Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MASYARAKAT MADANI

Oleh:

MUH. ASYAD
MUH. IKBAL

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


TAHUN AJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis diperlukan
terciptanya masyarakat madani. Kehidupan masyarakat madani
ditandai dengan adanya keterbukaan di bidang politik juga memiliki
tingkat kemampuan dan kemajuan masyarakat yang tinggi untuk
bersikap kritis dan partisipatif dalam menghadapi berbagai persoalan
sosial.
Ditemukan suatu kemiripan dalam masyarakat pedesaan, yaitu
suatu sistem dan karakteristik masyarakat madani seperti gotong
royong, saling tolong menolong, beradab, dan lain sebagainya. Namun
mayoritas kehidupan di kota bertolak belakang dengan hal-hal
tersebut, padahal demi tercapainya cita-cita negara yang adil,
makmur, sejahtera, dan beradab diperlukan syarat-syarat untuk
menjadi masyarakat madani tersebut. Terutama di wilayah perkotaan,
karena kota merupakan suatu jembatan dari desa untuk menuju
kesejahteraan yang di inginkan negara.
Oleh karena itu kami mengangkat judul “masyarakat madani”
untuk pengkajian ulang kepada semua warga negara indonesia supaya
terciptanya masyarakat madani ala negara indonesia yang dapat
memajukan dan mensejahterakan bangsa dan negara ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian masyarakat madani?
2. Bagaimana sejarah pemikiran masyarakat madani?
3. Apakah karakteristik masyarakat madani?
4. Bagaimana paradigma dan praktek masyarakat madani di
indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk optimalisasi bagi


mahasiswa dalam mengetahui secara intensif mengenai “Masyarakat
Madani” dalam mata kuliah Kewarga Negaraan dengan target sebagai
berikut:

1. Mahasiswa mengetahui dan dapat mendefinisikan pengertian


masyarakat madani.
2. Mahasiswa mengetahui sejarah pemikiran masyarakat madani.
3. Mahasiswa mengetahui karakteristik masyarakat madani.
4. Mahasiswa mengetahui paradigma dan praktek masyarakat
madani di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat Madani


Masyarakat madani secara etimologi berasal dari dua suku
kata; masyarakat dan madani. Menurut KBBI masyarakat adalah
sekelompok manusia yang terikat oleh suatu kebudayaan yang sama.1
Sedangkan kata madani mempunyai arti beradab dan bernorma
hukum.
Masyarakat Madani adalah suatu tatanan kemasyarakatan yang
mengedepankan toleransi, demokrasi, berkeadaban dan menghargai
akan adanya pluralisme (kemajemukan). Masyarakat Madani juga
dikenal dengan istilah civil society masyarakat sipil. Banyak ilmuwan
yang memberikan pengertian tentang civil society atau masyarakat
madani, beberapa ilmuwan tersebut sebagai berikut:2
1. W.J.S. Poerwadarminto
Menurut W.J.S. Poerwadarminto; kata masyarakat berarti
suatu pergaulan hidup manusia dalam suatu tempat dengan ikatan
dan aturan yang tertentu. Sedangkan kata madani berasal dari
bahasa Arab yaitu madinah, yang artinya kota. Dengan demikian
masyarakat madani secara etimologis berarti masyarakat kota.
Meskipun demikian, istilah kota tidak merujuk semata-mata kepada
letak geografis, tetapi justru kepada karakter atau sifat-sifat tertentu
yang cocok untuk penduduk sebuah kota. Dari sini kita paham
bahwa masyarakat madani tidak asal masyarakat yang berada di

1
Drs. Adam Normies, SAE, Sri Sani Bagus, Drs. Imron, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Surabaya:Karya Ilmu, 1992, Hal.116.

2
http/www.zona siswa.com
perkotaan, tetapi yang lebih penting adalah memiliki sifat-sifat
yang cocok dengan orang kota, yaitu yang berperadaban. 3
2. RumusanPBB
Menurut rumusan PBB; Masyarakat Madani adalah
masyarakat yang demokratis dan menghargai human dignity atau
hak-hak tanggung jawab manusia. Adapun dalam frasa bahasa
Latin, masyarakat madani merupakan padanan frasa civillis
societies. Artinya adalah suatu masyarakat yang didasarkan pada
hukum dan hidup beradab. Dalam bahasa Inggris, masyarakat
madani dikenal dengan istilah civil society. Artinya adalah
masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban.
3. Muhammad A.S. Hikam
Menurut Muhammad A.S. Hikam; Masyarakat Madani adalah
wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan
bercirikan antara lain kesukarelaan, keswasembadaan,
keswadayaan, kemandirian yang tinggi terhadap negara, dan
keterikatan dengan norma serta nilai-nilai hukum yang diikuti
warganya.
4. Thomas Paine
Menurut Thomas Paine; Masyarakat Madani adalah
suatu ruang tempat warga dapat mengembangkan kepribadiannya
dan memberi peluang bagi pemuasan kepentingan secara bebas dan
tanpa paksaan. 4
5. Nurcholis Madjid
Menurut Nurcholis Madjid; Masyarakat Madani adalah
masyarakat yang merujuk pada masyarakat Islam yang pernah
dibangun Nabi Muhammad saw di negeri Madinah. Masyarakat

3
http/www.zona siswa.com

4
Ibid.
kota atau masyarakat yang berkeadaban dengan ciri antara lain:
toleransi, demokrasi, berkeadaban, pluralisme (kemajemukan),
egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan
hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta
bermusyawarah.
6. Gellner
Menurut Gellner (1995); Masyarakat Madani
merupakan sekelompok institusi (lembaga) dan asosiasi yang
cukup kuat untuk mencegah tirani politik, baik oleh negara maupun
komunal (komunitas). Ciri lainya yang menonjol adalah adanya
kebebasan individu di dalamnya yang dapat dimasuki serta
ditinggalkan oleh individu dengan bebas.
7. Anwar Ibrahim
Masyarakat Madani adalah masyarakat ideal yang memiliki
peradaban maju dan sistem sosial subur yang diasaskan kepada
prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan
individu dengan kestabilan masyarakat, yakni masyarakat yang
cenderung memiliki usaha serta inisiatif individu baik dari segi
pemikiran seni dan pelaksanaan pemerintahan untuk mentaati
undang-undang demi terlaksananya sistem yang maju.

Dari beberapa definisi di atas, dapat dirangkum bahwa


Masyarakat Madani adalah sebuah kelompok tatanan masyarakat yang
berdiri secara mandiri di hadapan penguasa dan negara, memiliki ruang
publik dalam mengemukakan pendapat, dan memiliki lembaga-
lembaga mandiri yang dapat menyalurkan aspirasi dan kepentingan
publik.5

5
http/www.zona siswa.com
B. Sejarah Pemikiran Masyarakat Madani

Piagam Madinah merupakan bentuk piagam pertama yang


tertulis secara resmi dalam sejarah dunia dan sebagai gambaran awal
munculnya masyarakat madani. Piagam Madinah adalah undang-
undang untuk mengatur sistem politik dan sosial masyarakat pada
waktu itu. Rasulullah yang memperkenalkan konsep ini.6

Sejarah mencatat, Islam telah mengenal sistem kehidupan


masyarakat majemuk “Kebhinnekaan” yakni melalui piagam
ini. Ketika itu, umat islam memulai hidup bernegara setelah Nabi
Muhammad SAW hijrah ke Yatsrib, yang berubah nama menjadi
Madinah. Di madinah, Rasulullah meletakkan dasar kehidupan yang
kuat bagi pembentukan masyarakat baru di bawah kepemimpinan
beliau. Masyarakat baru ini adalah masyarakat majemuk, asalnya dari
3 golongan penduduk, yaitu: 1) kaum Muslim; Muhajirin dan Anshar.
Mereka adalah kelompok mayoritas. 2) kaum musyrik, orang-orang
yang berasal dari suku Aus dan Khazraj yang belum masuk Islam.
Kelompok ini golongan minoritas. 3) kaum Yahudi.7

Piagam Madinah yang dideklarasikan Nabi SAW ini ada 4


bagian, yaitu:

1. Semua masalah yang tidak terselesaikan dengan musyawarah


dan diserahkan kepada Nabi SAW karena beliau sebagai
kepala negara.
2. Mengatur hubungan antara umat islam dan golongan yahudi
dengan detail. Tujuannya untuk menjaga stabilitas masyarakat
madinah yang bersatu.

6
https://satriodwi.wordpress.com/2012/08/28/sejarah-piagam-madinah/
7
Ibid
3. Madinah adalah Kota Suci, diharamkan peperangan dan
tumpah darah serta wajib menjaga keamanan kota dari
serangan musuh.
4. Kabilah yang baru masuk Islam diberlakukan hukum yang
berlaku terhadap kabilah lain yang lebih dulu. Bagian ini
ditulis setelah Perang Khandaq ketika banyak kabilah kecil
Madinah masuk Islam, terutama yang brasal dari orang Arab
dari suku Aus.8

Piagam Madinah dengan konsep majemuknya telah berhasil


membuat aturan tentang hubungan social, masyarakat, perdagangan,
dan lain sebagainya yang mencakup semua golongan.

C. Karakteristik Masyarakat Madani


Masyarakat madani atau yang disebut orang barat civil society
mempunyai prinsip pokok pluralisme, toleransi, dan hak asasi (human
right) termasuk di dalamnya adalah demokrasi. Bagi bangsa
Indonesia, masyarakat madani menjadi suatu cita-cita bagi negara.
Sebagai bangsa yang pluralis dan majemuk. Model masyarakat
madani merupakan tipe ideal suatu masyarakat Indonesia demi
terciptanya integritas sosial bahkan integritas nasional.9
Menurut Bahmueller, terdapat beberapa karakteristik
masyarakat madani, di antaranya:
1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok
eksklusif ke dalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi
sosial.
2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang
mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-
kekuatan alternatif.

8
Ibid.
9
Ibid.
3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi
oleh negara dengan program-program pembangunan yang berbasis
masyarakat.
4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara
karena keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu
memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan
pemerintah.
5. Tumbuh kembangnya kreativitas yang pada mulanya terhambat
oleh rezim-rezim totaliter.
6. Meluasnya kesetiaan (loyality) dan kepercayaan (trust) sehingga
individu-individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan
tidak mementingkan diri sendiri.
7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-
lembaga sosial dengan berbagai ragam perspektif.

Adapun syarat-syarat untuk menjadi masyarakat madani


adalah (1) adanya democratic governance (pemerintahan demokratis
yang dipilih dan berkuasa secara demokratis); (2) democratic civilian
(masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai keamanan sipil
(civil security), tanggung jawab sipil (civil responsibility), dan
ketahanan sipil (civil resilience). Apabila diurai dua kriteria tersebut
menjadi tujuan prasyarat masyarakat madani, yaitu:10

 Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan


kelompok dalam masyarakat.
 Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal
sosial (social capital) yang kondusif bagi terbentuknya
kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan terjalinya
kepercayaan dan relasi sosial antarkelompok.

10
http/www.zona siswa.com
 Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan
atau dengan kata lain terbukanya akses terhadap berbagai
pelayanan sosial.
 Adanya hak, kemampuan, dan kesempatan bagi masyarakat dan
lembaga-lembaga swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum,
sehingga isu-isu kepentingan bersama dan kebijakan publik
dapat dikembangkan.
 Adanya persatuan antarkelompok dalam masyarakat serta
tumbuhnya sikap saling menghargai perbedaan antarbudaya dan
kepercayaan.
 Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan
lembaga-lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara
produktif dan berkeadilan sosial.
 Adanya jaminan, kepastian, dan kepercayaan antara jaringan-
jaringan kemasyarakatan yang memungkinkan terjalinnya
hubungan dan komunikasi antarmasyarakat secara teratur,
terbuka, dan terpercaya.

D. Paradigma Dan Praktek Masyarakat Madani Di Indonesia


Di Indonesia, masyarakat madani diperkenalkan pertama kali
oleh Anwar Ibrahim (ketika itu Menteri Keuangan dan Timbalan
Perdana Menteri Malaysia) dalam ceramah Simposium Nasional
dalam rangka Forum Ilmiah pada Festival Istiqlal, 26 September 1995
Jakarta. Istilah itu diterjemahkan dari bahasa Arab mujtama’ madani,
yang diperkenalkan oleh Prof. Naquib Attas, seorang ahli sejarah dan
peradaban Islam dari Malaysia, pendiri ISTAC. Kata “madani” berarti
civil atau civilized (beradab). Madani berarti juga peradaban,
sebagaimana kata Arab lainnya seperti hadlari, tsaqafi, atau tamadun.
Konsep madani bagi orang Arab memang mengacu pada hal-hal yang
ideal dalam kehidupan. Konsep masyarakat madani bersifat universal
dan memerlukan adaptasi untuk diwujudkan di negara indonesia
mengingat dasar konsep masyarakat madani yang tidak memiliki latar
belakang yang sama dengan keadaan sosial-budaya masyarakat
Indonesia.
Konsep Masyarakat Madani sangat baru dikalangan masyaraka
t indonesia sehingga memerlukan proses dalam pengembangannya.
Hal ini bukan merupakan hal yang mudah, oleh karena itu diperlukan
langkah-langkah yang efektif, sistematis, serta kontinyu sehingga
dapat merubah paradigma dan pemikiran masyarakat Indonesia.11

E. Gerakan Sosial Untuk Memperkuat Masyarakat Madani

Gerakan sosial untuk memperkuat masyarakat madani adalah


institusi-institusi yang menjadi bagian dari sosial kontrol yang
berfungsi sebagai penggerak yang mengkritisi kebijakan-kebijakan
penguasa yang diskriminatif dan mampu memperjuangkan aspirasi
masyarakat yang tertindas.12 Gerakan sosial untuk memperkuat
masyarakat madani antara lain:

 Pers

Pers adalah institusi yang berfungsi untuk mengkritisi dan


menjadi bagian dari sosial kontrol yang dapat menganalisa serta
mempublikasikan berbagai kebijakan pemerintah yang
berhubungan dengan warga negaranya. Selain itu pers juga
diharapkan dapat menyajikan berita secara objektif dan
transparan.

 Supremasi Hukum
Setiap warga negara baik yang duduk dipemerintahan atau

11
http/www.wikipedia.com

12
Ibid.
sebagai rakyat harus tunduk kepada aturan atau hukum. Sehingga
dapat mewujudkan hak dan kebebasan antar warga negara dengan
pemerintah melalui cara damai dan sesuai dengan hukum yang
berlaku. Supremasi hukum juga memberikan jaminan dan
perlindungan terhadap segala bentuk penindasan individu dan
kelompok yang melanggar norma-norma hukum dan segala
bentuk penindasan hak asasi manusia. 13
 Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi merupakan tempat para aktivis kampus


(dosen dan mahasiswa) yang menjadi bagian kekuatan sosial dan
masyarakat madani yang bergerak melalui jalur moral porce
untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan mengkritisi berbagai
kebijakan-kebijakan pemerintah. Namun, setiap gerakan yang
dilakukan itu harus berada pada jalur yang benar dan
memposisikan diri pada real dan realitas yang betul-betul objektif
serta menyuarakan kepentingan masyarakat. Sebagai bagian dari
pilar penegak masyarakat madani, maka perguruan tinggi
memiliki tugas utama mencari dan menciptakan ide-ide alternatif
dan konstruktif untuk dapat menjawab problematika yang
dihadapi oleh masyarakat.

 Partai Politik
Partai politik merupakan wahana bagi warga negara untuk
dapat menyalurkan aspirasi politiknya. Partai politik menjadi
sebuah tempat ekspresi politik warga negara sehingga partai
politik menjadi prasyarat bagi tegaknya masyarakat madani.14
 Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga swadaya masyarakat adalah institusi sosial yang

13
Ibid.
14
http/www.wikipedia.com
dibentuk oleh swadaya masyarakat yang tugas utamanya adalah
membantu dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan
masyarakat yang tertindas. LSM dalam konteks masyarakat
madani bertugas mengadakan pemberdayaan kepada masyarakat
mengenai hal-hal yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya mengadakan pelatihan dan sosialisasi program-program
pembangunan masyarakat.15

F. Organisasi Non Pemerintah Dalam Ranah Masyarakat Madani


Istilah organisasi non pemerintah adalah terjemahan NGO
(Non Governmental Organization) dalam pergaulan internasional.
Dalam arti umum organisasi non pemerintah mencakup semua
organisasi masyarakat yang berada di luar struktur dan jalur formal
pemerintah serta merupakan bagian dari birokrasi pemerintah antara
lain seperti: serikat kerja, kaum buruh, himpunan para petani dan
nelayan, rumah tangga, rukun warga, perkumpulan mahasiswa,
organisasi profesi, partai politik, dan asosiasi bisnis swasta.16

G. Relevansi Masyarakat Madani Dengan Penerapan Good


Governance
Relevansi masyarakat madani dengan penerapan good
governance (pemerintahan yang baik) yaitu sebagai berikut :
1. Pemerintahan Lokal, good govenance, dan masyarakat madani
mempunyai jati diri sendiri-sendiri. Ketiganya tidak bisa
dipisahkan. Kalau toh terpaksa diceraikan satu sama lain, maka
akan terjadi disharmonis dan tidak baik untuk masa kedepan
pemerintahan daerah.

15
http/www.wikipedia.com

16
http://arraniweb.blogspot.co.id/2012/11/organisasi-non-pemerintah-dalam-ranah.
2. Relasi good governance dan masyarakat madani merupakan
kemutlakan. Good governance tidak pernah akan terwujud tanpa
adanya maasyarakat madani, begitu pula sebaliknya. Karena
intisarinya adalah perilaku moralitas dan kesesuaian prosedur
dalam bepemerintahan.
3. Relasi Pemerintahan daerah (lokal) dengan good governance dan
masyarakat madani enligthenment (pencerahan lokalitas Negara)
dimana masyarakat madani terutama berisikan nilai-nilai dasar dan
konsep-konsep tertentu yang terjalain dalam kerangka tertentu yang
mengarah kepada pemberdayaan masyarakat atau lebih
menyeimbangkan posisi dan peran pemerintah dan peran
masyarakat dalam setiap penyelenggaraan dan kegiatan
pembangunan. Nilai-nilai dasar dari masyarakat madani adalah
Ketuhanan, Hak asasi dan martabat manusia, kebangsaan,
demokrasi, kemajemukan, kebersamaan, persatuan dan kesatuan,
kesejahteraan bersama, keadilan dan supremasi hukum,
keterbukaan, partisipasi, kemitraan, rasional, etis, perbedaan
pendapat dan pertangungjawaban.17

17
http://badandiklat.jatengprov.go.id/index.php?p=wi&m=dt&id=19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat Madani adalah suatu tatanan kemasyarakatan yang
mengedepankan toleransi, demokrasi, berkeadaban dan menghargai
akan adanya pluralisme (kemajemukan). Karakteristik masyarakat
madani antara lain yaitu: pluralisme, toleransi, dan hak asasi (human
right) termasuk di dalamnya adalah demokrasi. Sejarah pemikiran
masyarakat madani berawal dari piagam madinah.

Masyarakat madani diperkenalkan pertama kali di indonesia


oleh Anwar Ibrahim (Menteri Keuangan) dalam ceramah Simposium
Nasional dalam rangka Forum Ilmiah pada Festival Istiqlal, 26
September 1995 Jakarta. Gerakan sosial untuk memperkuat
masyarakat madani antara lain: pers, supremasi hukum, perguruan
tinggi, partai politik, dan lembaga swadaya masyarakat.

Organisasi non pemerintah dalam ranah masyarakat madani


antara lain seperti: serikat kerja, kaum buruh, himpunan para petani
dan nelayan, rumah tangga, rukun warga, perkumpulan mahasiswa,
organisasi profesi, partai politik, dan asosiasi bisnis swasta. Relevansi
masyarakat madani dengan penerapan good governance sangat
berkaitan erat dan saling memberi manfaat.

B. Kritik dan Saran.

Kritik dan saran dari berbagai pihak sebagai masukan untuk


perbaikan berikutnya sangat kami nantikan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua, Amin. Wallahu A’lam Bisshowab.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Adam Normies, SAE, Sri Sani Bagus, Drs. Imron, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Surabaya:Karya Ilmu, 1992, Hal.116.

http/www.zona siswa.com.

http/www.wikipedia.com.

http://arraniweb.blogspot.co.id/2012/11/organisasi-non-pemerintah-dalam-
ranah.

http://badandiklat.jatengprov.go.id/index.php?p=wi&m=dt&id=19
https://satriodwi.wordpress.com/2012/08/28/sejarah-piagam-madinah/
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan Ilahi Rabbi atas curahan


nikmat dan karunia-Nya. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan
kepada Rasulullah SAW beserta keluarga (ahli bait). Aamiin
Makalah ini kami buat sebagian mengambil dari berbagai sumber
yang ada kemudian saya ambil hal-hal yang penting atau saya rangkum
sesingkat mungkin, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi orang
yang membaca makalah ini. Aamiin

Semoga terbitnya makalah ini memberikan nuansa dan gairah baru


terhadap proses Pembelajaran Pengantar Ilmu Budaya di Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Akhirnya kami menyadari segala
kekurangan yang melekat pada makalah ini.Untuk itu kritik dan saran dari
semua Dosen dan Mahasiswa merupakan suatu hal yang diharapkan semoga
segala ikhtiar kita di Ridhoi Allah SWT. Aamiin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................. .................................................................

A. Latar belakang................................................................................

b. Rumusan masalah..........................................................................

c. Tujuan penulisan...........................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................

B. saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

Anda mungkin juga menyukai