NIM : 2210311030
Kelas 4 Agama Fakultas Kedokteran Terintegrasi
Tugas Pilihan 2
B. Batasan Masalah
1. Konsep Pembentukan Madani, Syarat-syarat dan ciri-cirinya
2. Eksistensi Pernikahan dalam Pembentukan Masyarakat Madani
3. Konsep Pembentukan Rumah tangga Yang Sakinah, Mawaddah dan Rahmah.
4. Problema Rumah Tangga dan Solusinya
5. Tuntunan Islam dalam Kegiatan Produksi, Distribusi dan Konsumsi Untuk
menciptakan Ekonomi Masyaraat Madani
6. Tuntunan Islam Tentang Toleransi dalam Kehidupan Beragama, Berbangsa dan
Bernegara
C. Pembahasan
1. Konsep Pembentukan Madani, Syarat-syarat dan ciri-cirinya
a. Konsep Pembentukan Madani
Konsep Masyarakat madani juga dikenal sebagai civil society atau pun
masyarakat sipil. Banyak pakar memberikan wawasan tentang masyarakat
madani atau pun masyarakat sipil. Beberapa pakar tersebut merupakan sebagai
berikut.
1) W.J.S. Poerwadarminto
Menurut W.J.S. Poerwadarminto, kata masyarakat berarti hubungan
pergaulan hidup antar manusia, sekelompok orang yang tinggal bersama di
suatu tempat dengan ikatan serta peraturan tertentu. Sedangkan kata
madani yang berasal dari bahasa Arab 'madinah', yang berarti kota.
Dengan demikian masyarakat madani secara etimologis berarti masyarakat
perkotaan. Namun, istilah kota tidak mengacu hanya pada geografi, tapi
juga karakter atau pun sifat tertentu yang sesuai untuk penduduk kota. Dari
sini kita mengerti bahwa masyarakat madani bukanlah asal mula
masyarakat urban, namun yang lebih penting lagi memiliki sifat yang
sesuai dengan masyarakat kota, yaitu beradab.
2) Perumusan PBB
Menurut apa yang telah dirumuskan PBB, masyarakat madani merupakan
masyarakat demokratis serta menghargai martabat manusia atau pun hak
tanggung jawab manusia. Sedangkan untuk bahasa Latin, masyarakat
madani disebut dengan istilah 'civillis societies'. Artinya masyarakat
berdasarkan hukum serta kehidupan beradab. Dalam bahasa Inggris,
masyarakat madani dikenal sebagai 'civil society'. Artinya orang yang
menjunjung nilai-nilai peradaban.
4) Thomas Paine
Thomas Paine mendefinisikan masyarakat madani sebagai ruang di mana
warga negara dapat mengembangkan kepribadian mereka serta memberi
kesempatan untuk memuaskan kepentingan secara bebas serta tanpa
paksaan.
5) Nurcholis Madjid
Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani merupakan masyarakat
yang mengacu pada komunitas Islam yang telah dibangun Nabi
Muhammad SAW di tanah Madinah. Masyarakat kota atau pun
masyarakat beradab dengan karakteristik seperti egalitarianisme,
penghormatan terhadap prestasi, keterbukaan, penegakan hukum serta
keadilan, toleransi serta pluralisme, serta musyawarah. Sehingga dapat
diartikan masyarakat madani merupakan tatanan sosial yang
mempromosikan toleransi, demokrasi serta kesopanan serta menghargai
eksistensi pluralisme.
6) Gellner
Gellner berpendapat bahwa masyarakat madani merupakan kelompok
institusi / lembaga serta asosiasi yang cukup kuat untuk mencegah tirani
politik, baik oleh negara maupun masyarakat. Karakteristik lain yang luar
biasa merupakan kebebasan individu di dalamnya, dimana sebagai asosiasi
serta institusi, dapat dimasukkan serta ditinggalkan oleh individu secara
bebas.
7) Anwar Ibrahim
Masyarakat madani merupakan masyarakat ideal dengan peradaban maju
serta sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu serta stabilitas masyarakat, yaitu
orang-orang yang cenderung memiliki usaha serta inisitaif baik dari segi
pemikiran untuk mengikuti undang-undang, bukan hawa nafsu, demi
terlaksananya sistem yang transparan.
Menurut A.S Hikam ada empat ciri utama dari masyarakat mandani, yaitu
sebagai berikut :
1) Kesukarelaan artinya tidak ada paksaan, namun mempunyai komitmen
bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama.
2) Keswasembadaan, setiap anggota mempunyai harga diri yang tinggi,
mandiri yang kuat tanpa menggantungkan pada negara atau lembaga-
lembaga negara atau organisasi lainnya.
3) Kemandirian yang cukup tinggi dari individu-individu dan kelompok-
kelompok dalam masyarakat, utamanya ketika berhadapan dengan negara.
4) Keterkaitan pada nilai-nilai hukum yang disepakati bersama. Masyarakat
madani adalah masyarakat yang berdasarkan hukum dan bukan negara
kekuasaan.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,
isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya Definisi
lainnya tentang keluarga yaitu “Sekumpulan orang yang diikat oleh tali
perkawinan, hubungan darah dan pengangkatan anak dalam satu rumah
tangga, yang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain sesuai dengan
peran masing-masing, seperti suami, isteri, ayah dan ibu, saudara atau anak
laki-laki dan perempuan yang saling memelihara hubungan budaya yang
sama”.14 Berdasarkan definisi diatas, jelaslah bahwa keluarga adalah suatu
unit atau sekumpulan orang yang terdiri ayah, ibu dan anak yang diikat dalam
perkawinan, hubungan darah atau pengangkatan anak.
a. Pengertian Sakinah
Kata Sakinah berasal dari Bahasa Arab yang berarti
“Ketenangan hati”.15 Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Sakinah berarti : “Damai, tempat yang aman dan
damai”.16 Sedangkan Mawaddah juga berasal dari Bahasa Arab dari
kata wadda- yawaddu- mawaddatan yang berarti “Kasih
Sayang”17 dan Rahmah juga berasal dari Bahasa Arab dari kata
rahima-yarhamu- rahmah yang berarti “Mengasihi atau menaruh
kasihan”18 “Belas kasihan atau mengasihi”19 Keluarga sakinah
adalah keluarga yang hidup dalam keadaan tenang, tentram, seia
sekata, seayun selangkah, ada sama dimakan dan kalau tidak ada
sama dicari. Kata sakinah ditemukan dalam Al- Qur'an sebanyak
enam kali disamping bentuk lain yang seakar dengannya dan secara
keseluruhannya berjumlah 69. Kata sakinah yang berasal dari kata
sakana- yaskunu pada mulanya berarti sesuatu yang tenang atau tetap
setelah bergerak (Subutusy-Syai' ba'dat Taharruk).20 Kata ini
merupakan antonim dari idtiraab (kegoncangan) dan tidak digunakan
kecuali untuk menggambarkan ketenangan dan ketentraman setelah
sebelumnya terjadi gejolak apapun latar belakangnya., rumah
dikatakan maskan karena ia merupakan tempat untuk istirahat setelah
berkativitas. Sebagaimana dijelaskan dalam surat saba' surat ke-34
ayat 15 dan surat at taubah surat ke-9 ayat 2.
b. Pengertian Mawaddah
Keluarga mawaddah itu adalah keluarga yang hidup dalam suasana
kasih mengasihi, saling membutuhkan, hormat menghormati antara
satu dengan yang lain. Kata mawaddah ditemukan sebanyak 8 kali
dalam Al-Qur'an . secara keseluruhan dengan kata-kata yang seakar
dengannya, semua berjumlah 25. Kata mawaddah berasal dari wadda-
yawadda yang berarti mencintai sesuatu dan berharap untuk bisa
terwujud (mahabbatusy-syai'n watamanni kaunihi).21 Menurut Al-
Asfahani kata mawaddah bisa dipahami dalam beberapa pengertian
berikut ini : 22
1) Berarti cinta (mawaddah) sekaligus keinginan untuk memiliki
(tamanni kaunihi). Antara kedua kata ini saling berkaitan yakni
disebabkan adanya keinginan yang kuat akhirnya melahirkan
cinta atau karena didorong rasa cinta yang kuat akhirnya
meelahirkan keinginan untuk mewujudkan sesuatu
yang dicintainya. Hal ini bisa dilihat pada firman Allah SWT
dalam surat Ar-Rum surat ke 30 ayat 21. Mawaddah sebagai salah
satu yang menghiasi perkawinan bukan sekedar cinta sebagaimana
kecintaan orang tua kepada anak-anaknya. Sebab rasa cinta disini
akan mendorong pemiliknya untuk mewujudkan cintanya
sehingga menyatu. Inilah yang tergambar dalam hubungan laki-
laki dan perempuan yang terjalin dalam sebuah perkawinan.
Ketika seseorang laki-laki mencintai seorang perempuan, maka ia
ingin sekali untuk mewujudkan cintanya dengan
memiliki atau menikahinya. Begitu pula sebaliknya ketika
seorang perempuan mencintai seorang laki-laki, maka ia sangat
menginginkan terwujud cintanya itu dengan menjadi isterinya.
Dari sinilah sementara ulama' ada yang mengartikan mawaddah
dengan mujaama'ah (bersenggama).23
2) Berarti kasih sayang. Hal ini bisa dipahami dari fiman Allah SWT
dalam Surat Asy-Syuura Surat ke-42 ayat 23 :
Artinya : Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan
hamba-hamba- Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh.
Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas
seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". Dan siapa yang
mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada
kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri.
)
Artinya : Rasulullah SAW bersabda kepada mereka : aku tidak meminta
upah kepada kalian kecuali agar kalian tetap menyayangiku karena
adanya hubungan kekerabatandan agar kalian senantiasa memelihara
hubungan kekerabatan antara aku dan kalian. (HR. Tabrani)
Sebagaimana Allah juga disifati dengan al-waduud yakni maha
mencintai hamba yang mencintai-Nya. Dalam istilah lain cinta Allah
diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal shalih
sebagai bukti kecintaan kepada-Nya. Allah berfirman dalam surat
Maryam Surat ke-19 Ayat 96 :
ا
"Artinya : sungguh orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, kelak Allah yang maha pengasih akan menanamkan rasa kasih
sayang dalam hati mereka".25
Berarti ingin, sebagaimana dalam beberapa firman Allah berikut
ini :
"Artinya : segolongan ahli kitab ingin menyesatkan kamu"26
Dalam Firman yang lain Allah menyampaikan :
c. Pengertian Rahmah
Kata rahmah baik sendiri maupun dirangkai dengan kata ganti
(dhamir) seperti rahmati dan rahmatuka, ditemukan di dalam Al-
Qur'an sebanyak 114 kali. Secara keseluruhan dengan kata- kata lain
yang seakar dengannya semuanya 339.28
Kata rahmah berasal dari rahima- yarhamu yang berarti kasih sayang
(riqqah) yakni sifat yang mendorong untuk berbuat kebajikan kepada
siapa yang dikasihi. Menurut Al-Asfahaani, kata rahmah mengandung
dua arti kasih sayang (riqqah) dan budi baik/murah hati (ihsan).29
Kata rahmah yang berarti kaih sayang adalah dianugerahkan oleh
Allah SWT kepada setiap manusia. Artinya dengan rahmat Allah
tersebut manusia akan mudah tersentuh hatinya jika melihat pihak
lain yang lemah atau merasa iba atas penderitaan orang lain. Bahkan
sebagai wujud kasih sayangnya seseorang berani berkorban dan
bersabar untuk menanggung rasa sakit. Hal ini dapat dilihat pada
kasus seorang ibu yang baru saja melahirkan, dimana secara
demonstratif ia akan mencium bayinya pada hal sebelumnya ia
berada dalam
Dari kedua hadits diatas dapat dipahami bahwa rasa belas kasih
sayang yang ditancapkan dalam diri seseorang akan hilang jika ia
tidak menyayangi kepada sesamanya secara tulus. Rasulullah SAW
juga tidak mengakui orang yang tidak menyayangi kepada yang kecil
sebagai bagian dari ummatnya. Sementara kata rahmah yang berarti
ihsan (budi baik/murah hati) adalah khusus milik Allah SWT.
Artinya hanyalah Allah
yang boleh menyatakan atau mengklaim sebagai yang memiliki budi
baik atau dengan kata lain kebaikan, perhatian, kasih sayang apapun
bentuknya yang diberikan kepada seluruh makhluknya adalah karena
kemurahan Allah, sehingga ia disifati sebagai Sang Maha Pemurah
atau Ar-Rahman. Oleh karenanya sifat ar- rahman hanya boleh
disandang oleh Allah semata, karena kata tersebut
mengisyaratkan kesempurnaan.30
Dengan sifat ini pula Allah tidak pernah mempetimbangkan ketaatan
atau ketidaktaatan seseorang dalam memberi rezeki. Rahmat Allah
juga ada yang terlahir sifat ar-rahim-Nya. Dalam hal ini al-Qur'an
menyatakan bahwa curahan rahim-Nya hanya diberikan kepada
hamba-Nya yang memenuhi kreteria, yang disitilahkan oleh Al-
Qur'an dengan "Mukmin" (Al-Ahzab : 33 : 43), sehingga ada yang
mengatkan bahwa Allah adalah "Ar-Rahman" di dunia dan "Ar-
Rahim" ketika di akhirat. Dengan demikian karena kemurahan Allah
dapat dinikmati oleh siapa saja baik mukmin maupun kafir,
sedangkan di akhirat rahmat Allah hanya khusus bagi orang
beriman.31
Penjelasan ini diperkuat oleh firman Allah SWT dalam surat Al-A'raf
surat ke-7 ayat 156 berikut :
3) Faktor-faktor Produksi
a) Tanah
Tanah menjadi salah satu faktor dalam kegiatan produksi islam
mengakui adanya kepemilikan atas sumber daya alam yang ada,
dengan selalu mengupayakan penggunaan dan pemeliharaan yang
baik atas sumber daya tersebut.
b) Tenaga Kerja
Di berbagai macam jenis produksi, tenaga kerja merupakan aset
bagi keberhasilan suatu perusahaan. Kesuksesan suatu produk
terletak pada kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya,
termasuk di antarnya kinerja para tenaga kerja.
c) Modal
Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu
produksi, modal adalah sebuah kekayaan yang bisa berupa aset,
yang bisa digunakan untuk menghasilkan suatu kekayaan. Di
dalam islam modal harus terbebas dari riba.
d) Manajemen produksi
Didalam sebuah produksi suatu profit yang baik ketika manajemen
produksi berjalan dengan baik. Semua memerlukan suatu peraturan
yang baik, berupa suatu organisasi ataupun managemen yang bisa
menertibkan, mengatur, merencanakan, dan mengevaluasi segala
kinerja yang akan dihasilkan pada masing-masing bagian.
e) Teknologi
Teknologi mempunyai peran yang besar dikarenakan banyak dari
beberapa perusahaan menggunakan mesin untuk menghasilkan
produksi sesuai dengan bidang masing-masing. Yang bertujuan
untuk lrbih efisien waktu
f) Bahan baku
Bahan baku juag berperan penting dalam kegiatan produksi,
didalam bahan baku terdapat dua jenis bahan baku yang berasa
alam tanpa adanya penggantinya dan bahan baku dari alam akan
tetapi, bisa digantikan oleh bahan baku lain.
b. DISTRIBUSI
1) Distribusi dalam islam
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari
produsen ke konsumen dan para pemakai. Saluran distribusi adalah
suatu jalur perantara pemasaran dalam berbagai aspek barang atau jasa
dari tangan produsen ke konsumen. Antara pihak produsen dan
konsumen terdapat perantara pemasaran, yaitu distributor atau agen
yang melayani pembelian.
Pada dasarnya distribusi pendapatan dan kekayaan berdasarkan
maslahat dan batas waktu, sementara distribusi pendapatan dilandasi
oleh produksi, barter, dan pertimbangan pasar, sedangkan redistribusi
berlandaskan pada pertimbangan keagamaan, moral, keluarga dan
sosial.
Islam sangat mendukung pertukaran barang dan menganggapnya
produktif dan mendukung para pedagang agar berjalan dengan lancar
sebagia karunia dari Allah, dan memperbolehkan orang untuk memiliki
modal untuk berdagang.
4) Larangan penimbunan
Sistem ekonomi yang berbasis islam menghendaki dalam hal
pendistribuan harus berdasarkan, kebebasan dan keadilan
kepemmilikan. Kebebasan disini adalah kebebasan dalam bertindak
yang dibingkai oleh nilai-nilai agama dan keadilan tidak seperti
pemahaman kapitalisme yang menyatakan sebagai tindakan
membebaskan manusia untuk berbuat dan bertindak tanpa campur
tangan pihak manapun, tetapi sebagai keseimbangan antara individu
dengan unsur materi dan spiritual yang dimilikinya antara masyarakat
dengan masyarakat lainya.
c. KONSUMSI
1) Konsumsi dalam ekonomi islam
Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan utility atau nilai guna barang
atau jasa. Barang meliputi barang tahan lama dan barang tidak tahan
lama sedangkan barang konsumsi menurut kebutuhannya adalah,
barang primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tertier.
Tingkat konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, semakin tinggi
tingkat pendapatan seseorang semakin tinggi tingkat konsumsinya.
Konsumen akan memilih barang kebutuhan pokok untuk
dikonsumsikan dengan mempertimbangkan nilai guna dan barang
tersebut. Keterbatasan anggaran pendapatan yang diterima oleh
masyarakat menyebabkan masyarakat harus menunda untuk
mengkonsumsi barang-barang yang mempunyai nilai guna tinggi.
Tujuan konsumsi adalah untuk mencapai kepuasan maksimum dari
kombinasi barang dan jasa yang digunakan.
Didalam islam tidak menganjurkan pemenuhan keinginan yang tak
terbatas, norma islam adalah memnuhi kebutuhan manusia, dimana
dalam memenuhi kebutuhan tersebut islam menyarankan agar manusia
bertindak ditengah-tengah dan sederhana. Banyak larangan bagi
konsumen diantaranya, ishrafl berlebih-lebihan dan tabdzirl mubazir.
Berdasarkan ayat Al-quran pada surah Al A’rof ayat 31 yang artinya:
“ hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki)
masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan.”
Terdapat prinsip utama dalam sistem ekonomi islam yang disyaratkan
dalam Al-Quran: Hidup hemat dan tidak bermewah-mewahan, yang
bermakna bahwa tindakan ekonomi diperuntukan hanya sekedar
pemenuhan kebutuhan hidup bukan kepuasan keinginan.
Implementasi zakat dan mekanismenya pada tatanan negara, selain
zakat terdapat pula instrumen sejenis yang bersifat sukarela yaitu,
infak, shadaqoh, wakaf, dan hadiah. Penghapus riba, menggunkan
sistem bagi hasil menggantikan sistem kredit dan bunga. Menjalankan
usaha-usaha yang halal, jauh dari maisir dan gharar seperti, bahan
baku, proses produksi, manajemen, aut put produksi hingga proses
distribusi dan konsumsi
DAFTAR PUSTAKA
http://mangihot.blogspot.com/2017/02/pembentukan-struktur-sosial-masayarakat.html
Diakses pada 01 januari 2023
Kusmidi, Henderi. Konsep Sakinah, Mawaddah dan Rahmah dalam Pernikahan. Tersedia :
file:///C:/Users/User/Downloads/1601-3386-1-SM.pdf Diakses pada 01 Januari 2023
Kurniawati, Anis. Produksi, Distribusi, dan Konsumsi dalam Ekonomi Islam. Tersedia :
https://www.kompasiana.com/anis94205/5facd65a63312241ff0ed7e2/produksi-distribusi-
dan-konsumsi-dalam-ekonomi-islam Diakses pada 01 Januari 2023
Al Amin Mohammad Rasyidi, Mohammad Fuad. Konsep Toleransi dalam Islam dan
Implementasinya di Masyarakat Indonesia. Tersedia : file:///C:/Users/User/Downloads/129-
Article%20Text-470-1-10-20200126.pdf Diakses pada 01 Januari 2023