Kata madani = kata Madinah sebuah kota tempat hijrah Nabi Muhammad SAW. Madinah =“madaniyah” peradaban. Oleh karena itu masyarakat madani berarti masyarakat yang beradab.
Masyarakat Madani : masyarakat beradab dan menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan, serta ingin untuk terus maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan tekonologi. Konsep masyarakat madani tersebut merujuk pada sistem sosial yang berasaskan pada prinsip moral yang menjamin keberlangsungan hak asasi manusia dan kestabilan Definisi masyarakat madani dari para tokoh 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai, dan hukum yang ditopang oleh penguasaan teknologi yang beradab, iman dan ilmu.
2. Menurut Syamsudin Haris, masyarakat madani adalah
suatu lingkup interaksi sosial yang berada di luar pengaaruh negara dan model yang tersusun dari lingkungan masyarakat paling akrab seperti keluarga, asosiasi sukarela, gerakan kemasyarakatan dan berbagai bentuk lingkungan komunikasi antar warga masyarakat. 3. Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah masyarakat yang merujuk pada masyarakat Islam yang pernah dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah, sebagai masyarakat kota atau masyarakat berperadaban dengan ciri antara lain : egaliteran(kesederajatan), menghargai prestasi, keterbukaan, toleransi dan musyawarah.
4. Menurut Ernest Gellner, Masyarakat Madani merujuk pada
mayarakat yang terdiri atas berbagai institusi non pemerintah yang otonom dan cukup kuat untuk dapat mengimbangi Negara. 5. Menurut Cohen dan Arato, Masyarakat Madani adalah suatu wilayah interaksi sosial diantara wilayah ekonomi, politik dan Negara yang didalamnya mencakup semua kelompok- kelompok sosial yang bekerjasama membangun ikatan-ikatan sosial diluar lembaga resmi, menggalang solidaritas kemanusiaan, dan mengejar kebaikan bersama (public good). 6. Menurut Muhammad AS Hikam, Masyarakat Madani adalah wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-generating), keswadayaan (self- supporing),dan kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma-norma dan nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya. 7. Menurut M. Ryaas Rasyid, Masyarakat Madani adalah suatu gagasan masyarakat yang mandiri yang dikonsepsikan sebagai jaringan-jaringan yang produktif dari kelompok-kelompok sosial yang mandiri, perkumpulan-perkumpulan, serta lembaga-lembaga yang saling berhadapan dengan negara. Ciri-ciri Masyarakat Madani
Menjunjung tinggi nilai
Memiliki perabadan yang tinggi Mengedepankan kesederajatan dan transparansi. Ruang publik yang bebas Supremasi hukum Keadilan sosial Partisipasi sosial Masyarakat Madani di Indonesia Cikal bakal masyarakat madani di Indonesia telah muncul bahkan sebelum kemerdekaan. Hal tersebut ditandai dengan tumbuh suburnya organisasi politik dan keagamaan seperti NU, Sareket Islam, Muhammadiyah, dan lain sebagainya, yang menyuarakan nasionalisme dan penegakkan hak asasi manusia pada masyarakat. Selain adanya partisipasi di bidang sosial dan politik, masyarakat madani di Indonesia juga tercermin dalam keberagaman masyarakat Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, ras, dan agama. Keberagaman tersebut memunculkan kemajemukan bangsa Indonesia serta toleransi yang diharapkan mampu mencegah timbulmya konflik-konflik berbau SARA. Terciptanya masyarakat yang menjunjung tinggi adab dan nilai-nilai kemanusiaan merupakan cita-cita semua bangsa. Supaya cita-cita tersebut dapat tercapai, tentunya harus ada kerja keras dari setiap komponen masyarakat. Hal itulah yang masih menjadi tantangan bagi bangsa kita untuk mewujudkan masyarakat madani. Tantangan dalam mewujudkan masyarakat madani yang ideal
Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
aturan hukum. Perilaku korupsi masih tumbuh subur di Indonesia. Kualitas sumber daya masih yang masih tergolong rendah. Masih banyaknya masyarakat yang apatis terhadap isu-isu yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara. Masyarakat Madani dalam Islam Konsep masyarakat madani menurut pandangan Islam tercermin dalam Surat Saba’ ayat 15 : “Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda-tanda kekuasaan Tuhan di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): ‘Makanlah olehmu dari rizki yang dianugerahkan Tuhan dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah Yang Maha Pengampun.” Firman tersebut menjelaskan bahwa contoh masyarakat madani terdahulu dapat ditemukan pada masyarakat Saba, yakni orang- orang yang hidup pada masa Nabi Sulaiman. Selain dari kisah kaum Saba’ perwujudan masyarakat madani juga dapat kita peroleh dari kehidupan rakyat Madinah ketika ditandatanganinya Perjanjian Madinah antara Rasulullah SAW dan para Muslim Madinah dengan penduduk Yahudi. Perjanjian tersebut berisi kesepakatan yang mengakomodasi keperluan masyarakat Muslim dan Yahudi sehingga untuk menghindari perpecahan yang akan terjadi. Adanya aturan hukum yang menata kehidupan masyarakat majemuk di kota Madinah pada waktu itu merupakan cerminan karakteristik masyarakat madani. Masyarakat Madinah pada masa kepemimpinan Rasulullah dianggap sebagai cikal bakal masyarakat madani yang demokratis.