijakan pemerintah. Namun, dalam
pelaksanannya harus sesuai dengan jalur yang benar dan objektif untuk kepentingan
masyarakat.

5. Partai Politik

Keberadaan partai politik merupakan salah satu syarat terwujudnya masyarakat madani,
dimana partai politik tersebut merupakan tempat bagi setiap warga negara untuk dapat
mengekspresikan pandangan politiknya.

 Slide 6 sejarah

Orang yang pertama kali yang mencetuskan istilah civil society ialah Cicero (106-43 SM),
sebagai orator Yunani kuno.

Civil society menurut  Cicero ialah suatu komunitas politik yang beradab seperti yang
dicontohkan oleh masyakat kota yang memiliki kode hukum sendiri. Dengan konsep civil
society (kewargaan) dan urbanity (budaya kota), maka kota dipahami bukan hanya sekerdar
konsentrasi penduduk, melainkan juga sebagai pusat peradaban dan kebudayaan.

Orang yang pertama kali yang mencetuskan istilah civil society ialah Cicero (106-43 SM),
sebagai orator Yunani kuno.

Civil society menurut  Cicero ialah suatu komunitas politik yang beradab seperti yang
dicontohkan oleh masyakat kota yang memiliki kode hukum sendiri. Dengan konsep civil
society (kewargaan) dan urbanity (budaya kota), maka kota dipahami bukan hanya sekerdar
konsentrasi penduduk, melainkan juga sebagai pusat peradaban dan kebudayaan.

Istilah masyarakat madani selain mengacu pada konsep civil society, juga berdasarkan pada
konsep negara-kota Madinah yang dibangun Nabi Muhammad SAW pada tahun 622M.
Masyarakat madani juga mengacu pada konsep tamadhun (masyarakat yang beradaban) yang
diperkenalkan oleh Ibn Khaldun, dan konsep Al Madinah al fadhilah (Madinah sebagai
Negara Utama) yang diungkapkan oleh filsuf Al Farabi pada abad pertengahan
(Rahardjoseperti yang dikutip Nurhadi, 1999).

Menurut Dr. Ahmad Hatta, peneliti pada Lembaga Pengembangan Pesantren dan Studi Islam,
Al Haramain, Piagam Madinah adalah dokumen penting yang membuktikan betapa sangat
majunya masyarakat yang dibangun kala itu, di samping juga memberikan penegasan
mengenai kejelasan hukum dan konstitusi sebuah masyarakat.
Bahkan, dengan menyetir pendapat Hamidullah (First Written Constitutions in the World,
Lahore, 1958), Piagam Madinah ini adalah konstitusi tertulis pertama dalam sejarah manusia.
Konstitusi ini secara mencengangkan telah mengatur apa yang sekarang orang ributkan
tentang hak-hak sipil (civil rights), atau lebih dikenal dengan hak asasi manusia (HAM), jauh
sebelum Deklarasi Kemerdekaan Amerika (American Declaration of Independence, 1997),
Revolusi Prancis (1789), dan Deklarasi Universal PBB tentang HAM (1948)
dikumandangkan.

https://www.gurupendidikan.co.id/masyarakat-madani/#Sejarah_Masyarakat_Madani

Di bawah ini akan kami hadirkan penjelasan singkat mengenai sejarah perkembangan konsep
masyarakat madani. Jika ditarik kebelakang, konsep masyarakat madani sudah ada pada zaman
aristoteles. Wow banget kan? Nah bagi yag belum tahu, yu baca penjelasanan singkatnya berikut! |
Dosen PPKn

Konsep masyarakat madani sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu kala. Kosep ini berasal dari
perjuangan politik sertan sejarah masyarakat Eropa Barat yang menjalani proses peralihan atau
pergantian dari pola kehidupan feodal ke kehidupan masyarakat industri yang kapitalis. Konsep
masyarakat madani, jika dipelajari, sudah ada sejak zaman Yunani kuno. Jika dicari akar sejarahnya,
perkembangan konsep masyarakat madani sudah ada sejak zaman Aristoteles yaitu sekitara tahun
384-322 SM. Pada saat itu, masyarakat madani dipahami sebagai suatu sistem negara dengan
menggunakan istilah 'koinoniah politike', sebuah komunitas politik dimana warga masyarakat dapat
terlibat langsung dalam berbagai konteks politik dan pengambilan keputusan. Istilah ini juga
digunakan untuk menjelaskan masyarakat politik serta etika di mana warga atau masyarakat di
dalamnya setara di depan hukum.
Sejarah Perkembangan Masyarakat Madani | www.dosen-ppkn.blogspot.com

Konsepsi dasar yang digambarkan oleh Aristoteles diikuti dan dikembangkan oleh Marcus Tullius
Cicero pada tahun 106-43 SM dengan istilah 'Societies Civilies' yang dapat diartikan sebagai sebuah
komunitas yang mendominasi komunitas lain. Istilah yang dikemukakan oleh Cicero tersebut lebih
mengarah pada konsep sebuah negara kota (City State), yaitu untuk menggambarkan kerajaan, kota,
dan bentuk korporasi lainnya, sebagai kesatuan yang terorganisir. Konsep yang sama juga
dikembangkan oleh Thomas Hobbes pada tahun 1588-1679 M dan Jhone Locke pada tahun 1632-
1704 M. Selanjutnya, di Prancis muncul John Jack Rousseau, yang akrab dengan bukunya The Social
Contract pada tahun 1762. Dalam buku J.J. Rousseau berbicara tentang pemikiran otoritas rakyat,
dan kesepakatan politik yang harus dilakukan antara manusia dan kekuasaan.

BACA JUGA:
1. Pengertian Masyarakat Madani
2. Masyarakat Madani dalam Islam

Pada tahun 1767, konsep masyarakat madani dikembangkan kembali oleh Adam Ferguson dengan
mengambil konteks sosio-kultural serta politik di Skotlandia. Ferguson menggarisbawahi bahwa
masyarakat madani merupakan visi etis dalam kehidupan masyarakat. Pemahaman tentang konsep
masyarakat madani tersebut dipakai guna mengantisipasi perubahan sosial sebagai akibat dari
revolusi industri dan munculnya kapitlisme serta perbedaan mencolok antara masyarakat dan
individu. Karena dengan konsep ini sikap solidaritas, saling mencintai serta saling percaya akan
muncul antar warga secara alami.
Setelahnya yaitu di tahun 1792, muncul lagi konsep masyarakat madani yang mempunyai aksentuasi
yang berbeda dengan sebelumya. Konsep masyarakat madani yang ini dikemukakan oleh Thomas
Paine yang menggunakan istilah civil society sebagai kelompok orang yang memiliki posisi diametral
dengan negara, bahkan dianggap sebagai antitesis negara. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
masyarakat sipil menurut Paine merupakan ruang di mana warga negara bisa mengembangkan
kepribadian serta memberikan kesempatan untuk memuaskan kepentingan mereka secara bebas
dan tanpa paksaan.

Perkembangan konsep masyarakat madani dikembangkan lebih lanjut oleh G.W.F Hegel pada tahun
1770-1831 M, Karl Mark  pada tahun 1818-1883 M serta Antonio Gramsci pada tahun 1891-1837 M.
konsep tentang masyarakat madani yang dikembangkan oleh ketiga tokoh tersebut diatas
menggarisbawahi tentang masyarakat sipil sebagai elemen kelas ideologi yang dominan.
Pemahaman tersebut lebih mengarah kepada suatu reaksi terhadap model pemahaman yang dibuat
oleh paine (yang menganggap masyarakat sipil sebagai bagian terpisah dari negara).

Setelahnya, konsep masyarakat madani juga dikembangkan oleh Alexis de 'Tocqueville pada tahun
1805-1859 M didasarkan pada pengalaman demokrasi yang terjadi di Amerika, dengan
mengembangkan teori masyarakat madani sebagai intensitas pengembangan kekuasaan. Bagi de
'Tocqueville, kekuatan politik dan masyarakat madani yang membuat demokrasi di Amerika memiliki
daya tahan. Dengan terwujudnya pluralitas, independensi dan kapasitas politik masyarakat madani,
warga negara akan dapat menyeimbangkan dan mengendalikan kekuasaan negara.

Di Indonesia, masyarakat madani sebagai terjemahan civil society pertama kali diperkenalkan oleh
Anwar Ibrahim, Menteri Keuangan dan Perdana Menteri Malaysia saat itu, pada pidato Simposium
Nasional dalam rangka Forum Ilmiah di Festival Istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta. Istilah
'masyarakat madani' diterjemahkan dari bahasa Arab mujtama yaitu 'madani', yang diperkenalkan
oleh prof. Naquib Attas, seorang sejarawan dan peradaban Islam asal Malaysia, pendiri ISTAC. Kata
"madani" dapat diartikan sebagai sipil atau beradab. Madani juga berarti peradaban, seperti kata-
kata Arab lainnya seperti hadlari, tsaqafi atau tamaddun. Konsep masyarakat madani untuk orang-
orang Arab mengacu pada hal-hal ideal dalam kehidupan. Konsep masyarakat madani itu universal
dan membutuhkan adaptasi yang harus diwujudkan di Negara Indonesia mengingat konsep dasar
masyarakat yang tidak memiliki latar belakang yang sama dengan kondisi sosial budaya masyarakat
Indonesia.

Konsep Civil Society sangat baru di kalangan masyarakat Indonesia sehingga dibutuhkan proses
dalam perkembangannya. Ini bukan hal yang mudah, karena itu memerlukan langkah-langkah yang
efektif, sistematis, dan berkesinambungan untuk mengubah paradigma dan pemikiran masyarakat
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai